Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun - bentuk rumah?

2007-11-25 Terurut Topik L.Meilany
Pak Satriyo,
Jangan menjebak, saya lagi berusaha untuk tidak mau berkonflikria :-))

Ungkapan 'suargo nunut neraka katut' adalah orang Jawa punya.
---
Seperti halnya juga ungkapan; 'mangan ora mangan kumpul'
Yg dahsyat sekali pengaruhnya hingga ketika mereka ogah transmigrasi, terpaksa 
'bedol desa'.
Se isi desa, pindah semua ke Sitiung. Lurahnya sama, cariknya sama, bentuk 
rumahnya juga 
mungkin sama. Pokoknya kumpul.

Mustinya yg ditanya ; seberapa besar dan dalam, tradisi Islam bisa mengubah 
adat 
istiadat manusia yg tidak tinggal di Arab. :-)

Mungkin kalo sesuai riwayat hadith ; di Arab sana ratusan tahun itu belum 
pernah turun hujan?
Bagaimanakah bentuk rumah pada masa Rasulullah?
Ada yg bilang bentuknya bulat seperti jamur, seperti rumah orang eskimo, 
seperti planetarium.
Kalo ada air, kebocoran ; Airnya  akan langsung mengalir ke bawah.

Kalo pernah kejadian pasti kan ada hadithnya.
Gimana gitu kalo kebocoran dan waktu salat tiba. 

Salam :-)
l.meilany




  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 2:12 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  Bu Mei,
  Memang pasti ya kalo pahala itu berbanding lurus dengan surga? 
  bukannya surga (juga pahala) itu hak prerogatif Allah, kec buat 10 
  sahabat yang sudah dijamin surga?
  Btw, rumus yang konon itu dari mana ya kononnya?

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Nimbrung-
  > 
  > Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
  > Apapun juga ikut suami
  > 'Suargo nunut, neraka katut'
  > Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo 
  suaminya masuk neraka
  > istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan 
  oleh Gusti Allah.
  > Begitulah konon rumusannya.
  > 
  > Salam
  > l.meilany 
  > 
  > 
  > - Original Message - 
  > From: Kinantaka 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
  > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  > 
  > 
  > Mbak Mia,
  > Ada teman yang japri ke saya begini:
  > 
  > On 11/7/07, NW wrote:
  > 
  > > Waalaikum salam Wr. Wb.
  > >
  > > Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
  mengingatkan untuk
  > > sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
  dan yang bayi
  > > nangis-nangis.
  > >
  > > "Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus 
  dijawab". gitu
  > > katanya.
  > >
  > > Wasalam.
  > 
  > Bagaimana, mbak?
  > 
  > Kinantaka
  > 
  > On 11/14/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
  menyiratkan itu,
  > > apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
  lika-
  > > liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
  > >
  > > KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
  > > hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
  > > (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa 
  di-
  > > clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
  jadi
  > > dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
  mendingan
  > > ke musola donks..cari aman..
  > >
  > > Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi 
  apa
  > > arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang 
  keliatannya kita
  > > lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - 
  ketimbang
  > > menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
  karakter
  > > dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
  jadi
  > > ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan 
  pasangan
  > > sendiri.
  > >
  > > salam
  > > Mia
  > >
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
  > > "Chae"
  > >  wrote:
  > > >
  > > > Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala 
  ini kan
  > > > buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa 
  masih
  > > > keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan 
  bisa maju
  > > > atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat 
  yang
  > > > tidak beragama...
  > > >
  > > > Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
  > > > pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
  > > >
  > > > * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
  > > > tayangg;P
  > > >
  > > >
  > > >
  > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
  > > "Lina Dahlan" 
  > >
  > > 
  > >
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-20 Terurut Topik Awan Biru
He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara pahala... 
  Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal maka kamu akan 
dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..
   
  Persamaan Matematiknya
   
  Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi
   
  Salam
   
  AB
  Note
  Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini.
   
  Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta "phala" yang artinya buah 
atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah 
penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 
juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang 
dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; 
maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi 
Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari 
Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label "halal". Bagaimana 
ini MUI koq malah melanggar Alquran?

