RE: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-14 Terurut Topik achmad.chodjim



Kalau di tafsir surah Annas yang saya tulis: setan, iblis, khannas, itu semuanya satu, yaitu hawa nafsu manusia itu sendiri. Dan, itu semua dapat dirujuk pada ayat-ayat Alquran itu sendiri.



Dengan demikian, kita tidak lagi mengambing-hitamkan sesuatu yang berada di luar diri manusia. Sebenarnya, kosa kata Arab asli untuk iblis atau setan ya "al-khannas" itu saja. Karena kata iblis dan setan itu banyak digunakan oleh mereka yang beragama Nasrani yang ada di Jazirah Arabia, maka kosa kata itu diserap oleh Alquran. Sehingga, kosa kata asli hanya terpakai sekali di surah Annas, dan selebihnya kosa kata impor yaitu "setan" bila yang dirujuk adalah sifat atau perbuatan buruk. Dan iblis digunakan bila lebih merujuk kepada hawanafsu yang diekspresikan sebagai "sosok". Kalau didalami sedalam-dalamnya, maka hawa nafsu yang jahat = al-khannas = iblis = setan. Jadi, iket-blangkon alias sami mawon, padha wae.



Salam,

chodjim

 



-Original Message-

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com

[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of

[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, May 12, 2006 3:24 PM

To: wanita-muslimah@yahoogroups.com

Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al

Quran





Memang benar mas Donie, bahwa Islam mengajarkan ada itu yang namanya Iblis 

dan Syethan. Mereka adalah makhluq Allah juga dari bangsa jin. So memang 

di luar dari diri manusia. Pekerjaan mereka itu adalah menggoda, membujuk, 

merayu, bahkan memprovokasi manusia untuk berbuat jahat/dosa. Tetapi bukan 

memaksa. Di dalam al-Qur'an pun diveritakan bahwa Iblis dan Syethan 

berlepas diri dari dosa-dosa manusia. Mereka mengatakan: "kami kan hanya 

merayu kalian! Kalian yang take decission! Jadi jangan salahkan kami!" 

Syethan menggoda manusia karena mereka tahu bahwa manusia mempunyai 

kelemahan untuk digoda, yaitu manusia memiliki hawa nafsu. Oleh karenanya 

pula di dalam al-Qur'an diperingatkan untuk tidak memperturutkan keinginan 

syethan, karena syethan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.



Manusia itu tidaklah bisa berfikir dan bertindak secara rasional terus 

menerus. Juga manusia itu tidak semuanya sempurna untuk selalu berfikir 

dan bertindak secara rasional. Banyak hal menyangkut pengalaman hidup dan 

nasibnya yang sering membuat manusia menjadi tidak rasional (melakukan 

perbuatan jahat). Karena dunia ini memang tidak sempurna. Banyak manusia 

yang kekurangan. Karena kondisi seperti inilah, maka kita hendaknya 

memperkecil stimulus yang akan membuat manusia-manusia itu bertindak tidak 

rasional (jahat). Karena kalau sudah terjadi... mau menyalahkan si pelaku 

dan memang dia salah, toh yang tinggal hanyalah penyesalan.



Saya tidak memungkiri bahwa VCD porno, rok mini, mempunyai pengaruh bagi 

jiwa manusia. Skalanya tergantung pada kemampuan orang itu mengendalikan 

dirinya (bertindak rasional). Sekarang apakah kita bisa menyebarkan 

material2 vulgar itu hanya kepada manusia2 yang kemampuan mengendalikan 

dirinya baik? Tidak ada yang bisa menjamin. Dan material seperti itu, 

jelas akan merusak jiwa anak-anak jika terakses sejak kecil.



Salam,









Donnie <[EMAIL PROTECTED]> 

Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com

05/12/2006 02:34 PM

Please respond to

wanita-muslimah@yahoogroups.com





To

wanita-muslimah@yahoogroups.com

cc



Subject

Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran













Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih

pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue

yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap

bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan

oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya

justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia.

Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan

perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan

di tempat sepi malam hari).  Padahal intinya adalah dia tidak bisa

berpikir dan bertindak secara rasional.

Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional

adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual.









Milis Wanita Muslimah

Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.

Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com

ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages

Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com

Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]

Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com

Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com



This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



Yahoo! Groups Links







 













[Non-text portions of this message have been removed]







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 

Everything you need is one cl

RE: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-14 Terurut Topik achmad.chodjim



Koreksi, Mas Wida.



Fatalistik = Jabariyah.

Freewill = Qadariyah.



Sebagian besar umat Islam itu malah fatalistik, nrimo secara pasif. Sabar pun diartikan nrimo pasif dan bukan kerja keras yang disertai keuletan dalam menempuh sebuah proses.



Salam,

chodjim







-Original Message-

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com

[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of

[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, May 12, 2006 1:19 PM

To: wanita-muslimah@yahoogroups.com

Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al

Quran





Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang 

seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan 

perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih 

tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang 

kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk 

mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan 

pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang 

penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat. 

Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang 

lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan 

hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah 

keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis.



Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus 

dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu 

datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan 

membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan 

atas keputusannya itu dia pantas di hukum.



Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang 

masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan 

sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini.



Salam,









Donnie <[EMAIL PROTECTED]> 

Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com

05/12/2006 12:02 PM

Please respond to

wanita-muslimah@yahoogroups.com





To

wanita-muslimah@yahoogroups.com

cc



Subject

Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran













Mbak Yulia,

Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya

jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan.

Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih

agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih

melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan.  Karena memang semakin

banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan

rizki Nya.



Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak

yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak

yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan.  Karena

orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk

membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi

dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus

bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk

mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman

Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung

dari langit.



Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang

fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh

rayuan iblis..

Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih

karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah.



regards,

Donnnie



==

> Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan

> Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita

> membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah

> meletakkan rizqi tersebut.

> Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf.

> Wassalam,







Milis Wanita Muslimah

Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.

Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com

ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages

Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com

Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]

Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com

Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com



This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



Yahoo! Groups Links







 











[Non-text portions of this message have been removed]







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 

Home is just a click away.  Make Yahoo! your home page now.

http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM

~-> 



Milis Wanita Muslimah

Membangun citra wanit

Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-12 Terurut Topik Wida . Kusuma



Memang benar mas Donie, bahwa Islam mengajarkan ada itu yang namanya Iblis 
dan Syethan. Mereka adalah makhluq Allah juga dari bangsa jin. So memang 
di luar dari diri manusia. Pekerjaan mereka itu adalah menggoda, membujuk, 
merayu, bahkan memprovokasi manusia untuk berbuat jahat/dosa. Tetapi bukan 
memaksa. Di dalam al-Qur'an pun diveritakan bahwa Iblis dan Syethan 
berlepas diri dari dosa-dosa manusia. Mereka mengatakan: "kami kan hanya 
merayu kalian! Kalian yang take decission! Jadi jangan salahkan kami!" 
Syethan menggoda manusia karena mereka tahu bahwa manusia mempunyai 
kelemahan untuk digoda, yaitu manusia memiliki hawa nafsu. Oleh karenanya 
pula di dalam al-Qur'an diperingatkan untuk tidak memperturutkan keinginan 
syethan, karena syethan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Manusia itu tidaklah bisa berfikir dan bertindak secara rasional terus 
menerus. Juga manusia itu tidak semuanya sempurna untuk selalu berfikir 
dan bertindak secara rasional. Banyak hal menyangkut pengalaman hidup dan 
nasibnya yang sering membuat manusia menjadi tidak rasional (melakukan 
perbuatan jahat). Karena dunia ini memang tidak sempurna. Banyak manusia 
yang kekurangan. Karena kondisi seperti inilah, maka kita hendaknya 
memperkecil stimulus yang akan membuat manusia-manusia itu bertindak tidak 
rasional (jahat). Karena kalau sudah terjadi... mau menyalahkan si pelaku 
dan memang dia salah, toh yang tinggal hanyalah penyesalan.

Saya tidak memungkiri bahwa VCD porno, rok mini, mempunyai pengaruh bagi 
jiwa manusia. Skalanya tergantung pada kemampuan orang itu mengendalikan 
dirinya (bertindak rasional). Sekarang apakah kita bisa menyebarkan 
material2 vulgar itu hanya kepada manusia2 yang kemampuan mengendalikan 
dirinya baik? Tidak ada yang bisa menjamin. Dan material seperti itu, 
jelas akan merusak jiwa anak-anak jika terakses sejak kecil.

