Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-04-02 Terurut Topik rama yanti


--- On Thu, 4/2/09, rama yanti  wrote:
From: rama yanti 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, April 2, 2009, 7:14 PM












makanya jangan pilih partai atau pemimpin tukang koruptor, partai 
koruptor dan yg membuat UUD atas kitab setan! penuh dengan nafsu setan!



partai yg anggota dewan nya koruptor, eh pas jujur anggota dewannya sperti agus 
condro malah di pecat dari partai!!!



jangan pilih pemimpin asal nunjuk2 marah2 in rakyat atas BLT



pilih pemimpin yg bersih  peduli dan profesional!



 

















[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-04-02 Terurut Topik rama yanti
makanya jangan pilih partai atau pemimpin tukang koruptor, partai koruptor dan 
yg membuat UUD atas kitab setan! penuh dengan nafsu setan!

partai yg anggota dewan nya koruptor, eh pas jujur anggota dewannya sperti agus 
condro malah di pecat dari partai!!!


jangan pilih pemimpin asal nunjuk2 marah2 in rakyat atas BLT

pilih pemimpin yg bersih  peduli dan profesional!




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-26 Terurut Topik meyta sari
unsubscribe 

 
Meyta





From: ifadah_99 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, March 26, 2009 7:09:25 AM
Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?


Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?

Ingin ikut diskusi? Klik disini:
http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009


   


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-26 Terurut Topik Abdul Mu'iz
mbak Ifadah,
1) Nabi atau rasul itu istilah khas qur'an, injil, zabur dan taurad atau
khas bangsa smith, ya tentu saja yang memilih itu adalah Allah, karena
memang manusia dan jin itu diciptakan oleh Allah untuk mengabdi
kepada-Nya. Nah bagaimana cara mengabdi kepada Allah, butuh guidence. Nah
yang ditunjuk memberikan guidence itu ya Nabi dan Rasul-Nya.
2) Sistem politik ya dibuat sendiri oleh umat manusia, karena Agama tidak
memberikan model sistem politik yang tegas yang sifatnya given. Kalau
model dan cara ibadah ritual itu ada aturan tegas dan rinci.
3) Kalau merujuk hadits (maaf saya lupa matan dan sanadnya, silakan baca
fatwa kontemporenya yusuf qardhawy)) Pemimpin itu harus mencintai umatnya
(yang dipimpin), dan umatnya juga mencintai sang pemimpinnya. Pemimpin itu
harus mendoakan kebaikan bagi umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga
mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya. Dan Pemimpin itu tidak boleh melaknat
umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga tidak boleh melaknat pemimpinnya
(al hadits). Nah kalau merujuk hadits ini, dengan sendirinya pemimpin itu
tidak muncul tiba-tiba tetapi melalui proses interaksi antara yang yang
dimpimpin dengan calon pemimpin yang akan menjadi penguasa.
4) Kalau ijtihad politik disamaratakan dengan ijtihad bidang fiqh, maka
yang boleh jadi mujtahid tentunya hanyalah mufti saja. Padahal persoalan
politik apalagi menyangkut masyarakat majemuk, maka terminologi ijtihad
itu mau yang bagaimana ??
5) Memilih atau tidak memilih adalah kemerdekaan setiap insan. Tentunya
mudharat dan manfaatnya bisa dikalkulasi.
6) Sistem politik islam adalah yang bertujuan rahmatan lil alamin,
menjunjung tinggi keadilan, mensejahterahkan rakyat, dan menciptakan negri
yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Soal memilih pemimpin terserah
kesepakatan kaum muslimin.

