RE: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
Assalamualaikum wr.wb Mari kita gunakan kata kata yang lebih "bijak" Wasallam Wahyu Pamungkas From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ary Setijadi Prihamanto Sent: Sunday, May 04, 2008 8:36 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran wah ngotot... ;-( pulau - kepulauan -- tempat yang terdiri atas pulau-pulau tuhan - ketuhanan -- hal-hal yang berhubungan dengan tuhan Saadon itu orang bodoh dan kriminal. - Original Message - From: Tana Doang To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Sunday, May 04, 2008 7:12 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran Ole sio sayange, kurang satu bos, ada 5 butir: 5. menunjukkan banyak: pulau - kepulauan banyak pulau Sio, Saadon fintar tahu arti ke-an no.5 ini, jadi Saadon lebih fintar dari ente, nyong. Juga Saadon lebih jeli, bangsa Indonesia dijerumuskan menyembah berhala, Tuhan dilambangkan sebagai bintang dalam Garudho Pancasila, he, he. Nah, ketuhanan, mari katong tinjau: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar ketuhanan = hasil perbuatan Tuhan, Ketuhanan yang maha esa => Maha Esa itu hasil perbuatan Tuhan, sio, seng (tidak) ada makna 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal ketuhanan = menunjuk tempat atau asal Tuhan, seng cocok 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan ketuhanan = keadaan berlebihan dari Tuhan, seng ada makna 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan ketuhanan = membentuk verba, yang benner aje ketuhanan itu verba 5. menunjukkan banyak ketuhanan = banyak tuhan, nah ini punya makna artinya politeis, ini yang ditentang Saadon, jadi Saadon sama sekali tidak bodoh, entelah yang bodoh nyong. La Tando [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
wah ngotot... ;-( pulau - kepulauan -- tempat yang terdiri atas pulau-pulau tuhan - ketuhanan -- hal-hal yang berhubungan dengan tuhan Saadon itu orang bodoh dan kriminal. - Original Message - From: Tana Doang To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, May 04, 2008 7:12 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran Ole sio sayange, kurang satu bos, ada 5 butir: 5. menunjukkan banyak: pulau - kepulauan banyak pulau Sio, Saadon fintar tahu arti ke-an no.5 ini, jadi Saadon lebih fintar dari ente, nyong. Juga Saadon lebih jeli, bangsa Indonesia dijerumuskan menyembah berhala, Tuhan dilambangkan sebagai bintang dalam Garudho Pancasila, he, he. Nah, ketuhanan, mari katong tinjau: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar ketuhanan = hasil perbuatan Tuhan, Ketuhanan yang maha esa => Maha Esa itu hasil perbuatan Tuhan, sio, seng (tidak) ada makna 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal ketuhanan = menunjuk tempat atau asal Tuhan, seng cocok 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan ketuhanan = keadaan berlebihan dari Tuhan, seng ada makna 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan ketuhanan = membentuk verba, yang benner aje ketuhanan itu verba 5. menunjukkan banyak ketuhanan = banyak tuhan, nah ini punya makna artinya politeis, ini yang ditentang Saadon, jadi Saadon sama sekali tidak bodoh, entelah yang bodoh nyong. La Tando - Original Message - From: Ary Setijadi Prihamanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, May 04, 2008 7:50 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran eh MQ, sekarang ente download tuh video yang di youtube, perlihatkan ke Eyang HMNA, tanya apa hukumnya? Ketuhanan = tuhan banyak? ini teori dari mana? ke-an : Konfiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 65 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki konfiks ini. Konfiks ini adalah untuk: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan Contoh: keluarga -- kekeluargaan bijak -- kebijakan bajik -- kebajikan panjang -- kepanjangan mahasiswa -- kemahasiswaan Saadon itu berarti orang bodoh yang terjebak dengan kebodohannya sendiri... sialnya saudara-saudaranya (kayak ente) bukannya mengingatkan malah bangga dengan kebodohannya itu dan