RE: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Kalau di tafsir surah Annas yang saya tulis: setan, iblis, khannas, itu semuanya satu, yaitu hawa nafsu manusia itu sendiri. Dan, itu semua dapat dirujuk pada ayat-ayat Alquran itu sendiri. Dengan demikian, kita tidak lagi mengambing-hitamkan sesuatu yang berada di luar diri manusia. Sebenarnya, kosa kata Arab asli untuk iblis atau setan ya "al-khannas" itu saja. Karena kata iblis dan setan itu banyak digunakan oleh mereka yang beragama Nasrani yang ada di Jazirah Arabia, maka kosa kata itu diserap oleh Alquran. Sehingga, kosa kata asli hanya terpakai sekali di surah Annas, dan selebihnya kosa kata impor yaitu "setan" bila yang dirujuk adalah sifat atau perbuatan buruk. Dan iblis digunakan bila lebih merujuk kepada hawanafsu yang diekspresikan sebagai "sosok". Kalau didalami sedalam-dalamnya, maka hawa nafsu yang jahat = al-khannas = iblis = setan. Jadi, iket-blangkon alias sami mawon, padha wae. Salam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 12, 2006 3:24 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Memang benar mas Donie, bahwa Islam mengajarkan ada itu yang namanya Iblis dan Syethan. Mereka adalah makhluq Allah juga dari bangsa jin. So memang di luar dari diri manusia. Pekerjaan mereka itu adalah menggoda, membujuk, merayu, bahkan memprovokasi manusia untuk berbuat jahat/dosa. Tetapi bukan memaksa. Di dalam al-Qur'an pun diveritakan bahwa Iblis dan Syethan berlepas diri dari dosa-dosa manusia. Mereka mengatakan: "kami kan hanya merayu kalian! Kalian yang take decission! Jadi jangan salahkan kami!" Syethan menggoda manusia karena mereka tahu bahwa manusia mempunyai kelemahan untuk digoda, yaitu manusia memiliki hawa nafsu. Oleh karenanya pula di dalam al-Qur'an diperingatkan untuk tidak memperturutkan keinginan syethan, karena syethan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Manusia itu tidaklah bisa berfikir dan bertindak secara rasional terus menerus. Juga manusia itu tidak semuanya sempurna untuk selalu berfikir dan bertindak secara rasional. Banyak hal menyangkut pengalaman hidup dan nasibnya yang sering membuat manusia menjadi tidak rasional (melakukan perbuatan jahat). Karena dunia ini memang tidak sempurna. Banyak manusia yang kekurangan. Karena kondisi seperti inilah, maka kita hendaknya memperkecil stimulus yang akan membuat manusia-manusia itu bertindak tidak rasional (jahat). Karena kalau sudah terjadi... mau menyalahkan si pelaku dan memang dia salah, toh yang tinggal hanyalah penyesalan. Saya tidak memungkiri bahwa VCD porno, rok mini, mempunyai pengaruh bagi jiwa manusia. Skalanya tergantung pada kemampuan orang itu mengendalikan dirinya (bertindak rasional). Sekarang apakah kita bisa menyebarkan material2 vulgar itu hanya kepada manusia2 yang kemampuan mengendalikan dirinya baik? Tidak ada yang bisa menjamin. Dan material seperti itu, jelas akan merusak jiwa anak-anak jika terakses sejak kecil. Salam, Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/12/2006 02:34 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia. Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan di tempat sepi malam hari). Padahal intinya adalah dia tidak bisa berpikir dan bertindak secara rasional. Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Everything you need is one cl
RE: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Koreksi, Mas Wida. Fatalistik = Jabariyah. Freewill = Qadariyah. Sebagian besar umat Islam itu malah fatalistik, nrimo secara pasif. Sabar pun diartikan nrimo pasif dan bukan kerja keras yang disertai keuletan dalam menempuh sebuah proses. Salam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 12, 2006 1:19 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat. Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis. Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan atas keputusannya itu dia pantas di hukum. Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini. Salam, Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/12/2006 12:02 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Mbak Yulia, Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan. Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan. Karena memang semakin banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan rizki Nya. Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan. Karena orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung dari langit. Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh rayuan iblis.. Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah. regards, Donnnie == > Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan > Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita > membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah > meletakkan rizqi tersebut. > Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf. > Wassalam, Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Home is just a click away. Make Yahoo! your home page now. http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanit
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Memang benar mas Donie, bahwa Islam mengajarkan ada itu yang namanya Iblis dan Syethan. Mereka adalah makhluq Allah juga dari bangsa jin. So memang di luar dari diri manusia. Pekerjaan mereka itu adalah menggoda, membujuk, merayu, bahkan memprovokasi manusia untuk berbuat jahat/dosa. Tetapi bukan memaksa. Di dalam al-Qur'an pun diveritakan bahwa Iblis dan Syethan berlepas diri dari dosa-dosa manusia. Mereka mengatakan: "kami kan hanya merayu kalian! Kalian yang take decission! Jadi jangan salahkan kami!" Syethan menggoda manusia karena mereka tahu bahwa manusia mempunyai kelemahan untuk digoda, yaitu manusia memiliki hawa nafsu. Oleh karenanya pula di dalam al-Qur'an diperingatkan untuk tidak memperturutkan keinginan syethan, karena syethan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Manusia itu tidaklah bisa berfikir dan bertindak secara rasional terus menerus. Juga manusia itu tidak semuanya sempurna untuk selalu berfikir dan bertindak secara rasional. Banyak hal menyangkut pengalaman hidup dan nasibnya yang sering membuat manusia menjadi tidak rasional (melakukan perbuatan jahat). Karena dunia ini memang tidak sempurna. Banyak manusia yang kekurangan. Karena kondisi seperti inilah, maka kita hendaknya memperkecil stimulus yang akan membuat manusia-manusia itu bertindak tidak rasional (jahat). Karena kalau sudah terjadi... mau menyalahkan si pelaku dan memang dia salah, toh yang tinggal hanyalah penyesalan. Saya tidak memungkiri bahwa VCD porno, rok mini, mempunyai pengaruh bagi jiwa manusia. Skalanya tergantung pada kemampuan orang itu mengendalikan dirinya (bertindak rasional). Sekarang apakah kita bisa menyebarkan material2 vulgar itu hanya kepada manusia2 yang kemampuan mengendalikan dirinya baik? Tidak ada yang bisa menjamin. Dan material seperti itu, jelas akan merusak jiwa anak-anak jika terakses sejak kecil. Salam, Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/12/2006 02:34 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia. Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan di tempat sepi malam hari). Padahal intinya adalah dia tidak bisa berpikir dan bertindak secara rasional. Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Saya sendiri yakin setiap anak punya rezekinya masing2.. tapi ketika nilai ini diajarkan secara tekstual pada masyarakat awam.. yang terjadi ya kejadian2 yang saya sebutkan.. apakah jika anak ditelantarkan.. dipukuli/dianiaya, diperdagangkan, itukah yang merupakan rezeki mereka? terus terang saya sering merasa tidak tahan dan menangis kalau di tv melihat anak diperlakukan seperti itu.. Kenapa yang ditekankan pada umat bukan nilai: anak adalah amanat.. dan tanggung jawab yang sangat besar untuk bisa menjadikan lebih baik, karena toh (maaf kalau keliru) Nabi juga pernah berkata, kalau hari ini tidak lebih baik dari kemarin dan hari esok tidak lebih baik dari hari ini, itu adalah sebuah kesia-siaan. Jadi tanggung jawab kita adalah membuat mereka lebih baik di masa yang akan datang.. bahkan lebih baik dari pada kita. kalau tidak bisa.. jangan berani-berani untuk mengemban amanat itu.. Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia. Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan di tempat sepi malam hari). Padahal intinya adalah dia tidak bisa berpikir dan bertindak secara rasional. Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual. Memang ada pak... dan itu sifatnya tidak individu. Contoh-contoh yang saya berikan tentang imunisasi dan kematian ibu (karena tidak bersalin di petugas kesehatan) itu bukan semata2 nilai individu. Dalam komunitas tradisional hal tersebut masih besar terjadi. Di milis ini saya tidak cukup tahu, tapi disini mbak Mei dan lainnya juga memberi contoh komunitas yang tujuannya mempunyai anak sebanyak-banyaknya, tidak mempercayai petugas kesehatan... dll. Pada kasus kematian ibu hamil/melahirkan (dimana Indonesia merupakan negara dgn angka kematian ibu tertinggi di Asia tenggara) banyak dipengaruhi oleh nilai2: hidup mati adalah ditangan Allah, Syahidnya mati ketika melahirkan, dan pembuat keputusan