Wassalam
Abdul Mu'iz

> Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw
> adalah para pemimpin ilahiah, maka:
> 1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
> 2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi,
> bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"?
> 3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa
> pemimpin tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh
> politik praktis dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg
> kepemimpinannya dipilih oleh kaum (rakyat)nya?
> 4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu
> namanya ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad
> dalam hal ini? Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad?
> Jika tidak, maka dari awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka
> semua pengikutnya adalah batil alias dosa.
> 5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada
> otoritas ulama yang bertanggung jawab.
> 6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat
> (demokrasi)? Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?
>
> Ingin ikut diskusi? Klik disini:
> http://www.facebook.com/group.php?gid=5562009
>
>
>




Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik izzuddin al qassam
yahikutan juga krn penasaran tentang apa yg diomongin
lihatnya sih di buletin Al Islam (apa Al muslim ya) nggak ingat lg pokonya 
buletinnya HTI lah
nah lihat2 publikasi dibelakangnya ada seminar untuk pelajar
akhirnya ikutan...

om..ujian SPMB. mo masuk kuliah nih
enaknya kuliah dimana ya
kedokteran, ekonomi ato KIP???

:putri

--- On Wed, 3/25/09, Ari Condro  wrote:

From: Ari Condro 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
To: "Milis wm" 
Date: Wednesday, March 25, 2009, 11:36 PM












Menjelang ujian ?

Sekolah di mana put ? Kok ikutan kegiatan pelajar yg diselenggarakan ht ?



Masa ikutan ujiannya paket a dan paket b ?





salam,







-Original Message-

From: izzuddin al qassam 



Date: Wed, 25 Mar 2009 22:00:21 

To: 

Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?





hahaha.

kmrn ikut kajiannya HTI buat Pelajar

awalnya ada kabaret tentang kelakuan dan identitas pelajar kita sekarang yang 
KATANYA produksi sekulerisme dan pluralisme

tauran lah, pacaranlah, "make" lah etc etc de

nah pas udah agak-agak lama nih

mereka ngajak golput rame-rame dengan cara yang halus banget

pake bilang kalo demokrasi nggak ada didalam Islam dan demokrasi sekarang udah 
keblablasan pokoknya halus banget deehh sampe2 ngajak guru-guru sekolah juga 
(ow ow ow)



nah nyampe sini put udah nggak tahan lagi

rasanya kepala mau meledak saking ngerasa nggak nyaman dengan diskusi pencucian 
otak itu.

huf. akhirnya pulang and bisanya cuma melotot ke Bang Ary yang ngabisin 
ayam KFC dengan santai di depan komputer

"Bang...KFC kan punya Yahudi" (bang ary cuma nyengir)

"mubadzir dek kalo nggak dibawa, kan dikasihbukan abang yang beli" (masih 
tetap dengan cengirannya"

"what???"



(menjelang pamilu dan ujian yg didepan mata)

:putri



--- On Wed, 3/25/09, Ari Condro  wrote:



From: Ari Condro 

Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

To: "Milis wm" 

Date: Wednesday, March 25, 2009, 7:21 PM

























Sebodo amat.



Gue golput ajah !



*salafi mode on*







Lagian emokrasi kan harom



*hizbut tahrir mode on*







Memilih pemimpin itu wajib



*pks mode on*







Pemilu itu berkah dari masa damai, lihat afrika dan amerika latin yg tiap 
beberapa bulan terjadi kudeta demi kudeta*



Demokrasi jadi alat untuk menghukum pemimpin sinting bin kentir yg di periode 
sebelumnya membuat kebijakan yg tidak memihak rakyat



*pendidikan politik warga negara*







Gue nyoblos dah, asal bukan pks



*soale pks sering melakukan hal hal jahat pada kaum minoritas, menggunakan 
logika mayoritas untuk menekan orang yg berbeda*











salam,















-Original Message-



From: "ifadah_99" 







Date: Thu, 26 Mar 2009 00:09:25 



To: 



Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?











Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:



1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?



2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 



3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?



4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.



5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.



6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?







Ingin ikut diskusi? Klik disini:



http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009



















[Non-text portions of this message have been removed]









 



  









 



































  



[Non-text portions of this message have been removed]







[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik anb99

arcon ternyata cerewet ya di milis, :)
sekarang kan lagi nyepi, hormati dikit ah.

