Re: [wanita-muslimah] Uni Eropa sebagai suatu ukhuwah insaniyah - moral

2007-06-25 Terurut Topik jano ko
Mas Dana :

Saya selalu bertanya sejak saya bergabung dalam milis ini tahun
 2000/2001, tolong berikan suatu contoh,suatu pembuktian empiris bahwa
 sistem syariat islam yg sedang diperjuangkan oleh sekelompok umat itu
 dapat diterapkan dalam abad ini dan memuaskan hasilnya.  Memuaskan
 dalam arti kata nilai2 Islam terpelihara tetapi juga tercapai kemajuan
 lahir dan batin sehingga dapat kita tentukan bahwa sistem itu berhasil.  

-

Janiki :

Seharusnya pertanyaannya begini, "Sumbangan apa yang telah diberikan Islam 
kepada Pencerahan Eropa?", ngono mas.
Bangsa Eropa mengakui sumbangan Islam kepada kebangkitan / pencerahan Eropa and 
abad ini sumbangan Islam dalam bidang moral akan diberikan Islam kepada dunia, 
marilah kita berdoa bersama-sama.

--

Artikel ini disajikan oleh saudara kita dari Amerika (pribumi Amerika) anggota 
milis janiki


"The answer to this dilemma and to  all dilemmas facing any society where the 
fabric of society is under threat from  immorality , alcoholism, drugs, 
gambling, crime, dishonesty , and  materialism  can be found in the Holy Quran 
which has been sent for  all humanity.Its principles have a universal 
application for all times. It has  been the task of the Holy Prophet Mohamed 
(SAW) to give a practical  implementation to the Universal message of the Holy 
Quran so that anyone that  follows the perfect example of the Holy Prophet 
(SAW) will be on the Straight  Path." 


--



Teaching the Intricacies of Sex to Teens 

Foundation for Islamic  Publications

The topic of sex has universal  appeal. Sex is portrayed daily in various forms 
, directly or indirectly,  in  newspapers, magazines, cinemas, and in 
conversations between  people . The topic of sex conjures images of  sexuality 
,  promiscuity , lewdness, adultery , fornication , pornography , rape ,teenage 
 pregnancies, paedophilia , gays , sexually transmitted diseases, 
contraceptives,  abortions and HIV/AIDS. Yet somehow , despite the fact that 
‘everyone’ is  influenced by this topic , it seems that most parents find this 
topic somewhat  ‘delicate’ to discuss with their children. 

Children of today seem  to be maturing at a faster rate than a generation ago 
and often ask intelligent  questions to their parents. Some parents do their 
level best to satisfy the  natural curiosity of their children . Other parents 
simply don’t know how to  handle these ‘fast – growing “ kids and  often assume 
that the less  said about the subject of sex ,the better. In some homes the 
word ‘sex’ is taboo  and children are often reprimanded for asking innocent 
questions. Parents  assume  that children will ‘grow up” and in any case ‘they 
will  learn” or that the school or friends are ‘responsible’ for sharing this  
knowledge. The reality is that parents who have this view, are overlooking a  
major and significant source of correct information regarding this topic ie  
themselves! Our children have the right to be given an unbiased view on  sex 
based on the Holy Quran as well as the Sunnah of the Prophet Mohamed (SAW)  .

Parents fail to  realise  that EVERYONE is teaching your child about sex EXCEPT 
you.  Everyone else is telling your kids about sex . How sure are you that this 
 information is based on the guidelines laid down in Islam or is sex a  
fashionable industry that changes like  the flavour of the month.  Sex is a 
topic that advertisers and marketers use very effectively to sell their  
products. Unfortunately , the sources of  information available to  the 
pre-teen who is about to become a teenager are often biased. In this mirage  , 
an illusion is created that ‘everyone” is having sex and that in this modern  
times , ‘anything goes “ and  ‘ you only live once” so make the  best of it. It 
is ‘cool’ to chew a particular brand of chewing gum or smoke a  particular 
brand of cigarette because that makes you ‘rich’, ‘successful’ and  will ensure 
that you can attract the ‘perfect’ partner. In fact , reality is far  removed 
from the illusion that is fed to the senses of our unsuspecting
 youth.  
  
 With aggressive and sustained  marketing, society comes to accept “abnormal” 
activities as ‘normal’; 10 years  ago , what was considered ‘abnormal’ , 
‘unthinkable ‘, ‘abhorrent ‘, “immoral  “and “ shameful” is today considered 
“fashionable” , “normal” and “modern” .A  typical example is, that after 
watching a few episodes of  any  prime-time soap opera on TV , one would get 
the impression that adultery is  acceptable and normal ; pre-marital sex is in 
‘fashion’ and that deceit ,  trickery , lying and manipulation are essential to 
“get” your man or woman no  matter what the cost or hurt that others suffer in 
the process. Furthermore ,  the printed and visual media create the impression 
that marriage is old  fashioned , live-in relationships and cohabitation are in 
vogue , being gay is  fashionable , 

[wanita-muslimah] Uni Eropa sebagai suatu ukhuwah insaniyah

2007-06-25 Terurut Topik Dan
Dalam suatu perdebatan teori biasanya orang ingin suatu pembuktian
empiris, sehingga teori  itu dapat dinilai aplikabilitasnya.

Saya selalu bertanya sejak saya bergabung dalam milis ini tahun
2000/2001, tolong berikan suatu contoh,suatu pembuktian empiris bahwa
sistem syariat islam yg sedang diperjuangkan oleh sekelompok umat itu
dapat diterapkan dalam abad ini dan memuaskan hasilnya.  Memuaskan
dalam arti kata nilai2 Islam terpelihara tetapi juga tercapai kemajuan
lahir dan batin sehingga dapat kita tentukan bahwa sistem itu berhasil.  