Salam,




Donnie <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/12/2006 02:34 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran






Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih
pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue
yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap
bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan
oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya
justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia.
Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan
perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan
di tempat sepi malam hari).  Padahal intinya adalah dia tidak bisa
berpikir dan bertindak secara rasional.
Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional
adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual.




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

Yahoo! Groups Links



 






[Non-text portions of this message have been removed]







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Women
  
  
Islam
  
  
Muslimah
  
  


Women in islam
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "wanita-muslimah" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-12 Terurut Topik Donnie



Saya sendiri yakin setiap anak punya rezekinya masing2.. tapi ketika
nilai ini diajarkan secara tekstual pada masyarakat awam.. yang
terjadi ya kejadian2 yang saya sebutkan..
apakah jika anak ditelantarkan.. dipukuli/dianiaya, diperdagangkan,
itukah yang merupakan rezeki mereka?  terus terang saya sering merasa
tidak tahan dan menangis kalau di tv melihat anak diperlakukan seperti
itu..
Kenapa yang ditekankan pada umat bukan nilai: anak adalah amanat.. dan
tanggung jawab yang sangat besar untuk bisa menjadikan lebih baik,
karena toh (maaf kalau keliru) Nabi juga pernah berkata, kalau hari
ini tidak lebih baik dari kemarin dan hari esok tidak lebih baik dari
hari ini, itu adalah sebuah kesia-siaan.
Jadi tanggung jawab kita adalah membuat mereka lebih baik di masa yang
akan datang.. bahkan lebih baik dari pada kita.  kalau tidak bisa..
jangan berani-berani untuk mengemban amanat itu..

Tentang hukuman jelas itu harus diberikan.. tetapi poin saya lebih
pada (seperti pak Sabri pernah bilang.. "ente yang enak merkosa, gue
yang disalahin kata setan") bahwa orang Islam seringkali menganggap
bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau yang menimpanya disebabkan
oleh sesuatu yang diluar dirinya.. sehingga dia merasa punya
justifikasi bahwa yang dilakukan bukan semata2 tanggung jawab dia.
Sama seperti kalau orang merkosa terus menyalahkan vcd, menyalahkan
perilaku korbannya (pake rok mini) atau menyalahkan keadaan (berjalan
di tempat sepi malam hari).  Padahal intinya adalah dia tidak bisa
berpikir dan bertindak secara rasional.
Dan salah satu hal yang menurut saya menyebabkan mereka tidak rasional
adalah internalisasi nilai tersebut secara tekstual.


Memang ada pak... dan itu sifatnya tidak individu.
Contoh-contoh yang saya berikan tentang imunisasi dan kematian ibu
(karena tidak bersalin di petugas kesehatan) itu bukan semata2 nilai
individu.
Dalam komunitas tradisional hal tersebut masih besar terjadi.  Di
milis ini saya tidak cukup tahu, tapi disini mbak Mei dan lainnya juga
memberi contoh komunitas yang tujuannya mempunyai anak
sebanyak-banyaknya, tidak mempercayai petugas kesehatan... dll.

Pada kasus kematian ibu hamil/melahirkan (dimana Indonesia merupakan
negara dgn angka kematian ibu tertinggi di Asia tenggara) banyak
dipengaruhi oleh nilai2: hidup mati adalah ditangan Allah, Syahidnya
mati ketika melahirkan, dan pembuat keputusan dalam keluarga adalah
suami sebagai kepala keluarga.  Pemahaman nilai2 tersebut secara
tekstual, menyebabkan kematian ibu taken for granted dianggap sebagai
suatu kodrat yang tak terelakkan.
Padahal kematian tersebut adalah kematian yang dapat dicegah dengan
pemeriksaan kehamilan yang baik dan teratur, dengan melakukan
persalinan pada tenaga kesehatan terlatih, dengan memberikan
kewenangan ke ibu untuk memutuskan kapan dia harus mengunjungi petugas
kesehatan.

Itu dibidang kesehatan, dibidang yang lain.. yang muncul ya itu..
teori konspirasi

regards,
Donnie
Sorii nulisnya nggladrah..

