[wanita-muslimah] SEPUTAR FOTO LAUNCHING SASTRA PEREMPUAN DI NEGERI BETON

2006-06-06 Terurut Topik Wina Karnie
Seputar foto launching sastra Perempuan di Negeri Beton silahkan klik atau 
kunjungi : http://winakarnie76.multiply.com
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] I;m jurnalis to Day

2006-03-21 Terurut Topik Wina Karnie
I became Journalist to Day
  Wina Karnie
   
  (1) Menyikapi keberadaan
   
  Bersama hembusan angin Subuh, aku dan teman baruku bergegas ke pelataran 
sebuah gedung bioskop, ‘Broadway Cinema’ yang terletak tepat dijantung kota 
Mong Kok. Kantuk masih menggelayuti setiap kerjapan mataku. Aku dan Wanti 
menunggu seorang warga Filipina untuk pergi bersama ke lokasi shooting. Hari 
ini adalah shooting ke dua setelah hari jum’at lalu. Sebuah iklan TVC 
Octopus-Atm. Semalam Wanti, pembantu di rumah anak angkat bossku terpaksa tidur 
di tempatku karena letak tinggalnya dia yang tak strategis untuk menjangkau 
kendaraan umum. Sepanjang jalan, Wanti nyengir sendiri karena hari ini akan 
menjadi seorang artis lagi meskipun hanya sebagai figuran setalah hari jum’at 
kemarin. Ia bercerita padaku dengan bibir berlumurkan keceriaan. Ah, aku geli 
sendiri menyaksikan polahnya. Wanti belum lama tinggal di HKg, baru 4 bulan. 
  Seampainya di depan gedung itu, masih belum kujumpai  Si Carlos. Segera 
kuhubingi Nomor HPnya dan kuketahui dianya masih on the way. Lima menit lagi ia 
akansampai dan kami bertiga harus jalan kaki ke sebelah kantor kepolisian Mong 
Kok. Di sanalah leader dari kantor bossku menunggu kami. Aku yang biasanya juga 
harus bertugas sebagai leader, hari ini agak terbebas tugas, karena murni 
peranku hanya sebagai pemeran figuran. 
  Unik sekali ceritanya. Kami semua berperan sebagai penumpang Bus. Ketika ada 
seorang penumpang baru sedang naik dan hendak membayar tariff dengan octopusnya 
dan kebetulan habis isinya, tiba-tiba kami semua yang semula sebagai penumpang 
biasa ternyata berubah menjadi jurnalis. Semua penumpang memburu si pemuda 
cakep, penumpang baru itu. Mikrofon di acungkan, demikian pula dengan camera. 
Lampu blitz bertebaran dengn dibantu setting lampu. 
  Itu secuil cerita jum’at lalu. Hari ini udara pagi yang semula mendung 
berubah menjadi agak terik. Diantara panas yang memabkar, aku harus berjuang 
menghalau deras keringat yang mengucur, karena shooting hari ini tidak duduk 
mains di dalam bus, tapi di luarbus. Ceritanya kami para jurnalis mengejar si 
pemuda ganteng dalam tokoh iklan untuk diwawancarai. Hehehehe
  Tak tanggung-tanggung, aku terpilih berpose di samping persis tokoh utama 
(nenek) dengan harus menggendong seorang bocah seusia 5 tahun. Wah bias 
dibayangin betapa capeknya. Apalagi si nenek sering salah ucap. Tak pelak 
adegan harus sering diulang. Lengan kiriku hamper saja kehilangan tenaga. 
Apalagi jam makan siang molor banget. 
  Selesai shooting, temanku wanti yang kebagian di dalam bus, menginformasikan 
padaku bahwa tadi ia menerima telpon dari temanku, yang ternyata adalah Mba 
Iffah. 
  “Mbak, tadi ada telpon dan kujawab; mba lagi shooting!” terang Wanti.
  “Terimakasih,” jawabku seraya berkata, “wah kamu bolehjuga neh jadi 
managerku?” kontan kami tergelak bersamaan.  
  “Wah, enak ya Mbak. Kerjamu hamper tiap hari beginian? Aku wae jarang keluar 
kecuali ke pasar bersama Bobo, atau pas diajak makan kerestoran sama Nyonya!” 
Celoteh wanti beruntun. 
  Aku menjawabnya dengan senyuman seraya mengajaknya mengambil nasi bungkus 
yang telah tersediakan. Tepat jam dua tiga puluh, dan shooting sepertinya sudah 
selesai. Namun ada yang mengganjal di benakku sebenarnya. Secara lahiriah 
mungkin mereka memandang pekerjaanku enak, sering bertemu artis Hong Kong, 
bahkan sering pula wajahku nongol di layar lebar atau drama di TV HKG, atau 
kadang kala juga di TV Comersial. Kenyataan yang sesungguhnya hatiku bagai 
dalam tempurung. Aku tak ubahnya sebagai pesugih bossku. Dari sekian honor aku 
hanya mendapatkan bagian yang sangat kecil sekali. Guna menghibur hati aku 
selalu thingking positif tehadap bossku, yang terpenting adalah pengalaman dan 
kesempatan yang diberikan olehku. Yang tak bias kubeli dengn uang tentunya. 
Hehehe
  Tentu saja aku bukan Wanti danWanti bukan aku. Aku adalah seorang Wina Karnie 
yang masih punya banyak tanggung jawab dan perjuangan menaklukkan dunia ini. 
   