Seandainya parameter2 keberhasilan masyarakat yg sekarang menjadi
ukuran baku itu tidak disetujui (spt produk domestik bruto, tingkat
melek huruf, tingkat pengangguran, tingkat kematian ibu, tingkat
kematian balita, dsbnya) mohon berikan benchmarknya dan mari kita
bandingkan keberhasilan negara itu terhadap benchmarknya sendiri 
menurut syariat Islam itu sendiri.

Ternyata sampai saat inipun belum ada satupun yg berhasil
mempresentasikan di milis ini contoh tersebut.  Malah ada yg bilang
jaman sekarang ini tidak ada negara yg benar2 negara Islam. Jadi apa
ini artinya?  Apakah memang konsep syariat Islam itu unachievable
dalam abad 21 ini?  Apa dong gunanya memperjuangkan hal2 yg tidak
mungkin dapat dicapai?

Mengenai konsep DUHAM yg kelihatannay sudah diadopsi oleh NU dan
diusulkan istilahnya adalah ukhuwah insaniyah, saya ada contoh
terdekat sebagai bukti empiris yaitu Uni Eropa.

Seperti yg saya bahas dalam artikel sebelumnya, nation-state itu
dibentuk di Eropa sebagai solusi dari perang agama, dari religious
tribalism.  Keberhasilan konsep nation-state ini ternyata efektif
menghentikan perang agama, tetapi tidak efektif dalam mengentikan
perang dunia.

Jadi perlu ada solusi baru.  Tadinya PBB yg diharapkan tetapi ternyata
mandul juga karena adanya kepentingan super power yg memaksakan
kehendaknya.

Uni Eropa oleh karena itu dibentuk sebagai suatu tata negara baru
dimana nation-state tidak terlalu relevan lagi kecuali lebih sebagai
identitas budaya.  Uni Eropa itu sendiri belum sempurna karena UUDnya
 masih belum disetujui oleh negara2 anggotanya, tapi sudah banyak yg
dicapai.

Unsur terpenting dalam pembentukan Uni Eropa ini ialah harmonisasi
tata hukum dan tata ekonomi. 

Dalam tata hukum mereka, setiap warga Uni Eropa berhak bepergian dan
tinggal di mana saja di Uni Eropa tanpa harus minta visa lagi.  Visa
itu adalah izin utk masuk suatu negara berdaulat.  Orang Jerman kalau
mau kerja dan tinggal di Spanyol tidak perlu repot2 minta visa menetap
dsb, cukup melapor pada kecamatan atau pemda setempat.  Laporan itu
lebih utk kepentingan statistik bukan utk minta izin.

Harmonisasi tata hukum ini juga berdampak luas.  Setiap warga EU akan
memperoleh perlakuan hukum yg sama dan setara dalam Uni Eropa. Sedang
dibahas misalnya bahwa UU Perlindungan Konsumennya juga
diharmonisasikan agar kalau kita misalnya tinggal di Jerman, beli
produk Sony di Spanyol maka kalau rusak garansinya selagi berkunjung
ke Belanda minta diperbaiki di sana.   Sistem Kesehatan Umumnya juga
membolehkan setiap warganegara berobat kemana saja dalam Uni Eropa
secara gratis.  Hanya perlu isi formulir saja.

Memang hasil dari harmonisasi ini masih jauh dari sempurna tetapi
setiap hari ada kemajuan perubahan menuju ke arah itu.

Harmonisasi tata ekonomi juga dilakukan melalui mata uang Euro.  Dg
mata uang tunggal orang bukan saja tidak perlu repot2 tukar uang, tapi
untuk bisnis antar negara anggota UE lebih mudah bagi orang dalam
mengkalkulasi biaya dan pendapatan.  

Bagi saya ini adalah bentuk terapan ukhuwah insaniyah yg paling dekat
dg konsepnya.  Jadi ada contonya dan bukan OMDO.

Bagaimana dg ukhuwah islamiyah?  Bagi saya masih tidak lebih dari
slogan belaka.  Contohnya mau naik haji masih perlu visa.  Masa mau ke
Mekah harus minta visa dari Saudi Arabia?  Seharusnya kan Kabah itu
milik segenap umat Islam dan setiap umat Islam berhak mengunjunginya
tanpa harus minta izin sama yg BUKAN memilikinya!

Kita sebagai muslim tidak bisa datang ke Kuwait, Qatar, UAE begitu
saja tanpa visa dan izin kerja utk bekerja dan menetap di sana
walaupun kesempatan kerja banyak.  Kalau beli barang di Tanah Abang
dan lagi naik haji enggak bisa kita minta garansinya diterima di Mekah.

Waktu saya ke Maroko, paling2 disambut dg ucapan Marhaban.  Tapi kalau
saya sakit harus bayar sendiri biaya dokternya.

Jadi ukhuwah Islamiyah itu masih wacana dan akan tetap wacana kalau
tidak ada pembahasan dan upaya mengarah ke harmonisaisi tata hukum dan
tata ekonomi di antara negara2 Islam (atau anggota OIC).  Masih dalam
bentuk ikatan emosional yg tidak terdefinisi dg jelas dan belum ada
penerapan hukum positifnya. 

Saya kira tantangan bagi mereka yg ingin menegakkan ukhuwah Islamiyah,
coba lakukan harmonisasi tata hukum dan tata ekonomi dulu, utk
disambung dg tata politik dan sebagainya, diantara negara2 OIC,
sehingga semua umat Islam dapat bepergian ke mana saja dan dapat
bekerja di mana saja tanpa visa. Barulah ukhuwah Islamiyah