=
On 5/12/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang
> seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan
> perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih
> tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang
> kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk
> mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan
> pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang
> penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat.
> Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang
> lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan
> hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah
> keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis.
>
> Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus
> dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu
> datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan
> membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan
> atas keputusannya itu dia pantas di hukum.
>
> Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang
> masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan
> sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini.
>
> Salam,






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-11 Terurut Topik Wida . Kusuma



Setiap anak memang sudah ada jatah rizqinya dari Allah. Tetapi rizqi yang 
seperti apa yang kita kehendaki bagi anak-anak kita, itu perlu ikhtiar dan 
perencanaan kita. Bahkan seorang pengemis, selama ia masih hidup, ia masih 
tetap akan mendapat rizqi dari Allah. Tetapi bukan rizqi semacam itu yang 
kita kehendaki bagi anak-anak kita bukan? Bukannya melarang untuk 
mempunyai anak yang banyak, jika saja mampu memberikan kehidupan dan 
pendidikan yang layak bagi mereka kenapa tidak? Tetapi tanpa ditunjang 
penghasilan yang baik, mempunyai anak yang banyak rasanya kurang tepat. 
Islam rasanya juga melarang kita dan anak-anak kita menjadi beban orang 
lain / masyarakat. Jadi ber KB lah, rencanakan keluarga, tetapi jangan 
hanya 2 kalau mampu 10. Juga jangan 10 kalau hanya mampu 2. Rencanakanlah 
keluarga berdasarkan pertimbangan yang realistis.

Mas Donie, orang yang khilaf karena tergoda rayuan Iblis juga harus 
dihukum, bukan lalu dimaafkan. Dalam Islam, setiap perbuatan khilaf itu 
datangnya dari syethan dengan mengendarai hawa nafsu manusia. Syethan 
membujuk, merayu, menggoda, tetapi keputusan tetap pada si manusia. Dan 
atas keputusannya itu dia pantas di hukum.

Tetapi memang benar, ada beberapa pandangan fatalistik (qodariyah) yang 
masih berlaku pada sebagian umat Islam. Tetapi itu sifatnya individu dan 
sedikit. Kecuali kalau aliran Qodariyah masih hidup hari ini.

Salam,




Donnie <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/12/2006 12:02 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran






Mbak Yulia,
Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya
jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan.
Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih
agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih
melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan.  Karena memang semakin
banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan
rizki Nya.

Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak
yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak
yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan.  Karena
orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk
membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi
dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus
bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk
mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman
Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung
dari langit.

Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang
fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh
rayuan iblis..
Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih
karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah.

regards,
Donnnie

==
> Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan
> Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita
> membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah
> meletakkan rizqi tersebut.
> Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf.
> Wassalam,



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

Yahoo! Groups Links



 





[Non-text portions of this message have been removed]







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Women
  
  
Islam
  
  
Muslimah
  
  


Women in islam
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "wanita-muslimah" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]

Re: [wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-11 Terurut Topik Donnie



Mbak Yulia,
Maaf, tapi paradigma seperti ini yang menyebabkan umat Islam hanya
jadi buih yang banyak dan mengambang di lautan.
Secara tradisional, jaman dulu..banget... ketika peradaban masih
agraris, jumlah manusia masih sedikit dan sumber daya alam masih
melimpah... paradigma ini menjadi keniscayaan.  Karena memang semakin
banyak tenaga kerja semakn baik untuk mengelola alam dan mendapatkan
rizki Nya.

Jaman sekarang.. berapa banyak anak yang diperdagangkan.. berapa anak
yang tertelantarkan.. berapa banyak anak yang teraniaya.. berapa anak
yang harus mati sia-sia dengan kondisi yang amat mengenaskan.  Karena
orang tua mereka itu tidak sadar bahwa amanat dan tanggung jawab untuk
membesarkan anak sangatlah besar dan nilai "anak sudah ada jatah rizqi
dari Allah" menyebakan timbulnya sikap yang fatalistik untuk terus
bereproduksi tanpa sadar kenyataan bahwa sumber daya alam untuk
mendukung "rizqi" itu sudah sangat terbatas, dan saat ini bukan jaman
Nabi, dimana Allah masih berkendak bahwa rizqi bisa diberikan langsung
dari langit.