dalam keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga. Pemahaman nilai2 tersebut secara tekstual, menyebabkan kematian ibu taken for granted dianggap sebagai suatu kodrat yang tak terelakkan. Padahal kematian tersebut adalah kematian yang dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang baik dan teratur, dengan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan terlatih, dengan memberikan kewenangan ke ibu untuk memutuskan kapan dia harus mengunjungi petugas kesehatan. Itu dibidang kesehatan, dibidang yang lain.. yang muncul ya itu.. teori konspirasi regards, Donnie Sorii nulisnya nggladrah.. = On 5/12/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang > seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan > perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih > tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang > kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk > mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan > pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang > penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat. > Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang > lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan > hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah > keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis. > > Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus > dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu > datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan > membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan > atas keputusannya itu dia pantas di hukum. > > Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang > masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan > sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini. > > Salam, Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat. Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis. Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan atas keputusannya itu dia pantas di hukum. Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini. Salam, Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/12/2006 12:02 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran Mbak Yulia, Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan. Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan. Karena memang semakin banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan rizki Nya. Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan. Karena orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung dari langit. Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh rayuan iblis.. Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah. regards, Donnnie == > Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan > Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita > membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah > meletakkan rizqi tersebut. > Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf. > Wassalam, Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Mbak Yulia, Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan. Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan. Karena memang semakin banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan rizki Nya. Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan. Karena orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung dari langit. Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh rayuan iblis.. Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah. regards, Donnnie == > Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan > Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita > membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah > meletakkan rizqi tersebut. > Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf. > Wassalam, Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
Mas Sabri yth, Assalaamu'alaikum Wr. Wb, ikut nimbrung ya, saya ingin "menyentil" anda ttg: 1.Tapi sesungguhnya Nabi lebih suka mahar dalam bentuk barang. Begitulah Nabi Muhammad ini khan emang orangnya agak Nyentrik. Saya kira N. Muhammad memikirkan agar wanita mempunyai modal yang berasal dari mahar yang bisa dipakai bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya maharnya perhiasan dari emas yang bisa dijual bila membutuhkan dana untuk modal. Harap hati2 memberi julukan/sebutan kepada Nabi yang mulia. 