Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Kerabat saya ada yg jadi dokter di MK, dan bagi dokter berjilbab nggak pa-pa tuh Mungkin keliru MK yg di Jatinegara itu lain dengan grup Mitra yg di bekasi dan Depok. Setahu saya dokter obgin di MK Bekasi justru berjilbab. Kalo untuk paramedis memang gak boleh pake jilbab. Kalopun berjilbab selama bekerja dilarang pakai. Sebabnya apa? Coba saja di cek sendiri mengapa dan sebabnya. Mengapa kalo mau jadi tentara atau polisi, pramugari juga gak boleh berjilbab, kok ini gak diributin ya ? Salam heran, l.meilany - Original Message - From: Lina Warni To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 12, 2008 3:10 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] Benar.. seorang Dokter yang sehari2nya berjilbab dan praktek di Mitra Keluarga Jakarta, apabila jadwal praktek disana harus buka tutup jilbab. Jadi sewaktu di mobil sebelum turun diparkiran buka jilbab dulu. Nanti setelah Jadwal Prakteknya selesai di MK baru dech pasang jilbab lagi dimobilnya. Dan seorang tetangga yang anaknya mengajukan lamaran kerja ke Mitra Keluarga tidak diterima lantaran : Jilbab juga. Kemaren waktu Mitra Keluarga buka di daerah Depok dengan alas an yang sama lamarannya juga di tolak. Diskriminasi yang masiih saja terpinggirkan.. From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condro Sent: Wednesday, November 12, 2008 3:06 PM To: Milis wm Subject: Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ryfa_0507%40yahoo.com> > Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html <http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html> Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Baca2 komentar dari kemaren2 katanya Ramayanti ini aktivis-simpatisan PKS. Tapi kok orang PKS ngomongnya begini ya, nggak keruan juntrungannya, ngomel2. Memangnya bersodaraan sama tenaga medis yg punya perkara itu? Setahu saya karena saya punya kerabat dekat yg kerja di RS Mitra Keluarga Bekasi ataupun Depok. Kasus dibawah ini dah gak murni lagi. Di politisir, begitulah bahasa tingginya. Soal pemutusan kerja lantas dikaitkan dengan gak boleh pake jilbab segala. RS Mitra Keluarga kan punya kebijakan sendiri, punya alasan mengapa nggak boleh pake jilbab. Yg gak boleh berjilbab hanya tenaga paramedis, kalo dokter boleh. Mengapa? Banyak perempuan jilbab yg bekerja dan kemudian melepas jilbabnya selama kerja nggak sampai ribut gini. Coba lihat saja para SPG di dept store besar di jakarta : Sogo, Metro, Mark Spencer, Zara, Parisian, Seibu. SPG di counter kosmetik luar. Bahkan mereka harus mengenakan uniform yg kadang seksi - rok mini super pendek. Gak ada yg protes. Perempuan yg mau jadi TNI- Polisi, pramugari juga demikiankenapa gak ada yg ribut. Ini kan bukan masalah HAM lagi. Salam, l.meilany - Original Message - From: rama yanti To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 12, 2008 2:36 PM Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mitra Keluarga Bekasi,'' ujarnya. Tidak bisa diterima Ketua MUI Pusat, Amidhan, mengimbau Wine sebaiknya membawa kasusnya ke Komnas HAM. Dasar pelaporan adalah karena sikap pelarangan jilbab tersebut melanggar HAM. Komnas HAM, menurut Amidhan, juga harus membuat rekomendasi agar RSMKB mengizinkan karyawannya mengenakan jilbab. Jika alasannya adalah penyeragaman, baginya itu tidak bisa diterima. "Karena pembatasan HAM adalah melanggar undang-undang," katanya. Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Salahuddin Wahid, juga mengatakan ketidaksetujuannya terhadap cara RS Mitra Kelu
