[wanita-muslimah] Buku: Bagaimana Ulil Memahami Islam?

2007-04-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Catatan:
  Yang menarik dari buku terbaru Ulil ini adalah peran milis (mailing list) 
sebagai wacana diskusi dengan topik-topik tertentu, yang mampu menginspirasi 
bagi penulis kreatif untuk menuliskannya dalam sebuah buku.
   
  Itulah salah satu manfaat mengikuti milis yang kini topiknya kian beragam. 
Selain blog, milis juga bisa menjadi wahana bagi setiap insan manusia untuk 
memaparkan ide-ide dan gagasannya. Apabila gagasan kita menarik dan bernas, 
tentu saja akan langsung ditanggapi oleh miliser lainnya, sehingga akan makin 
memperkaya wacana. Kadang muncul pula pro kontra.
   
  Itulah yang saya sebut: The power of mailing list!
   
  salam,
   
  rd
   
  

   
  Sebagian besar, bahkan mayoritas, orang beragama memeluk agama 
tertentu karena faktor keturunan atau warisan. Kendati merupakan 
warisan, tak berarti pemeluk agama tersebut tidak bisa kritis 
terhadap agama yang dipeluknya. Hal inilah yang yang terjadi pada 
diri Ulil Abshar Abdalla yang dikenal sebagai intelektual muda Muslim 
dan penggiat Jaringan Islam Liberal. 
   
  Bagi Ulil menjadi Muslim belumlah akhir sebuah kisah. Menurutnya, 
agama ibarat buku yang terbuka. Buah pikiran Ulil ini ia rangkum 
dalam sebuah epilog dalam yang ia beri judul Bagaimana Saya Memahami 
Islam? Sejumlah Pendekatan. 
   
  Pemikiran-pemikiran kritis Ulil tentang Islam dalam buku ini adalah 
bunga rampai surat-surat elektronik yang ia kirim ke milis JIL 
(Jaringan Islam Liberal) dan dua milis lain selama ia melanjutkan 
studi di Boston, Amerika Serikat, dalam kurun waktu antara akhir 
September 2005 hingga akhir Februari 2006. Isi surat-surat yang 
dikirim Ulil untuk menanggapi pendapat anggota milis maupun mengawali 
sebuah pembicaraan cukup beragam, terutama berisi tanggapannya 
terhadap berbagai persoalan yang sedang terjadi di Indonesia yang 
berkaitan dengan Islam dan hubungannya dengan paham-paham atau agama 
lain. Misalnya, kasus bom Bali, Ahmadiyah, hingga komunitas Eden 
pimpinan Lia Aminuddin. Ia juga cukup panjang lebar membahas soal 
pendapatnya mengenai mengapa Islam harus dikritik. (WEN/Litbang Kompas) 
   
  http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0704/15/Buku/3457964.htm
   
   
   

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Buku: Bagaimana Ulil Memahami Islam?

2007-04-15 Terurut Topik jano ko
Bung Radit  :

  Misalnya, kasus bom Bali, Ahmadiyah, hingga komunitas Eden 
pimpinan Lia Aminuddin. Ia juga cukup panjang lebar membahas soal 
pendapatnya mengenai mengapa Islam harus dikritik. (WEN/Litbang Kompas) 

---
  ---
  ---
  ---
  ---
   
  Jano - ko :
   
  Echjano-ko mau bertanya nich, siapa tuch yang berpendapat  Islam harus 
dikritik  ?,  saya ingin diskusi di WM dengan pengritik Islam tersebut.
   
  Jano-ko bergaul dengan bule dan para londo sejak tahun 1982, yang terjadi 
adalah justru jano-ko makin mencintai Islam, bukan malah inferior dan rendah 
diri dengan Islam.titik.
   
  Selamat malam aja.
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
  
radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Catatan:
Yang menarik dari buku terbaru Ulil ini adalah peran milis (mailing list) 
sebagai wacana diskusi dengan topik-topik tertentu, yang mampu menginspirasi 
bagi penulis kreatif untuk menuliskannya dalam sebuah buku.

Itulah salah satu manfaat mengikuti milis yang kini topiknya kian beragam. 
Selain blog, milis juga bisa menjadi wahana bagi setiap insan manusia untuk 
memaparkan ide-ide dan gagasannya. Apabila gagasan kita menarik dan bernas, 
tentu saja akan langsung ditanggapi oleh miliser lainnya, sehingga akan makin 
memperkaya wacana. Kadang muncul pula pro kontra.

Itulah yang saya sebut: The power of mailing list!

salam,

rd

--

Sebagian besar, bahkan mayoritas, orang beragama memeluk agama 
tertentu karena faktor keturunan atau warisan. Kendati merupakan 
warisan, tak berarti pemeluk agama tersebut tidak bisa kritis 
terhadap agama yang dipeluknya. Hal inilah yang yang terjadi pada 
diri Ulil Abshar Abdalla yang dikenal sebagai intelektual muda Muslim 
dan penggiat Jaringan Islam Liberal. 

Bagi Ulil menjadi Muslim belumlah akhir sebuah kisah. Menurutnya, 
agama ibarat buku yang terbuka. Buah pikiran Ulil ini ia rangkum 
dalam sebuah epilog dalam yang ia beri judul Bagaimana Saya Memahami 
Islam? Sejumlah Pendekatan. 

Pemikiran-pemikiran kritis Ulil tentang Islam dalam buku ini adalah 
bunga rampai surat-surat elektronik yang ia kirim ke milis JIL 
(Jaringan Islam Liberal) dan dua milis lain selama ia melanjutkan 
studi di Boston, Amerika Serikat, dalam kurun waktu antara akhir 
September 2005 hingga akhir Februari 2006. Isi surat-surat yang 
dikirim Ulil untuk menanggapi pendapat anggota milis maupun mengawali 
sebuah pembicaraan cukup beragam, terutama berisi tanggapannya 
terhadap berbagai persoalan yang sedang terjadi di Indonesia yang 
berkaitan dengan Islam dan hubungannya dengan paham-paham atau agama 
lain. Misalnya, kasus bom Bali, Ahmadiyah, hingga komunitas Eden 
pimpinan Lia Aminuddin. Ia juga cukup panjang lebar membahas soal 
pendapatnya mengenai mengapa Islam harus dikritik. (WEN/Litbang Kompas) 

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0704/15/Buku/3457964.htm




-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]