2. kewajiban suami memang berat sekali, dalam soal ini kadang ajaran Islam terasa gak fair, kayaknya berat sebelah gitu. Refot ... emang. Jadi bagi para lajang yang belum terlanjur menikah, pikir2 aja dulu kalo mau nikah. Lagian mending melajang aja terus, enak lebih bebas dan gak usah pada punya anak. Indonesia dah kebanyakan penduduk, ngurusnya rumit. Buat apa orang banyak2 tapi pada miskin dan bodoh (kurang pendidikan). = Saya kira justru ajaran Islam adil dan fair, karena wanita kodratnya justru melanjutkan keturunan dengan hamil, melahirkan dengan bersabung nyawa dan mendidik anak-anak2nya (meskipun suami juga berkewajiban mendidik anak2nya)kalau wanita masih dibebankan untuk memberi nafkah justru tidak adil. Sedangkan anda mengatakan lebih enak melajang aja terus karena lebih bebas ini bisa mendekati zina karena bila tiba waktunya kan hasrat seksual laki-laki harus disalurkan, nah kalau penyalurannya dengan jalan yang tidak diridhoi Allah kan namanya berbuat dosa. Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah meletakkan rizqi tersebut. Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf. Wassalam, http://yartati.multiply.com --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > waalaikumsalam wr wb, > Saya gabung saja tanggapan untuk pak Suyudi dan mas Sabri ya. > > Pak Suyudi, bukankah dalam setiap peran yang sedang kita pegang (jadi > seorang anak, jadi seorang kakak, jadi seorang adik, jadi seorang yang > bekerja di luar rumah atau di dalam rumah, jadi seorang yang nikah atau > tidak menikah, dll), manusia itu tetap jadi khalifah di muka bumi ini? Juga > karena fungsi kekhalifahannya ini maka seseorang itu bertanggung jawab atas > segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk (sebesar zarah- pun?) Menurut > pak Suyudi, jika sudah bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah maka 50% > kesempurnaan imannya bisa didapat dari menikah itu - yang dinamakan mampu > untuk menikah itu apa pak? Apakah ada tolok ukurnya seseorang mampu atau > tidak mampu untuk menikah? Apakah seseorang yang belum menikah juga imannya > itu tidak sempurna? > > Saya tidak mengerti tentang umat nabi Muhammad dimanja itu dikaitkan dengan > jumlah jam kerja, bukankah nabi Muhammad mengajarkan bekerja keras? > > Mas Sabri, mahar kewajiban individu dan seserahan kewajiban komunal? Yang > saya lihat di keluarga atau di luar keluarga yang menikah itu - baik mahar > maupun seserahan adalah tanggung jawab individu - yang mengeluarkan biaya > untuk mahar dan seserahan adalah calon pengantin laki-laki (kadang- kadang > dibantu ayahnya), dimana letak komunalnya ya? > > Kewajiban seorang suami memang berat sekali tapi itu tidak berarti > menganjurkan orang-orang untuk tidak menikah ya? Juga tidak perlu > menganjurkan nikah ke semua orang kalau memang tidak mampu karena nanti jika > suami istri tidak siap untuk membiayai dan membimbing anak- anaknya, generasi > yang akan lahir nanti adalah generasi yang miskin dan bodoh. Justru kalau > orang-orang tahu beratnya jadi suami (atau juga istri yang jadi pendidik > utama dan pertama bagi anak-anaknya) maka remaja laki-laki dan wanita harus > menyiapkan diri untuk jadi suami dan istri yang baik, jangan sembarangan > nikah berkali-kali hanya karena punya uang saja. > > Apakah cincin besi di zaman Rasulullah itu benda yang tanpa harganya seperti > sekarang? Rasanya dulu ada yang cerita, di masa itu peralatan besi itu > termasuk benda mahal (baju besi, cincin besi, dll), hanya mungkin lebih > murah daripada emas permata? > > salam > Aisha > -- > From: "suyudi karsohutomo" <[EMAIL PROTECTED]> > assalamu'alaikum, > nimbrung nih > masalah pernikahan memang sesuatu yang luar biasa yang dibebankan untuk > manusia, karena menikah berarti tanggung jawab dunia akhirat tapi kalau gak > mau nikah juga ancamannya dunia akhirat kalau rukun nikah menurut islam sama > saja tidak terikat budaya tertentu, sedangkan mahar adalah pemberian si > calon suami kepada calon istri yang terangkai dalam kalimat ijab qabul > bentuk mahar paling sederhana sebagai gambaran, Nabi memisalkan cincin dari > besipun bisa dijadikan mahar saya pernah dengar dari seorang ustad, > sebaiknya mahar dalam bentuk yang menyenangkan calon istri adapun seserahan > (sejumlah barang dan uang dsb) bisa be
[wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran
waalaikumsalam wr wb, Saya gabung saja tanggapan untuk pak Suyudi dan mas Sabri ya. Pak Suyudi, bukankah dalam setiap peran yang sedang kita pegang (jadi seorang anak, jadi seorang kakak, jadi seorang adik, jadi seorang yang bekerja di luar rumah atau di dalam rumah, jadi seorang yang nikah atau tidak menikah, dll), manusia itu tetap jadi khalifah di muka bumi ini? Juga karena fungsi kekhalifahannya ini maka seseorang itu bertanggung jawab atas segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk (sebesar zarah-pun?) Menurut pak Suyudi, jika sudah bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah maka 50% kesempurnaan imannya bisa didapat dari menikah itu - yang dinamakan mampu untuk menikah itu apa pak? Apakah ada tolok ukurnya seseorang mampu atau tidak mampu untuk menikah? Apakah seseorang yang belum menikah juga imannya itu tidak sempurna? Saya tidak mengerti tentang umat nabi Muhammad dimanja itu dikaitkan dengan jumlah jam kerja, bukankah nabi Muhammad mengajarkan bekerja keras? Mas Sabri, mahar kewajiban individu dan seserahan kewajiban komunal? Yang saya lihat di keluarga atau di luar keluarga yang menikah itu - baik mahar maupun seserahan adalah tanggung jawab individu - yang mengeluarkan biaya untuk mahar dan seserahan adalah calon pengantin laki-laki (kadang-kadang dibantu ayahnya), dimana letak komunalnya ya? Kewajiban seorang suami memang berat sekali tapi itu tidak berarti menganjurkan orang-orang untuk tidak menikah ya? Juga tidak perlu menganjurkan nikah ke semua orang kalau memang tidak mampu karena nanti jika suami istri tidak siap untuk membiayai dan membimbing anak-anaknya, generasi yang akan lahir nanti adalah generasi yang miskin dan bodoh. Justru kalau orang-orang tahu beratnya jadi suami (atau juga istri yang jadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya) maka remaja laki-laki dan wanita harus menyiapkan diri untuk jadi suami dan istri yang baik, jangan sembarangan nikah berkali-kali hanya karena punya uang saja. Apakah cincin besi di zaman Rasulullah itu benda yang tanpa harganya seperti sekarang? Rasanya dulu ada yang cerita, di masa itu peralatan besi itu termasuk benda mahal (baju besi, cincin besi, dll), hanya mungkin lebih murah daripada emas permata? salam Aisha -- From: "suyudi karsohutomo" <[EMAIL PROTECTED]> assalamu'alaikum, nimbrung nih masalah pernikahan memang sesuatu yang luar biasa yang dibebankan untuk manusia, karena menikah berarti tanggung jawab dunia akhirat tapi kalau gak mau nikah juga ancamannya dunia akhirat kalau rukun nikah menurut islam sama saja tidak terikat budaya tertentu, sedangkan mahar adalah pemberian si calon suami kepada calon istri yang terangkai dalam kalimat ijab qabul bentuk mahar paling sederhana sebagai gambaran, Nabi memisalkan cincin dari besipun bisa dijadikan mahar saya pernah dengar dari seorang ustad, sebaiknya mahar dalam bentuk yang menyenangkan calon istri adapun seserahan (sejumlah barang dan uang dsb) bisa bermacam-macam sesuai budaya lokal dan tidak berhubungan dengan rukun nikah menikah bisa menjadi wajib, sunah, atau bahkan haram tergantung kondisi si pelaku. tapi kalau seorang muslim sudah bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah, maka 50% kesempurnaan imannya bisa didapat dari menikah itu (hadist) jelas kalau seseorang sadar akan posisinya sebagai khalifah di bumi, suka atau tidak suka bakal bertanggung jawab di sisi Allah nantinya, mestinya lebih memilih menikah karena sudah punya poin setengah. silaturahim itu terbukanya pintu2 rizki, jadi menikah itu memperluas silaturahim dan membuka pitu2 rizki, sesudah rizki melimpah, ada yang ingin memperluas ladangnya, tapi banyak juga yang peduli terhadap hasil penen orang lain yang tidak terurus tanpa harus memperluas ladang sendiri ada poin dari mbak aisha mengenai pendidikan anak, sebaik baik pengajaran adalah mengajarkan ilmu agama, sebaik baik bekal adalah iman, mestinya istri menjadi guru paling utama bagi anak2nya sebelum mendapat ilmu dari guru diluar rumah. saya pernah diminta untuk menyambut mewakili wali murid di suatu madrasah anak saya di kampung, saya sempat bingung mau ngomong apa nih, lalu saya sampaikan kepada hadirin yang kebanyakan ibu2, bahwa anak2 kita harus bisa al-fatiah dari ibunya bukan dari gurunya, karena pahalanya sangat besar dan bakal dibaca minimal 17 kali oleh anak kita.. jika suatu negeri ummatnya beriman semua maka Allah akan membuka pintu rizki dari langit dan bumi(QS...aku lupa ayatnya.. ) sabda Nabi : aku akan bangga jika ummatku di akhir zaman yang terbanyak... ummat Muhammad memang paling dimanja di sisi Allah, ibaratnya pekerja kalau bani israil bekerja setengah hari, ummat nasrani dari dhuhur ke ashar, maka ummat Muhammad dari ashar ke menjelang magrib, masing2 ummat digaji satu hari penuh meskipun jam kerjanya berbeda-beda (dari buku huru hara kiamat) kebanyakan ummat islam sekarang ini memang sedang lupa setatusnya sebagai muslim dan khalifah di bumi, saya kadang ngiri dengan orang non muslim