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Emosi amat nih mbak rama yanti cuma gara2 satu kasus terus komnas perempuan mau dibubarkan padahal belum tentu komnas perempuan gak peduli bisa saja peduli tapi gak tercover oleh media lagian udah ada komnas ham yang peduli bayangkan kalau komnas perempuan dibubarkan akan lebih banyak lagi perempuan2 yang gak dibela hak2-nya daripada emosi, mending mbak rama tabayun deh nanya ke komnas perempuan baik2 ... mbak2 yang di komnas perempuan, ada kasus soal jilbab nih apakah mbak2 sudah tahu dan peduli terhadapnya kalau sudah alhamdulillah, mohon diperjuangkan ya mbak kalau belum, tolong bisa diperjuangkan ya mbak ... gitu dong, jangan koar2 di milis dan menebar kebencian lagipula urusan komnas perempuan kan banyak sebagai saudara sesama muslim harus saling membantu dan bukan menjatuhkan salam, -- wikan On Wed, Nov 12, 2008 at 2:36 PM, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? > mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? > mana para penganut paham JIL dan > orang2 yang membela kaum minoritas?? > > mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? > > KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? > > NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. > > emang wanita lainnya gak di anggap?? > > bubarkan komnas perempuan > > BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. > > apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? > > BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! > > BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. > > http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Ga usah berharap sama komnas perempuan atau yg menggundul2 aktiviis perem/feministt jeng rama untuk hal2 seperti itu,, mereka udah terlalu sibuk untuk yg begituan mah, atau bisa jadi yg di bela malah Rumah sakitnya.. Lakukan aja yg bisa ente perjuangkan.. --- On Wed, 11/12/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] To: "Milis wm" Date: Wednesday, November 12, 2008, 12:06 AM Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!! ] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republik a.co.id/koran/ 0/13349.html Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya, '' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mitra Keluarga Bekasi,'' ujarnya. Tidak bisa diterima Ketua MUI Pusat, Amidhan, mengimbau Wine sebaiknya membawa kasusnya ke Komnas HAM. Dasar pelaporan adalah karena sikap pelarangan jilbab tersebut melanggar HAM. Komnas HAM, menurut Amidhan, juga harus membuat rekomendasi agar RSMKB mengizinkan karyawannya mengenakan jilbab. Jika alasannya adalah penyeragaman, baginya itu tidak bisa diterima. "
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Ga usah berharap sama komnas perempuan atau yg menggundul2 aktiviis perem/feministt jeng rama untuk hal2 seperti itu,, mereka udah terlalu sibuk untuk yg begituan mah.. Lakukan aja yg bisa ente perjuangkan.. --- On Wed, 11/12/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] To: "Milis wm" Date: Wednesday, November 12, 2008, 12:06 AM Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!! ] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republik a.co.id/koran/ 0/13349.html Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya, '' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mitra Keluarga Bekasi,'' ujarnya. Tidak bisa diterima Ketua MUI Pusat, Amidhan, mengimbau Wine sebaiknya membawa kasusnya ke Komnas HAM. Dasar pelaporan adalah karena sikap pelarangan jilbab tersebut melanggar HAM. Komnas HAM, menurut Amidhan, juga harus membuat rekomendasi agar RSMKB mengizinkan karyawannya mengenakan jilbab. Jika alasannya adalah penyeragaman, baginya itu tidak bisa diterima. "Karena pembatasan HAM adalah melanggar undang-undang, &quo
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Btw, sambil mikir. Si mbak wine baru kerja 4 tahun di mitra keluarga sudah bisa berangkat umroh. Doi dapat sponsorship dari farmasi mana yah ? Pantesan mbak wine gak mau dipindah bagian ke administrasi, secara pundi pundi rejeki dewa dapurnya ada di tempat yg lama. :p Just curious ajah. -Original Message- From: "Lina Warni" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wed, 12 Nov 2008 15:10:15 To: Subject: RE: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] Benar.. seorang Dokter yang sehari2nya berjilbab dan praktek di Mitra Keluarga Jakarta, apabila jadwal praktek disana harus buka tutup jilbab. Jadi