Nilai yang serupa juga menyebabkan banyak orang menjadi umat yang
fatalistik dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Merkosa/menganiaya orang terus bilang saya khilaf karena tergoda oleh
rayuan iblis..
Gak perlu imunisasi bayinya/melahirkan pada tenaga kesehatan terlatih
karena umur, rejeki, maut ada di tangan Allah.

regards,
Donnnie

==
> Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan
> Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita
> membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah
> meletakkan rizqi tersebut.
> Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf.
> Wassalam,






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Women
  
  
Islam
  
  
Muslimah
  
  


Women in islam
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "wanita-muslimah" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-11 Terurut Topik Yulia Artati



Mas Sabri yth,
Assalaamu'alaikum Wr. Wb,
ikut nimbrung ya,
saya ingin "menyentil" anda ttg:
1.Tapi sesungguhnya Nabi lebih suka mahar dalam bentuk
barang. Begitulah Nabi Muhammad ini khan emang orangnya agak 
Nyentrik.
 Saya kira N. Muhammad memikirkan agar wanita mempunyai modal 
yang berasal dari mahar yang bisa dipakai bila sewaktu-waktu 
dibutuhkan. Misalnya maharnya perhiasan dari emas yang bisa dijual 
bila membutuhkan dana untuk modal.
Harap hati2 memberi julukan/sebutan kepada Nabi yang mulia.
2. kewajiban suami memang berat sekali, dalam soal ini kadang ajaran 
Islam terasa gak fair, kayaknya berat sebelah gitu. Refot ... emang. 
Jadi bagi para lajang yang belum terlanjur menikah, pikir2 aja dulu 
kalo mau nikah. Lagian mending melajang aja terus, enak lebih bebas 
dan gak usah pada punya anak. Indonesia dah kebanyakan penduduk, 
ngurusnya rumit. Buat apa orang banyak2 tapi pada miskin dan bodoh 
(kurang pendidikan).
= Saya kira justru ajaran Islam adil dan fair, karena wanita 
kodratnya justru melanjutkan keturunan dengan hamil, melahirkan 
dengan bersabung nyawa dan mendidik anak-anak2nya (meskipun suami 
juga berkewajiban mendidik anak2nya)kalau wanita masih dibebankan 
untuk memberi nafkah justru tidak adil. 
Sedangkan anda mengatakan lebih enak melajang aja terus karena lebih 
bebas ini bisa mendekati zina karena bila tiba waktunya kan hasrat 
seksual laki-laki harus disalurkan, nah kalau penyalurannya dengan 
jalan yang tidak diridhoi Allah kan namanya berbuat dosa.
Sedangkan anak sudah ada jatah rizqi dari Allah, kan anak titipan 
Allah (seperti kita kalau menitipkan anak ke ibu kost kan kita 
membayar uang makannya), tinggal bagaimana kita mencari dimana Allah 
meletakkan rizqi tersebut.
Terima Kasih, kurang lebihnya mohon maaf. 
Wassalam,
http://yartati.multiply.com