~a~

kapan ke jkt lagi kontak ya, udah lama nggak ketemu.



Powered by ANB BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ari Condro" 

Date: Thu, 26 Mar 2009 06:36:04 
To: Milis wm
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?


Menjelang ujian ?
Sekolah di mana put ? Kok ikutan kegiatan pelajar yg diselenggarakan ht ?

Masa ikutan ujiannya paket a dan paket b ?


salam,



-Original Message-
From: izzuddin al qassam 

Date: Wed, 25 Mar 2009 22:00:21 
To: 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?


hahaha.
kmrn ikut kajiannya HTI buat Pelajar
awalnya ada kabaret tentang kelakuan dan identitas pelajar kita sekarang yang 
KATANYA produksi sekulerisme dan pluralisme
tauran lah, pacaranlah, "make" lah etc etc de
nah pas udah agak-agak lama nih
mereka ngajak golput rame-rame dengan cara yang halus banget
pake bilang kalo demokrasi nggak ada didalam Islam dan demokrasi sekarang udah 
keblablasan pokoknya halus banget deehh sampe2 ngajak guru-guru sekolah juga 
(ow ow ow)

nah nyampe sini put udah nggak tahan lagi
rasanya kepala mau meledak saking ngerasa nggak nyaman dengan diskusi pencucian 
otak itu.
huf.akhirnya pulang and bisanya cuma melotot ke Bang Ary yang ngabisin 
ayam KFC dengan santai di depan komputer
"Bang...KFC kan punya Yahudi" (bang ary cuma nyengir)
"mubadzir dek kalo nggak dibawa, kan dikasihbukan abang yang beli" (masih 
tetap dengan cengirannya"
"what???"

(menjelang pamilu dan ujian yg didepan mata)
:putri

--- On Wed, 3/25/09, Ari Condro  wrote:

From: Ari Condro 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
To: "Milis wm" 
Date: Wednesday, March 25, 2009, 7:21 PM












Sebodo amat.

Gue golput ajah !

*salafi mode on*



Lagian emokrasi kan harom

*hizbut tahrir mode on*



Memilih pemimpin itu wajib

*pks mode on*



Pemilu itu berkah dari masa damai, lihat afrika dan amerika latin yg tiap 
beberapa bulan terjadi kudeta demi kudeta*

Demokrasi jadi alat untuk menghukum pemimpin sinting bin kentir yg di periode 
sebelumnya membuat kebijakan yg tidak memihak rakyat

*pendidikan politik warga negara*



Gue nyoblos dah, asal bukan pks

*soale pks sering melakukan hal hal jahat pada kaum minoritas, menggunakan 
logika mayoritas untuk menekan orang yg berbeda*





salam,







-Original Message-

From: "ifadah_99" 



Date: Thu, 26 Mar 2009 00:09:25 

To: 

Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?





Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:

1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?

2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 

3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?

4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.

5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.

6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?



Ingin ikut diskusi? Klik disini:

http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009









[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to

Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik Ari Condro
Menjelang ujian ?
Sekolah di mana put ? Kok ikutan kegiatan pelajar yg diselenggarakan ht ?

Masa ikutan ujiannya paket a dan paket b ?


salam,



-Original Message-
From: izzuddin al qassam 

Date: Wed, 25 Mar 2009 22:00:21 
To: 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?


hahaha.
kmrn ikut kajiannya HTI buat Pelajar
awalnya ada kabaret tentang kelakuan dan identitas pelajar kita sekarang yang 
KATANYA produksi sekulerisme dan pluralisme
tauran lah, pacaranlah, "make" lah etc etc de
nah pas udah agak-agak lama nih
mereka ngajak golput rame-rame dengan cara yang halus banget
pake bilang kalo demokrasi nggak ada didalam Islam dan demokrasi sekarang udah 
keblablasan pokoknya halus banget deehh sampe2 ngajak guru-guru sekolah juga 
(ow ow ow)

nah nyampe sini put udah nggak tahan lagi
rasanya kepala mau meledak saking ngerasa nggak nyaman dengan diskusi pencucian 
otak itu.
huf.akhirnya pulang and bisanya cuma melotot ke Bang Ary yang ngabisin 
ayam KFC dengan santai di depan komputer
"Bang...KFC kan punya Yahudi" (bang ary cuma nyengir)
"mubadzir dek kalo nggak dibawa, kan dikasihbukan abang yang beli" (masih 
tetap dengan cengirannya"
"what???"