  (2) Mengilhami kesempatan
  “Wanti makan apa?” begitu tanyaku ketika Jum’at kemarin kami brek 
makan siang. Gadis itu hanya tersenyum. Bergegas aku memilih-milih nasi bungkus 
yang tentu saja tak ada menu babinya. Namun sial, semua nasi hamper berbabi. 
Wanti nekad memilih nasi bermenu babi. “Aku biasa makan sejak di Hong Kong,” 
ujarnya. Aku hanya bias ber-oh saja. Dan ketika Wanti menanyakan apakah aku 
tidak makan siang, dengan sigap kugelengkan kepala. “Semua menu babi,” jawabku. 
Namun beberapa menit kemudian seorang kru datang dengan membawa beberapa 
bungkusan nasi . dan alhamdulillah ketika kubuka ternyata isinya bukan menu 
babi. Lega. Wanti kulihat menikmati menunya. Begitu pun aku. Ujar Wanti, biar 
saja selama di Hong Kong makan babi, tapi asalkan di Indonesia tidak makan 
babi. Buleknya katanya juga makan babi. Lebih parah lag I ujar wanti, nenek 
dirumahlah yang memasak menu makan setiap malamnya. Jadi Wanti yang masih baru 
dan belum bias banyak

[wanita-muslimah] Apresiasi break of Love (Buku)

2006-03-13 Terurut Topik Wina Karnie
Patah Hati? Pilu sekale!
  Nggak bisa tidur. Nggak bisa makan. Semangat belanja hilang. Maklum, cewek... 
bawaannya nagis terus. Yang ekstrem, malah sampai bunuh diri segala. Duh, 
jangan dong! itu namanya rugi kuadrat. 
   
  Galz, Plesa Don't Cry! 
  Daripada melamun terus dan nggak produktif, simak yuk kisah para survivor 
cinta (ceile...). Empat belas cewek yang pernah patah hati berbagi upaya dan 
strategi mereka melalui masa-masa sendu itu. 
   
  (Asma Nadia-Erna-Kinoysan-Yaca-Beby Haryanti-Shasya Dermawan-Nia Sofyan-En 
Nada-Aira Mufida-HAniyah sofiyazahra-Monita Olivia-Dyotami Febriani-Swastika 
Mahartika-Fia Rosa-Wina Karnie)
   
  Simak juga tips-tips jitu dari Asma NAdia. Cry for Love? No More!
   
  Itu ulasan di sampul buku belakang. Bukunya dah Wina baca sampai tuntas. 
Sangat inovatif dan berguna bagi tambahan wacana. Meskipun bukan kita yang 
mengalami patah hati suatu saat, mungkin teman kita suatu saat menumpahkan 
uneg-unegnya ke kita karena barusan diputusin pacar. JAdi kamu tentu juga akan 
tambah disayang teman jika kamu bisa membantu membangkitkannya dari patah hati. 
So, karena kamu dah punya banyak pengalaman dengan membaca buku itu. 
   
