[wanita-muslimah] Tulis Keluhan di Internet, Prita Ditahan
Refleksi : Dirgahayu NKRI! ttp://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/06/03/tulis-keluhan-di-internet-prita-ditahan Tulis Keluhan di Internet, Prita Ditahan Juni 3, 2009 TANGERANG (Pos Kota)- Mantan pasien RS Omni Internasional Serpong Tangerang,Prita Mulyasari ditahan Kejari Tangerang karena didakwa melanggar Undang-Undang IT dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. Menurut Kajari Tangerang Suyono,SH yang dihubungi Pos Kota Rabu, berkas perkara dengan terdakwa Prita Mulyasari sudah dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangan. "Terdakwa Prita kini kami tahan di Lapas Wanita sejak dua minggu lalu,"jelasnya. Kasus ini bermula saat terdakwa berobat di RS Omni Internasional beberapa waktu lalu. Karena merasa tidak puas atas pelayanan dan penjelasan pihak rumah sakit,akhirnya ia menulis keluhannya tersebut di internet sehingga informasinya menyebar melalui dunia maya tersebut. Atas perbuatan Prita tersebut membuat pihak rumah sakit melaporkan kasusnya ke polisi sebagai perbuatan pencemaran nama baik. Menurut Kajari, perkara ini ditangani Polda Metro Jaya lalu dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Banten dan akhirnya dilimpahkan ke Kejari Tangerang karena kejadiannya di wilayahTangerang. (maryoto/B) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Wa'd-Wa'id dalam Mengubah Tingkah Laku
Wa'd-Wa'id dalam Mengubah Tingkah Laku By: agussyafii Al-Qur'an secara keseluruhan merupakan ajakan kepada manusia untuk mengesakan dan menyembah Alloh SWT, seperti yang dijelaskan surat Q., s. al-Dzariyat / 51:56. Seruan-seruan al-Qur'an dimaksud untuk mengubah tingkah laku manusia, dari yang tercela menjadi terpuji, dari jalan sesat ke jalan kebenaran, dari kegelapan ke cahaya yag terang. Sebagai satuan, al-Qur’an disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk, (Q., s. al-Baqarah / 2:2), sebagai obat (Q., s. al-Isra / 17:82), sebagai nasehat (Q., s. al-Nahl / 16:69) sebagai bentuk kasih sayang Alloh SWT (Q., s. al-Isra / 17:82), sebagai peraturan (Q., s. al-Jatsiyah / 45:18), sebagai bacaan (Q., s. al-Baqarah / 2:2 sebagai pengetahuan tinggi (Q., s. Alu 'Imran / 3:48) sebagai peringatan (Q., s. al-Hijr / 15:9) dan sebagai penjelasan atau pembuktian, (Q., s. al-An’am / 6:157). Gabungan dari peran-peran itu merupakan sistem untuk mengajak manusia pada jalan yang benar yag diridhoi Alloh SWT. Sebagai kitab suci yang datang dari Alloh SWT yang Maha Sempurna, sebenarnya al-Qur'an adalah suatu kesempurnaan, akan tetapi untuk meyakinkan manusia bahwa al-Qur'an itu benar dan perlu dijadikan pedoman hidup, tidaklah mudah, karena manusia memiliki komplesitas yang sangat tinggi. Menurut al-Qur’an, di samping memiliki 'aql, qalb dan bashirah yang berpotensi membimbing ke jalan yang benar, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan yang negatif, seperti sewenang-wenang lagi bodoh, lemah, susah payah, suka mengeluh,tetapi ia sombong, kikir, suka membantah,amat zalim dan sangat mengingkari,suka ingkar berterima kasih, banyak mendebat, suka tergesa-gesa dan melampaui batas. Mengerjakan sesuatu pada kondisi yang kompleks membutuhkan sistem yang membentuk sinergi agar usaha itu mencapai hasil yang maksimal. Manusia yang sistem nafs-nya sangat komplek meskipun potensi positifnya lebih dominan, tetapi pengaruh negatif yang mempenganruhimya lebih besar kekuatannya, membutuhkan pendekatan yang pas untuk dapat berpikir lurus dan jernih. Manusia bisa salah persepsi jika terganggu. Dalam perspektif komunitas, kebatilan yang disampaikan secara sistematik lebih mempunyai daya panggil kepada menusia dibanding kebenaran yang disampaikan tanpa sistem, seperti yang dimaksud oleh maqalah. Al-Qur'an sebagai paket seruan yang bekerja membimbing tingkah laku manusia memperhatikan kompleksitas kejiwaan mereka oleh karena itu di dalamnya terkandung muatan yang proporsional antara janji dan ancaman, antara rewads dan punishment. Dalam keadaan tertentu manusia seringkali perlu diancam dengan kekerasan untuk mau melakukan sesuatu, tetapi dalam keadaan lain atau bagi orang lain ancaman boleh jadi justru tidak efektif. Sebaliknya bujukan dan janji mungkin lebih efektif untuk menggerakan orang melakukan atau meninggalkan suatu tingkah laku. Janji memberikan keuntungan berlipat dalam kegiatan arisan berantai yang telah berkali-kali berhasil menggerakakan masyarakat ikut dalam program tersebut merupakan contoh efektifnya janji, meskipun telah berkali-kali masyarakat mendengar bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan penipuan. Sementara itu ancaman penjara ternyata belum tentu efektif dengan bukti banyak penjahat yang berulang-ulang kali keluar masuk penjara. Pekerjaan mengubah tingkah laku manusia adalah pekerjaan mengubah cara berpikir, mengubah mental dan mengubah karakter manusia memang bisa diubah, tetapi proses perubahan itu tidaklah sederhana karena menyangkut aspek Nafs manusia. Menurut psikologi ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia, yaitu hukuman dan ganjaran. Manusia yang betingkah laku manusia, yaitu hukuman setiap kali melakukan kejahatan dengan asumsi bahwa ia akan merasa jera dan kemudian takut melakukan kejahatan karena takut mendapat hukuman. Orang lain yang melihat ada orang dihukumpun diharap untuk tidak mendekati perbuatan jahat karena takut dihukum. Teori kedua mengatakan bahwa untuk merangsang orang melakukan kebaikan justru dengan memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi, kepada orang yang terbaik. Penghargaan itu bertujuan untuk membuat orang lain berlomba-lomba mencapai tingkat terbaik. Dengan demikian maka pendidik, dai atau pemerintah sibuk memikirkan apa yang akan diberikan kepada orang yang terbaik bukan sibuk memikirkan bagaimana menghukum orang yang bersalah. Wassalam, agussyafii --- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, tanggal 14 Juni 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. 'Lima Cara Amalia Love Green (5 CALL Green) Pelihara Bumi' 1. Jadilah Penyelamat Bumi dengan memulai dari hal yang kecil dan mudah, 2. Tanam bunga dalam pot, 3. Gunakan Air dengan bijak, 4. manfaatkan kembali benda-benda yang bisa digunakan, 5. Matikan lampu yang tidak digunakan. Mari kirimkan dukungan anda
[wanita-muslimah] Indahnya Belajar
Indahnya Belajar By: agussyafii Bagi anak-anak Amalia belajar itu indah. Indahnya belajar di Rumah Amalia adalah bermain dan bekerja. Bekerjanya anak-anak berarti bermain peran dengan sungguh-sungguh. Bermain dengan bekerja seperti dalam kehidupan sehari-hari. Di Rumah Amalia sebagai tempat pembelajaran yang menerapkan konsep 'Active Learning' dimana anak berperan serta secara aktif dalam proses pembelajarannya. Peran serta secara aktif adalah sebagai bentuk penghargaan kita agar anak-anak juga menjadi mandiri dan bertanggungjawab. Jika anak-anak diberi kesempatan untuk mandiri, bertanggungjawab akan menumbuhkan kepercayaan diri. Dalam penelitian Psikologi bahwa karakter positif dimiliki oleh orang-orang yang tangguh (Benard, 2004). Itulah sebabnya anak-anak yang mandiri, percaya diri, dan bertanggungjawab akan lebih siap menghadapi tantangan hidup di kemudian hari. Di Rumah Amalia menumbuhkan kepercayaan diri, bertanggungjawab dan kemandirian sangatlah diperhatikan. Anak-anak yang belajar di Rumah Amalia berarti memasuki area kehidupan praktis. Di Rumah Amalia berbagai peralatan disediakan, seperti gelas, piring, sapu, sikat, pot bunga, lap pel. Semua peralatan disediakan untuk keperluan anak-anak Amalia, bukan untuk mainan. Anak-anak Amalia juga diberikan kesempatan untuk mencuci gelasnya sendiri sehabis mereka minum, menyapu lantai. Belajar memasak bersama, bikin kueh bolu. Menyirami bunga yang mereka tanam sendiri. Anak-anak Amalia melakukan kegiatan yang manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengerjakan sesuatu yang riil dan bermanfaat bersama-sama teman-temannya yang dicintainya, anak-anak Amalia merasa dihargai dan diperhatikan. Tanpa disadari, dirinya sedang melatih kemampuan motorik dan konsentrasinya yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan akademisnya. Berbagai aspek kognitif seperti bahasa, berpikir logis, pengetahuan umum, memori, dan yang lainnya ikut berkembang. Secara emosional anak-anak juga menjadi lebih matang. Anak-anak merasa mampu dan puas dengan dirinya dan hal itu menumbuhkan rasa kedamaian di dalam diri mereka. Kedamaian diri mereka akan tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Itulah indahnya belajar bagi anak-anak Amalia. Wassalam, agussyafii --- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, tanggal 14 Juni 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. 'Lima Cara Amalia Love Green (5 CALL Green) Pelihara Bumi' 1. Jadilah Penyelamat Bumi dengan memulai dari hal yang kecil dan mudah, 2. Tanam bunga dalam pot, 3. Gunakan Air dengan bijak, 4. manfaatkan kembali benda-benda yang bisa digunakan, 5. Matikan lampu yang tidak digunakan. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Green Love (AGL)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 8777 12431 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Neolib