sewaktu di mobil sebelum turun diparkiran buka jilbab dulu. Nanti setelah Jadwal Prakteknya selesai di MK baru dech pasang jilbab lagi dimobilnya. Dan seorang tetangga yang anaknya mengajukan lamaran kerja ke Mitra Keluarga tidak diterima lantaran : Jilbab juga. Kemaren waktu Mitra Keluarga buka di daerah Depok dengan alas an yang sama lamarannya juga di tolak. Diskriminasi yang masiih saja terpinggirkan.. From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condro Sent: Wednesday, November 12, 2008 3:06 PM To: Milis wm Subject: Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ryfa_0507%40yahoo.com> > Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html <http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html> Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) d
RE: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Benar.. seorang Dokter yang sehari2nya berjilbab dan praktek di Mitra Keluarga Jakarta, apabila jadwal praktek disana harus buka tutup jilbab. Jadi sewaktu di mobil sebelum turun diparkiran buka jilbab dulu. Nanti setelah Jadwal Prakteknya selesai di MK baru dech pasang jilbab lagi dimobilnya. Dan seorang tetangga yang anaknya mengajukan lamaran kerja ke Mitra Keluarga tidak diterima lantaran : Jilbab juga. Kemaren waktu Mitra Keluarga buka di daerah Depok dengan alas an yang sama lamarannya juga di tolak. Diskriminasi yang masiih saja terpinggirkan.. From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condro Sent: Wednesday, November 12, 2008 3:06 PM To: Milis wm Subject: Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ryfa_0507%40yahoo.com> > Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html <http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html> Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mit
Re: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
Lha itu komnas ham sudah ikut mengecam. Btw, saya lihat ada dua kasus jilbab. Mitra keluarga dan karya medika. Kalo karya medika setahu ane dari jaman baheula banyak yg pakai jilbab, istri ane aja periksa kandungan sama dokter berjilbab di sana. Kalau mitra keluarga memang seragamnya gak pakai jilbab. Jilbab sih menurut ane masalah kelaziman saja. Kalau perusahaan tempat kerja seragamnya gak ada option jilbab, yah gak usah melamar di sana. Toh banyak rumah sakit yg fine fine saja dgn jilbab. Malah rs muhammadiyah mewajibkan pakai jilbab. Yg gak pakai, dipaksa paksa pakai kalau mau kerja di sana. Jadi yah, sama saja. Serba saling memaksa jadinya. Eniwei, saya mendukung tempat kerja yg gak terlalu cerewet urusan seragam. Jadi biar jilbab jadi pilihan masing masing individu saja. Jangan berdasar paksaan. -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> Date: Tue, 11 Nov 2008 23:36:43 To: Subject: [wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!] mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. � JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mitra Keluarga Bekasi,'' ujarnya. Tidak bisa diterima Ketua MUI Pusat, Amidhan, mengimbau Wine sebaiknya membawa kasusnya ke Komnas HAM. Dasar pelaporan adalah karena sikap pelarangan jilbab tersebut melanggar HAM. Komnas HAM, menurut Amidhan, juga harus membuat rekomendasi agar RSMKB� mengizinkan karyawannya mengenakan jilbab. Jika alasannya adalah penyeragaman, baginya itu tidak bisa diterima. "Karena pembatasan HAM adalah melanggar undang-undang," katanya. Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Salahuddin Wahid, juga mengatakan ketidaksetujuannya terhadap cara RS Mitra Keluarga Bekasi. ''Saya tidak suka cara itu,'' katanya. Sonny Martakusuma, kuasa hukum RS Mitra Kelurga Bekasi, mengatakan bahwa kliennya tidak melanggar hak Wine sama sekali. Kini, menurut dia, Wine boleh bekerja kembali dengan jilbab dan manset, tapi di bidang administrasi. ''Bukan berarti pelanggaran hak profesi. Karena, posisi
[wanita-muslimah] Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi [BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN!!!]