--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> waalaikumsalam wr wb,
> Saya gabung saja tanggapan untuk pak Suyudi dan mas Sabri ya.
> 
> Pak Suyudi, bukankah dalam setiap peran yang sedang kita pegang 
(jadi
> seorang anak, jadi seorang kakak, jadi seorang adik, jadi seorang 
yang
> bekerja di luar rumah atau di dalam rumah, jadi seorang yang nikah 
atau
> tidak menikah, dll), manusia itu tetap jadi khalifah di muka bumi 
ini? Juga
> karena fungsi kekhalifahannya ini maka seseorang itu bertanggung 
jawab atas
> segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk (sebesar zarah-
pun?) Menurut
> pak Suyudi, jika sudah bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah 
maka 50%
> kesempurnaan imannya bisa didapat dari menikah itu - yang 
dinamakan mampu
> untuk menikah itu apa pak? Apakah ada tolok ukurnya seseorang 
mampu atau
> tidak mampu untuk menikah? Apakah seseorang yang belum menikah 
juga imannya
> itu tidak sempurna?
> 
> Saya tidak mengerti tentang umat nabi Muhammad dimanja itu 
dikaitkan dengan
> jumlah jam kerja, bukankah nabi Muhammad mengajarkan bekerja keras?
> 
> Mas Sabri, mahar kewajiban individu dan seserahan kewajiban 
komunal? Yang
> saya lihat di keluarga atau di luar keluarga yang menikah itu - 
baik mahar
> maupun seserahan adalah tanggung jawab individu - yang 
mengeluarkan biaya
> untuk mahar dan seserahan adalah calon pengantin laki-laki (kadang-
kadang
> dibantu ayahnya), dimana letak komunalnya ya?
> 
> Kewajiban seorang suami memang berat sekali tapi itu tidak berarti
> menganjurkan orang-orang untuk tidak menikah ya? Juga tidak perlu
> menganjurkan nikah ke semua orang kalau memang tidak mampu karena 
nanti jika
> suami istri tidak siap untuk membiayai dan membimbing anak-
anaknya, generasi
> yang akan lahir nanti adalah generasi yang miskin dan bodoh. 
Justru kalau
> orang-orang tahu beratnya jadi suami (atau juga istri yang jadi 
pendidik
> utama dan pertama bagi anak-anaknya) maka remaja laki-laki dan 
wanita harus
> menyiapkan diri untuk jadi suami dan istri yang baik, jangan 
sembarangan
> nikah berkali-kali hanya karena punya uang saja.
> 
> Apakah cincin besi di zaman Rasulullah itu benda yang tanpa 
harganya seperti
> sekarang? Rasanya dulu ada yang cerita, di masa itu peralatan besi 
itu
> termasuk benda mahal (baju besi, cincin besi, dll), hanya mungkin 
lebih
> murah daripada emas permata?
> 
> salam
> Aisha
> --
> From: "suyudi karsohutomo" <[EMAIL PROTECTED]>
> assalamu'alaikum,
>   nimbrung nih
>   masalah pernikahan memang sesuatu yang luar biasa yang 
dibebankan untuk
> manusia, karena menikah berarti tanggung jawab dunia akhirat tapi 
kalau gak
> mau nikah juga ancamannya dunia akhirat kalau rukun nikah menurut 
islam sama
> saja tidak terikat budaya tertentu, sedangkan mahar adalah 
pemberian si
> calon suami kepada calon istri yang terangkai dalam kalimat ijab 
qabul
> bentuk mahar paling sederhana sebagai gambaran, Nabi memisalkan 
cincin dari
> besipun bisa dijadikan mahar saya pernah dengar dari seorang ustad,
> sebaiknya mahar dalam bentuk yang menyenangkan calon istri adapun 
seserahan
> (sejumlah barang dan uang dsb) bisa be

[wanita-muslimah] Re: Mahar Seperangkat Alat Shalat dan Al Quran

2006-05-11 Terurut Topik Aisha



waalaikumsalam wr wb,
Saya gabung saja tanggapan untuk pak Suyudi dan mas Sabri ya.

Pak Suyudi, bukankah dalam setiap peran yang sedang kita pegang (jadi
seorang anak, jadi seorang kakak, jadi seorang adik, jadi seorang yang
bekerja di luar rumah atau di dalam rumah, jadi seorang yang nikah atau
tidak menikah, dll), manusia itu tetap jadi khalifah di muka bumi ini? Juga
karena fungsi kekhalifahannya ini maka seseorang itu bertanggung jawab atas
segala perbuatannya yang baik maupun yang buruk (sebesar zarah-pun?) Menurut
pak Suyudi, jika sudah bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah maka 50%
kesempurnaan imannya bisa didapat dari menikah itu - yang dinamakan mampu
untuk menikah itu apa pak? Apakah ada tolok ukurnya seseorang mampu atau
tidak mampu untuk menikah? Apakah seseorang yang belum menikah juga imannya
itu tidak sempurna?

Saya tidak mengerti tentang umat nabi Muhammad dimanja itu dikaitkan dengan
jumlah jam kerja, bukankah nabi Muhammad mengajarkan bekerja keras?

Mas Sabri, mahar kewajiban individu dan seserahan kewajiban komunal? Yang
saya lihat di keluarga atau di luar keluarga yang menikah itu - baik mahar
maupun seserahan adalah tanggung jawab individu - yang mengeluarkan biaya
untuk mahar dan seserahan adalah calon pengantin laki-laki (kadang-kadang
dibantu ayahnya), dimana letak komunalnya ya?