Maksud saya memang amandemen UUD 1945, pak. Kebingungan bapak itu berakar dari proses amandemennya yang memang sudah salah. Dimana letak kekuasaan DPR dalam pembentukan hukum sebenarnya? Kalau liat UUD 1945 dan doktrin hukum pada umumnya soal tata urutan peraturan perUUan, konstitusi tentu diletakkan jauh lebih tinggi derajatnya dengan UU. Untuk perubahan konstitusi pun, prosedurnya beda. Tidak bisa kita secara otomatis melimpahkan wewenang itu ke DPR yg so called, wakil rakyat. Perlu referendum, persetujuan rakyat. Idealnya, memang membentuk komisi konstitusi, untuk menghindari pengaruh2 kepentingan politis dlm prosesnya. Kalau dilihat pengalaman negara2 lain pun, demikian. Dimana-mana begitu, tapi Indonesia kan lain. Selalu mau tampil beda :) Tapi ide ini digagalkan dan DPR (tepatnya MPR kala itu) mengambil alih proses ini. Sudah jadi pengetahuan umum, bahwa anggota DPR itu bukan wakil2 rakyat, tapi wakil2 partai politik dan entah kepentingan apalagi yg mereka bawa. Ya tidak heran, proses amandemen pun menjadi sangat politis. Sistem kenegaraan kita pun menjadi "aneh" di beberapa tempat. Contoh paling jelas, posisi DPD. Saya sendiri dan banyak yg lainnya juga tidak puas dng proses amandemen. Dari kalangan masyarakat sipil pun tidak puas, bahkan sejak usul pembentukan komisi konstitusi tidak diterima. Bisa bapak liat di dokumen2 koalisi komisi konstitusi. Tapi bahwa ketidakpuasan ini lantas dijadikan alasan utk kembali ke masa sebelum reformasi, itu persoalan lain, pak. Siapapun pasti punya kritik thd proses pembaruan/reformasi, yang mungkin bisa dibilang sejak amandemen itu dimulai. Dan di tataran bawah, rakyat lebih pusing lagi... karena ekonomi makin memburuk, dan politisi busuk makin banyak di semua tingkatan. Mereka tidak paham utk apa institusi2 baru yg terbentuk ini? Jangankan rakyat, wong wartawan aja ada yg masih ndak ngerti, MK itu fungsinya apa. Bisa jadi kesalahan penggiat NGO juga, terlalu banyak bergaul dng para elit, lupa mensosialisasikan ini ke masyarakat sampai ke level yang paling bawah. Tapi kemudian pertanyaannya, apakah solusinya lantas kembali ke UUD 1945, dalam pengertian kembali ke struktur yg dulu, dimana kekuasaan terbesar ada di eksekutif yg otoriter dan "stabilitas politik" serta "stabilitas ekonomi" jadi cara kita bernegara dan berdemokrasi? Saya rasa tidak. Bayangan akan the good old times, dimana padi masih hijau, rakyat rukun, tentram, dan sejahtera serta tidak ada rusuh-rusuh politik karena pemimpinnya punya kemampuan utk mengendalikan situasi politik tapi di saat yang sama juga ramah dan mengakomodasi rakyat kecil (hayo, ini iklan capres yg mana? hehe) Jadi, gagasan utk kembali ke UUD 1945 adalah kembali ke masa itu, pak. Kalau soal mana yg orisinilnya sih kan bisa dilihat buku P4 jaman dulu, yg masih ada di lapak-lapak pasar senen :) Atau, P3DI DPR pasti punya bahannya. Saya punya banyak kritik thd DPR yg sekarang, bapak bisa liat di catatan2 yg kami keluarkan tiap tahun (dan oktober nanti insya Allah catatan utk DPR periode 5 thn ini), tapi utk mengembalikan DPR menjadi institusi yg sekedar meng-iya-kan apa kata eksekutif, wah.. ntar dulu. Mungkin terlalu phobia, tapi bukan tidak mungkin, ketakutan saya ini bisa terjadi... bila mengingat konstelasi politik di DPR sekarang dan kemungkinan relasi legislatif-eksekutif nanti. Daftar anggota DPR kan sudah beredar, dan sudah banyak yg mulai memetakan konstelasi politik di DPR 5 thn ke depan spt apa. Tinggal satu puzzle yg kurang utk melengkapi pemetaan itu, capres-cawapres. Jadi memang perdebatan capres-cawapres bukan soal jilbab, baju, golput ataupun apalah itu, tapi apa yg akan menjadi Indonesia lima tahun mendatang. Sekedar pikiran sederhana saya saja. Just my 2 cents. Wassalam, Herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" wrote: > > Mbak Herni, > > Meski tak ada hubungannya dengan PDIP dan Gerindra, saya termasuk yang > memperjuangkan UUD 1945. Babak belurnya NKRI sejak krisis reformasi adalah > karena MPR reformasi telah menghancurkan UUD 1945. > > Apa tidak perlu amandemen? Sangat diperlukan! Tetapi, amandemen itu bukan > mengubah UUD 1945, melainkan menambahkan pasal-pasal yang kurang dan pasal > tambahan itu dilampirkan. Dengan cara itu, bangsa Indonesia akan bisa > mengontrol isi undang-undang yang dibuatnya pada tingkat orisinalitasnya, dan > bisa mengontrol pasal-pasal yang ditambahkan. Dengan cara itu, bangsa > Indonesia bisa mengamandemen amandemen yang keliru. Sekarang ini orang kebingungan apa isinya UUD 1945 yang asli itu. Dan, dalam amandemen sebanyak 4 kali itu, penjelasan UUD 1945 lha koq dihilangkan? Ingat, penjelasan UUD 1945 itu termasuk dalam UUD 1945 agar mereka yang mengamandemen tidak salah tafsir dan punya pijakan historis. Wassalam, chodjim > > > > - Original Message - > From: Herni Sri Nurbayanti > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, June 01, 2009 7:30 PM > Subject
[wanita-muslimah] Mantan Direktur Keuangan RNI Diancam Empat Tahun Penjara
Refleksi : Keluar penjara, duit haram telah berlipat ganda karena bunga deposit dan hasil investisi sana sini, jadi tidak perlu kuatir, tinggal goyang kaki dan nikmati buah kehidupan haram se-enak-enaknya dan sepuas-puasnya. http://www.mediaindonesia.com/read/2009/06/06/77531/16/1/Mantan-Direktur-Keuangan-RNI-Diancam-Empat-Tahun-Penjara Selasa, 2 Juni 2009 Mantan Direktur Keuangan RNI Diancam Empat Tahun Penjara Senin, 01 Juni 2009 18:06 WIB Penulis : Aryo Bhawono ANTARA JAKARTA--MI: Mantan Direktur Keuangan RNI diancam penjara empat tahun. Jaksa menilai unsur penggelapan dalam jabatan atas kasus impor raw sugar terpenuhi. Mantan Direktur Keuangan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ranendra Dangin diancam hukuman empat tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsider pidana kurungan tiga bulan serta pengembalian uang negara sebesar Rp179 juta. Dalam tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum yang dipimpin oleh Zet Todung Alung menyatakan, terdakwa telah melanggar pasal 8 jo 18 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diperbaharui dengan UU No 20 Tahun 200. "Kami meminta majelis hakim memutuskan bahwa terdakwa secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi," ujarnya. Dalam tuntutannya, tim jaksa menyatakan, terdakwa telah melakukan penggelapan dalam jabatannya selaku direktur keuangan. Jumlah uang yang digelapkan mencapai Rp4,6 miliar yang dilakukan dalam beberapa tahap. "Beberapa uang ini mengalir ke beberapa pihak," tambahnya. Penyidik KPK telah mengamankan uang sebesar Rp3,4 miliar. Ditambah pengembalian dari beberapa saksi, sisa uang yang belum dikembalikan sebesar Rp197 juta. "Uang ini harus dikembalikan terdakwa," jelasnya. (AO/OL-04) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mantan Gubernur Nikmati Rp1,7 Miliar Proyek Damkar
Refleksi : Rejeki nomplok bagi yang mempunyai posisi dalam herarki kekuasaan NKRI! http://www.mediaindonesia.com/read/2009/06/06/77719/16/1/Mantan-Gubernur-Nikmati-Rp17-Miliar-Proyek-Damkar Mantan Gubernur Nikmati Rp1,7 Miliar Proyek Damkar Selasa, 02 Juni 2009 16:10 WIB JAKARTA--MI: Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Danny Setiawan mengaku menerima Rp1,7 miliar secara bertahap dalam proyek pengadaan alat berat dan mobil pemadam kebakaran (damkar) di Provinsi Jabar. Danny mengakui hal itu ketika dimintai keterangan sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (2/6). "Saya menerima uang dari saudara Hengky Samuel Daud," kata Danny. Hengky Samuel Daud adalah salah satu rekanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam proyek pengadaan alat berat dan mobil pemadam kebakaran. Hengky saat ini berstatus buronan KPK. Danny mengaku menerima uang secara bertahap, pada 2003 sebesar Rp150 juta dan 2004 sebesar Rp250 juta. Saat itu, Danny masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. Keterangan Danny itu berbeda dengan data yang dimiliki oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berdasar catatan Hengky Samuel Daud yang disita penyidik, Danny menerima uang berjumlah Rp500 juta. Danny mengaku didesak untuk mengakui kebenaran catatan tersebut dalam pemeriksaan. "Tapi saya tidak pernah melihat catatan tersebut," kata Danny. Di dalam persidangan, Danny juga mengaku menerima uang dari Yusuf Setiawan, rekanan lain dalam proyek yang sama. "Saya menerima sekitar Rp1,3 miliar," kata Danny. Uang itu diterima secara bertahap dalam kurun waktu 2003 sampai 2004. Keterangan itu juga berbeda dengan data di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menyatakan Danny menerima sekitar Rp1,5 miliar dari Yusuf Setiawan. Danny sudah mengembalikan uang yang dia terima kepada KPK. Dia mengembalikan Rp2,525 miliar, sesuai data di BAP. Danny disidang bersama mantan Kabiro Perlengkapan Provinsi Jawa Barat, Wahyu Kurnia. Wahyu mengaku menerima uang sekira Rp1,6 miliar dalam proyek pengadaan alat berat dan mobil pemadam kebakaran. KPK menduga ada tindak pidana korupsi dalam proyek yang dilaksanakan menggunakan keuangan daerah tahun 2003-2004 itu. Negara diduga mengalami kerugian sekira Rp48,8 miliar akibat kasus tersebut.(Ant/OL-02) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Neolib
