Re: [wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak? - hikmah

2007-06-26 Terurut Topik jano ko
Mas Rsa :

  Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah dia 
baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas diri 
pada Allah saja ...

  
   
  Janoko :
   
  Hikmah yang bisa kita ambil apa ya mas ?, marilah kita didik anak - anak kita 
yang female seketat mungkin, jangan sampai anak-anak kita yang female pada 
keracunan aliran pemikiran-pemikiran yang membuat mereka melanggar norma-norma 
Islam. Jangan sampai anak-anak kita yang female mempunyai sifat yang tega dan 
menghalalkan segala cara. 
   
  Untuk mas Rsa, tidak usah diambil hati, mereka yang tega mlintir-mlintir 
itu justru memberikan kita hikmah yang sangat luar biasa,ternyata ajaran Islam 
itu sangat indah sekali, ajaran Islam mengajarkan kita sayang dan perduli 
kepada sesama, bukan mengajarkan tega dan menghalalkan segala cara.
   
  Untuk sementara begitu dulu.
   
  Wassalam
   
  PS
  Sadap cahayanya
   
  --oo0oo--
   
   
  

rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah dia 
baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas diri 
pada Allah saja ...

Silakan ibu sepakat dengan Donnie soal konstruk sosial, ada benarnya 
tapi juga ada salahnya. Saya bukan chauvinis spt ibu tuduhkan ke one 
of your brother sebelum lalu ibu baca email dia (yang dengan email 
itu semua persepsi ibu soal dia langsung berubah!). Bagaimana ibu 
tahu sosok saya hanya dari email?

Justru kendala berupa keterbatasan di email ini yang tidak 
memungkinkan kita menilai sosok kita dengan utuh. Saya kira balasan 
dari ibu Meilany bisa menunjukkan itu dalam kontkes perkenalan saya 
dengan beliau.

Saya hanya menyayangkan sosok cerdas spt anda ikut2an terjebak pada 
character assasination (to make it severe in proportion) walau at the 
tiniest level. Apa saya pernah bersikap stp ibu bersikap pada saya? 
Kalo saya khilaf, tunjukkan ... please.

Sejauh ini saya masih respect pada ibu, lepas dari 'kedekatan' saya 
dengan saudara2 ibu atau dengan ibu Meilany yang pernah mengundang 
saya ke rumah ibu tapi saya berhalangan hadir, dan buka juga karena 
ibu perempuan.

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Emang itu pertanyaan untuk kita semua, Pak Satriyo.
 Ada temen WM yang bilang ke saya, apa memperhatikan tulisan Satriyo 
 yang membandingkan perempuan buruh dengan ternak. 
 
 Apapun sebabnya, saya nggak memperhatikan itu sebelumnya di tulisan 
 Pak Satriyo. Yah, memang secara mental psikologis kita semua nggak 
 bebas dari bias gender, dampak dari konstruk sosial yang sudah 
 terbangung, gitu kira2 kata Pak Donnie.
 
 Jadi inget pilem Crash..loh kok pilem..:-)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak 
 kaum 
  perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas 
 seperti 
  ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki itu 
 tidak 
  bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
  
  Perempuan2 yang kerja di perusahaan, secara nggak sengaja 
 (freudian 
  slip) kita bandingkan dengan ternak.
  
  ___
  *) Jelas di pernyataan saya yang dikutip bahwa yang diperas itu 
 mereka 
  yang bekerja di perusahaan dan jadi buruh kasar, artinya buruh 
 kasar 
  tentu tidak hanya di perusahaan. Kec MAKNA perusahaan itu 
mencakup 
  segala aktifitas usaha baik yang berbentuk pabrik, kantor, juga 
  perkebunan dan sektor lain yang sekilas tampak glamour dan full 
of 
  entertainment.
 




 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik rsa
Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah dia 
baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas diri 
pada Allah saja ...

Silakan ibu sepakat dengan Donnie soal konstruk sosial, ada benarnya 
tapi juga ada salahnya. Saya bukan chauvinis spt ibu tuduhkan ke one 
of your brother sebelum lalu ibu baca email dia (yang dengan email 
itu semua persepsi ibu soal dia langsung berubah!). Bagaimana ibu 
tahu sosok saya hanya dari email?

Justru kendala berupa keterbatasan di email ini yang tidak 
memungkinkan kita menilai sosok kita dengan utuh. Saya kira balasan 
dari ibu Meilany bisa menunjukkan itu dalam kontkes perkenalan saya 
dengan beliau.

Saya hanya menyayangkan sosok cerdas spt anda ikut2an terjebak pada 
character assasination (to make it severe in proportion) walau at the 
tiniest level. Apa saya pernah bersikap stp ibu bersikap pada saya? 
Kalo saya khilaf, tunjukkan ... please.