  Dapat Bukunya Gimana Ya?
  Di Hong Kong
  Kunjungi aja toko buku New Universe, sebelah BNI cab Causeway Bay. Buruan 
dapat bukunya. Kalau di sana dah habis bisa hubungi Wina (852-92066533) 
   
  Di Indonesia
  Kunjungi toko-toko buku terdekat. Seperti Gramedia dan toko-toko buku 
lainnya. Insya allah ada.
   
  So, buruan dapetin bukunya. Mumpung masih wangi baunya. Heheheheh, Wina 
Promosi nih ye
   
   

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] menikah hidup lebih sehat

2006-03-06 Terurut Topik Wina Karnie
Publikasi: 08/02/2005 09:41 WIB

eramuslim - 
   
  Seorang pemuda yang baru saja menikah diitanya oleh rekannya:Bagaimana 
rasanya nikah? Jawab pemuda itu: Wah payah, enaknya cuma 5 persen! Rekannya 
bertanya lagi penasaran: Ah masak sih?. Iya, yang 95 persennya, enak 
banget! Jawab pemuda itu sambil tersenyum lebar.
Ungkapan tersebut, kendati cuma guyonan tapi mencerminkan keadaan yang 
sebenarnya. Dalam sebuah acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta, 
seorang nara sumber yang menjadi pengasuh sebuah pesantren di daerah Jawa Barat 
menceritakan perkawinan salah satu santrinya itu.
Saya jadi bingung, kenapa santri saya yang baru nikah dilaporkan hampir setiap 
hari pingsan. Apakah karena kesehatannya yang menurun atau ada hal lain. Lalu, 
ketika saya berkesempatan langsung menanyakan apa sebabnya. Santri itu bukannya 
menjawab, malah tersenyum malu, katanya.
Tentu saja, pengasuh ponpes itu sudah mahfum dengani senyum malu tersebut. 
Pingsan yang dimaksud itu bukan lantaran fisik atau kesehatannya yang lemah, 
justru sebaliknya. Lebih tegap dan sehat. Hanya saja, mereka masih hijau saat 
merumput dalam dunia lain yang belum pernah dialami sebelumnya.
Di samping itu, kehidupan perkawinan, ternyata, membawa pengaruh baik pada 
kesehatan. Pria atau wanita yang telah menikah lebih sedikit yang merokok, 
mengkonsumsi minuman beralkohol dan menjadi lebih rajin berolahraga, 
dibandingkan pria atau wanita yang belum menikah atau berpisah dari pasangan. 
Mereka juga lebih jarang mengalami sakit kepala atau stres. Demikian yang 
terlihat dari laporan hasil pusat statistik kesehatan di Amerika Serikat.
Walaupun pria yang menikah mempunyai kesehatan yang baik, tapi mereka cenderung 
lebih gemuk setelah menikah. Pria yang tidak menikah, jarang yang mengalami 
masalah kegemukan ini. Mengapa ini terjadi? Para ahli statistik masih belum 
mampu menjawabnya.
Untuk masalah merokok, pria menikah dan tidak menikah memiliki perbedaan nyata. 
Hanya separuh dari pria menikah yang menjadi perokok dibanding para pria yang 
telah bercerai atau pria yang belum menikah. Mereka yang hidup bersama tanpa 
menikah, juga lebih sering yang mengalami masalah kesehatan dibanding dengan 
mereka yang menikah.