menumbuhkan public awarenes bisa dilakukan dari hal yang mendasar dulu, bagaimana masyarakat mampu melihat secara kritis tanpa terpukau oleh pencitraan elit politik. triggernya sudah ada, berbagai kasus anggota dpr dan kebijakan dpr yg nyeleneh membuat masyarakat menjadi melek politik, dan mulai kritis, implikasinya yang seperti mbak herni bilang obrolan politik sekarang mulai seru. tinggal gimana semangat ini bisa dipupuk terus, sehingga kelak akan menghasilkan civil society yg kuat dan mapan, saya kira ini adalah expertise dari mbak Herni & rekan2 NGO, orang awam seperti saya paling hanya bisa membantu lewat obrolan2 di milis dan lingkungan terdekat saja :) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" wrote: > > Iya, itu yg mau kita dorong. Public awarenessnya. Pemilu legislatif dan > presiden ini ya sudahlah. Kalaupun saya milih SBY, itu karena gak pingin > wiranto atau prabowo menang :) Tapi masih mikir2 juga, apa mending golput aja > :-) > > Komitmen saya sih justru mendukung public awarenessnya tadi, minimal di > wilayah DPR dulu deh, yang memang jadi wilayah pantauan tempat saya bekerja. > Kalaupun yg mengerjakan orang lain, gpp.. asal idenya dijalankan. Ada > beberapa orang yg tertarik dng ide itu. Dana selalu jadi masalah, tapi > selemah2nya iman, persoalan dana bisa diatasi. Ada beberapa program kita yg > self-finance juga. Tetap jalan, ada atau tidak ada dana. Bagian dari kerja > "pro-bono". > > Yg saya lagi pikirkan adalah, kayanya kalau mengajak masyarakat umum, pasti > asik! dan pasti lebih bagus dan seru. Lihat aja, obrolan politik di milis2, > fesbuk, selalu seru! :-) Mungkin ada gap pengetahuan soal prosedur2 di DPR > dan hal-hal lainnya soal gimana sistem kenegaraan kita bekerja, tapi itu bisa > diatur. Sinerginya dulu yg perlu dibangun. Teman2 di NGO punya data, akses > dan pengetahuan.. dan persoalannya gimana hal ini bisa didistribusikan dan > dipakai oleh publik? Cuma belum hoki aja nemu orang yg bisa diajak kerjasama > utk soal ini. > > Hal yg sama bisa dipakai utk presiden terpilih nanti. Catatan publik > kebijakannya spt apa aja sih. > > Buat saya, mau ideologinya kaya apa, ya silakan aja. Transparan aja, gak usah > jaim. Mau zealot sekalipun! :) Yg bahaya kan yg hidden agenda, bukan? Buat > saya bukan soal posisi, tapi alasan2 dibaliknya. Walaupun orang yg > "beroposisi" suka salah mengerti hehehe. Dan ini semangat yg juga dibangun di > WM. Maksudnya, mental WMnya kebawa ke dunia nyata hehehe... > > Ariel mau bantu? :-) > > > salam, > Herni > >
Re: [wanita-muslimah] Pendidikan Kegenderan di Sekolah
Bung DW Pada dasarnya, kasus kekerasan ini merupakan salah satu dari bentuk peminggiran hak-hak perempuan. Pertanyaannya, bagaimana agar hak-hak perempuan tidak terpinggirkan lagi dan keberadaannya bisa sejajar dengan laki-laki, setidaknya dalam pengembangan kemampuan diri? Sejak Remaja --- ko_jano : Gampang solusinya, ajarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi kepada semua murid - murid di seluruh sekolah di Indonesia. Adakan penelitian dan riset oleh pihak yang independen, kenapa seorang lelaki itu suka menyakiti perempuan, jangan - jangan waktu kecilnya dia suka digebukin oleh maminya. Mami janoko belum pernah sekalipun mukul, nyubit kepada janoko sehingga janoko juga engga pernah mukulin istri tersayangnya, jadi janoko berasumsi bahwa perilaku suka dengan kekerasan itu akibat dari pendidikan masa kecilnya.yoi. Jadi Hadziq itu perlu juga melakukan penelitian seperti yang dianjurkan oleh janoko diatas, agar supaya tulisannya tambah asyikk.. Kayaknya engga banyak tuch penulis yang berani menulis kekerasan ibu terhadap anak-anaknya, padahal disinilah awal mula timbulnya malapetaka dikemudian hari tersebut. Demikian. -o0o- --- On Tue, 2/6/09, Dwi Soegardi wrote: From: Dwi Soegardi Subject: [wanita-muslimah] Pendidikan Kegenderan di Sekolah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, keluarga-sejaht...@yahoogroups.com, majelism...@yahoogroups.com Date: Tuesday, 2 June, 2009, 9:28 PM http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=65175 PEREMPUAN 27 Mei 2009 GENDERANG GENDER Pendidikan Kegenderan di Sekolah * Oleh Hadziq Jauhary MARAKNYA kasus kekerasan yang dialami perempuan, baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya, patut menjadi perhatian serius. Sikap merendahkan perempuan menjadi dasar kemunculan tindakan kekerasan itu. Contohnya, perkosaan, pelecehan seksual dan pencabulan, kekerasan dalam pacaran, serta eksploitasi perempuan. Padahal, sejatinya, perempuan juga butuh keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, seperti halnya keleluasaan yang didapat laki-laki. Selain itu, perempuan seharusnya juga dihormati dan dihargai seperti layaknya laki-laki. Ini sejalan dengan kodrat manusia yang sejajar di hadapan Tuhan, tanpa memandang jenis kelamin. Pada dasarnya, kasus kekerasan ini merupakan salah satu dari bentuk peminggiran hak-hak perempuan. Pertanyaannya, bagaimana agar hak-hak perempuan tidak terpinggirkan lagi dan keberadaannya bisa sejajar dengan laki-laki, setidaknya dalam pengembangan kemampuan diri? Sejak Remaja Berbagai penyuluhan mengenai kesetaraan gender sudah sering diadakan, juga diinformasikan melalui media massa. Lalu, mengapa kejadian yang mengekspresikan peminggiran hak perempuan dan keterkungkungan perempuan dalam sarang laki-laki sehingga timbul bias gender masih terus berlanjut hingga kini? Harus diakui, masyarakat hingga kini masih terjebak pada filosofi bahwa perempuan adalah sosok yang lemah, sehingga tidak pantas melakukan hal-hal yang berat seperti bekerja di luar rumah. Posisi perempuan adalah di rumah dan di dapur! Padahal, filosofi itu tidak tepat. Sudah banyak bukti kemampuan perempuan dalam bekerja tidak kalah dari laki-laki, bahkan terkadang melebihi. Jika ditelisik, ada satu hal yang dilupakan masyarakat sehingga perjuangan kesetaraan gender belum mencapai hasil optimal. Yaitu, tidak adanya pendidikan kegenderan kepada setiap orang sejak masa menginjak usia remaja. Pendidikan kegenderan sangat penting diajarkan sejak dini. Apabila pendidikan ini diajarkan sejak dini, terutama sejak masa remaja, kelak setiap orang memiliki pandangan kegenderan yang baik. Kondisi itu akan terus dipelihara oleh setiap orang selama hidupnya. Pendidikan kegenderan sejak dini berarti memberikan pendidikan dan pemahaman perihal kegenderan kepada anak didik di sekolah. Caranya, bisa disisipkan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan bimbingan konseling, atau lebih baik kalau dibuat kurikulum tersendiri. Jika pemerintah pusat belum menyetujui keberadaan mata pelajaran kegenderan di sekolah, masing-masing daerah bisa menetapkan mata pelajaran kegenderan dalam muatan lokal. Paling tidak, pendidikan kegenderan mulai diajarkan sejak bangku SMP, yang mana kondisi anak didik beranjak remaja dan mulai bisa berpikir perihal lawan jenisnya. Apabila ia seorang laki-laki, maka pikirannya sudah terbayang perihal semiotika tubuh perempuan yang dia lihat. Bekal pendidikan kegenderan sejak usia remaja membuat mereka menjadi tahu lebih detail tentang makna keberadaan lawan jenis. Alhasil, akan terbentuk rasa menghormati dan saling menghargai kepada lawan jenis. Bagi pria, akan menghormati serta menghargai keberadaan dan hak-hak perempuan. Begitu pula sebaliknya. Itu akan menjadi kebiasaan dalam diri anak didik, sehingga kelak ketika dewasa dan hidup di masyarakat yang heterogen, pikirannya telah terbentuk, bahwa menghormati dan menghargai lawan jenis adalah salah satu hal penting yang mesti d
[wanita-muslimah] Suasana Sidang DPR
Refleksi : Wakil-wakil Anda sedang bersidang. Untuk gambar lebih besar dan jelas, click pada situs: http://www.mediaindonesia.com/foto/255 Foto Gallery Suasana Sidang DPR 2009-06-02 14:44:00 Dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengikuti Rapat Paripurna yang mendengarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku wakil pemerintah memberikan laporan pertanggungjawaban kepada DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (2/6). Paripurna membahas pertanggungjawaban RAPBN 2007 yang akhirnya disetujui DPR. MI/USMAN ISKANDAR [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Kallanomics, Boedionomics, Prabowonomics