Sejauh ini saya masih respect pada ibu, lepas dari 'kedekatan' saya 
dengan saudara2 ibu atau dengan ibu Meilany yang pernah mengundang 
saya ke rumah ibu tapi saya berhalangan hadir, dan buka juga karena 
ibu perempuan.

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Emang itu pertanyaan untuk kita semua, Pak Satriyo.
 Ada temen WM yang bilang ke saya, apa memperhatikan tulisan Satriyo 
 yang membandingkan perempuan buruh dengan ternak.  
 
 Apapun sebabnya, saya nggak memperhatikan itu sebelumnya di tulisan 
 Pak Satriyo. Yah, memang secara mental psikologis kita semua nggak 
 bebas dari bias gender, dampak dari konstruk sosial yang sudah 
 terbangung, gitu kira2 kata Pak Donnie.
 
 Jadi inget pilem Crash..loh kok pilem..:-)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak 
 kaum 
  perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas 
 seperti 
  ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki itu 
 tidak 
  bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
  
  Perempuan2 yang kerja di perusahaan, secara nggak sengaja 
 (freudian 
  slip) kita bandingkan dengan ternak.
  
  ___
  *) Jelas di pernyataan saya yang dikutip bahwa yang diperas itu 
 mereka 
  yang bekerja di perusahaan dan jadi buruh kasar, artinya buruh 
 kasar 
  tentu tidak hanya di perusahaan. Kec MAKNA perusahaan itu 
mencakup 
  segala aktifitas usaha baik yang berbentuk pabrik, kantor, juga 
  perkebunan dan sektor lain yang sekilas tampak glamour dan full 
of 
  entertainment.
 





[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik rsa
blio itu siapa to?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Satriyo: Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
 membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah 
 dia baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa 
berlepas 
 diri pada Allah saja ...
 
 MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo 
 sebelumnya, saya kutip di bawah ini.  Setelah ini saya nggak akan 
 menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi kesempatan 
 Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.
 
 
 Kalo mau jujur bu Mia, yang jadi sapi perah (dan ini bukan saya 
 menyamakan!) bukan terbatas pd perempuan.
 
 Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak 
 kaum perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas 
 seperti ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki 
 itu tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
 
 Satriyo: [1] soal level persamaan/perbandingan, perempuan dengan
 semisal ternak, harta, saya kira ko sekarang juga masih ada. Silakan
 saja lihat between the lines. 
 
 Kalo sekarang lebih banyak pere yang cari kerja sec literal, 
 jadi 'ternak' di perusahaan, buruh kasar di peras 'susu' nya 
 dan 'anteng' saja karena tdk ada pilihan, atau berdasar pilihan
 
 Ada juga yang kerja tapi spt Khadija ra, tidak keluar rumah tapi 
 mengendalikan dari rumah (jadi home-based manager), karena dia 
 business owner, bukan lagi ternak atau piaraan Jadi apa 
bedanya? 
 Selain asesoris tentu statistik ya, kec prosentase yang tidak jauh 
 beda.
 ===
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
  membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah 
 dia 
  baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas 
 diri 
  pada Allah saja ...
  
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Emang itu pertanyaan untuk kita semua, Pak Satriyo.
   Ada temen WM yang bilang ke saya, apa memperhatikan tulisan 
 Satriyo 
   yang membandingkan perempuan buruh dengan ternak.  
   
   Apapun sebabnya, saya nggak memperhatikan itu sebelumnya di 
 tulisan 
   Pak Satriyo. Yah, memang secara mental psikologis kita semua 
 nggak 
   bebas dari bias gender, dampak dari konstruk sosial yang sudah 
   terbangung, gitu kira2 kata Pak Donnie.
   
   Jadi inget pilem Crash..loh kok pilem..:-)
   
   salam
   Mia





Re: [wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik IrwanK
Cuma reply sebaris  nanyain begituan doank.. hebat.. keren..
Emang spesialis diskusi 'jaka sembung' kali nih?..

On 6/25/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

   blio itu siapa to?


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Satriyo: Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah
  membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah
  dia baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas
  diri pada Allah saja ...
 
  MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo
  sebelumnya, saya kutip di bawah ini. Setelah ini saya nggak akan
  menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi kesempatan
  Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.
 
  
  Kalo mau jujur bu Mia, yang jadi sapi perah (dan ini bukan saya
  menyamakan!) bukan terbatas pd perempuan.
 
  Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak
  kaum perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas
  seperti ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki
  itu tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
 
  Satriyo: [1] soal level persamaan/perbandingan, perempuan dengan
  semisal ternak, harta, saya kira ko sekarang juga masih ada. Silakan
  saja lihat between the lines.
 