ikut-ikutan melestarikan kebodohan itu. Atas dasar apa? kebanggaan kesukuan? Ashobiyah? Ingatlah MQ, Ashabiyah itu kesesatan yang nyata. "Hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka Jahannam atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran." (Riwayat Abu Dawud, Turmidzi dan Ibnu Hibban. Turmidzi menghasankan hadits ini). Salam Ary - Original Message - From: Tana Doang To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 03, 2008 11:28 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran Sio, itu Ruzbihan Hamazani, lancang jarinya mengetik (baca: muluiknyo), karena menganggap joke itu sindirian terhadap MUI yangf keceknyo lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sio, itu Ruzbihan Hamazani (Ahmad Badurdurja himself?) seirama dengan para misionaris agama qadiayn yang sangat anti pada MUI, yang memfatwa sesat Ahmadiyah Qadiyan. Onde mande, MUI memang kerja utamanya mengeluarkan fatwa, DPR kerjanya mangecek di Senayan. Ole sio sayange, Pancasila ditolak sebab sila pertamanya: Ketuhanan yang Maha Esa. Itu dua hal yang bertentangan, imbuhan ke-an menyatakan banyak. Kepulauan artinya banyak pulau. Jadi Ketuhanan yang Maha Esa berarti Banyak Tuhan Yang Maha Esa. Sio, orang Indonesia penyembah berhala, sebab Tuhan dilambangkan sebagai bintang. Sio, ini bukan joke, sebab diucapkan sebagai pembelaan seorang Bugis-Makassar yang bernama Saadon, dalam sidang pengadilan, peristiwa Cikini, penggranatan teriadap Presiden Soekarno. Saadon dijatuhi hukuman mati. Salam La Tando (MQ) +++ - Original Message - From: Ahmad Badrudduja To: Siasah Kini ; Surau ; Ulil Abshar ; Wanita Muslimah ; Zamanku Sent: Saturday, May 03, 2008 3:05 AM Subject: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran MUI, Humor dan Sindiran Ruzbihan Hamazani Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, mengatakan
Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
Ole sio sayange, kurang satu bos, ada 5 butir: 5. menunjukkan banyak: pulau - kepulauan banyak pulau Sio, Saadon fintar tahu arti ke-an no.5 ini, jadi Saadon lebih fintar dari ente, nyong. Juga Saadon lebih jeli, bangsa Indonesia dijerumuskan menyembah berhala, Tuhan dilambangkan sebagai bintang dalam Garudho Pancasila, he, he. Nah, ketuhanan, mari katong tinjau: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar ketuhanan = hasil perbuatan Tuhan, Ketuhanan yang maha esa => Maha Esa itu hasil perbuatan Tuhan, sio, seng (tidak) ada makna 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal ketuhanan = menunjuk tempat atau asal Tuhan, seng cocok 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan ketuhanan = keadaan berlebihan dari Tuhan, seng ada makna 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan ketuhanan = membentuk verba, yang benner aje ketuhanan itu verba 5. menunjukkan banyak ketuhanan = banyak tuhan, nah ini punya makna artinya politeis, ini yang ditentang Saadon, jadi Saadon sama sekali tidak bodoh, entelah yang bodoh nyong. La Tando - Original Message - From: Ary Setijadi Prihamanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, May 04, 2008 7:50 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran eh MQ, sekarang ente download tuh video yang di youtube, perlihatkan ke Eyang HMNA, tanya apa hukumnya? Ketuhanan = tuhan banyak? ini teori dari mana? ke-an : Konfiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 65 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki konfiks ini. Konfiks ini adalah untuk: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan Contoh: keluarga -- kekeluargaan bijak -- kebijakan bajik -- kebajikan panjang -- kepanjangan mahasiswa -- kemahasiswaan Saadon itu berarti orang bodoh yang terjebak dengan kebodohannya sendiri... sialnya saudara-saudaranya (kayak ente) bukannya mengingatkan malah bangga dengan kebodohannya itu dan ikut-ikutan melestarikan kebodohan itu. Atas dasar apa? kebanggaan kesukuan? Ashobiyah? Ingatlah MQ, Ashabiyah itu kesesatan yang nyata. "Hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka Jahannam atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran." (Riwayat