Assalamu'alaikum wr. wb. Ada satu saja yang menggelitik saya ...Pendapat Herdi Shahrasad jelas salah besar. Pendapat seorang Islam liberal ... Usaha birokrat ( Ulil Amri ) yang sempurna adalah menghimbau dan mengajak rakyat untuk bertaqwa pada Tuhan kita. Sebagaimana seorang khatib dalam shalat Jum'at Jalankan perintah Allah swt. dan jauhi larangan-Nya ... Pemberantasan Korupsi bukan teror mental. Tetapi pelajaran yang baik. Lha contoh tulisan Herdi itu sangat tidak berakal solusinya ...kalau pegawai PLN lebih senang pemadaman listrik dari pada beli mesin baru. Itu namanya mereka zhalim dan jahat pada rakyat yang sudah memikulkan amanah pada pundak2 mereka kan ? - Karena jelas kalau beli mesin gak bisa korupsi jadi malas kerjakannya karena diamat2i KPK terus misalnya ... Jelaskan saja pada birokrat PLN itu berkali2 - bahwa korupsi itu makan uang haram .. masuk ke darah anak2nya ... Contohnya anak2nya pada nakal, jadi penggemar narkotik begitu .. sehingga akhirnya beban orang PLN buat keluarganya malah jadi gak keruan ...Dan itu tanda ahlak yang buruk. Belum lagi bisa2 masuk Neraka karena korupsi sama dengan mencuri bahkan lebih dari itu : melanggar amanah sebagai penguasa negeri ... Birokrasi harus mengusut dimana biang keladinya PLN yang konyol itu - pada pimpinan yang berani dan berjiwa korup, atau para bawahannya sendiri, dimana pimpinannya mengkeret ( takut melawan arus ) ? Jalankan terus pemberantasan korupsi dan jauhi nafkah yang haram sehingga menjadi pembelajaran yang baik ... Pemikiran Kalla sungguh pikiran pendek. Membiarkan ahlak birokrasi terbiasa budaya korup ..makan uang haram .. salaah itu ..salaah besaaar .. Kalau yang dilihat cuma tujuan materi ( pembangunan ) saja, bukan bagaimana jalan yang ditempuh ( ahlak orang2nya ) .. wah wah wah ... Ingat ada pejabat tinggi Orde Baru " sengaja " diangkat CIA ( FREEMASONRY ) khusus untuk didesign merusak ahlak bangsa ini ... Dan memang benarlah jadinya - budaya korupsi sudah menjalar dan mengakar sampai sekarangpun. Karena birokrat merasa terbiasa sebagai penguasa ( mempunyai kekuasan untuk mengatur uang / projek ) - bukan pengemban amanah .. Apakah cara mengumandangkan yang dipakai pejabat tersebut dalam mass media ...? Yaitu : cukup dengan kata2 motto : " SEMUA BISA DIATUR " ... wah wah racunlah itu akhirnya .. Jadilah sekarang SBY begitu repot mengurusi korupsi dimana2. Bahkan sepertinya para pejabat2 itu tidak takut dengan kegigihan pemerintah anti korupsi .. Mungkin mereka berpendapat : paling2 dipenjara 6-12 bulan ..sudah itu wang milyaran masih ditangan ( disembunyikan ) .. Waduh waduh . budaya malu juga hilang sama sekali pada orang2 intelek itu ya ? Ingatlah Rasululllah saw. bersabda bahwa : " Aku diturunkan kedunia bukan untuk memakmurkan dunia, tetapi memperbaiki ahlak umat dunia " Bangunkan ahlaq dahulu Indonesia ini - bangunkan taqwa untuk menangkal Fremasonry - karena merkalah satu2nya biangkeladinya kebangkrutan Indonesia ini ... Pasti dunia ( materi - rezeki ) akan mengikuti dengan sendirinya denganridha Allah swt ...lancar. Ibaratnya mobil yang dikasih oli ( taqwa ) maka lancarlah jalannya ... Tapi mobil tanpa oli ...mula2 jalan lancar ..gak lama hancur luluh mesinnya .. Itulah dia : ilmu oli ...ilmu taqwa ... Begitu ...semoga jelas yaa ... Itulah yang banyak tidak dipikirkan dan dikumandangkan para Capres2 yang tiga itu sekarang ini ... Wallahu a'laam bish shawwab .. --- On Fri, 29/5/09, noni marlini wrote: From: noni marlini Subject: [wanita-muslimah] Kallanomics, Boedionomics, Prabowonomics To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, id...@yahoogroups.com Date: Friday, 29 May, 2009, 10:19 PM Analisa Ekonomi Kallanomics, Boedionomics, Prabowonomics PROF HENDRAWAN SUPRATIKNO PH. D* Rabu, 20 Mei 2009 - 08:15 wib ADU konsep dan program ekonomi tampaknya akan sangat mewarnai Pemilu Presiden (Pilpres) 2009. Alasannya sederhana. Konteks kontestasi pilpres saat ini adalah krisis ekonomi global yang imbasnya di Indonesia telah menjadi menu pembicaraan sehari- hari. Misalnya saja penurunan investasi,penurunan ekspor,demikian juga kekhawatiran terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK),serta meningkatnya angka kredit macet perbankan. Faktor lain adalah persepsi masyarakat luas bahwa titik lemah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pencapaian dalam bidang ekonomi. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) berkali-kali menyatakan angka kemiskinan dan pengangguran terus menurun dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai kalangan tetap meragukan kebenaran laporan tersebut dan menilainya tidak sesuai dengan kondisi riil masyarakat. Dipilihnya Boediono sebagai calon wakil presiden (cawapres) oleh SBY menunjukkan betapa penanganan masalah ekonomi mendapat perhatian khusus. Munculnya Jusuf Kalla sebagai calon presiden (capres) -meski merupakan konsekuensi logis dari posi
[wanita-muslimah] Pendidikan Kegenderan di Sekolah
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=65175 PEREMPUAN 27 Mei 2009 GENDERANG GENDER Pendidikan Kegenderan di Sekolah * Oleh Hadziq Jauhary MARAKNYA kasus kekerasan yang dialami perempuan, baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya, patut menjadi perhatian serius. Sikap merendahkan perempuan menjadi dasar kemunculan tindakan kekerasan itu. Contohnya, perkosaan, pelecehan seksual dan pencabulan, kekerasan dalam pacaran, serta eksploitasi perempuan. Padahal, sejatinya, perempuan juga butuh keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, seperti halnya keleluasaan yang didapat laki-laki. Selain itu, perempuan seharusnya juga dihormati dan dihargai seperti layaknya laki-laki. Ini sejalan dengan kodrat manusia yang sejajar di hadapan Tuhan, tanpa memandang jenis kelamin. Pada dasarnya, kasus kekerasan ini merupakan salah satu dari bentuk peminggiran hak-hak perempuan. Pertanyaannya, bagaimana agar hak-hak perempuan tidak terpinggirkan lagi dan keberadaannya bisa sejajar dengan laki-laki, setidaknya dalam pengembangan kemampuan diri? Sejak Remaja Berbagai penyuluhan mengenai kesetaraan gender sudah sering diadakan, juga diinformasikan melalui media massa. Lalu, mengapa kejadian yang mengekspresikan peminggiran hak perempuan dan keterkungkungan perempuan dalam sarang laki-laki sehingga timbul bias gender masih terus berlanjut hingga kini? Harus diakui, masyarakat hingga kini masih terjebak pada filosofi bahwa perempuan adalah sosok yang lemah, sehingga tidak pantas melakukan hal-hal yang berat seperti bekerja di luar rumah. Posisi perempuan adalah di rumah dan di dapur! Padahal, filosofi itu tidak tepat. Sudah banyak bukti kemampuan perempuan dalam bekerja tidak kalah dari laki-laki, bahkan terkadang melebihi. Jika ditelisik, ada satu hal yang dilupakan masyarakat sehingga perjuangan kesetaraan gender belum mencapai hasil optimal. Yaitu, tidak adanya pendidikan kegenderan kepada setiap orang sejak masa menginjak usia remaja. Pendidikan kegenderan sangat penting diajarkan sejak dini. Apabila pendidikan ini diajarkan sejak dini, terutama sejak masa remaja, kelak setiap orang memiliki pandangan kegenderan yang baik. Kondisi itu akan terus dipelihara oleh setiap orang selama hidupnya. Pendidikan kegenderan sejak dini berarti memberikan pendidikan dan pemahaman perihal kegenderan kepada anak didik di sekolah. Caranya, bisa disisipkan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan bimbingan konseling, atau lebih baik kalau dibuat kurikulum tersendiri. Jika pemerintah pusat belum menyetujui keberadaan mata pelajaran kegenderan di sekolah, masing-masing daerah bisa menetapkan mata pelajaran kegenderan dalam muatan lokal. Paling tidak, pendidikan kegenderan mulai diajarkan sejak bangku SMP, yang mana kondisi anak didik beranjak remaja dan mulai bisa berpikir perihal lawan jenisnya. Apabila ia seorang laki-laki, maka pikirannya sudah terbayang perihal semiotika tubuh perempuan yang dia lihat. Bekal pendidikan kegenderan sejak usia remaja membuat mereka menjadi tahu lebih detail tentang makna keberadaan lawan jenis. Alhasil, akan terbentuk rasa menghormati dan saling menghargai kepada lawan jenis. Bagi pria, akan menghormati serta menghargai keberadaan dan hak-hak perempuan. Begitu pula sebaliknya. Itu akan menjadi kebiasaan dalam diri anak didik, sehingga kelak ketika dewasa dan hidup di masyarakat yang heterogen, pikirannya telah terbentuk, bahwa menghormati dan menghargai lawan jenis adalah salah satu hal penting yang mesti dilakukannya. Tentu dalam pengajaran pendidikan gender dibutuhkan guru yang memiliki pemahaman kegenderan mumpuni dan telah mempraktikkan sendiri dalam kehidupannya. Untuk itu, pendidik harus diseleksi secara ketat, tidak asal comot guru dari mata pelajaran lain. Alangkah indah apabila pendidikan dan pemahaman perihal kegenderan diberikan kepada seseorang sejak di bangku sekolah. Tentu segala aksi yang meminggirkan hak perempuan untuk berkarya serta berbagai aksi penindasan dan kekerasan terhadap perempuan, tidak akan terjadi lagi. (32) —Hadziq Jauhary, penulis buku’’Membangun Motivasi’’ (2008), peminat kajian gender dari Swaranusa PKBI. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To ch