Hasil ini diperoleh dari wawancara terhadap 125.545 orang dewasa yang berusia 
18 tahun ke atas. 58,2% diantaranya telah menikah, 10,4% telah bercerai atau 
berpisah dengan pasangannya, 6,6% adalah janda, 5,7% hidup dengan pasangannya 
dan 19% belum pernah menikah
Kelihatannya, pria atau wanita yang berada dalam wadah perkawinan akan merasa 
mendapat lebih perlindungan dan dukungan dalam hal sosial, ekonomi, psikologis 
dan juga dalam pola hidup sehat. Mereka yang menikah akan merasa aman dan lebih 
mantap dalam menjalani hidupnya. Sehingga mereka menjadi lebih sehat dibanding 
dengan pria-wanita yang tidak menikah, berpisah atau bercerai.
Pernikahan memang fitrah manusia, untuk menyalurkan hasrat biologis secara syah 
dan bermartabat. Bukan dengan cara sembarang yang justru bisa mengundang 
berbagai penyakit kelamin. Seminar-seminar yang mengangkat tajuk tentang 
bahayanya virus HIV/AIDS mengakui bahwa pernikahan merupakan satu-satunya jalan 
keluar yang paling aman dan sukses untuk mencegah penyakit yang belum ada 
obatnya itu ketimbang hanya menyarankan dengan penggunaan kondom.
Secara alami, syahwat bisa disalurkan dengan baik dengan pasangannya, tidak 
hanya bisa meningkatkan rasa cinta antara suami istri, tapi juga, keharmonisan 
rumah tanggapun turut terjaga.
Dalam suatu riset di Amerika, ditemukan pula, bahwa, pasangan yang telah 
menikah, hidupnya lebih teratur, terbebas dari rasa ketakutan dari penularan 
penyakit kelamin yang pernah menyerang remaja dan pria atau wanita dewasa yang 
lebih suka hidup tanpa ikatan perkawinan. Hidup yang teratur itu yang 
menyebabkan hidup mereka lebih baik dalam tatanan dan kesehatan.
Jika pun ada perbedaan pendapat, itu wajar terjadi. Karena, kedua pasangan 
berasal keluarga, pendidikan, umur, etnis dan segalanya sesuatu yang berbeda, 
pasti akan memicu perbedaan. Namun, rumah tangga yang sehat, akan menjadikan 
perbedaan itu sebagai nuansa penambah wawasan. Dan, bukan sebagai penyebab 
perpecahan.
Dalam perspektif kejiwaan, menikah dan membangun rumah tangga yang tentram, 
bahagia dan penuh cinta itu sama seperti layaknya membangun rumah yang proses 
pembangunannya mesti dikerjakan secara berurutan, dan menempatkan bagian-bagian 
rumah tersebut secara tepat dan harmonis.
Sebagai fondasinya adalah saling pecaya. Kemudian, di atas fondasi itu dibangun 
pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa sifat kepemimpinan suami. Tegak 
atau condongnya pilar kepemimpinan ini akan mempengaruhi tegak atau condongnya 
bangunan yang nantinya akan berdiri.
Setelah itu, di atas fondasi yang sama dan bersandar pada tiang-tiang utama 
tadi, dibangunlah dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, 
pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan. Cantik atau tidaknya 
bangunan, 