Wasalam,
chodjim

- Original Message - 
From: rsa 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
> agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
menjauhkan 
> > kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
soale 
> > ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
> > direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
> > 
> > Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
itu 
> > belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
> > 
> > Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
> > dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
itulah. 
> > Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
> > disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
Duh, 
> > dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
utang. 
> > Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
jadi 
> > nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
> > 
> > Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
> > termasuk tetangga2nya...hehehe..
> > 
> > Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
tapi 
> > apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
semua 
> > orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
> > 
> > Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
kalo 
> > itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
lahiriah 
> > yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
seperti 
> > di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
> > batuk, ini ngagetin.
> > 
> > Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
> > psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
> > mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
> > 
> > Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
> > pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
jelas 
> > lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
> > kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
> > agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
itu 
> > di garda terdepan).
> > 
> > Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
udah 
> > di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
> > sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
> > 
> > Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
> > berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -

> > terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. 
> > Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
(udah 
> > dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
yang 
> > unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
para 
> > nabi palsu.
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yah

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta "phala" yang artinya buah atau 
balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah 
penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 
juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang 
dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; 
maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi 
Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari 
Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label "halal". Bagaimana 
ini MUI koq malah melanggar Alquran?

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  > agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
  > >
  > > Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
  menjauhkan 
  > > kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
  soale 
  > > ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
  > > direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
  > > 
  > > Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
  itu 
  > > belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
  > > 
  > > Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
  > > dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
  itulah. 
  > > Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
  > > disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
  Duh, 
  > > dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
  utang. 
  > > Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
  jadi 
  > > nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
  > > 
  > > Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
  > > termasuk tetangga2nya...hehehe..
  > > 
  > > Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
  tapi 
  > > apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
  semua 
  > > orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
  > > 
  > > Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
  kalo 
  > > itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
  lahiriah 
  > > yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
  seperti 
  > > di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
  > > batuk, ini ngagetin.
  > > 
  > > Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
  > > psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
  > > mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
  > > 
  > > Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
  > > pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
  jelas 
  > > lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
  > > kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
  > > agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
  itu 
  > > di garda terdepan).
  > > 
  > > Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
  udah 
  > > di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
  > > sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
  > > 
  > > Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
  > > berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -

  > > terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. 
  > > Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
  (udah 
  > > dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
  yang 
  > > unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
  para 
  > > nabi palsu.
  > > 
  > > salam
  > > Mia
  > > 
  > > 
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
  > >  wrote:
  > > >
  > > > Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
  > > > menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
  budaya 
  > > asli
  > > > dari masyarakat kita.
  > > > 
  > > > Masyarakat arab kan kental

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-19 Terurut Topik lasykar5
Wah, akhirnya muncul juga mba Flora. Langsung menohok pula pernyataannya nih
...!

Saya kira INTI tulisan mba Flora adalah di bagian akhir, ya:
"Berdo'a, tapi juga melanggar larangan, berarti melecehkan Allah SWT."
Setuju mba, gayanya saja menyandang gelar HAJI, simbol ke-ISLAM-an yang lima
itu, tapi perilakunya bertentangan 180 derajat...! Sebagaimana dengan aliran
sesat lainnya, termasuk spt di tulisan MH di gatra (
http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=109526), di satu sisi kita perlu
tetap mengingatkan mereka, dan pada akhirnyat ketika sudah tidak ada
tanda-tanda kesembuhan, baru kita adili dan langsung hukum mati mereka.
Hukuman yang lumayan pas buat sosok yang menghina/melecehkan Allah swt dan
sekaligus menyengsarakan bangsa dan negara sec ekonomis dan moral ...!