Re: [wanita-muslimah] Re: Neolib
Mbak Herni, Meski tak ada hubungannya dengan PDIP dan Gerindra, saya termasuk yang memperjuangkan UUD 1945. Babak belurnya NKRI sejak krisis reformasi adalah karena MPR reformasi telah menghancurkan UUD 1945. Apa tidak perlu amandemen? Sangat diperlukan! Tetapi, amandemen itu bukan mengubah UUD 1945, melainkan menambahkan pasal-pasal yang kurang dan pasal tambahan itu dilampirkan. Dengan cara itu, bangsa Indonesia akan bisa mengontrol isi undang-undang yang dibuatnya pada tingkat orisinalitasnya, dan bisa mengontrol pasal-pasal yang ditambahkan. Dengan cara itu, bangsa Indonesia bisa mengamandemen amandemen yang keliru. Sekarang ini orang kebingungan apa isinya UUD 1945 yang asli itu. Dan, dalam amandemen sebanyak 4 kali itu, penjelasan UUD 1945 lha koq dihilangkan? Ingat, penjelasan UUD 1945 itu termasuk dalam UUD 1945 agar mereka yang mengamandemen tidak salah tafsir dan punya pijakan historis. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Herni Sri Nurbayanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, June 01, 2009 7:30 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Neolib Kalo gak salah, yg disasar itu peralihan bisnis militer, mbak. Tapi emang informasi soal reformasi di dunia militer minim sekali. Belum lagi, belum tentu institusinya mau direformasi. Di antara institusi2 negara, mungkin yg paling terbuka buat perubahan adalah MA, terlepas dari segala kekurangan yg ada dalam prosesnya. Kejaksaan, misalnya... mengalami hambatan, mungkin baru tahun 2007an bisa efektif masuk, itupun terbatas. Ada pintu2 tertentu yg bisa dimasuki. Di menegpan? Reformasi birokrasi diartikan secara sempit: renumerasi :-(. Dan ini jadi kartu domino, akan merembet juga ke seluruh pemda. Bayangkan menggelembungnya anggaran, mending kalau memang efektif. Yg dianggap berhasil, paling MK dan KPK.. tapi kan ini institusi baru. Masa iya, kita mau bikin institusi baru terus? :) Di legislatif, ada DPD tapi itupun jadi anak bawang aja. Konstelasi politik di DPR sendiri berubah2. Dan dari segi struktur organisasi, DPR cukup gembung.. Pamdalnya aja bisa ratusan... itu baru pamdal. Kapasitas ditingkatkan, tapi apakah produktivitas juga naik? Liat aja jumlah RUU usul inisiatif DPR ada berapa dan kinerjanya 5 thn ini. Belum lagi, kalau PDIP dan Gerindra maju dan berkuasa, visi mereka kan kembali ke UUD 1945, yang berarti mengembalikan semua proses perubahan selama 10 thn ini (bila dihitung dari 1998) ke titik nol lagi :-( Saya gak tau dng Hanura, bisa jadi visinya sama (?). Jadi memang negara dalam keadaan genting... atau sayanya yg pesimis? :) salam, Herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: kita semua neolib...:-( SBY-budi dibilang neolib padahal kampanyenya sarat dengan block grant / bantuan langsung - yang kalo saya liat sendiri di lapangan success ratenya rendah. neolibnya itu mungkin karena gampang terima pinjaman asing untuk block grant itu (?). neolib apa ini namanya... emangnya kita dan media berani mempermasalahkan militer dan tokoh2nya yang bermasalah? > > sekarang kita berani menyidangkan perkara korupsi2, walaupun masih pilih2 bulu, paling tidak sudah ada political will. > > tapi kiprah militer di politik? masih barang haram untuk dibongkar, padahal mestinya itu masuk good governance juga, prioritas sesudah korupsi finansial. kita semua masih terpesona dengan militer, beraninya dengan sesama sipil. > > reformasi di militer blum kedengaran tuh. fokusnya supaya elitnya konsentrasi ke keamanan wilayah/border, terutama kelautan, operasional, maintenance & equipment - jangan networking ke politik dan personal business melulu. berbarengan, mesti ada program capacity building di politisi sipil supaya nggak nyeret2 elit militer ke politik. > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ariel" wrote: > > > > > > saya setuju dengan pendapat penulis, Budiono yg jadi sasaran tembak isu Neolib kurang piawai dalam memberikan argumen, semestinya ybs mencontoh jawaban Miranda, koleganya di BI, yg mengatakan kepada DPR "teorinya saja saya tidak paham, selama 42 tahun saya belajar ekonomi saya tidak tahu neoliberal, jadi maaf saya tidak bisa jawab", simpel walau agak berbau retorik. Untuk detilnya serahkan saja ke Sri Mulyani yang belakangan ini sibuk pasang badan dan berakrobat dengan data2 hutang luar negeri. > > > > menurut saya, untuk menembak Budiono bisa lewat isu BLBI, dan untuk Wiranto dan Prabowo dengan isu kerusuhan Mei 98. Tapi sepertinya ke tiga pasangan tsb enggan membawa-bawa isu dari jaman Orba, mungkin karena dapat menjadi bola liar yang balik menyerang mereka semua. > > > > pemilu kali ini memang lucu, yang jadi isu utama variannya sangat luas mulai dari neolib, ekonomi kerakyatan, sampai ke jilbab, namun sudah lebih baik dibanding pemilu 2004, setidaknya tidak ada capres yg mengatakan "capres paling ganteng atau paling cantik" :-) > >
[wanita-muslimah] Kutipan : MEMAHAMI FATWA HARAM FACEBOOK
MEMAHAMI FATWA HARAM FACEBOOK Facebook, sebagai sebuah sarana pada dasarnya mempunyai status awal netral yaitu halal. Pengguna facebook-lah yang kemudian menjadikannya berubah status menjadi haram atau tetap dalam kehalalannya. Halal ketika digunakan tetap pada koridor kepatuhan syarI dengan menjaga adab-adab dan etika pergaulan. Lalu haram ketika facebook digunakan untuk memperlancar kemaksiatan serta mendalami hal-hal yang sia-sia tiada guna. Jadi sampai dititik ini, kembali kepada pelakunya. Ibaratnya kata orang : The man behind the gun. A. FILOSOFIS KEHALALAN FACEBOOK Filosofis status awal kehalalan facebook sendiri bisa kita yakini dari beberapa dalil syarI, diantaranya secara sederhana kami sebutkan : Pertama : Kaidah Al-Aslu fil Assya Mubahah . Yaitu asal (hukum) dari segala sesuatu awalanya adalah boleh. Segala sesuatu dimuka bumi ini, awalnya memang dijadikan sebagai fasilitas bagi manusia untuk mengelolanya. Karenanya status awalnya memang boleh, bahkan memang diarahkan untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dan melacarkan pekerjaannya. Dalam beberapa ayat diisyaratkan hal tersebut, antara lain : Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu (QS Al-Baqoroh 29) Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (QS Luqman 20) Kedua : Hukum Asal Muamalah adalah Boleh Lebih mendalam lagi , dalam masalah muamalat atau segala hal yang tidak berkaitan dengan ibadah khusus, semacam : jual beli, transaksi, budaya, politik, maka berlaku kaidah yang menyatakan : Asal dari muamalah, adat (budaya) adalah halal, hingga datang sebuah dalil yang shohih (kuat) dan shorih (jelas/tegas) dalam pengharamannya . Hali ini berbeda dengan tatacara ibadah, dimana kita tidak boleh bereksperimen dalam ibadah, hingga ada dalil yang jelas mengaturnya. Kaidah ini termuat secara lugas dalam kitab Ilaam Muwaqiinn karya monumental Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Nah, dalam kaidah ini posisi facebook jelas masuk dalam kategori budaya atau bahasa yang lebih populernya adalah : life style. Karenanya, jika ada nash-nash syarI yang menghantam banyak aktifitas facebook kita, dengan sendirinya status kehalalannya layak dipertanyakan ulang. Ketiga : Riwayat yang Shohih tentang netralitas sebuah sarana Banyak dijelaskan dalam riwayat shohih tentang netralitas sebuah sarana atau wasilah. Di dalam Al-Quran saja, ketika menyebut tentang harta selalu mengarah pada statusnya sebagai sarana. Karenanya banyak ayat AL-Quran yang mencela orang-orang yg gagal menggunakan hartanya untuk kebaikan, dan sebaliknya ; memuji mereka yang berhasil mengelola hartanya dengan baik sesuai aturan agama. Jika mau melihat contoh lebih ekstrim lagi, di dalam sebuah hadits juga disebutkan bagaimana kemaluan (maaf-red) adalah sebuah sarana yang bisa berbuah pahala sedekah, jika digunakan untuk menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri, tetapi bisa juga berubah menjadi kehinaan dan dosa besar jika untuk berzina dan perselingkuhan. Nah, dengan demikian facebook sebagai sebuah sarana, mengikuti teori netralitas sebagaimana sarana atau senjata yang lainnya. B. MEMAHAMI PENGHARAMAN FACEBOOK Munculnya fatwa haramnya facebook di Jawa Timur harus disikapi dengan arif. Saat ini bukan zamannya merasa benar sendiri. Banyak komentar di facebook yang kadang mencela berlebihan terhadap fatwa tersebut. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada yang berkomentar, saya tidak terlalu yakin bahwa mereka yang berkomentar itu telah mengkaji sungguh-sungguh tentang hukum facebook dalam Islam. Lebih banyak yang muncul adalah argumentasi-argumentasi pembelaan yang lebih terasa aura subjektifnya daripada objektif. Barangkali kita perlu sedikit berlapang dada jika memang fatwa tersebut muncul dengan prosedur yang benar, yaitu dengan melihat secara tinjauan dalil syarI yang dipasangkan dengan realitas yang ada. Kita juga perlu memahami lebih mendalam tentang hakikat sebuah fatwa, sehingga tidak terlalu tergesa-gesa untuk memandang sebuah fatwa dengan sebelah mata. Bagi penulis, apa yang tertuang dalam fatwa tersebut sudah selayaknya dipahami dengan melihat dari dua sisi pandang islam. Pertama : Kaidah Ushul Fikh tentang Saddu Ad-Daarooi . Yaitu sebuah kaidah yang mengatur dimungkinkannya mengharamkan suatu hal yang awalnya halal- untuk mencegah terjadinya sebuah kemaksiatan atau kerusakan yg lebih besar. Didalam Al-Quran disebutkan beberapa contoh, diantaranya : Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan (QS Al-Anam 108) Ayat di atas melarang kaum muslimin untuk mencela sesembahan selain Allah (nama-nama berhala), bukan karena hal itu adalah terlarang, tapi karena ditakutkan akan berbuah kerusakan yang lebih besar, yaitu mencaci maki Allah SWT dengan yang lebih tida