mana para aktivis yang sering berkoar atas nama kegenderan?? mana para penjunjung kesetaraan?/ institut kesetaraan? mana para penganut paham JIL dan orang2 yang membela kaum minoritas?? mana KOMNAS PEREMPUAN BER ADA?? KEMANA ATAU LAGI SAKIT GIGI?? NGAKU2 AKTIVIS PEREMPUAN BAWA2 PEREMPUAN. emang wanita lainnya gak di anggap?? bubarkan komnas perempuan BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. apa layak sebuah lembaga telah berfihak?? BUBARKAN SAJA,...GAK LAYAK!!! BUBARKAN KOMNAS PEREMPUAN. http://www.republika.co.id/koran/0/13349.html Komnas HAM Kecam RS Mitra Keluarga Bekasi Larangan karyawannya berjilbab merupakan pelanggaran HAM dan diskriminatif. JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Hesti Armiwulan, menyatakan, tindakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, yang melarang tenaga medisnya mengenakan jilbab adalah bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan membuat orang lain kehilangan pekerjaan hanya karena pilihannya mengenakan pakaian Muslim. Komnas HAM siap mengambil tindakan penegakan HAM jika korban membuat laporan resmi. ''Perusahaan tidak boleh melihat orang bekerja hanya dari penampilan fisiknya. Apalagi, ini terkait pilihan menjalankan ajaran agamanya,'' kata Hesti, Selasa (11/11). Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang demokratis, yaitu menghormati hak dan pilihan setiap individu. ''Penggunaan jilbab merupakan hak individu. Sehingga, tidak diperkenankan ada pihak melarang orang lain menggunakan jilbab dalam kesehariannya,'' tegas Hesti. Dukungan Menneg PP Kasus pelarangan berjilbab yang menimpa Wine Dwi Mandella, tenaga medis di RS Mitra Keluarga Bekasi, kini akan berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP), Meutia Hatta Swasono, mendukung keberanian Wine memperjuangkan haknya dan menilai RS Mitra Keluarga tidak punya alasan kuat untuk melarang Wine berjilbab. ''Meski rumah sakit memiliki kebijakannya sendiri, namun harus memerhatikan HAM. Yang dilakukan RS Mitra Keluarga adalah aturan yang melanggar HAM. Mutasi yang ditawarkan RS Mitra Keluarga juga melanggar hak profesi Wine sebagai seorang fisioterapis. Itu jelas tindakan yang salah,'' ujar Meutia, saat berkunjung ke lokasi-lokasi penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Jatisampurna, Kota Bekasi. Meutia menambahkan, Wine memiliki hak untuk memilih profesi yang harus dihargai oleh semua pihak. ''Perempuan berhak bekerja di semua tempat yang menjadi pilihannya dan berhak juga bekerja dengan menjalankan kewajiban dalam agamanya,'' tutur Meutia. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Abdul Rasyid, menilai RSMKB sedang menuai sebuah sikap permusuhan. ''Kami bisa saja mengeluarkan kebijakan agar umat Muslim tidak berobat di RS Mitra Keluarga Bekasi,'' ujarnya. Tidak bisa diterima Ketua MUI Pusat, Amidhan, mengimbau Wine sebaiknya membawa kasusnya ke Komnas HAM. Dasar pelaporan adalah karena sikap pelarangan jilbab tersebut melanggar HAM. Komnas HAM, menurut Amidhan, juga harus membuat rekomendasi agar RSMKB mengizinkan karyawannya mengenakan jilbab. Jika alasannya adalah penyeragaman, baginya itu tidak bisa diterima. "Karena pembatasan HAM adalah melanggar undang-undang," katanya. Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Salahuddin Wahid, juga mengatakan ketidaksetujuannya terhadap cara RS Mitra Keluarga Bekasi. ''Saya tidak suka cara itu,'' katanya. Sonny Martakusuma, kuasa hukum RS Mitra Kelurga Bekasi, mengatakan bahwa kliennya tidak melanggar hak Wine sama sekali. Kini, menurut dia, Wine boleh bekerja kembali dengan jilbab dan manset, tapi di bidang administrasi. ''Bukan berarti pelanggaran hak profesi. Karena, posisi lama Wine sudah diisi oleh orang lain,'' jelasnya. nap/c88/c66 (-) Index Koran [Non-text portions of this message have been removed]