Re: [wanita-muslimah] Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh
Membahas 'dagang sapi' dalam komunikasi politik memang tidak mudah, terlebih bila dibahas dengan 'jurus andalan' jangan su'udzon, dkk.. Kecuali kalau ada bukti tertulis (mis: kontrak politik).. Kesannya 'dagang sapi' itu sesuatu yang hina sehingga harus dihindari sedemikian rupa (baca: tidak diakui keberadaannya).. Inilah akibatnya kalau terlalu 'ja-im'.. yang penting di mata publik adalah pencitraan sebagai yang paling begini, paling begitu.. :-P Quote: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/18/0802.htm .. Sekadar mengingatkan, kesepahaman PKS dan SBY-JK terdiri atas lima pokok. Pertama, konsisten melakukan perubahan untuk membangun pemerintahan yang bersih, peduli, dan profesional. Hal itu antara lain dibuktikan dengan keteladanan dan kesiapan memberhentikan anggota kabinet yang melakukan korupsi, tidak mengulangi kesalahan pengelola negara yang sebelumnya, dan tidak menjadikan kekuasaan untuk menzalimi umat dan bangsa Indonesia. Kedua, mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah percaturan dan pergaulan dunia internasional. Ketiga, melanjutkan proses demokratisasi dan reformasi dalam rangka terbentuknya masyarakat madani, mengedepankan supremasi sipil, dan tidak menghadirkan pemerintahan militeristik dan atau *police state*. Keempat, meningkatkan moralitas bangsa, kualitas masyarakat dan kesejahteraan rakyat, dan mengedepankan penegakan hukum serta penghormatan terhadap hak asasi manusia. Kelima, mendukung upaya perjuangan bangsa Palestina dalam mencapai kemerdekaannya dan tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. .. Nah dari sini sebenarnya isu soal pusar, RUU APP, Perda yang dianggap 'bermasalah', dukungan terhadap Palestina merupakan manifestasi dari 'dagang sapi' yang bukan sekedar prasangka semata. Termasuk soal tidak terlihatnya (atau tidak ada?) komitmen untuk mengadili Eyang Harto dari kedua pihak.. :-( CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 5/10/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sama saja mas Syafei tuduhan dari penetang RUU bagi para pendukungnya yaitu hendak memaksakan syariat Islam, hendak membelenggu perempuan, meningkatkan kekerasan kepada perempuan, mengatur moral lewat negara, dlsb. Masing-masing pihak terkena dengan tuduhan yang mas Syafei sampaikan itu. Karena masing-masing pihak sudah maju dengan paradigmanya masing-masing dan tidak mau sharing sebagaimana yang dianjurkan oleh mas Syafei sendiri. Masing-masing pihak menggelar demo besar-besaran untuk menggalang opini publik. Saya sih berharap, dari momen ini, akan lahir UU apapun namanya itu yang bisa memberantas pornografie dari publik. Contohnya situs porno di warnet, VCD porno di kaki lima, majalah porno dengan sampul vulgar dari kaki lima, semua media yang berbau porno diajuhkan dari mata publik. Dan saya mendorong kuat hal itu bisa terwujud. Tentang Harun Yahya, saya kagum dengan dia. Banyak masukan yang saya dapatkan dari VCD dan buku-bukunya. Tetapi tentu saja saya tidak sampai mengidolakannya. Apa yang dia sampaikan saya dengar dan saya renungkan. Kalau sependapat saya terima kalau tidak saya tolak. Yang terakhir itu adalah prasangka buruk (politik dagang sapi). Siapa itu yang membisikkan kepada anda? Jauhilah sebagian besar prasangka karena tidak akan membawa kepada kebenaran. Salam, Muhammad Syafei [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/09/2006 11:42 PM Subject [wanita-muslimah] Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh Ketika ?booming? buku-buku dan VCD Harun Yahya beberapa tahun lalu, saya sempat dihinggapi kekhawatiran. Bukan khawatir akan adanya penemuan-penemuan baru a la Harun Yahya yang meruntuhkan penemuan-penemuan sebelumnya (karena memang tidak ada sama sekali penemuan baru dari Harun Yahya, kecuali polesan ulang dari faham kreasionis fundamentalis Kristen), tapi saya khawatir dampaknya terhadap pola pikir kaum muslimin pada umumnya. Kekhawatiran saya sedikit banyak terbukti. Mulai ada pemahaman pada sebagian kaum muslimin, bahwa ?ini interpretasi saya- tidak sempurna ke-Islam-an seseorang jika tidak mempercayai faham kreasionis, dan yang menerima evolusi berarti menganut (setidaknya terpengaruh) faham materialisme-atheisme. Oke, saya tidak akan membahas evolusionis ? kreasionis lebih jauh, tapi saya akan membahas pola pikir ?sebagian- kaum muslimin yang mulai terjebak dalam logika hitam-putih, kalah-menang, kami-mereka, Islam-kafir, menguasai-dikuasai dan seterusnya. Memang, pola pikir seperti itu sebenarnya sudah lama ada tanpa kehadiran Harun Yahya, namun sedikit banyak Harun Yahya turut andil makin meng-kristal-kannya, dan muncul sebagai ?New Hero? bagi sebagian kaum muslimin. Sebenarnya setiap orang bebas memilih pola pikir seperti apa yang mau dia anut. Namun ketika pola pikir (dalam hal ini pola pikir hitam-putih) dibawa ke ruang publik, tentunya timbul masalah besar. Pola pikir hitam-putih cenderung melahirkan konflik, permusuhan dan perpecahan. Sedangkan
[wanita-muslimah] Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh
Ketika booming buku-buku dan VCD Harun Yahya beberapa tahun lalu, saya sempat dihinggapi kekhawatiran. Bukan khawatir akan adanya penemuan-penemuan baru a la Harun Yahya yang meruntuhkan penemuan-penemuan sebelumnya (karena memang tidak ada sama sekali penemuan baru dari Harun Yahya, kecuali polesan ulang dari faham kreasionis fundamentalis Kristen), tapi saya khawatir dampaknya terhadap pola pikir kaum muslimin pada umumnya. Kekhawatiran saya sedikit banyak terbukti. Mulai ada pemahaman pada sebagian kaum muslimin, bahwa ini interpretasi saya- tidak sempurna ke-Islam-an seseorang jika tidak mempercayai faham kreasionis, dan yang menerima evolusi berarti menganut (setidaknya terpengaruh) faham materialisme-atheisme. Oke, saya tidak akan membahas evolusionis kreasionis lebih jauh, tapi saya akan membahas pola pikir sebagian- kaum muslimin yang mulai terjebak dalam logika hitam-putih, kalah-menang, kami-mereka, Islam-kafir, menguasai-dikuasai dan seterusnya. Memang, pola pikir seperti itu sebenarnya sudah lama ada tanpa kehadiran Harun Yahya, namun sedikit banyak Harun Yahya turut andil makin meng-kristal-kannya, dan muncul sebagai New Hero bagi sebagian kaum muslimin. Sebenarnya setiap orang bebas memilih pola pikir seperti apa yang mau dia anut. Namun ketika pola pikir (dalam hal ini pola pikir hitam-putih) dibawa ke ruang publik, tentunya timbul masalah besar. Pola pikir hitam-putih cenderung melahirkan konflik, permusuhan dan perpecahan. Sedangkan ruang publik, mestinya diatur dengan semangat sharing dan saling mau kompromi (dalam arti mau menahan diri dan legawa terhadap pihak lain). Tanpa semangat sharing dan mau kompromi, area publik hanya akan menjadi area