[wanita-muslimah] Masjid Ahmadiyah di Jl Ciputat Raya Dibakar
http://www.detiknews.com/read/2009/06/02/095719/1141169/10/masjid-ahmadiyah-di-ciputat-dibakar Selasa, 02/06/2009 09:57 WIB Masjid Ahmadiyah di Jl Ciputat Raya Dibakar Andi Saputra - detikNews Jakarta - Masjid tempat beribadah jemaat Ahmadiyah, Al Hidayah, di Jalan Ciputat Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dibakar orang tidak dikenal. Polisi masih menyelidiki sang pelaku. Masjid Al Hidayah yang berlokasi di Jalan Ciputat Raya, Gang Sekolah Nomor 18 RT 1 RW 1 Kebayoran Lama, dibakar pada Selasa (2/6/2009) pukul 04.15 WIB. Masjid itu tepat berada dekat jalan raya dan hanya 100 meter dari Polsek Kebayoran lama. Api berkobar di lantai 2, tepatnya dekat kubah warna putih. Api menghanguskan langit-langit di lantai 2. Beruntung bangunan tidak berbahan dari kayu sehingga dapat diselamatkan. "Ini Masjid Ahmadiyah. Tadi pagi, api tiba-tiba nyala pas mau subuh. Api dari siraman bensin jeriken. Saya tidak tahu bagaimana orang tersebut bisa naik ke atas," kata pengurus masjid yang tidak mau disebutkan namanya. Pengamatan detikcom, tembok masjid di lantai 2 gosong. Namun lantai tampak sudah dibersihkan. "Tidak ada mobil pemadam. Kita padamkan sendiri gotong royong. Api padam pukul 04.30 WIB," ujarnya. 2 Personel polisi masih berjaga-jaga. Wartawan tidak diizinkan masuk. Pintu pagar masjid tertutup rapat. Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Makmur Simbolon mengatakan kasus itu sudah ditangani. "Masih diselidiki dan sudah ditangani," kata Makmur. (aan/nrl) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 336 Ton Beras Bulog NTT Raib
Refleksi : Tikus Bulog pasti gembung dompetnya dan perutnya pun buncit besar. Pernah ada tikus besar Bulog yang dijatuhi hukuman penrangkap karena terbukti melakukan pelanggaran, tetapi buru-buru dia pergi mensucikan diri dan rupanya disana dosanya diampunkan dan oleh karena itu tidak menikmati kehidupan di hotel Prodeo dan malah diizinkan terus pimpin badan kekuasaan dewan penipu rakyat. Saya lupa nyamanya, apakah Anda ingat namanya? http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=8270 2009-05-28 336 Ton Beras Bulog NTT Raib [KUPANG] Sebanyak 336 ton beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga raib dari gudang penyimpanan milik Bulog di Kawasan Tenau Kupang. Jumlah beras yang raib tersebut bila dikonversi ke dalam rupiah, kerugian negara mencapai Rp 1,7 miliar. Kasus itu sedang diselidiki Satuan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kepolisian Daerah (Polda) NTT. Stok beras yang tersimpan di gudang tersebut hingga akhir mei mencapai 27.732 ton. Kepala Satuan (Kasat) Tipikor Polda NTT, AKBP Mohamad Slamet kepada wartawan di Kupang, Kamis (28/5) pagi mengatakan, raibnya ratusan ton beras itu sedang dalam penyelidikan dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Diharapkan, dalam waktu dekat, kasusnya akan ditingkatkan ke tahap penyidikan. Dikatakan, pihaknya belum mengirim surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT. SPDP ini segera dikirim setelah menggelar ekspos kasus ini bersama Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan NTT. Secara terpisah, Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) NTT, Slamet Aryanto menjelaskan, sekitar 336 ton beras yang tersimpan di gudang tidak dapat dipertanggungjawabkan penyalurannya. Sesuai Surat Keputusan (SK) Direksi Perum Bulog nomor 142/KA/07/2002 tanggal 15 Juli 2002, kepala gudang yang bertanggung jawab terhadap penerimaan, penyimpanan, perawatan, dan penyaluran beras. Dijelaskan, kasus ini terungkap setelah satu minggu bertugas sebagai pimpinan di Bulog Divre NTT. Ketika dilakukan stok opname, terdapat selisih 336 ton dari jumlah yang sebenarnya. Kepala Gudang (saat itu), Yappy Loimalitna sempat membuat pernyataan tertulis siap bertanggung jawab. Namun, ketika diklaim jumlah kehilangan mencapai 336 ton, Yappy tidak kooperatif. Sehingga, kasus ini dilaporkan ke Polda NTT untuk diproses secara hukum. Belum Maksimal Cadangan beras pemerintah (CBP) yang dialokasikan perum Bulog kepada Gubernur NTT sebanyak 200 ton per tahun. Sementara untuk setiap bupati/wali kota sebanyak 100 ton per tahun. CBP tersebut dimaksudkan untuk membantu korban bencana alam di suatu daerah. Dalam kenyataannya, jatah beras CBP tersebut belum maksimal dimanfaatkan. Menurut Ariyanto, beras Bulog digunakan, antara lain untuk kebutuhan beras bagi keluarga miskin (raskin), jatah PNS, TNI/ Polri, dan CBP. Ia menambahkan, hingga akhir Mei 2009, persediaan beras yang tersimpan di sejumlah gudang Bulog yang tersebut di seluruh NTT sebanyak 27.732 ton. Stok beras ini mencukupi kebutuhan masyarakat NTT untuk dua bulan ke depan, mengingat rata-rata kebutuhan beras per bulan sekitar 13.000 ton. [120] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kapitalis dan Demokrasi
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=8330 2009-06-01 Kapitalis dan Demokrasi Rahardi Ramelan Dengan ditetapkannya Boediono sebagai cawapres mendampingi SBY, muncul polemik mengenai neoliberalisme. Pada sisi lain, capres-cawapres juga semakin gencar mengetengahkan perlunya penerapan ekonomi kerakyatan sebagai pilihan masa depan. Seolah-seolah ekonomi neoliberalisme telah dibenturkan dengan ekonomi kerakyatan. Kita akui, di dunia berkembang berbagai school of thought dalam bidang ekonomi seperti, neoliberalisme, ekonomi neoklasik, neokonservatisme, ataupun yang disebut dengan Washington Consensus. Berbagai sebutan dan istilah tersebut, terutama keluar dari hasil pemikiran para akademisi di perguruan tinggi, yang pada dasarnya berlandaskan pada masalah sekitar deregulasi, perdagangan bebas, privatisasi, dan terutama pemikiran yang mengandalkan peran pasar lebih besar dibandingkan dengan peran pemerintah. Kenyataannya, ekonomi kita sudah mengikuti paham-paham tersebut. Walaupun kita masih memiliki BUMN, yang berada di bawah kendali pemerintah, tetapi patut disayangkan justru BUMN yang mempunyai tugas pelayanan publik, seperti Telkom dan Indosat, telah berada di tangan swasta (asing). Berbagai upaya deregulasi yang dimulai 1980-an, membuka lebar kesempatan investasi untuk investor asing dan keanggotaan kita di WTO menunjukkan bahwa perekonomian kita pada dasarnya telah berorientasi pada mekanisme pasar global. Hal itulah yang dirasakan oleh pelaku ekonomi tradisional atau ekonomi rakyat, bahwa telah terjadi ketidakadilan dalam ekonomi. Sektor pertanian masih tetap termarginalkan. Perdagangan komoditas pertanian di kota-kota besar dilakukan oleh pasar modern atau supermodern, sedangkan para petani atau pengepul masih harus tetap bertransaksi di kaki lima atau pasar kaget. Pertumbuhan nilai tukar petani tidak sejalan dengan peningkatan kebutuhan hidup dan inflasi. Belum berkembangnya pasar dan pasar lelang produk pertanian, mengakibatkan pembentukan harga menjadi tidak transparan, dan petani tetap berada pada pihak yang tertekan. Usaha kecil dan mikrotradisional lainnya, baik di sektor pedagangan maupun industri, tidak dapat bersaing atau pun mengimbangi perusahaan terstruktur yang dikuasai para kapitalis. Walaupun Robert B Reich, menteri perburuhan semasa pemerintahan Presiden Bill Clinton, dalam bukunya Supercapitalism (2007) telah mengungkap pengaruh kapitalis dan pengusaha dalam politik di Amerika Serikat, tetapi harus kita akui bahwa kehidupan politik kita pun telah dipengaruhi oleh kapitalis dan pengusaha. Kapitalis dan pengusaha telah memasuki dan memengaruhi ranah politik dan hukum, dan juga mempengaruhi demokrasi. Beberapa kasus korupsi di departemen, perbankan, dan