[wanita-muslimah] Kuncup Surga di Victoria Park

2006-02-25 Terurut Topik Wina Karnie
Kuncup Surga di Victoria Park
  Wina Karnie
  
  Musim Semi di tahun ke empat. Tak ada yang berubah. Udara masih 
menyisakan kesejukannya. Bunga-bunga masih bermekaran indah. Gerimis masih 
melengkapi pagi. Tapi ada sesuatu yang lain di taman Victoria, peristirahatan 
para BMI setelah seminggu berdinas di majikannya masing-masing ini. Taman ini 
mulai ditumbuhi kuncup-kuncup surga. Wanginya mulai menebar dari setiap sudut 
taman. Auranya mulai berpendaran dari sela-sela udara yang dihembuskan angin. 
  Nurjanah terhenyak dari duduknya. Reflek gerakannya diikuti oleh 
teman-teman lainnya. Membuyarkan acara ngerumpi Nurjanah dengan teman-temannya 
di pojok taman Victoria dekat kolam kecil yang biasa digunakan untuk bermain 
perahu buatan.
  “Apa? Pengantin Lesbi?” kata Nurjanah terbelalak. Seorang BMI 
memberitahukan bahwa ada pengantin lesbi diarak di Victoria Park. 
  “Yang bener aja, Mbak? Inyong ngga percaya dech!” kata Imes 
menimpali. 
  “Iya, masa sih, Mba?” sahut Rini yang pendiam. Ketiganya serentak 
berdiri dari tempat duduknya tanpa dikomando.
  “Pokoknya rugi lo Mba jika ngga lihat! Terang seorang BMI itu 
meyakinkan. Ketiganya serentak meninggalkan pojok taman Victoria dan berbaur ke 
tengah lapangan. 
  Dari kejauhan ketiganya telah melihat arak-arakan. Beberapa BMI 
tampak bersembulan memotret para pengantin itu. Ada sepasang pengantin beradat 
solo, dan satunya lagi sepasang pengantin berbusana muslim.
  “Busyet, gile bener. Masa berbusana muslim gitu nikah lesbian?” 
celetuk Nurjanah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sementara kedua 
temannya saling ngedumel tak karuan. 
  “Ini namanya pelecehan. Otak mereka harus diserviskan dan 
dicerahkan.” Ujar Imes yang berpribadi agak kocak. Rini hanya mangut-manggut 
saja. Mengamini pendapat Imes. 
  Nurjanah yang merasa gemas menekadkan diri mendekati mereka. 
Apapun yang terjadi nanti ia telah siap menghadapi. Imes dan Rini pasti 
membantunya jika terjadi suatu hal yang tak dikehendaki. 
  “Eh, Mba. Masa cantik-cantik gitu sedia digandeng sama lesbi. 
Malu-maluin tauk? Berjilbab masa berlesbi? Nauzdubillah…!” sergah Nurjanah yang 
diamini oleh yang lainnya.
  “Mba, datang kok marah-marah. Kalo mo motret, ya monggo. Kata 
pengantin berbusana solo membela.
  “Eh, diem elo. Kapan temen inyong ngomong sama elo?” kata Imes 
menghadang. Perempuan itu pun diam. Sementara yang lainnya saling berkasak 
kusuk. 
  “Mba masalahnya bukan soal motret-motretan. Lesbi itu dosa lo, 
Mba?” sahut Rini dengan logat solonya. 
  “Yang lesbi itu siapa, hah?” bantah seorang dari pasangan 
pengantin.
  “La. Apa ini bukan bukti? Kalo ngga ada laki, inyong kenalin deh, 
ma kakak gue?” sahut Imes kesal yang akhirnya menjadi bahan ketawaan 
orang-orang disekitarnya.
  “Eh, jangan sok ya kalian. Kita ini promosi tata rias, bukan 
lesbi!” Pengantin berjilbab menjawab. 
  “Laaah! Mbok ya ngomong dari tadi!”  koor yang lainnya. Semua 
bubar. Nurjanah, Imes, Rini masih kesal karena merasa telah dipecundangi oleh 
seseorang yang lewat dihadapan mereka tadi.
  “Awas , kalo ketemu lagi kita buat adonan aja dianya!” ujar Imes 
dengan wajah cemberut.
  “Udah, ah. Ngga baik menaruh dendam. Dosa!” Nurjanah menjelaskan. 
Tapi Imes makin parah cemberutnya.
  “Ah, kita kok dendam banget yak, sama lesbi. Padahal kita dulu 
juga mantannya pelesbi!” ujar Rini kalem. Raut wajahnya berubah sendu. 
  “Itu kan masa lalu kita. Udah ah, ngga usah di inget-inget. Yang 
penting kita udah sadar.” 
  “Gimana kalo kita bentuk komunitas anti para lesbi?” 
  “Maksudnya?” tanya Rini tak mengerti atas ide Imes.
  “Mau kumat melesbi lagi elo?” ejek Nurjanah sewot.
  “Bukan! Bukan itu, prend.”
  “Apa dong?” tanya Rini dan Nurjanah serempak. Imes mendekatkan 
mulutnya ke telinga kedua temannya. Keduanya saling berpandang dan  mengangguk.
   
  (Bersambung...)

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

[wanita-muslimah] Salam Kenal

2006-02-18 Terurut Topik Wina Karnie
Asssalamu'alaikum Wr Wb

Salam Kenal,
Saya Wina Karnie,  bermaksud bergabung di milis ini, semoga diterima 
sebagai miliser. Sukron.
Wassalam,
Wina Karnie
(Penulis(salah satu) buku Antologi KumCer; Hongkong Namaku Peri Cinta






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/