pertarungan, saling jegal, upaya menguasai, dan mata rantai balas-dendam. Contoh mutakhir dan paling gamblang dari pola pikir hitam-putih yang potensial melahirkan konflik itu adalah RUU APP 2006. RUU APP 2006 benar-benar mengkhianati semangat sharing dan mau kompromi. Lebih parah lagi, cara meng-gol-kan RUU APP 2006 dipenuhi disinformasi yang sangat jahat. Bahwa, penentang RUU APP 2006 adalah kaki tangan pengusaha media, pendukung pornografi sampai dengan mendapat biaya dari Amerika Serikat sangat jamak ditemui, terutama di mailing-list. Bagaimana bisa dipercaya bahwa RUU APP 2006 semangatnya mencegah kerusakan moral, jika upaya penge-gol-annya sudah meludahi kaidah moral yang sangat mendasar? Saya tidak mengerti, barangkali mem-fitnah dan melakukan kebohongan publik (disinformasi) itu bukan merupakan kejahatan moral bagi pengusung dan pendukung RUU APP 2006. Kalau begitu, moral seperti apa yang ingin ditegakkan? Barangkali para perumus RUU APP 2006 itu perlu istirahat dulu jadi wakil rakyat. Lebih baik mereka kursus dasar-dasar demokrasi dan Hak Azasi Manusia dahulu, agar tidak menerbitkan RUU yang memalukan. Barangkali mereka perlu belajar lagi, apa itu ruang privat dan ruang publik. Barangkali mereka perlu belajar memahami bahwa meruyaknya pornografi di ruang publik mestinya diatur dengan suatu aturan agar pornografi tidak berseliweran seenak udel-nya di ruang publik, di mana ruang publik itu juga berisi orang-orang yang tidak menyukai pornografi, dan yang lebih penting lagi, di sana ada anak-anak. Tapi, saya tidak yakin mereka mengerti hal itu. Saat mau menyudahi tulisan ini, tiba-tiba seperti ada yang membisiki saya Sssttt .. RUU APP kan sebenarnya sekedar politik dagang sapi. Nih, lu gua kasih ini. Tapi, lu kasih gua yang itu yah? Weleh 9 Mei 2006 __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [wanita-muslimah] Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh
Sama saja mas Syafei tuduhan dari penetang RUU bagi para pendukungnya yaitu hendak memaksakan syariat Islam, hendak membelenggu perempuan, meningkatkan kekerasan kepada perempuan, mengatur moral lewat negara, dlsb. Masing-masing pihak terkena dengan tuduhan yang mas Syafei sampaikan itu. Karena masing-masing pihak sudah maju dengan paradigmanya masing-masing dan tidak mau sharing sebagaimana yang dianjurkan oleh mas Syafei sendiri. Masing-masing pihak menggelar demo besar-besaran untuk menggalang opini publik. Saya sih berharap, dari momen ini, akan lahir UU apapun namanya itu yang bisa memberantas pornografie dari publik. Contohnya situs porno di warnet, VCD porno di kaki lima, majalah porno dengan sampul vulgar dari kaki lima, semua media yang berbau porno diajuhkan dari mata publik. Dan saya mendorong kuat hal itu bisa terwujud. Tentang Harun Yahya, saya kagum dengan dia. Banyak masukan yang saya dapatkan dari VCD dan buku-bukunya. Tetapi tentu saja saya tidak sampai mengidolakannya. Apa yang dia sampaikan saya dengar dan saya renungkan. Kalau sependapat saya terima kalau tidak saya tolak. Yang terakhir itu adalah prasangka buruk (politik dagang sapi). Siapa itu yang membisikkan kepada anda? Jauhilah sebagian besar prasangka karena tidak akan membawa kepada kebenaran. Salam, Muhammad Syafei [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/09/2006 11:42 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] cc [EMAIL PROTECTED] Subject [wanita-muslimah] Rengeng-Rengeng: RUU APP 2006 ... Weleh Ketika ?booming? buku-buku dan VCD Harun Yahya beberapa tahun lalu, saya sempat dihinggapi kekhawatiran. Bukan khawatir akan adanya penemuan-penemuan baru a la Harun Yahya yang meruntuhkan penemuan-penemuan sebelumnya (karena memang tidak ada sama sekali penemuan baru dari Harun Yahya, kecuali polesan ulang dari faham kreasionis fundamentalis Kristen), tapi saya khawatir dampaknya terhadap pola pikir kaum muslimin pada umumnya. Kekhawatiran saya sedikit banyak terbukti. Mulai ada pemahaman pada sebagian kaum muslimin, bahwa ?ini interpretasi saya- tidak sempurna ke-Islam-an seseorang jika tidak mempercayai faham kreasionis, dan yang menerima evolusi berarti menganut (setidaknya terpengaruh) faham materialisme-atheisme. Oke, saya tidak akan membahas evolusionis ? kreasionis lebih jauh, tapi saya akan membahas pola pikir ?sebagian- kaum muslimin yang mulai terjebak dalam logika hitam-putih, kalah-menang, kami-mereka, Islam-kafir, menguasai-dikuasai dan seterusnya. Memang, pola pikir seperti itu sebenarnya sudah lama ada tanpa kehadiran Harun Yahya, namun sedikit banyak Harun Yahya turut andil makin meng-kristal-kannya, dan muncul sebagai ?New Hero? bagi sebagian kaum muslimin. Sebenarnya setiap orang bebas memilih pola pikir seperti apa yang mau dia anut. Namun ketika pola pikir (dalam hal ini pola pikir hitam-putih) dibawa ke ruang publik, tentunya timbul masalah besar. Pola pikir hitam-putih cenderung melahirkan konflik, permusuhan dan perpecahan. Sedangkan ruang publik, mestinya diatur dengan semangat ?sharing? dan saling mau kompromi (dalam arti mau menahan diri dan legawa terhadap pihak lain). Tanpa semangat ?sharing? dan mau kompromi, area publik hanya akan menjadi area pertarungan, saling jegal, upaya menguasai, dan mata rantai balas-dendam. Contoh mutakhir dan paling gamblang dari pola pikir hitam-putih yang potensial melahirkan konflik itu adalah RUU APP 2006. RUU APP 2006 benar-benar mengkhianati semangat ?sharing? dan mau kompromi. Lebih parah lagi, cara meng-gol-kan RUU APP 2006 dipenuhi disinformasi yang sangat jahat. Bahwa, penentang RUU APP 2006 adalah kaki tangan pengusaha media, pendukung pornografi sampai dengan mendapat biaya dari Amerika Serikat sangat jamak ditemui, terutama di mailing-list. Bagaimana bisa dipercaya bahwa RUU APP 2006 semangatnya mencegah kerusakan moral, jika upaya penge-gol-annya sudah meludahi kaidah moral yang sangat mendasar? Saya tidak mengerti, barangkali mem-fitnah dan melakukan kebohongan publik (disinformasi) itu bukan merupakan kejahatan moral bagi pengusung dan pendukung RUU APP 2006. Kalau begitu, moral seperti apa yang ingin ditegakkan? Barangkali para perumus RUU APP 2006 itu perlu istirahat dulu jadi wakil rakyat. Lebih baik mereka kursus dasar-dasar demokrasi dan Hak Azasi Manusia dahulu, agar tidak menerbitkan RUU yang memalukan. Barangkali mereka perlu belajar lagi, apa itu ruang privat dan ruang publik. Barangkali mereka perlu belajar memahami bahwa meruyaknya pornografi di ruang publik mestinya diatur dengan suatu aturan agar pornografi tidak berseliweran seenak udel-nya di ruang publik, di mana ruang publik itu juga berisi orang-orang yang tidak menyukai pornografi, dan yang lebih penting lagi, di sana ada anak-anak. Tapi, saya tidak yakin mereka mengerti hal itu. Saat mau menyudahi tulisan ini, tiba-tiba seperti ada yang membisiki