pemerintah daerah yang diungkap oleh KPK, beberapa waktu yang lalu, menunjukkan sudah terbaurnya antara kapitalis, pengusaha, politik, dan demokrasi. Tidak dapat dimungkiri, kita membutuhkan hadirnya kapitalis dan pengusaha, yang bersama pemerintah, berkewajiban memperbesar ekonomi dan kekayaan nasional. Sedangkan keberadaan DPR/DPRD sebagai legislator bersama pemerintah, berkewajiban menjamin bahwa kekayaan yang dihasilkan dari perekonomian tersebut dapat dinikmati secara berkeadilan oleh seluruh masyarakat. Tim Sukses Terbaurnya kapitalis dan pengusaha dalam politik dan demokrasi telah memengaruhi kewajiban pemerintah dan legislator untuk menentukan peraturan dan kebijakan yang berkeadilan. Akibatnya, masyarakat kecil pada umumnya merasakan bahwa berbagai peraturan dan kebijakan telah tercemar, serta keadilan yang sesungguhnya tidak tercapai. Pengalaman menunjukkan, untuk menempati jabatan strategis seseorang selalu didukung oleh tim sukses, baik itu untuk jabatan eksekutif di berbagai tingkat, jabatan politik, direksi BUMN, maupun menjadi anggota legeslatif. Tim sukses ini membutuhkan dana yang tidak sedikit, yang biasanya didapatkan dari "sumbangan" pihak ketiga, baik perorangan, perusahaan, maupun para kapitalis. Keadaan inilah yang ditengarai menggerogoti kewibawaan dan pemihakan pejabat tersebut. Kita mengamati, bagaimana perilaku lembaga publik dan pejabatnya yang semakin menyerupai perilaku perusahaan dan kapitalis. Sampai terlaksananya pilpres pada 8 Juli 2009 kepada masyarakat akan disuguhi kompetisi antarcapres-cawapres bersama tim suksesnya. Denyut kampanye ala bisnis sudah mulai dirasakan. Tidak dapat terelakan, kompetisi yang hanya menentukan satu pemenang akan berlangsung secara keras dan mati-matian. Masyarakat sudah capai melihat dan mengikuti persaingan yang tidak sehat di antara kelompok pendukung capres-cawapres. Persaingan itu sudah jauh dari moral dan etika sebuah bangsa yang menganut ideologi Pancasila. Kita berharap, kompetisi ini dapat diselenggarakan secara bermoral, beretika, dan berbudaya. Capres dan cawapres telah menekankan agar kampanye diselenggarakan secara santun dan bersih, serta diharapkan mereka j
[wanita-muslimah] Saat Kata dan Perbuatan Berbeda
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=8353 2009-06-02 Saat Kata dan Perbuatan Berbeda Oleh: Toto Sugiarto Presiden SBY menampik tuduhan bahwa pemerintahannya menerapkan sistem ekonomi neoliberal. Campur tangan pemerintah yang masih dilakukan menjadi alasan penolakan. Senada dengan hal itu, cawapres Boediono sibuk membangun opini bahwa dirinya bukan penganut neoliberalisme. Tepisan SBY-Boediono itu merupakan respons atas menguatnya tuduhan terhadap Boediono, yang pernah merupakan bagian dari pemerintahan SBY, sebagai ekonom beraliran neoliberal. Menanggapi polemik tersebut, terdapat pihak yang lebih setuju jika menjelang pilpres ini wacana lebih diarahkan pada apakah para capres-cawapres memiliki konsep ekonomi pembangunan. Ada juga yang mengatakan, salah satu yang baik untuk didalami adalah apakah capres-cawapres mengerti paham ekonomi yang tersurat dalam konstitusi. Namun, tak sedikit kalangan lain yang menilai bahwa mazhab ekonomi capres-cawapres perlu diungkap. Neoliberalisme berarti penerapan mekanisme pasar bebas pada seluruh bidang kehidupan. Tidak hanya pada kegiatan ekonomi, mekanisme pasar juga dipergunakan pada bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, hukum, dan budaya. Dalam negara yang pemerintahnya menganut neoliberalisme, terjadi komersialisasi berbagai unsur kehidupan. Salah satu yang memprihatinkan adalah diterapkannya paham neoliberal pada bidang pendidikan dan kesehatan. Bentuk nyatanya, privatisasi pendidikan dan kesehatan. Akibatnya terjadi komersialisasi pada kedua bidang tersebut. Hasil dari komersialisasi itu adalah biaya pendidikan dan kesehatan menjadi mahal. Sekarang, bagi orang miskin, menyekolahkan anak di tingkat sekolah dasar saja belum tentu mampu. Sekolah gratis tidak berarti tanpa biaya. Gratis hanya iuran bulanan berupa SPP. Sekolah gratis hanya "jualan" elite politik tanpa benar-benar terasa buktinya di masyarakat. Banyak biaya lain yang diciptakan dengan sewenang-wenang, sehingga menguras pundi-pundi orangtua murid. Pada akhirnya, sekolah menjadi ajang transaksi ekonomi. Sementara sang elite tutup mata terhadap kenyataan yang memprihatinkan ini. Bagi pemerintahan neoliberal, fasilitas publik dipandang sebagai modal untuk menghasilkan laba. Maka, tak heran jika sekarang pemerintah lebih suka membuat jalan tol dibanding jalan umum. Taman kota dan fasilitas umum lain banyak berubah fungsi menjadi pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan. Pengaturan masyarakat sepenuhnya menggunakan logika pasar. Menjual dan mengomersialisasikan segala sumber daya dan fasilitas publik menjadi prinsip utama. Bahkan, manusia pun diperlakukan sebagai modal. Outsourcing dan aturan yang merugikan buruh diciptakan demi pembentukan kondisi yang menarik bagi pemilik modal. Mazhab ekonomi yang dianut pemimpin republik amat berpengaruh pada bagaimana negara memperlakukan rakyat. Dalam konstelasi bernegara di mana pemerintah menerapkan neoliberalisme, rakyat tak lebih sebagai konsumen. Akibatnya, rakyat terbedakan berdasarkan daya beli. Inilah dosa neoliberalisme. Tidak ada lagi equality karena daya beli yang berbeda. Algojo Berdasarkan uraian di atas, pengungkapan mazhab ekonomi capres-cawapres perlu dilakukan. Salah memilih pemimpin bisa berakibat buruk, seperti terpinggirkannya rakyat lemah, mundurnya kualitas pendidikan dan kesehatan, dan hilangnya nilai-nilai tergerus oleh jumlah kapital. Pemerintahan neoliberal cenderung bersifat terbuka penuh bagi perdagangan internasional. Karena sifatnya ini, pemerintahan neoliberal sering terlihat tidak memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri. Sulit untuk memungkiri bahwa fenomena ini muncul pada pemerintahan SBY. Antara lain, pemerintahan SBY sering menerbitkan kebijakan yang cenderung mempermudah impor. Salah satunya adalah menerapkan bea impor sangat rendah. Rendahnya bea impor mengakibatkan kehancuran bagi sebagian industri nasional. Produsen susu lebih suka menggunakan bahan mentah impor dibanding menggunakan hasil produksi petani indonesia. Akibatnya, para peternak sapi perah sulit mengembangkan usahanya karena terbatasnya pasar bagi hasil produksinya. Selain itu, pemerintah tampak tidak melindungi kekuatan ekonomi dalam negeri. Bisnis retail raksasa asing diperbolehkan melakukan ekspansi tanpa batasan. Akibatnya, retail kecil dan rumahan gulung tikar. Hasil produksi gas dan batubara diprioritaskan untuk memenuhi kontrak dengan asing. Akibatnya, kepentingan dalam negeri tidak tercukupi. Pemerintahan yang terlalu terbuka pada pasar merupakan algojo bagi kekuatan ekonomi dalam negeri. Sementara program pemerintah untuk rakyat, seperti PNPM Mandiri, yang tidak pernah terukur keseriusan dan daya cakupnya, terkesan hanya program pemoles citra. Pemimpin yang salah menganut mazhab ekonomi bisa melemahkan kekuatan dan kemandirian bangsa. Campur tangan yang dilakukan, lebih merupakan pelindung bagi mekanisme pasar daripada kepentingan nasiona
[wanita-muslimah] Derita yang Menyucikan Jiwa
Derita yang Menyucikan Jiwa By: agussyafii Malam belum begitu larut. Duduk berdua untuk berbincang tentang kehidupan teramat indah. Sehabis sholat maghrib anak-anak Amalia berdatangan. Disaat datangnya anak-anak Amalia juga kedatangan teman. Mas Imam seorang sahabat lama. Kemaren malam dirinya sakit, saya membantu untuk membawa ke dokter namun Mas Imam menolaknya. 'Alhamdulillah hari ini sudah mendingan, saya kemari mau mengucapkan terima kasih ama mas agus.' begitu tuturnya. Baginya menyakini bahwa sakit bagai keping sisi mata uang. Pada satu sisi sakit adalah penderitaan dan disisi lain sakit adalah menyucikan. Mendengar penuturannya saya agak terheran. 'Mas Imam bisa jelaskan maksudnya sakit adalah menyucikan?'tanya saya. Mas Imam menjelaskan bahwa sakit adalah menyucikan jiwa jika kita sadar kalau didalam sakit dan derita juga membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik. Jika debu yang beterbangan saja ada pesan kehidupan , apa lagi sakit dan derita yang jutaan nyawa orang melayang. lanjutnya, bila kita berkonsentrasi pada bimbingan hidup dalam setiap kejadian sakit dan derita maka kita menemukan cahaya ilahiah. 'Mas Imam, bukankah sikap itu fatalis? bukankah sikap seperti itu bisa diartikan tidak mau berusaha sembuh?'tanya saya. Mas Imam menuturkan itu bukan sikap tidak mau berusaha namun keihklasan dirinya untuk membayar hutang kepada kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan. Penjelasan Mas Imam ini membuat saya terhenyak untuk memahami, sungguh beruntunglah orang-orang yang disucikan dengan melalui derita. Kebahagiaan begitu sangat indah di dalam hidup ini namun didalam perjalanan hidup saya banyak menjumpai orang-orang yang hidupnya menderita, penuh dengan dengan derai airmata tetapi mereka menjadi insan-insan yang mulia oleh penderitaan yang dialaminya. Penderitaan yang dialaminya membuat peka dan mudah terhubung atas penderitaan yang dialami oleh orang lain. Itulah sebabnya derita disebutnya sebagai menyuci jiwa sebab ia memberikan berlimpahkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan kita sebagai insan mulia. Wassalam, agussyafii --- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, tanggal 14 Juni 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. 'Lima Cara Amalia Love Green (5 CALL Green) Pelihara Bumi' 1. Jadilah Penyelamat Bumi dengan memulai dari hal yang kecil dan mudah, 2. Tanam bunga dalam pot, 3. Gunakan Air dengan bijak, 4. manfaatkan kembali benda-benda yang bisa digunakan, 5. Matikan lampu yang tidak digunakan. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Green Love (AGL)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 8777 12431 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Umum dan Khusus