  Kalo sekarang lebih banyak pere yang cari kerja sec literal,
  jadi 'ternak' di perusahaan, buruh kasar di peras 'susu' nya
  dan 'anteng' saja karena tdk ada pilihan, atau berdasar pilihan
 
  Ada juga yang kerja tapi spt Khadija ra, tidak keluar rumah tapi
  mengendalikan dari rumah (jadi home-based manager), karena dia
  business owner, bukan lagi ternak atau piaraan Jadi apa
 bedanya?
  Selain asesoris tentu statistik ya, kec prosentase yang tidak jauh
  beda.
  ===
 
  Salam
  Mia
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 rsa efikoe@ wrote:
  
   Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah
   membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah
  dia
   baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas
  diri
   pada Allah saja ...



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik Mia
Satriyo: Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah 
dia baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas 
diri pada Allah saja ...

MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo 
sebelumnya, saya kutip di bawah ini.  Setelah ini saya nggak akan 
menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi kesempatan 
Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.


Kalo mau jujur bu Mia, yang jadi sapi perah (dan ini bukan saya 
menyamakan!) bukan terbatas pd perempuan.

Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak 
kaum perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas 
seperti ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki 
itu tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?

Satriyo: [1] soal level persamaan/perbandingan, perempuan dengan
semisal ternak, harta, saya kira ko sekarang juga masih ada. Silakan
saja lihat between the lines. 

Kalo sekarang lebih banyak pere yang cari kerja sec literal, 
jadi 'ternak' di perusahaan, buruh kasar di peras 'susu' nya 
dan 'anteng' saja karena tdk ada pilihan, atau berdasar pilihan

Ada juga yang kerja tapi spt Khadija ra, tidak keluar rumah tapi 
mengendalikan dari rumah (jadi home-based manager), karena dia 
business owner, bukan lagi ternak atau piaraan Jadi apa bedanya? 
Selain asesoris tentu statistik ya, kec prosentase yang tidak jauh 
beda.
===

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah 
 membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo sudah 
dia 
 baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa berlepas 
diri 
 pada Allah saja ...
 

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Emang itu pertanyaan untuk kita semua, Pak Satriyo.
  Ada temen WM yang bilang ke saya, apa memperhatikan tulisan 
Satriyo 
  yang membandingkan perempuan buruh dengan ternak.  
  
  Apapun sebabnya, saya nggak memperhatikan itu sebelumnya di 
tulisan 
  Pak Satriyo. Yah, memang secara mental psikologis kita semua 
nggak 
  bebas dari bias gender, dampak dari konstruk sosial yang sudah 
  terbangung, gitu kira2 kata Pak Donnie.
  
  Jadi inget pilem Crash..loh kok pilem..:-)
  
  salam
  Mia




[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik rsa
Lho a(n)da toh si Jaka Sembung? Pantes ... yg ditanya siapa, yg nyaut 
siapa ... ck ck ck

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Cuma reply sebaris  nanyain begituan doank.. hebat.. keren..
 Emang spesialis diskusi 'jaka sembung' kali nih?..
 
 On 6/25/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
blio itu siapa to?
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Mia aldiy@ wrote:
  
   Satriyo: Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak 
pernah
   membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo 
sudah
   dia baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa 
berlepas
   diri pada Allah saja ...
  
   MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo
   sebelumnya, saya kutip di bawah ini. Setelah ini saya nggak akan
   menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi 
kesempatan
   Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.
  
   
   Kalo mau jujur bu Mia, yang jadi sapi perah (dan ini bukan saya
   menyamakan!) bukan terbatas pd perempuan.
  
   Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di 
benak
   kaum perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas
   seperti ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-
laki
   itu tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
  
   Satriyo: [1] soal level persamaan/perbandingan, perempuan dengan
   semisal ternak, harta, saya kira ko sekarang juga masih ada. 
Silakan
   saja lihat between the lines.
  
   Kalo sekarang lebih banyak pere yang cari kerja sec literal,
   jadi 'ternak' di perusahaan, buruh kasar di peras 'susu' nya
   dan 'anteng' saja karena tdk ada pilihan, atau berdasar pilihan
  
   Ada juga yang kerja tapi spt Khadija ra, tidak keluar rumah tapi
   mengendalikan dari rumah (jadi home-based manager), karena dia
   business owner, bukan lagi ternak atau piaraan Jadi apa
  bedanya?
   Selain asesoris tentu statistik ya, kec prosentase yang tidak 
jauh
   beda.
   ===
  
   Salam
   Mia
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  rsa efikoe@ wrote:
   
Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo 
sudah
   dia
baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa 
berlepas
   diri
pada Allah saja ...
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-25 Terurut Topik IrwanK
Yo wis.. yang waras (ingin diskusi berjalan wajar) ngalah.. Soalnya Mbak Mia

(kelihatannya) udah 'drop the case'. :-) Masa'  sih yang begini masih gak
jelas juga?