Kewajiban seorang suami memang berat sekali tapi itu tidak berarti
menganjurkan orang-orang untuk tidak menikah ya? Juga tidak perlu
menganjurkan nikah ke semua orang kalau memang tidak mampu karena nanti jika
suami istri tidak siap untuk membiayai dan membimbing anak-anaknya, generasi
yang akan lahir nanti adalah generasi yang miskin dan bodoh. Justru kalau
orang-orang tahu beratnya jadi suami (atau juga istri yang jadi pendidik
utama dan pertama bagi anak-anaknya) maka remaja laki-laki dan wanita harus
menyiapkan diri untuk jadi suami dan istri yang baik, jangan sembarangan
nikah berkali-kali hanya karena punya uang saja.

Apakah cincin besi di zaman Rasulullah itu benda yang tanpa harganya seperti
sekarang? Rasanya dulu ada yang cerita, di masa itu peralatan besi itu
termasuk benda mahal (baju besi, cincin besi, dll), hanya mungkin lebih
murah daripada emas permata?

salam
Aisha
--
From: "suyudi karsohutomo" <[EMAIL PROTECTED]>
assalamu'alaikum,
  nimbrung nih
  masalah pernikahan memang sesuatu yang luar biasa yang dibebankan untuk
manusia, karena menikah berarti tanggung jawab dunia akhirat tapi kalau gak
mau nikah juga ancamannya dunia akhirat kalau rukun nikah menurut islam sama
saja tidak terikat budaya tertentu, sedangkan mahar adalah pemberian si
calon suami kepada calon istri yang terangkai dalam kalimat ijab qabul
bentuk mahar paling sederhana sebagai gambaran, Nabi memisalkan cincin dari
besipun bisa dijadikan mahar saya pernah dengar dari seorang ustad,
sebaiknya mahar dalam bentuk yang menyenangkan calon istri adapun seserahan
(sejumlah barang dan uang dsb) bisa bermacam-macam sesuai budaya lokal dan
tidak berhubungan dengan rukun nikah menikah bisa menjadi wajib, sunah, atau
bahkan haram tergantung kondisi si pelaku. tapi kalau seorang muslim sudah
bisa mencari nafkah dan mampu untuk menikah, maka 50% kesempurnaan imannya
bisa didapat dari menikah itu (hadist)

  jelas kalau seseorang sadar akan posisinya sebagai khalifah di bumi, suka
atau tidak suka bakal bertanggung jawab di sisi Allah nantinya, mestinya
lebih memilih menikah karena sudah punya poin setengah. silaturahim itu
terbukanya pintu2 rizki, jadi menikah itu memperluas silaturahim dan membuka
pitu2 rizki, sesudah rizki melimpah, ada yang ingin memperluas ladangnya,
tapi banyak juga yang peduli terhadap hasil penen orang lain yang tidak
terurus tanpa harus memperluas ladang sendiri

  ada poin dari mbak aisha mengenai pendidikan anak, sebaik baik pengajaran
adalah mengajarkan ilmu agama, sebaik baik bekal adalah iman, mestinya istri
menjadi guru paling utama bagi anak2nya sebelum mendapat ilmu dari guru
diluar rumah. saya pernah diminta untuk menyambut mewakili wali murid di
suatu madrasah anak saya di kampung, saya sempat bingung mau ngomong apa
nih, lalu saya sampaikan kepada hadirin yang kebanyakan ibu2, bahwa anak2
kita harus bisa al-fatiah dari ibunya bukan dari gurunya, karena pahalanya
sangat besar dan bakal dibaca minimal 17 kali oleh anak kita..
   jika suatu negeri ummatnya beriman semua maka Allah akan membuka
pintu rizki dari langit dan bumi(QS...aku lupa ayatnya..  )

  sabda Nabi : aku akan bangga jika ummatku di akhir zaman yang
terbanyak...
  ummat Muhammad memang paling dimanja di sisi Allah, ibaratnya pekerja
kalau bani israil bekerja setengah hari, ummat nasrani dari dhuhur ke ashar,
maka ummat Muhammad dari ashar ke menjelang magrib, masing2 ummat digaji
satu hari penuh meskipun jam kerjanya berbeda-beda (dari buku huru hara
kiamat)

  kebanyakan ummat islam sekarang ini memang sedang lupa setatusnya sebagai
muslim dan khalifah di bumi, saya kadang ngiri dengan orang non muslim