Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-19 Terurut Topik O-V-I-C
bisa kubayangkan belajar toleransi dari agama masing-masingyang terjadi 
adalah pertikaian di irak dan afghanistan. so ?

--- On Sat, 8/16/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)
To: "Milis wm" 
Date: Saturday, August 16, 2008, 4:51 PM


 Betul itu.  Ndak perlu ada rumah ibadah dekat perumahan.




 Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

 -Original Message-
 From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com>

 Date: Sat, 16 Aug 2008 02:31:28 
 To: 
 Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)


 saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but

 kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna 
ketua RW nya itu  beragama kristen dan dari suku batak,..


 nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi 
di daerah sana bukan hanya gereja  suku batak saja yg berdiri  selain gereja 
HKBP, ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg 
keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana)


 ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan 
atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi.


 dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak 
tau mantan RW disana itu kristen apa.

 btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan 
beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti 
soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota 
bene katanya negara demokrasi bgt.

 so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,..

 aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN.

 dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf 
pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah 
gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan 
SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling 
menjaga, bgt jg di barat.

 contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk 
sholat  saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn 
bergurau.

 selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama 
orla dan orba,..tapi apa???
 kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll.

 bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi  PERPADUAN,..
 bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,..

 selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau 
ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,..

 tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg 
penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini
 entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya

 tapi kita kan selama ini di suruh bersatu  melupakan segala  indentitas diri 
kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,.. padahal 
itu atas nama politik!!"
 jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak 
mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama 
kita,...
 spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku 
agama ku

 dan dosen yg kejawen itu pun memerah...

 thnk to mb wikan,..

 --- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo  wrote:
 From: Wikan Danar Sunindyo 
 Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com
 Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM











 sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak

 membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena

 perbedaan sekte dalam kristen sendiri

 di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan

 tapi juga menyangkut aspek suku

 maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa

 orang batak bikin gereja sendiri  ... huria kristen batak protestan



 terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu

 dan terorganisir

 yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja

 beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun



 kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan

 bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu

 tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah

 itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini



 salam,

 --

 wikan



 On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

 >

 > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???

 >

 >  maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...

 >

 >  saya kasih suatu g

Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-16 Terurut Topik Ari Condro

Betul itu.  Ndak perlu ada rumah ibadah dekat perumahan.




Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Sat, 16 Aug 2008 02:31:28 
To: 
Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)


saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but

kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna 
ketua RW nya itu� beragama kristen dan dari suku batak,..


nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi di 
daerah sana bukan hanya gereja� suku batak saja yg berdiri� selain gereja HKBP, 
ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg 
keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana)


ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan 
atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi.


dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak tau 
mantan RW disana itu kristen apa.

btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan 
beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti 
soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota 
bene katanya negara demokrasi bgt.

so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,..

aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN.

dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf 
pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah 
gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan 
SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling 
menjaga, bgt jg di barat.

contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk 
sholat� saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn 
bergurau.

selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama 
orla dan orba,..tapi apa???
kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll.

bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi� PERPADUAN,..
bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,..

selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau 
ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,..

tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg 
penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini
entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya

tapi kita kan selama ini di suruh bersatu� melupakan segala� indentitas diri 
kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,..padahal 
itu atas nama politik!!"
jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak 
mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama 
kita,...
spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku 
agama ku

dan dosen yg kejawen itu pun memerah...

thnk to mb wikan,..

--- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM











sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak

membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena

perbedaan sekte dalam kristen sendiri

di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan

tapi juga menyangkut aspek suku

maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa

orang batak bikin gereja sendiri  ... huria kristen batak protestan



terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu

dan terorganisir

yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja

beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun



kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan

bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu

tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah

itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini



salam,

--

wikan



On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

>

> boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???

>

>  maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...

>

>  saya kasih suatu gambaran.

>

>  di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW 
> tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. 
> dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!


  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-16 Terurut Topik rama yanti


--- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM











sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak

membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena

perbedaan sekte dalam kristen sendiri

di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan

tapi juga menyangkut aspek suku

maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa

orang batak bikin gereja sendiri  ... huria kristen batak protestan



terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu

dan terorganisir

yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja

beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun



kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan

bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu

tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah

itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini



salam,

--

wikan



On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

>

> boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???

>

>  maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...

>

>  saya kasih suatu gambaran.

>

>  di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW 
> tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. 
> dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!


  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-16 Terurut Topik rama yanti
saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but

kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna 
ketua RW nya itu  beragama kristen dan dari suku batak,..


nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi di 
daerah sana bukan hanya gereja  suku batak saja yg berdiri  selain gereja HKBP, 
ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg 
keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana)


ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan 
atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi.


dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak tau 
mantan RW disana itu kristen apa.

btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan 
beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti 
soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota 
bene katanya negara demokrasi bgt.

so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,..

aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN.

dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf 
pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah 
gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan 
SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling 
menjaga, bgt jg di barat.

contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk 
sholat  saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn 
bergurau.

selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama 
orla dan orba,..tapi apa???
kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll.

bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi  PERPADUAN,..
bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,..

selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau 
ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,..

tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg 
penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini
entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya

tapi kita kan selama ini di suruh bersatu  melupakan segala  indentitas diri 
kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,..padahal 
itu atas nama politik!!"
jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak 
mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama 
kita,...
spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku 
agama ku

dan dosen yg kejawen itu pun memerah...

thnk to mb wikan,..

--- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum 
Dijamin (tuk sunny)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM











sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak

membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena

perbedaan sekte dalam kristen sendiri

di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan

tapi juga menyangkut aspek suku

maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa

orang batak bikin gereja sendiri  ... huria kristen batak protestan



terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu

dan terorganisir

yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja

beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun



kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan

bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu

tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah

itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini



salam,

--

wikan



On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

>

> boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???

>

>  maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...

>

>  saya kasih suatu gambaran.

>

>  di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW 
> tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. 
> dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!


  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-15 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak
membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena
perbedaan sekte dalam kristen sendiri
di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan
tapi juga menyangkut aspek suku
maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa
orang batak bikin gereja sendiri  ... huria kristen batak protestan

terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu
dan terorganisir
yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja
beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun

kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan
bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu
tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah
itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini

salam,
--
wikan

On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???
>
>  maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...
>
>  saya kasih suatu gambaran.
>
>  di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW 
> tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. 
> dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!


Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)

2008-08-14 Terurut Topik rama yanti
boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu???


maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini...


saya kasih suatu gambaran.

di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW tepatnya 
di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. dan coba 
bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!


apa ini yg namanya kebebasan beragama??


mereka dari mana mana datang ke daerah sana dari bekasi bahkan tangerang 
tinggal disana.

apa ini layak??


coba kita baca, di new york membangun sebuah musholla di sebuah tempat kediaman 
ramai2 di larang bahkan senator ikut serta.

bung ambon,..

coba melihat dari kaca mata objektifitas anda.

apa yg kurang dari keberagamaan di negeri ini?


orang dgn mudah mengadakan kebaktian dari rumah2 bahkan ruko dijadikan gereja.



lalu "mereka" berteriak kedalam dan keluar indonesia melanggar HAM ttg 
kebebasan beribadah,..


coba lihat di negeri paman sam saja membuat tempat ibadah terutama masjid saja 
susah. itu negeri yg merasa demokrasi paling jawara, liberalisasi adalah nenek 
moyangnya yg punya.

coba berfikirlah objektif, kebebasan atau kebablasan,..

kini 'mereka" mengangkat2 kasus ini bahkan membawa keranah politik.

salah satunya membentuk partai dgn warna ungu.
lucu agama beribadah di bawa ke politik.

kalau islam yg membawa di larang,...


ah negeri ini,..

gak ada yg bicara spt ini, anyak yg takut dgn "mereka" di kira melanggar HAM 
atau gak memilih mereka dalam pemilu nanti mengingat jaringan gereja dan LSM yg 
bergerak di bidan Pura pura SOkSIAL' bisa membentuk opini,...



sudah lah gak usah berlindung atas nama kebebasan, apa yg kurang dari negeri 
ini??


mereka bisa nyaman dgn beribadah bahkan mempunyai gereja dgn 9 gereja di 
kecamatan kebon bawang (dulu katanya pak RW nya orang nasrani dari Sumut, lalu 
mendirikan dan mengizinkan mendirikan bangunan,.. banyangin aja seorang pak rw 
aja mereka masih mikirin agamanya namun dari islam?? intropeksi)

yah sudah lah,.sesuatu yg basi embel kebebasan agama jadi tameng lalu jadi isu 
politik di jual ketika 2009 menghangat,


basssyi
 



--- On Fri, 8/15/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, August 15, 2008, 5:06 AM











http://www.suarapem baruan.com/ News/2008/ 08/14/Nasional/ nas01.htm



SUARA PEMBARUAN DAILY 

63 Tahun Merdeka 



Kebebasan Beragama Belum Dijamin



[JAKARTA] Pemerintah belum mampu melindungi anggota masyarakat dari kekerasan 
berbau agama, terutama terkait hak warga negara untuk beragama. Aparatur 
pemerintah pun harus mampu menunjukkan sikap netral dalam mengawal kebebasan 
beragama di Indonesia. 



Pandangan itu disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Salahuddin Wahid 
dalam perbincangan melalui telepon dengan SP di Jakarta, Kamis (14/8). Dia 
menegaskan, pemerintah, terutama di daerah harus tegas dan mematuhi aturan guna 
mengawal kebebasan beragama. Jabatan mereka hendaknya terbebas dari identitas 
agama mana pun. 



"Aturannya sudah jelas. Untuk mendirikan rumah ibadah harus mengacu pada aturan 
yang berlaku. Jangan lantas dipersulit. Pemerintah daerah memang beragama, tapi 
institusinya tidak boleh beragama. Harus netral. Saya prihatin masih banyaknya 
kekerasan yang mengatasnamakan agama," ujarnya. 



Kondisi kebebasan beragama di Indonesia hingga ulang tahun kemerdekaan ke-63, 
katanya, masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa 
pemerintah tidak mampu melindungi rakyat, padahal itu adalah kewajiban mereka. 



Negara Tak Mampu 



Komentar serupa disampaikan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas 
HAM), Ifdhal Kasim. Dia menilai, dalam lima tahun terakhir ada penurunan 
kemampuan proteksi negara terhadap kebebasan beragama. 



Diakuinya, sebagian warga belum memperoleh tempat yang setara dengan warga 
negara lainnya dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan 
masing-masing. Hal itu terlihat dari maraknya aksi perusakan dan penyerbuan 
tempat ibadah. 



"Ini menunjukkan rendahnya negara dalam memfasilitasi dan melindungi warga 
negaranya. Ukurannya jelas, sejauh mana kelompok atau warga negara yang 
memiliki keyakinan dan disebut minoritas bisa dihormati keyakinannya, " 
tegasnya. Dia berpendapat, seharusnya pemerintah mampu menciptakan iklim 
kondusif guna tercipta ketenangan warga dalam menjalankan ibadah, bukan malah 
membatasinya. [ASR/O-1] 



 - - - - - -

Last modified: 14/8/08 



[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]