Quote:
..
   MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo
   sebelumnya, saya kutip di bawah ini. Setelah ini saya nggak akan
   menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi kesempatan
   Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.
..

Gak mungkin kan, blio itu maksudnya Indonebia alias Mas RD?
Secara banget deh loh.. :-p Kalau masih belum nyambung juga..
giliran saya  yang (mungkin) gak bisa komentar lagi di thread ini.. :D

Gak tahu lagi kalau jawabannya dibahas dari segi bahasa..
gw (makin) nyerah rah rah.. klo diskusi di milis kudu pake kaidah
EYD kaya bikin laporan formal..

Wassalam,

Irwan.K

On 6/25/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Lho a(n)da toh si Jaka Sembung? Pantes ... yg ditanya siapa, yg nyaut
 siapa ... ck ck ck

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Cuma reply sebaris  nanyain begituan doank.. hebat.. keren..
  Emang spesialis diskusi 'jaka sembung' kali nih?..
 
  On 6/25/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   blio itu siapa to?
  
  
   --- In 
   wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,

   Mia aldiy@ wrote:
   
Satriyo: Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak
 pernah
membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo
 sudah
dia baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa
 berlepas
diri pada Allah saja ...
   
MIA: Okelah, dan bisa kita lihat apa yang ditulis Pak Satriyo
sebelumnya, saya kutip di bawah ini. Setelah ini saya nggak akan
menanggapi thread yang ini lagi, tapi tentu saja memberi
 kesempatan
Pak Satriyo menanggapi terakhir kali, kalo blio berkenan.
   

Kalo mau jujur bu Mia, yang jadi sapi perah (dan ini bukan saya
menyamakan!) bukan terbatas pd perempuan.
   
Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di
 benak
kaum perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas
seperti ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-
 laki
itu tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
   
Satriyo: [1] soal level persamaan/perbandingan, perempuan dengan
semisal ternak, harta, saya kira ko sekarang juga masih ada.
 Silakan
saja lihat between the lines.
   
Kalo sekarang lebih banyak pere yang cari kerja sec literal,
jadi 'ternak' di perusahaan, buruh kasar di peras 'susu' nya
dan 'anteng' saja karena tdk ada pilihan, atau berdasar pilihan
   
Ada juga yang kerja tapi spt Khadija ra, tidak keluar rumah tapi
mengendalikan dari rumah (jadi home-based manager), karena dia
business owner, bukan lagi ternak atau piaraan Jadi apa
   bedanya?
Selain asesoris tentu statistik ya, kec prosentase yang tidak
 jauh
beda.
===
   
Salam
Mia
   
--- In 
wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   rsa efikoe@ wrote:

 Tolong sampaikan ke teman ibu itu bahwa saya tidak pernah
 membandingkan pere dengan ternak. Mohon dia baca lagi. Kalo
 sudah
dia
 baca tapi tetap dengan pendapatnya itu, saya hanya bisa
 berlepas
diri
 pada Allah saja ...



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: laki-laki buruh perusahaan tidak = ternak?

2007-06-20 Terurut Topik Mia
Emang itu pertanyaan untuk kita semua, Pak Satriyo.
Ada temen WM yang bilang ke saya, apa memperhatikan tulisan Satriyo 
yang membandingkan perempuan buruh dengan ternak.  

Apapun sebabnya, saya nggak memperhatikan itu sebelumnya di tulisan 
Pak Satriyo. Yah, memang secara mental psikologis kita semua nggak 
bebas dari bias gender, dampak dari konstruk sosial yang sudah 
terbangung, gitu kira2 kata Pak Donnie.

Jadi inget pilem Crash..loh kok pilem..:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengutip tulisan Ibu Mia, apakah memang begitu yang ada di benak 
kaum 
 perempuan yang ribut-ribut bias jender, bahwa yang 'diperas 
seperti 
 ternak' di perusahaan* itu hanya perempuan? Kalo laki-laki itu 
tidak 
 bisa disamakan atau dibandingkan dengan ternak?
 
 Perempuan2 yang kerja di perusahaan, secara nggak sengaja 
(freudian 
 slip) kita bandingkan dengan ternak.
 
 ___
 *) Jelas di pernyataan saya yang dikutip bahwa yang diperas itu 
mereka 
 yang bekerja di perusahaan dan jadi buruh kasar, artinya buruh 
kasar 
 tentu tidak hanya di perusahaan. Kec MAKNA perusahaan itu mencakup 
 segala aktifitas usaha baik yang berbentuk pabrik, kantor, juga 
 perkebunan dan sektor lain yang sekilas tampak glamour dan full of 
 entertainment.