(menjelang pamilu dan ujian yg didepan mata)
:putri

--- On Wed, 3/25/09, Ari Condro  wrote:

From: Ari Condro 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
To: "Milis wm" 
Date: Wednesday, March 25, 2009, 7:21 PM












Sebodo amat.

Gue golput ajah !

*salafi mode on*



Lagian emokrasi kan harom

*hizbut tahrir mode on*



Memilih pemimpin itu wajib

*pks mode on*



Pemilu itu berkah dari masa damai, lihat afrika dan amerika latin yg tiap 
beberapa bulan terjadi kudeta demi kudeta*

Demokrasi jadi alat untuk menghukum pemimpin sinting bin kentir yg di periode 
sebelumnya membuat kebijakan yg tidak memihak rakyat

*pendidikan politik warga negara*



Gue nyoblos dah, asal bukan pks

*soale pks sering melakukan hal hal jahat pada kaum minoritas, menggunakan 
logika mayoritas untuk menekan orang yg berbeda*





salam,







-Original Message-

From: "ifadah_99" 



Date: Thu, 26 Mar 2009 00:09:25 

To: 

Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?





Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:

1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?

2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 

3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?

4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.

5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.

6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?



Ingin ikut diskusi? Klik disini:

http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009









[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik izzuddin al qassam
hahaha.
kmrn ikut kajiannya HTI buat Pelajar
awalnya ada kabaret tentang kelakuan dan identitas pelajar kita sekarang yang 
KATANYA produksi sekulerisme dan pluralisme
tauran lah, pacaranlah, "make" lah etc etc de
nah pas udah agak-agak lama nih
mereka ngajak golput rame-rame dengan cara yang halus banget
pake bilang kalo demokrasi nggak ada didalam Islam dan demokrasi sekarang udah 
keblablasan pokoknya halus banget deehh sampe2 ngajak guru-guru sekolah juga 
(ow ow ow)

nah nyampe sini put udah nggak tahan lagi
rasanya kepala mau meledak saking ngerasa nggak nyaman dengan diskusi pencucian 
otak itu.
huf.akhirnya pulang and bisanya cuma melotot ke Bang Ary yang ngabisin 
ayam KFC dengan santai di depan komputer
"Bang...KFC kan punya Yahudi" (bang ary cuma nyengir)
"mubadzir dek kalo nggak dibawa, kan dikasihbukan abang yang beli" (masih 
tetap dengan cengirannya"
"what???"

(menjelang pamilu dan ujian yg didepan mata)
:putri

--- On Wed, 3/25/09, Ari Condro  wrote:

From: Ari Condro 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
To: "Milis wm" 
Date: Wednesday, March 25, 2009, 7:21 PM












Sebodo amat.

Gue golput ajah !

*salafi mode on*



Lagian emokrasi kan harom

*hizbut tahrir mode on*



Memilih pemimpin itu wajib

*pks mode on*



Pemilu itu berkah dari masa damai, lihat afrika dan amerika latin yg tiap 
beberapa bulan terjadi kudeta demi kudeta*

Demokrasi jadi alat untuk menghukum pemimpin sinting bin kentir yg di periode 
sebelumnya membuat kebijakan yg tidak memihak rakyat

*pendidikan politik warga negara*



Gue nyoblos dah, asal bukan pks

*soale pks sering melakukan hal hal jahat pada kaum minoritas, menggunakan 
logika mayoritas untuk menekan orang yg berbeda*





salam,







-Original Message-

From: "ifadah_99" 



Date: Thu, 26 Mar 2009 00:09:25 

To: 

Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?





Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:

1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?

2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 

3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?

4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.

5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.

6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?



Ingin ikut diskusi? Klik disini:

http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009









[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik Ari Condro
Sebodo amat.
Gue golput ajah !
*salafi mode on*

Lagian emokrasi kan harom
*hizbut tahrir mode on*

Memilih pemimpin itu wajib
*pks mode on*

Pemilu itu berkah dari masa damai, lihat afrika dan amerika latin yg tiap 
beberapa bulan terjadi kudeta demi kudeta*
Demokrasi jadi alat untuk menghukum pemimpin sinting bin kentir yg di periode 
sebelumnya membuat kebijakan yg tidak memihak rakyat
*pendidikan politik warga negara*

Gue nyoblos dah, asal bukan pks
*soale pks sering melakukan hal hal jahat pada kaum minoritas, menggunakan 
logika mayoritas untuk menekan orang yg berbeda*


salam,



-Original Message-
From: "ifadah_99" 

Date: Thu, 26 Mar 2009 00:09:25 
To: 
Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?


Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?

Ingin ikut diskusi? Klik disini:
http://www.facebook.com/group.php?gid=5562009





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik jano ko
Ifadah:
 
Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:

--
 
ko_jano :
 
Baca saja HAM , sudah jelas Islam dijamin oleh HAM, jadi sudah jelas bahwa 
sistim yang kita anut adalah tunduk, berbakti, beribadah kepada Allah.
 
UIDOHR :
 
XIV Right to Free Association
a) Every person is entitled to participate individually and collectively in the 
religious, social, cultural and political life of his community and to 
establish institutions and agencies meant to enjoin what is right (ma'roof) and 
to prevent what is wrong (munkar).
b) Every person is entitled to strive for the establishment of institutions 
whereunder an enjoyment of these rights would be made possible. Collectively, 
the community is obliged to establish conditions so as to allow its members 
full development of their personalities.
 
Wassalam.
 
 
 
 
-o0o-
 


--- On Thu, 26/3/09, ifadah_99  wrote:


From: ifadah_99 
Subject: [wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 26 March, 2009, 7:09 AM






Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?

Ingin ikut diskusi? Klik disini:
http://www.facebook .com/group. php?gid=5562 009

















  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-25 Terurut Topik ifadah_99
Jika kita mengakui bahwa para nabi dan rasul termasuk Rasulullah saw adalah 
para pemimpin ilahiah, maka:
1. Siapakah yang memilih mereka? Allah saw atau kaum (rakyat)nya?
2. Mengapa kita harus membuat sistem politik sendiri? sistem demokrasi, 
bukankah ini bersumber dari pernyataan zionis "Suara rakyat suara Tuhan"? 
3. Adakah suatu dalil dari Al-Qur'an atau hadis yang menunjukkan bahwa pemimpin 
tertinggi negara mesti dipilih oleh rakyat? Atau adakah contoh politik praktis 
dari nabi dan rasul dari dulu hingga Rasulullah saw yg kepemimpinannya dipilih 
oleh kaum (rakyat)nya?
4. Jika tidak ada satu pun dalil yg menunjukkan pada poin (3), maka itu namanya 
ijtihad sendiri dalam hal sistem politik. Siapakah yg berijtihad dalam hal ini? 
Sudahkah yg berijtihad itu memenuhi persyaratan ijtihad? Jika tidak, maka dari 
awal langkahnya sudah batil. Jika itu batil, maka semua pengikutnya adalah 
batil alias dosa.
5. Mana yg lebih beresiko: Memilih atau tidak memilih? Kecuali ada otoritas 
ulama yang bertanggung jawab.
6. Sebenarnya sistem politik Islam pemimpinnya dipilih oleh rakyat (demokrasi)? 
Atau musyawarah? Atau pilihan Ilahiah?

Ingin ikut diskusi? Klik disini:
http://www.facebook.com/group.php?gid=5562009