Abu Dawud, Turmidzi dan Ibnu Hibban. Turmidzi menghasankan hadits ini). Salam Ary - Original Message - From: Tana Doang To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 03, 2008 11:28 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran Sio, itu Ruzbihan Hamazani, lancang jarinya mengetik (baca: muluiknyo), karena menganggap joke itu sindirian terhadap MUI yangf keceknyo lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sio, itu Ruzbihan Hamazani (Ahmad Badurdurja himself?) seirama dengan para misionaris agama qadiayn yang sangat anti pada MUI, yang memfatwa sesat Ahmadiyah Qadiyan. Onde mande, MUI memang kerja utamanya mengeluarkan fatwa, DPR kerjanya mangecek di Senayan. Ole sio sayange, Pancasila ditolak sebab sila pertamanya: Ketuhanan yang Maha Esa. Itu dua hal yang bertentangan, imbuhan ke-an menyatakan banyak. Kepulauan artinya banyak pulau. Jadi Ketuhanan yang Maha Esa berarti Banyak Tuhan Yang Maha Esa. Sio, orang Indonesia penyembah berhala, sebab Tuhan dilambangkan sebagai bintang. Sio, ini bukan joke, sebab diucapkan sebagai pembelaan seorang Bugis-Makassar yang bernama Saadon, dalam sidang pengadilan, peristiwa Cikini, penggranatan teriadap Presiden Soekarno. Saadon dijatuhi hukuman mati. Salam La Tando (MQ) +++ - Original Message - From: Ahmad Badrudduja To: Siasah Kini ; Surau ; Ulil Abshar ; Wanita Muslimah ; Zamanku Sent: Saturday, May 03, 2008 3:05 AM Subject: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran MUI, Humor dan Sindiran Ruzbihan Hamazani Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, mengatakan bahwa menurut fatwa MUI, umat Islam dilarang mengawini gadis sekantor. Pernyataan ini langsung menyulut kontroversi luas. Media massa tergoda untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan Pak Din untuk mengklarifikasi fatwa yang membingungkan ini. Bagaimana mungkin seseorang dilarang menikahi gadis sekantor? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an atau hadis? Lalu terjadilah wawancara beriku
Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
eh MQ, sekarang ente download tuh video yang di youtube, perlihatkan ke Eyang HMNA, tanya apa hukumnya? Ketuhanan = tuhan banyak? ini teori dari mana? ke-an : Konfiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 65 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki konfiks ini. Konfiks ini adalah untuk: 1. membentuk nomina yang menyatakan hasil perbuatan atau keadaan dalam pengertian umum yang menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan kata dasar 2. membentuk nomina yang menunjuk kepada tempat atau asal 3. membentuk adjektif yang menyatakan keadaan berlebihan 4. membentuk verba yang menyatakan kejadian yang kebetulan Contoh: keluarga -- kekeluargaan bijak -- kebijakan bajik -- kebajikan panjang -- kepanjangan mahasiswa -- kemahasiswaan Saadon itu berarti orang bodoh yang terjebak dengan kebodohannya sendiri... sialnya saudara-saudaranya (kayak ente) bukannya mengingatkan malah bangga dengan kebodohannya itu dan ikut-ikutan melestarikan kebodohan itu. Atas dasar apa? kebanggaan kesukuan? Ashobiyah? Ingatlah MQ, Ashabiyah itu kesesatan yang nyata. "Hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka Jahannam atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran." (Riwayat Abu Dawud, Turmidzi dan Ibnu Hibban. Turmidzi menghasankan hadits ini). Salam Ary - Original Message - From: Tana Doang To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 03, 2008 11:28 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran Sio, itu Ruzbihan Hamazani, lancang jarinya mengetik (baca: muluiknyo), karena menganggap joke itu sindirian terhadap MUI yangf keceknyo lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sio, itu Ruzbihan Hamazani (Ahmad Badurdurja himself?) seirama dengan para misionaris agama qadiayn yang sangat anti pada MUI, yang memfatwa sesat Ahmadiyah Qadiyan. Onde mande, MUI memang kerja utamanya mengeluarkan fatwa, DPR kerjanya mangecek di Senayan. Ole sio sayange, Pancasila ditolak sebab sila pertamanya: Ketuhanan yang