salam,
satriyo
On Nov 16, 2007 9:21 PM, Floradianti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??
>
> Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan orang)??
>
> Manusia, sebagai khalifah di bumi ini, dalam menjalani tugasnya sebagai
> wakil Allah, tentulah bertindak-tanduk sesuai dengan perintah dari sang
> Pemberi Amanat. Melaksanakan yang diwajibkan oleh Allah, harus selalu
> diiringi dengan kebajikan2 yang lain. Tidak bisa dong, melaksanakan
> perintah, tapi dibarengi dengan melakukan yang dilarang. Melaksanakan
> rukun2 Islam, tapi juga melakukan korupsi. Pemahaman saya, korupsi
> menghapus segala pahala yang sudah dia dikumpulkan.
>
> Seorang muslim yang tinggi kesalehan pribadinya (pinjam istilahnya Chae),
> yang tak pernah absen sholat berjamaah di mushalla, juga sholat2/puasa2
> sunnah lainnya, namun ia dzolim terhadap isterinya, ya batal sudah itu
> reward2 maupun pahala2 yang dia punya.
>
> Rujukan mudah tentang batalnya pahala yang disebabkan karena melanggar
> larangan Allah adalah pada salah satu dari hadist2 tentang khamr, misalnya
> yang ini:
>
> "Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi SAW bersabda, "Orang yang minum khamar,
> tidak
> diterima shalatnya 40 hari. Siapa yang bertaubat, maka Allah memberinya
> taubat untuknya. Namun bila kembali lagi, maka hak Allah untuk memberinya
> minum dari sungai Khabal." Seseorang bertanya, "Apakah sungai Khabal itu?"
> Beliau menjawab, "Nanahnya penduduk neraka." (HR Ahmad)"
>
> Sabda Rasulullah s.a.w: "Tidaklah kamu sekalian beriman, jika salah
> seorang
> dari kamu tidur dengan perut kekenyangan sementara tetanggamu kelaparan".
>
> Lha kalau tidak beriman itu kan artinya kafir, ingkar. Koruptor itu tak
> punya belas kasih, tidak beriman, telah kafir, karena membuat rakyat
> melarat.
>
> Kita tak akan bisa mencintai Allah, jika kita tidak bisa mencintai sesama
> umat manusia dan sesama makhluk Allah.
>
> Jadi, tidak mungkin pahala berjalan seiring dengan dosa. Pahala tidak
> boleh
> dicemari dengan dosa.
>
> Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
>
> Berdo'a, tapi juga melanggar larangan, berarti melecehkan Allah SWT.
>
> Salam,
>
> Flora
>
> --
>
> Re: Di saat hujan turun
>
> Posted by: "Aisha" [EMAIL 
> PROTECTED]aishayasmina2002
>
> Thu Nov 15, 2007 12:00 am (PST)
>
> Bener mba Mia :-)
>
> Jadi ingat cerita ayah, di satu acara reuni sekolahnya ada seorang
> temannya
> yang jadi pejabat dan terkenal korup. Teman-teman reuninya becanda sambil
> mukul pelan-pelan perut buncit koruptor itu, "ini perut makin buncit saja
> makan yang haram, kapan sadarnya?".
>
> Koruptor ini sambil ketawa menjawab, "tenang, dosaku berkurang, malah
> mungkin tidak ada dosa lagi karena kemarin aku menghajikan 5 orang."
>
> Ini kan akibat dari hitung menghitung pahala-dosa. Koruptor itu menghitung
> kebaikan yang berbuah pahala, padahal kebaikan itu dibiayai dari perbuatan
> buruknya (korupsi).
>
> salam
>
> Aisha
>
> ---
>
> From : Mia
>
> Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita
> dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku
> debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi
> atau
> dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit
> debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang
> dsalahkaprahi.
>
> ..
>
> ..
>
> salam
>
> Mia
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> "Chae"
>
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>



-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung-

Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
Apapun juga ikut suami
'Suargo nunut, neraka katut'
Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo suaminya masuk 
neraka
istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan oleh Gusti 
Allah.
Begitulah konon rumusannya.

Salam
l.meilany 


  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  Mbak Mia,
  Ada teman yang japri ke saya begini:

  On 11/7/07, NW wrote:

  > Waalaikum salam Wr. Wb.
  >
  > Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk
  > sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi
  > nangis-nangis.
  >
  > "Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab". gitu
  > katanya.
  >
  > Wasalam.

  Bagaimana, mbak?

  Kinantaka

  On 11/14/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu,
  > apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
  > liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
  >
  > KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
  > hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
  > (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
  > clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi
  > dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan
  > ke musola donks..cari aman..
  >
  > Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa
  > arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita
  > lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang
  > menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter
  > dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi
  > ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan
  > sendiri.
  >
  > salam
  > Mia
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
  > "Chae"
  > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
  > > buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
  > > keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
  > > atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
  > > tidak beragama...
  > >
  > > Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
  > > pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
  > >
  > > * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
  > > tayangg;P
  > >
  > >
  > >
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
  > "Lina Dahlan" 
  >
  > 
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Achmad Chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb.,

Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata 
"nabi" (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah "sifat" meski sebutannya 
bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi 
saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab 
suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.

Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu 
dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai 
dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak 
mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya 
yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.

Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  Assalamu'alaikum,

  Pak Chodjim,

  Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
  hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
  sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
  sebagai zalim.

  Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
  kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
  bunuh oleh kaumnya sendiri.

  Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
  dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
  pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
  Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.

  Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
  Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.

  Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
  1835, bukan tahun 1839.

  Salam,
  MAS

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
  Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
  dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
  > 
  > Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
  menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
  nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
  dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
  kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
  antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
  Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
  pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
  > 
  > Wasalam,
  > chodjim
  > 
  > 
  > - Original Message - 
  > From: Lina Dahlan 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  > Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
  bersyarat
  > 
  > 
  > QS6:93
  > Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  > kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah diwahyukan 
  kepada 
  > saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
  orang 
  > yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
  > Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
  > orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
  sedang 
  > para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  > berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan 
  > siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
  > Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  > menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  > 
  > 
  > Recent Activity
  > a.. 17New Members
  > Visit Your Group 
  > Sitebuilder
  > Build a web site
  > 
  > quickly & easily
  > 
  > with Sitebuilder.
  > 
  > Yahoo! 360°
  > Start Sharing
  > 
  > Your place online
  > 
  > Blog & photos
  > 
  > Y! Messenger
  > Instant hello
  > 
  > Chat in real-time
  > 
  > with your friends.
  > . 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Kinantaka
Mbak Mia,
Ada teman yang japri ke saya begini:

On 11/7/07, NW wrote:

> Waalaikum salam Wr. Wb.
>
> Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk
> sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi
> nangis-nangis.
>
> "Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab". gitu
> katanya.
>
> Wasalam.


Bagaimana, mbak?

Kinantaka




On 11/14/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu,
> apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
> liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
>
> KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
> hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
> (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
> clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi
> dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan
> ke musola donks..cari aman..
>
> Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa
> arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita
> lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang
> menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter
> dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi
> ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan
> sendiri.
>
> salam
> Mia
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> "Chae"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
> > buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
> > keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
> > atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
> > tidak beragama...
> >
> > Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
> > pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
> >
> > * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
> > tayangg;P
> >
> >
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> "Lina Dahlan" 
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-12 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, 
seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat 
utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum 
atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah 
diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh 
oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan 
sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi 
Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:"Telah diwahyukan kepada 
  saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang 
  yang berkata:"Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
  Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


  Recent Activity
a..  17New Members
  Visit Your Group 
  Sitebuilder
  Build a web site

  quickly & easily

  with Sitebuilder.

  Yahoo! 360°
  Start Sharing

  Your place online

  Blog & photos

  Y! Messenger
  Instant hello

  Chat in real-time

  with your friends.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-10 Terurut Topik Mohammad Rizal
Mengharap pahala tak salah dalam agama. Hanya saja, untuk jangka panjangnya, 
model menarget pahala (beribadah karena fadhilat) seperti ini berbahaya karena 
bisa membuat orang tertipu. Mengira dengan mengerjakan shalat ini atau shalat 
itu sudah menabung pahala sekian-sekianpadahal shalatnya belum tentu 
sah.syarat mandi wajib saja tidak tahu :-) atau dalam berwudhu air wudhunya 
tidak sampai membasahi seluruh siku. Atau tempat shalatnya bernajis hukmi 
(najis yang tak terlihat) tanpa dia sadar karena tak ada ilmu. Atau membaca 
fatihah tak tepat lafazh, dan lain sebagainya.

Kita sendiri, beribadah karena apa? Sudahkah kita memikirkannya?


Untuk orang-orang khusus bil khusus seperti Bunda Rabiatul Adawiah, dia tidak 
mau beribadah karena mengharapkan sesuatu selain Allah. Melainkan karena 
cintanya pada Zat Yang Maha Agung yang telah begitu berjasa padanya. Orang 
seperti ini sudah tak melihat sesuatu lagi selain Allah. Yang tampak padanya 
rahmat Allah begitu mencurah-curah di mana-mana seperti hujan, sampai beliau 
bingung, bagaimana lagi mau berterimakasih pada Zat Yang Maha Baik ini.


-Rizal-


Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   Gimana enggak 
jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
 buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
 keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
 atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
 tidak beragama...
 
 Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
 pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
 
 * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
 tayangg;P
 







 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-09 Terurut Topik L.Meilany
Terlebih dulu saya kirim sedikit kisah Rabiah Al Adawiyah.
Seorang wanita sufi yg meninggal sekitar tahun 801 yg memperkenalkan cinta pada 
Allah SWT
yg 'tanpa pamrih'.
Ketika ditanya tentang hakikat imannya Rabiah menjawab :
"Aku tidak beribadah kepada Allah karena takut kepadaNya sehingga aku serupa 
saja dengan budak
yg buruk yg bekerja dengan rasa takut pada majikannya.
Aku beribadah bukan karena mengharapkan surga sehingga aku serupa budak yg 
buruk yg diberi sesuatu
untuk pekerjaannya. Aku beribadah kepada Allah karena cinta dan rinduku 
padaNya".

Ketika istilah unconditional love ini jadi omongan ya bermula dari kisahnya 
Rabiah ini.
Kemudian kita melihat sekeliling adakan cinta tak bersyarat itu dikehidupan?
Ternyata ada yaitu cinta "ibu terhadap anaknya".
Kalo peribahasa bilang 'kasih ibu sepanjang hayat, kasih anak sepanjang galah' 
:-)
Tempo hari baca mail Mia tentang omongan dengan anaknya yg jika gimana klo 
pindah agama?
Seorang ibu selalu akan menerima anaknya, memberi maaf bahkan ketika anaknya 
menjadi jahat sekalipun.
Ketika melahirkan, seorang ibu tanya apakah anaknya selamat, seorang bapak 
tanya apakah 
anaknya sehat tak kurang suatu apa? [ baca: cacat] :-))

Di kehidupan bukankah Tuhan memberi udara yg kita hirup, memberi sinar matahari 
yg tepat waktu.
Kepada siapapun, yg soleh, yg baik hati, yg koruptor, yg pendosam, yg gak 
pernah alat sekalipun sama jatahnya.
Kalo Gde Parma bilang ; Cinta Tuhan itu seperti pohon besar yg bisa meneduhi 
semua orang, siapapun, gratis.

Tetapi pada Allah kita selalu berhitung; katanya sih untuk tabungan banyak2-an 
deposit untuk kehidupan 
setelah mati nanti. Akhirnya ibadahnya gak ikhlas, cuma syarat saja. Semuanya 
ada itungannya berupa pahala2 :-))

Agak nyimpang dikit : Seperti ibadahnya anak kecil, kalo puasanya genap sebulan 
maka dikasih hadiah.
Maka si anak berpuasa karena ingin hadiah dan ini terus menjadi kebiasaan 
sampai ia dewasa, menjadi perilaku.
Yg penampakannnya pada saat berbuka : balas dendam.
Konon menurut ahli gizi sebenarnya puasa ramadhan, puasa sunnah yg dilakukan 
dengan baik adalah bisa juga sebagai
upaya detoksifikasi.
Nilai2 puasa akhirnya bukan lagi ibadah tapi hanya sekedear menunda makan minum 
dan syahwat dan kita tuntuh pahala.
Apa gak salah tuh?

Tapi kalo cinta antara laki dan perempuan itu selalu bersyarat.
Harus kaya, harus solehah, harus cakep, harus sehat walafiat, harus pinter, 
harus bisa punya banyak anak;
pokoknya banyak keharusan, banyak syarat.
Jika kemudian sebuah syarat tak terpenuhi maka tak ada cinta lagi.
Begitu kan?

Salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 06, 2007 6:10 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
  Unconditional love. 

  Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-rahman Ar-
  rahimNya Allah.

  Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa syarat.

  Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
  Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))

  salam cuex,
  Lina
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Wa'alaikumsalam,
  > Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
  > puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
  baca: diantaranya melakukan ibadah]
  > yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta 
  tak bersyarat.
  > Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
  surga atau janganlah 
  > mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
  > :-)
  > 
  > Bekerja, cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; begitu 
  kata ustad di pengajian.
  > Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu 
  solat kepikiran jadi nggak fokus.
  > 
  > Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun pergi, 
  sewaktu sholat bungkus sepatu, 
  > sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
  > Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
  > Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
  > :-)
  > 
  > Salam
  > l.meilany
  > - Original Message - 
  > From: Kinantaka 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  > Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
  > Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun
  > 
  > 
  > Assalamu'alaikum Wr. Wb.
  > 
  > Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
  bledek silih
  > berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, 
  kamar anak
  > saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian 
  saya dan
  > istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
  kebasahan.
  > 
  > Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
  musholla
  > sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera 
  ambil air
  > wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangka

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Oky Zayyd
bagaimana cara menghadapi istri yang merasa selalu paling benar,dan
tidak mau berkaca pada diri sendiri bahwa manusia itu diciptakan Allah,
manusia yang jauh dari kesempurnaan pasti pernah berbuat baik dan berbuat
buruk tanpa mereka sadari.

mohon pencerahan

On 08/11/2007, Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah.
> Jadi
> gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2
> di
> rumah kan?
>
> Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah?
>
> Kinantaka
>
> On 11/7/07, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote:
> >
> > Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ?
> > Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
> > urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
> > MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan
> > urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
> > derajat pahala.
> >
> > Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
> > memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
> > membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan
> > yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang
> > membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan
> > berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
> >
> > Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
> > seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
> > tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan
> > hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana
> > sini: termasuk hutang credit card ???
> >
> > wassalam,
> > --- In 
> > wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> > "Chae"
> > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah
> > atau
> > > sholat wajib di mesjid?
> > >
> > >
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
> ,
> > "Lina Dahlan" 
> > > wrote:
> > > >
> > > > Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
> > > > wassalam,
> > > >
> > > > --- In 
> > > > wanita-muslimah@yahoogroups.com
> ,
>
> > "Tri Budi Lestyaningsih
> > > > (Ning)"  wrote:
> > > > >
> > > > >
> > > > > Pak Kinan,
> > > > > Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
> > sholat
> > > > jamaah
> > > > > di Musholla dong.
> > > > >
> > > > > Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
> > keadaannya "parah",
> > > > menurut
> > > > > saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
> > Kinan,
> > > > > biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
> > kepikiran
> > > > rumah
> > > > > terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
> > > > Rasulullah
> > > > > menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum
> > > > sholat,
> > > > > supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi
> > hal-
> > > > hal
> > > > > yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
> > saat
> > > > sholat,
> > > > > ya dibereskan dulu.
> > > > >
> > > > > Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
> > bilang ke
> > > > > isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
> > sementara
> > > > pak
> > > > > Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
> > aja.
> > > > Setelah
> > > > > pulang, diterusin lagi.
> > > > >
> > > > > Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya
> > > > juga suka
> > > > > senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah
> > > > begitu,
> > > > > ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan
> > > > sholat
> > > > > malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang
> > > > isinya
> > > > > kira-kira begini:"Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
> > temani
> > > > tidur.
> > > > > Tetapi engkau akan melak

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Kinantaka
Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi
gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di
rumah kan?

Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah?

Kinantaka



On 11/7/07, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ?
> Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
> urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
> MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan
> urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
> derajat pahala.
>
> Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
> memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
> membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan
> yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang
> membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan
> berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
>
> Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
> seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
> tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan
> hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana
> sini: termasuk hutang credit card ???
>
> wassalam,
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> "Chae"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah
> atau
> > sholat wajib di mesjid?
> >
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> "Lina Dahlan" 
> > wrote:
> > >
> > > Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
> > > wassalam,
> > >
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> "Tri Budi Lestyaningsih
> > > (Ning)"  wrote:
> > > >
> > > >
> > > > Pak Kinan,
> > > > Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
> sholat
> > > jamaah
> > > > di Musholla dong.
> > > >
> > > > Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
> keadaannya "parah",
> > > menurut
> > > > saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
> Kinan,
> > > > biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
> kepikiran
> > > rumah
> > > > terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
> > > Rasulullah
> > > > menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum
> > > sholat,
> > > > supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi
> hal-
> > > hal
> > > > yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
> saat
> > > sholat,
> > > > ya dibereskan dulu.
> > > >
> > > > Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
> bilang ke
> > > > isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
> sementara
> > > pak
> > > > Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
> aja.
> > > Setelah
> > > > pulang, diterusin lagi.
> > > >
> > > > Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya
> > > juga suka
> > > > senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah
> > > begitu,
> > > > ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan
> > > sholat
> > > > malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang
> > > isinya
> > > > kira-kira begini:"Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
> temani
> > > tidur.
> > > > Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
> maka
> > > aku
> > > > ridho engkau tinggalkan." Waah... Isteri teladan kan kalau
> bisa
> > > seperti
> > > > beliau R.A.
> > > >
> > > > Wallahua'lam bishowab.
> > > > Wassalaam,
> > > > -Ning
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > -Original Message-
> > > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > > [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com]
> On Behalf Of Kinantaka
> > > > Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
> > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
> > > >
> > > > Mbak Ning,

RE: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-05 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Pak Kinan,
Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah
di Musholla dong.

Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya "parah", menurut
saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan,
biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah
terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah
menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat,
supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal-hal
yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat,
ya dibereskan dulu.

Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke
isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak
Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah
pulang, diterusin lagi.

Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka
senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu,
ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat
malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya
kira-kira begini:"Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur.
Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku
ridho engkau tinggalkan." Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti
beliau R.A.

Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning





-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

Mbak Ning,

Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat
sendirian, kan?

Kinantaka


On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
> Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi 
> dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat 
> jamaah..
>
> Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus

> sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang 
> diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
>
> Wass,
> -Ning
>
> -Original Message-
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> 
> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com com>]
> On Behalf Of Chae
> Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> 
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
>
> yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala 
> lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> ,
> Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> >
> > Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek 
> > silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,

> > kamar
> anak
> > saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
> saya dan
> > istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
> >
> > Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
> > musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
> > segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke 
> > musholla. Istri saya
> > menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"
> >
> > "Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
> > "Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya
kembali.
> > "Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
> musholla",
> > jawab saya.
> > "Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar 
> > bocor begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.
> >
> > Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
> untuk
> > mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
> yang bocor.
> >
> > Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir
selesai.
> > Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
> anak. Saya
> > memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
> >
> > Apakah saya salah?
> >
> > Kinantaka
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Post

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-03 Terurut Topik Oky Zayyd
Saran saya supaya suami dan istri dapet pahala karena sholat berjamaah
kemesjid, sebaiknya suami pergi ke matrial duluayo ada yang tau ga,
ngapain ke matrial...??

On 02/11/2007, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
> Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
> dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
> jamaah..
>
> Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
> sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
> ya musti ke masjid atuh...
>
> Wass,
> -Ning
>
>
> -Original Message-
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com]
> On Behalf Of Chae
> Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
>
> yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
> lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> >
> > Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek
> > silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,
> > kamar
> anak
> > saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
> saya dan
> > istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
> >
> > Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
> > sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil
> > air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri
> > saya
> > menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"
> >
> > "Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
> > "Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya kembali.
> > "Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
> musholla",
> > jawab saya.
> > "Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar
> > bocor begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.
> >
> > Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
> untuk
> > mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
> yang bocor.
> >
> > Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
> > Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
> anak. Saya
> > memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
> >
> > Apakah saya salah?
> >
> > Kinantaka
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting 
> mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL 
> PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL 
> PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> 
> Yahoo! Groups Links
>
>  
>



-- 
Oky Zayyd
Editor in Chief
PT. INDOSINEMA NETWORK - Leading Movie Media
Jl. Haji Salim III No. 54 Radio Dalam - Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Phone : 021-723-2059
Mobile : 021-9299-5700


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Kinantaka
Mbak Ning,

Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat
sendirian, kan?

Kinantaka


On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
> Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
> dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
> jamaah..
>
> Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
> sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
> ya musti ke masjid atuh...
>
> Wass,
> -Ning
>
> -Original Message-
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com]
> On Behalf Of Chae
> Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
>
> yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
> lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> >
> > Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek
> > silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,
> > kamar
> anak
> > saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
> saya dan
> > istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
> >
> > Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
> > sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil
> > air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri
> > saya
> > menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"
> >
> > "Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
> > "Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya kembali.
> > "Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
> musholla",
> > jawab saya.
> > "Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar
> > bocor begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.
> >
> > Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
> untuk
> > mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
> yang bocor.
> >
> > Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
> > Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
> anak. Saya
> > memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
> >
> > Apakah saya salah?
> >
> > Kinantaka
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
> http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting 
> mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL 
> PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL 
> PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> 
> Yahoo! Groups Links
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
jamaah..

Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
ya musti ke masjid atuh...

Wass,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> 
> Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek 
> silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, 
> kamar
anak
> saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
> istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
> 
> Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla 
> sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil 
> air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri 
> saya
> menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"
> 
> "Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
> "Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya kembali.
> "Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla",
> jawab saya.
> "Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar 
> bocor begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.
> 
> Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
> mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
> 
> Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
> Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
> memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
> 
> Apakah saya salah?
> 
> Kinantaka
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links