Bukan Daur-Ulang <-= Re: [wanita-muslimah] SUNAT dan DAGING BABI Anita Tamara

2006-08-01 Terurut Topik Sato Sakaki
Menurut DR RASHAD KHALIFA, Bapak "Teori
Sembilanbelas", (guru anda melalui Ahmad Deedat),
TIDAK BENAR Muhammad  butahuruf. Dia dikatakan
butahuruf adalah karena kekeliruan meng-arti-kan kata
"ummy". Rashad Khalifa bahkan menGatakan bahwa Al
Qur'an itu SEOENUHNYA DITULIS oleh Muhammad dengan
tangannya sendiri. Jadi karena dia tulis sendiri maka
jelas daur-ulang dari apa yang telah dia baca, dia
lihat dan dia dengar. 

http://www.submission.info/quran/appendices/appendix28.html

Appendix 28
Muhammad Wrote God's Revelations With His Own Hand

The first revelation was "Read," and included the
statement "God teaches by means of the pen" (96:1-4),
and the second revelation was "The Pen" (68:1). The
only function of the pen is to write.

Ignorant Muslim scholars of the first two centuries
after the Quran could not understand the Quran's
challenge to produce anything like it. They had no
idea about the Quran's mathematical composition, and
they knew that many literary giants could have
composed works comparable to the Quran. In fact, many
such literary giants did claim the ability to produce
a literary work as excellent as the Quran. The latest
claim came from Taha Hussein, the renowned Egyptian
writer.

The ignorant Muslim scholars then decided to proclaim
Muhammad an illiterate man! They figured that this
would make the Quran's extraordinary literary
excellence truly miraculous. The word they relied on
to bestow illiteracy upon the Prophet was "UMMY."
Unfortunately for those "scholars," this word clearly
means "Gentile," or one who does not follow any
scripture (Torah, Injeel, or Quran) [see 2:78, 3:20 &
75, 62:2]; it does NOT mean "illiterate."

The Prophet was a successful merchant. The "Muslim
scholars" who fabricated the illiteracy lie forgot
that there were no numbers during the Prophet's time;
the letters of the alphabet were used as numbers. As a
merchant dealing with numbers every day, the Prophet
had to know the alphabet, from one to one-thousand.

The Quran tells us that Muhammad wrote down the Quran
- Muhammad's contemporaries are quoted as saying,
"These are tales from the past that he wrote down.
They are being dictated to him day and night" (25:5).
You cannot "dictate" to an illiterate person. The
Prophet's enemies who accuse him of illiteracy abuse
Verse 29:48, which relates specifically to previous
scriptures.

On the 27th night of Ramadan 13 B.H. (Before Hijerah),
Muhammad the soul, the real person, not the body, was
summoned to the highest universe and the Quran was
given to him (2:97, 17:1, 44:3, 53:1-18, 97:1-5).
Subsequently, the angel Gabriel helped Muhammad
release a few verses of the Quran at a time, from the
soul to Muhammad's memory. The Prophet wrote down and
memorized the verses just released into his mind. When
the Prophet died, he left the complete Quran written
down with his own hand in the chronological order of
revelation, along with specific instructions as to
where to place every verse. The divine instructions
recorded by the Prophet were designed to put the Quran
together into the final format intended for God's
Final Testament to the world (75:17). The early
Muslims did not get around to putting the Quran
together until the time of Khalifa Rashed `Uthmaan. A
committee was appointed to carry out this task. Read
Appendix 24 for the details.
Masjid Tucson / United Submitters International
Email: [EMAIL PROTECTED]
all rights reserved © 2002 submission.info

-

Sato:
Muhammad melarang umatnya makan daging babi yang
dilarang Taurat maka seharusnya dia juga melarang
mereka makan daging unta, daging kelinci, daging anoa,
kodok-hijau, kura-kura, bengkarung dan kepiting.
Rupanya dia tidak mendengar sepenuhnya khotbah rabbi
Yahudi mengenai daging yang haram dimakan itu sehingga
ayat daur-ulangnya tidak lengkap.
---
HMNA:
Nama saya disebut-sebut Sato, jadi saya angkat bicara
lagi memperbincangkan ttg apa yang ditulis Sato
seperti di atas: bukan daur ulang.
The Orientalists, among them Christian missionaries,
attribute to Muhammad an encyclopedic knowledge,
indirectly saying that he knew all the sources -
Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab
beliefs - you name it - before he could compile the
Qur'ân. Ini rupanya yang mempengaruhi Sato, sehingga
ia menulis: "Rupanya dia tidak mendengar sepenuhnya
khotbah rabbi Yahudi". Sato di Makkah tidak ada
Yahudi, tidak pernah dikunjungi rabbi Yahudi yang
berkhutbah.
Ini saya copy paste dari sebagian kecil makalah saya
yang saya sajikan dalam mujadalah (diskusi) bulanan di
hadapan Majelis Para Muballigh IMMIM yang
diselenggarakan oleh DPP IMMIM, pada hari Sabtu, 3
Rajab 1427 H / 29 Juli
2006.
***
Orientalis, umumnya dari misionaris Kristian
mengatakan bahwa sebelum Nabi Muhammad SAW menyusun
Al-Quran, beliau telah terlebih dahulu mengetahui
semua sumber dari Kristian, Yahudi, Zarathustra,
Hanif, Arab Jahiliyah (saying that he knew all the
sources: Chri