Maha Esa. Itu dua hal yang bertentangan, imbuhan ke-an menyatakan banyak. Kepulauan artinya banyak pulau. Jadi Ketuhanan yang Maha Esa berarti Banyak Tuhan Yang Maha Esa. Sio, orang Indonesia penyembah berhala, sebab Tuhan dilambangkan sebagai bintang. Sio, ini bukan joke, sebab diucapkan sebagai pembelaan seorang Bugis-Makassar yang bernama Saadon, dalam sidang pengadilan, peristiwa Cikini, penggranatan teriadap Presiden Soekarno. Saadon dijatuhi hukuman mati. Salam La Tando (MQ) +++ - Original Message - From: Ahmad Badrudduja To: Siasah Kini ; Surau ; Ulil Abshar ; Wanita Muslimah ; Zamanku Sent: Saturday, May 03, 2008 3:05 AM Subject: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran MUI, Humor dan Sindiran Ruzbihan Hamazani Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, mengatakan bahwa menurut fatwa MUI, umat Islam dilarang mengawini gadis sekantor. Pernyataan ini langsung menyulut kontroversi luas. Media massa tergoda untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan Pak Din untuk mengklarifikasi fatwa yang membingungkan ini. Bagaimana mungkin seseorang dilarang menikahi gadis sekantor? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an atau hadis? Lalu terjadilah wawancara berikut ini: Wartawan: Pak Din, apakah betul MUI mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam dilarang menikahi gadis sekantor? Din Syamsuddin: Betul. Wartawan: Apa dasarnya? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an dan hadis? Din Syamsuddin: Dasarnya sederhana saja. Wong kawin dengan satu gadis saja sudah repot, apalagi mengawini gadis sekantor. Bayangkan, kalau di kantor ada 100 gadis, apakah kita mampu menikahi mereka semua. Lagi pula, itu kan jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Islam hanya membolehkan kawin dengan empat orang perempuan, maksimal. Kisah di atas itu saya peroleh baru-baru ini dari seorang teman via email. Judul email itu membuat saya terangsang membaca: "MUI mengharamkan nikah dengan gadis sekantor". Saya berkata dalam hati: wah, berita ini menarik. Setelah membaca keseluruhan email itu, saya akhirnya tahu, isinya hanyalah "joke" atau guyonan semata. Pesannya sangat jelas: menyindir MUI yang selama ini dikenal sebagai lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sebagai guyonan, tentu isi email itu hanyalah rekaan belaka. Tak ada fatwa "konyol" seperti itu dalam dunia riil. Dan tentu, MUI tak akan sembrono mengeluarkan fatwa semacam itu, kecuali jika mau menjadi sasaran damprat dan kritik. . [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
Banyak kok kantor yang jumlah wanitanya kurang dari 4. kalau kantor yang maskulin, kayak bengkel kendaraan bermotor atau kantor pertambangan/perminyakan, jumlah wanita biasanya minimal. Paling2 bagian sekretaris/administrasi/keuangan, sisanya cowok semua. salam, -- wikan On 5/3/08, Ahmad Badrudduja <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > MUI, Humor dan Sindiran > > Ruzbihan Hamazani > > Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, > mengatakan bahwa menurut fatwa MUI, umat Islam dilarang mengawini gadis > sekantor. Pernyataan ini langsung menyulut kontroversi luas. Media massa > tergoda untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan Pak Din untuk > mengklarifikasi fatwa yang membingungkan ini. Bagaimana mungkin seseorang > dilarang menikahi gadis sekantor? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an atau hadis? > Lalu terjadilah wawancara berikut ini: > > Wartawan: Pak Din, apakah betul MUI mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam > dilarang menikahi gadis sekantor? > > Din Syamsuddin: Betul. > > Wartawan: Apa dasarnya? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an dan hadis? > > Din Syamsuddin: Dasarnya sederhana saja. Wong kawin dengan satu gadis saja > sudah repot, apalagi mengawini gadis sekantor. Bayangkan, kalau di kantor ada > 100 gadis, apakah kita mampu menikahi mereka semua. Lagi pula, itu kan jelas > bertentangan dengan ajaran Islam. Islam hanya membolehkan kawin dengan empat > orang perempuan, maksimal.