Salam... Bermula dari diskusi di milist yahoogroup yang sedikit 'alot' tentang permasalahan penggunaan kata-kata umum dan khusus, maka tulisan ini sengaja saya buat untuk mempermudah kita dalam memilah kata-kata umum dan khusus yang sering digunakan dalam diskusi-diskusi online. Pembicaraan tentang perkara umum dan khusus ini akan lebih mudah jika kita mengetahui terlebih dahulu tentang dua hal yang menjadi fokus dari permasalahan suatu subjek, yaitu pertama konsepsi tentang zat (esensi) dan yang kedua pendefinisian atau penilaian tentang sifat (aksidental) . Pertama bicara tentang esensi, konsepsi tentang esensi ini sendiri bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yang pertama konsepsi tentang zat yang bersifat umum (universal) dan yang kedua adalah zat yang bersifat khusus (partikular). Kita mulai dari esensi yang bersifat umum, pembicaran yang merujuk kepada hal-hal yang bersifat universal atau umum lebih banyak dijumpai diranah ilmiah, dan seyogyanya memang digunakan untuk pembicaraan-pembicaraan yang bersifat ilmiah dan logis. Misalnya, Apa yang dimaksud dengan lingkaran? Misalnya, Apa yang dimaksud dengan kehidupan? Misalnya, Apa yang dimaksud dengan manusia? Misalnya, Apa yang dimaksud dengan segitiga? Misalnya, Apa yang dimaksud dengan gunung? Dst. Pertanyaan-pertanyaan seperti diatas disebut sebagai pertanyaan universal, karena yang dimaksud dari sipenanya adalah tentang esensi dari masing-masing hal. Yang mana kemudian akan menghasilkan kesimpulan umum berupa : Lingkaran itu adalah. Kehidupan itu adalah. Manusia itu adalah. Segitiga itu adalah.. Gunung itu adalah..dst. Pengertian umum yang dihasilkan dari pertanyaan tersebut akan menjadi acuan standar karena bisa digunakan dimana saja dan oleh siapa saja secara umum bahkan tanpa batas. Sehingga ketika orang bertanya apakah yang dimaksud dengan lingkaran maka sipenanya akan mendapatkan jawaban yang sama dari semua orang yang menjawab tanpa memandang perbedaan ras, negara, budaya dan agama sehingga terjaga independensi hakikat (esensi) dari perkara yang ditanyakan. Sekarang ke esensi yang bersifat khusus. Pembicaraan yang bersinggungan dengan perihal-perihal khusus biasanya ditujukan kepada nama sesuatu dengan menunjuk kepada benda/hal yang bersangkutan. Dan pembicaraan mengenai masalah ini umumnya ditemukan dalam kesehari-harian kita, dan memang seyogyanya pembicaraan mengenai sifat-sifat khusus ini digunakan dalam pembicaraan non ilmiah. Misalnya, ketika kita bercerita dengan tetangga perihal Hasan anaknya pak Husin. Kata 'Hasan' dan 'Pak Husin' adalah 'esensi khusus' tentang orang yang bernama Hasan sebagai Anaknya Pak Husin. Esensi khusus disitu berbicara tentang satu pribadi, yaitu Pribadi Hasan. Akan menjadi berbeda kalau kita bercerita kepada tetangga, bahwa nama Hasan adalah nama yang baik untuk anak laki-laki. Pengertian kata 'Hasan' disana akan berubah makna menjadi esensi yang bersifat umum (universal) karena nama Hasan belum mengikat ke pribadi manapun. Kasus ini persis seperti kasus ketika saya menemui diskusi yang sulit di yahoogroup yang membicarakan perbedaan penggunaan kata umum dan khusus terhadap satu objek. Misalnya kata 'berlari'. Kata 'berlari' adalah satu kata yang bersifat umum, tapi jika dilekatkan kepada objek tertentu, Misalnya kucing itu pandai berlari maka maknanya akan berubah menjadi esensi khusus , yaitu esensi tentang seekor kucing. Atau dilekatkan kepada objek lain, Misalnya Irwansyah itu berlari Kencang., maka pengertian umum dari kata 'berlari' akan berubah menjadi pengertian khusus tentang 'seseorang yang bernama Irwansyah' yang berlari kencang. Membolak balik subjek dari kalimat yang akan dibicarakan seperti ini sering menjebak sipembicara kedalam diskusi yang berputar-putar tanpa arah jika kita tidak sempat memperhatikan bagaimana aturan penggunaan kata-kata khusus ataupun yang umum. Pembolak-balikan bisa saja terjadi di kata ganti yang lainnya, misalnya bicara 'Kucing'. Kucing adalah esensi universal., dimana-mana kucing ya kucing. Tapi kalau kita akan membicarakan tentang kucing mati, maka yang dimaksud sipembicara tentulah satu kucing, atau kucing tertentu yang sudah atau akan mati. Dan penyebutan seperti itu akan berubah esensi kucing secara universal menjadi kucing yang khusus. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah bisa esensi umum dikhususkan? Tentu bisa sebatas yang dikhususkan adalah objek yang sama. Misalnya kucing, kucing adalah esensi umum.dan bisa dikhususkan menjadi kucingnya pak budi, kucing itu, kucing mati, kucing itu bisa berlari dan lain-lain. Kalau ditambahkan Anjing, apakah kucing masih bisa dikhususkan? Dibandingkan? Atau disamakan? Jawabannya TIDAK bisa jika kita masih berbicara tentang satu subjek khusus yang bernama kucing! Karena jika dibandingkan dengan subjek yang berbeda maka dia akan kehilangan esensi umumnya (universalnya) sebagai kucing.
[wanita-muslimah] TNI Siap Berperang di Ambalat
Refleksi : Ayo silahkan baku hantam, jangan hanya omonkosong gertak tikus http://tempointeraktif.com/hg/hukum/2009/06/01/brk,20090601-179076,id.html TNI Siap Berperang di Ambalat Senin, 01 Juni 2009 | 07:27 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Perairan Ambalat kembali bergolak. Setelah kapal perang Malaysia berkali-kali menerobos wilayah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia bersiaga. Sejak Rabu lalu, TNI Angkatan Laut telah mengerahkan tujuh kapal bersenjata lengkap untuk berpatroli di perairan antara Sulawesi dan Kalimantan itu. Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan Indonesia siap bertempur untuk mencegah kapal milik Tentara Diraja Malaysia kembali memasuki perairan Indonesia. "Kami mengingatkan mereka bahwa Ambalat adalah perairan kita," kata Sagom saat dihubungi kemarin. TNI Angkatan Udara juga menyiapkan dua unit pesawat Boeing 737 dan satu unit Sukhoi 27/30 untuk beroperasi di perairan Ambalat. Komandan Pangkalan Udara Balikpapan Letnan Kolonel Agus Pandu Purnama mengatakan ketiga pesawat itu saat ini bersiaga di Makassar. Sabtu lalu, kapal Malaysia, KD Baung-3509, tepergok memasuki perairan Ambalat sejauh 7,3 mil. Sejam kemudian, kapal perang cepat itu diusir oleh KRI Untung Surapati-872, dibantu dua kapal perang lainnya. Sebelumnya, KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin-366 mengusir KD Baung dari Ambalat. KRI Untung Surapati juga mengusir kapal Malaysia, KD YU-3508, yang memasuki perairan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sejauh 12 mil. Tak hanya lewat laut, Malaysia juga menerabas wilayah Indonesia lewat udara. KRI Untung Surapati dan KRI Hasanuddin mendeteksi satu helikopter dan satu pesawat Beechcraft jenis intai maritim milik Malaysia memasuki wilayah udara Indonesia. Dalam catatan TNI, sejak Januari 2009, sedikitnya sembilan kali Malaysia menerobos wilayah Indonesia. Sejauh ini, kata Sagom, tak sekali pun terjadi kontak senjata. "Kalau TNI menembak, itu adalah keputusan politik negara," katanya. TNI berharap pemerintah Indonesia segera melakukan langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan persoalan ini. "Supaya perbatasan kedua negara menjadi jelas," ujar Sagom. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan perundingan dengan Malaysia soal Blok Ambalat menemui kendala karena Malaysia tengah mengganti tim perundingnya. "Kami menunggu tim perunding baru," kata Faizasyah saat dihubungi kemarin. Menurut Faizasyah, pemerintah sudah 13 kali berunding dengan Malaysia soal Ambalat. Tapi, hingga putaran perundingan terakhir pada Mei tahun lalu, kedua negara belum bersepakat soal batas-batas negara di perairan itu. "Perundingannya tak mudah," ujar dia. ANTON SEPTIAN | FIRMAN HIDAYAT [Non-text portions of this message have been removed]