Bukan Daur-Ulang <-= Re: [wanita-muslimah] SUNAT dan DAGING BABI Anita Tamara

2006-07-31 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Sato:
Muhammad melarang umatnya makan daging babi yang dilarang Taurat maka
seharusnya dia juga melarang mereka makan daging unta, daging kelinci,
daging anoa, kodok-hijau, kura-kura, bengkarung dan kepiting. Rupanya dia
tidak mendengar sepenuhnya khotbah rabbi Yahudi mengenai daging yang haram 
dimakan itu sehingga ayat daur-ulangnya tidak lengkap.
---
HMNA:
Nama saya disebut-sebut Sato, jadi saya angkat bicara lagi memperbincangkan
ttg apa yang ditulis Sato seperti di atas: bukan daur ulang.
The Orientalists, among them Christian missionaries, attribute to Muhammad
an encyclopedic knowledge, indirectly saying that he knew all the sources -
Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs - you name
it - before he could compile the Qur'ân. Ini rupanya yang mempengaruhi Sato,
sehingga ia menulis: "Rupanya dia tidak mendengar sepenuhnya khotbah rabbi
Yahudi". Sato di Makkah tidak ada Yahudi, tidak pernah dikunjungi rabbi
Yahudi yang berkhutbah.
Ini saya copy paste dari sebagian kecil makalah saya yang saya sajikan dalam
mujadalah (diskusi) bulanan di hadapan Majelis Para Muballigh IMMIM yang
diselenggarakan oleh DPP IMMIM, pada hari Sabtu, 3 Rajab 1427 H / 29 Juli
2006.
***
Orientalis, umumnya dari misionaris Kristian mengatakan bahwa sebelum Nabi
Muhammad SAW menyusun Al-Quran, beliau telah terlebih dahulu mengetahui
semua sumber dari Kristian, Yahudi, Zarathustra, Hanif, Arab Jahiliyah
(saying that he knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif
and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'ân).

Ini dengan telak disungkurkan oleh Al-Quran:
-- WMA KNT TTLWA MN QBLH MN KTB WLA TKhThH BYMYNK ADzA LARTAB ALMZhLMWN
(S.AL'AKBWT, 29:48), dibaca:
-- wama- kunta tatlu- ming qablihi- min kita-bin wala- takhuththuhu-
biyami-nika izal larta-bal  mubthiluwn, artinya:
-- Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak
menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca
dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang yang mengingkari(mu).

Ayat (29:48) tersebut di atas itu menunjukkan bahwa apa yang dikemukakan
para Orientalis misionaris Kristian itu bahwa sebelum Nabi Muhammad SAW
menulis Al-Quran terlebih dahulu beliau telah membaca sumber-sumber dari
Kristian, Yahudi, Zarathustra, Hanif, Arab Jahiliyah, itu tidak masuk akal.
Kalau dalam makalah ini saya nyatakan saya tidak pernah membaca referenspun
sebelum saya tulis makalah ini dan juga saya nyatakan pula saya tidak pernah
menulis sebuah Seri-pun dalam kolom Harian Fajar, apakah para peserta
mujadalah ini akan percaya apa yang saya nyatakan itu? Tentu pembaca akan
mendustakan saya, karena dalam kenyataannya saya menulis dengan membaca
referens dan tidak benar bahwa saya tidak pernah menulis satu Seri-pun dalam
kolom Harian Fajar.

Demikian pula halnya, andaikata Nabi Muhammad SAW sebelum menyampaikan
Al-Quran membaca sumber-sumber dari Kristian, Yahudi, Zarathustra, Hanif,
Arab Jahiliyah, maka itu akan ketahuan karena beliau tidak pernah hidup
seorang diri bertapa di tempat yang terisolasi, berliau aktif
bersosialisasi. Andaikata apa yang dituduhkan oleh para Orientalis Kristian
itu benar, maka tatkala beliau menyampaikan ayat (29:48) kepada penduduk
Makkah, niscaya penduduk Makkah mendustakan ayat (29:48), dan akibatnya
sesudah ayat (29:48) itu dikemukakan kepada penduduk Makkah, maka tentu tak
seorang juapun yang akan mempercayai bahwa Al-Quran yang disampaikan Nabi
Muhammad SAW itu bersumber dari wahyu. Karena kenyataannya kaum elit
komunitas Makkah, seperti Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali dll. tidak
menyatakan ayat (29:48) itu dusta, berarti Nabi Muhammad SAW tidaklah
menulis Al-Quran, dan tidaklah beliau telah membaca sumber-sumber dari
Kristian, Yahudi, Zarathustra, Hanif, Arab Jahiliyah, Al-Quran itu bukanlah
daur ulang dari sumber-sumber Kristian, Yahudi, Zarathustra, Hanif, Arab
Jahiliyah, melainkan bersumber dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik melalui Malaikat Jibril AS, maupun secara langsung. .



- Original Message -
From: "Sato Sakaki" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 28, 2006 17:14
Subject: [wanita-muslimah] SUNAT dan DAGING BABI Anita Tamara


> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sato Sakaki
> <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > Jenis makanan yang diharamkan dalam Taurat tidak
> > berlaku bagi umat Kristen karena sudah di-amandemen
> > oleh Yesus Kristus yang BERWENANG untuk itu dengan
> > mengatakan bukanlah yang masuk melalui mulut yang
> > menajiskan manusia, jadi semua makanan halal.
> >
> > Sebaliknya karena Muhammad melarang umatnya makan
> > daging babi yang dilarang Taurat maka seharusnya dia
> > juga melarang mereka makan daging unta, daging
> > kelinci, daging anoa, kodok-hijau, kura-kura,
> > bengkarung dan kepiting. Rupanya dia tidak mendengar
> > sepenuhnya khotbah rabbi Yahudi mengenai daging yang
> > haram dimakan itu sehingga ayat