Re: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
Sio, itu Ruzbihan Hamazani, lancang jarinya mengetik (baca: muluiknyo), karena menganggap joke itu sindirian terhadap MUI yangf keceknyo lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sio, itu Ruzbihan Hamazani (Ahmad Badurdurja himself?) seirama dengan para misionaris agama qadiayn yang sangat anti pada MUI, yang memfatwa sesat Ahmadiyah Qadiyan. Onde mande, MUI memang kerja utamanya mengeluarkan fatwa, DPR kerjanya mangecek di Senayan. Ole sio sayange, Pancasila ditolak sebab sila pertamanya: Ketuhanan yang Maha Esa. Itu dua hal yang bertentangan, imbuhan ke-an menyatakan banyak. Kepulauan artinya banyak pulau. Jadi Ketuhanan yang Maha Esa berarti Banyak Tuhan Yang Maha Esa. Sio, orang Indonesia penyembah berhala, sebab Tuhan dilambangkan sebagai bintang. Sio, ini bukan joke, sebab diucapkan sebagai pembelaan seorang Bugis-Makassar yang bernama Saadon, dalam sidang pengadilan, peristiwa Cikini, penggranatan teriadap Presiden Soekarno. Saadon dijatuhi hukuman mati. Salam La Tando (MQ) +++ - Original Message - From: Ahmad Badrudduja To: Siasah Kini ; Surau ; Ulil Abshar ; Wanita Muslimah ; Zamanku Sent: Saturday, May 03, 2008 3:05 AM Subject: [wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran MUI, Humor dan Sindiran Ruzbihan Hamazani Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, mengatakan bahwa menurut fatwa MUI, umat Islam dilarang mengawini gadis sekantor. Pernyataan ini langsung menyulut kontroversi luas. Media massa tergoda untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan Pak Din untuk mengklarifikasi fatwa yang membingungkan ini. Bagaimana mungkin seseorang dilarang menikahi gadis sekantor? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an atau hadis? Lalu terjadilah wawancara berikut ini: Wartawan: Pak Din, apakah betul MUI mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam dilarang menikahi gadis sekantor? Din Syamsuddin: Betul. Wartawan: Apa dasarnya? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an dan hadis? Din Syamsuddin: Dasarnya sederhana saja. Wong kawin dengan satu gadis saja sudah repot, apalagi mengawini gadis sekantor. Bayangkan, kalau di kantor ada 100 gadis, apakah kita mampu menikahi mereka semua. Lagi pula, itu kan jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Islam hanya membolehkan kawin dengan empat orang perempuan, maksimal. Kisah di atas itu saya peroleh baru-baru ini dari seorang teman via email. Judul email itu membuat saya terangsang membaca: "MUI mengharamkan nikah dengan gadis sekantor". Saya berkata dalam hati: wah, berita ini menarik. Setelah membaca keseluruhan email itu, saya akhirnya tahu, isinya hanyalah "joke" atau guyonan semata. Pesannya sangat jelas: menyindir MUI yang selama ini dikenal sebagai lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sebagai guyonan, tentu isi email itu hanyalah rekaan belaka. Tak ada fatwa "konyol" seperti itu dalam dunia riil. Dan tentu, MUI tak akan sembrono mengeluarkan fatwa semacam itu, kecuali jika mau menjadi sasaran damprat dan kritik. . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] MUI, Humor dan Sindiran
MUI, Humor dan Sindiran Ruzbihan Hamazani Alkisah, suatu hari Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadiyah dan Sekjen MUI, mengatakan bahwa menurut fatwa MUI, umat Islam dilarang mengawini gadis sekantor. Pernyataan ini langsung menyulut kontroversi luas. Media massa tergoda untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan Pak Din untuk mengklarifikasi fatwa yang membingungkan ini. Bagaimana mungkin seseorang dilarang menikahi gadis sekantor? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an atau hadis? Lalu terjadilah wawancara berikut ini: Wartawan: Pak Din, apakah betul MUI mengeluarkan fatwa bahwa umat Islam dilarang menikahi gadis sekantor? Din Syamsuddin: Betul. Wartawan: Apa dasarnya? Apakah ada dalilnya dalam Qur'an dan hadis? Din Syamsuddin: Dasarnya sederhana saja. Wong kawin dengan satu gadis saja sudah repot, apalagi mengawini gadis sekantor. Bayangkan, kalau di kantor ada 100 gadis, apakah kita mampu menikahi mereka semua. Lagi pula, itu kan jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Islam hanya membolehkan kawin dengan empat orang perempuan, maksimal. Kisah di atas itu saya peroleh baru-baru ini dari seorang teman via email. Judul email itu membuat saya terangsang membaca: "MUI mengharamkan nikah dengan gadis sekantor". Saya berkata dalam hati: wah, berita ini menarik. Setelah membaca keseluruhan email itu, saya akhirnya tahu, isinya hanyalah "joke" atau guyonan semata. Pesannya sangat jelas: menyindir MUI yang selama ini dikenal sebagai lembaga yang rajin dan bersemangat memproduksi fatwa. Sebagai guyonan, tentu isi email itu hanyalah rekaan belaka. Tak ada fatwa "konyol" seperti itu dalam dunia riil. Dan tentu, MUI tak akan sembrono mengeluarkan fatwa semacam itu, kecuali jika mau menjadi sasaran damprat dan kritik. Untuk membaca artikel ini selengkapnya, sila klik: http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/05/02/mui-humor-dan-sindiran/ - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]