Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
bisa kubayangkan belajar toleransi dari agama masing-masingyang terjadi adalah pertikaian di irak dan afghanistan. so ? --- On Sat, 8/16/08, Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) To: "Milis wm" Date: Saturday, August 16, 2008, 4:51 PM Betul itu. Ndak perlu ada rumah ibadah dekat perumahan. Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Sat, 16 Aug 2008 02:31:28 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna ketua RW nya itu beragama kristen dan dari suku batak,.. nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi di daerah sana bukan hanya gereja suku batak saja yg berdiri selain gereja HKBP, ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana) ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi. dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak tau mantan RW disana itu kristen apa. btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota bene katanya negara demokrasi bgt. so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,.. aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN. dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling menjaga, bgt jg di barat. contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk sholat saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn bergurau. selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama orla dan orba,..tapi apa??? kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll. bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi PERPADUAN,.. bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,.. selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,.. tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya tapi kita kan selama ini di suruh bersatu melupakan segala indentitas diri kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,.. padahal itu atas nama politik!!" jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama kita,... spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku agama ku dan dosen yg kejawen itu pun memerah... thnk to mb wikan,.. --- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo wrote: From: Wikan Danar Sunindyo Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena perbedaan sekte dalam kristen sendiri di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan tapi juga menyangkut aspek suku maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa orang batak bikin gereja sendiri ... huria kristen batak protestan terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu dan terorganisir yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini salam, -- wikan On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? > > maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... > > saya kasih suatu g
Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
Betul itu. Ndak perlu ada rumah ibadah dekat perumahan. Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sat, 16 Aug 2008 02:31:28 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna ketua RW nya itu� beragama kristen dan dari suku batak,.. nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi di daerah sana bukan hanya gereja� suku batak saja yg berdiri� selain gereja HKBP, ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana) ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi. dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak tau mantan RW disana itu kristen apa. btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota bene katanya negara demokrasi bgt. so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,.. aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN. dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling menjaga, bgt jg di barat. contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk sholat� saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn bergurau. selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama orla dan orba,..tapi apa??? kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll. bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi� PERPADUAN,.. bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,.. selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,.. tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya tapi kita kan selama ini di suruh bersatu� melupakan segala� indentitas diri kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,..padahal itu atas nama politik!!" jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama kita,... spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku agama ku dan dosen yg kejawen itu pun memerah... thnk to mb wikan,.. --- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena perbedaan sekte dalam kristen sendiri di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan tapi juga menyangkut aspek suku maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa orang batak bikin gereja sendiri ... huria kristen batak protestan terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu dan terorganisir yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini salam, -- wikan On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? > > maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... > > saya kasih suatu gambaran. > > di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW > tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. > dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!! [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
--- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena perbedaan sekte dalam kristen sendiri di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan tapi juga menyangkut aspek suku maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa orang batak bikin gereja sendiri ... huria kristen batak protestan terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu dan terorganisir yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini salam, -- wikan On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? > > maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... > > saya kasih suatu gambaran. > > di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW > tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. > dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
saya menghargai pendapat mb wikan,..mungkin ada benar nya,..but kasus di tg priok itu aneh nya kan di saat berdiri 9 gereja di RW tsb karna ketua RW nya itu beragama kristen dan dari suku batak,.. nah spt yg mba wikan tulis seharus nya yg banyak gereja dari suku batak tapi di daerah sana bukan hanya gereja suku batak saja yg berdiri selain gereja HKBP, ada juga gereja pasundan dan gereja jawa yg kebetulan temen kecil aku yg keturunan jawa mereka gerejanya di sana, (padahal rumah nya gak sekitar sana) ini artinya apa, ada suatu kesepakatan kalau tidak di bilang persengkokolan atau rekayasa dan misi yg ingin di buat disini dgn contoh diatas tadi. dan gereja di sana itu juga da dari protestan dan katolik sedangkan aku gak tau mantan RW disana itu kristen apa. btw bus way,..any way inti nya so gak usah lah bilang atas nama kebebasan beragama, tokh selama ini mereka bebas menjalan kan agamanya tidak seperti soudara2 muslim yg susah nya mendirikan sarana ibadah di luar negeri yg nota bene katanya negara demokrasi bgt. so jangan berdalih dgn tameng kebebasan agama,.. aku sendiri ketika kuliah dulu gak setuju dgn dosen ku ketika mata kuliah PPKN. dia bercerita ttg toleransi agama, aku bilang kepd dosen yg udah tua itu "maaf pak menurut saya mata kuliah ini gak berguna, spt bicara ttg toleransi. udah gak jamannya lagi atas nama toleransi di dengung2 kan di negeri ini menjadikan SARA itu sesuatu yg tabu. di malaysia bebagai etnis becampur tapi mereka saling menjaga, bgt jg di barat. contoh nya pak, ketika tadi istirahat temen saya yg kristen di olok2 untuk sholat saya menegur temen saya itu, itu bisa menyinggung dia walau hanya dgn bergurau. selama ini pak kita selalu di cekoki atas nama persatuan dan kesatuan selama orla dan orba,..tapi apa??? kasus ambon terjadi lalu di ikuti dgn kasus sampit dll. bagi saya bukan PERSATUAN yg selama ini didengungkan tapi PERPADUAN,.. bagi saya lagi persatuan dan perpaduan beda,.. selama ini kita selalu di suruh bersatu, entah itu dari agama suku atau ras,..dan itu gak bisa, karna kita masing masing punya indetitas diri,.. tapi yg benar adalah PERPADUAN, apapun warna kalian keyakinan, asal muasal yg penting berpadu untuk kemajuan dan kejayaan serta kerukunan negeri ini entah itu berjuang atas dasar agama masing2 ras dan suku nya tapi kita kan selama ini di suruh bersatu melupakan segala indentitas diri kita. semua selama ini di seragamkan di sama kan atas nama persatuan,..padahal itu atas nama politik!!" jadi menurut saya PPKN ini di hapuskan saja dari mata kuliah, kenapa kita gak mendalami pelajaran agama kita saja dan belajar toleransi dari versi agama kita,... spt dalam islam "lakum di nukum wali yadin" untuk mu agama mu dan untuk ku agama ku dan dosen yg kejawen itu pun memerah... thnk to mb wikan,.. --- On Fri, 8/15/08, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 15, 2008, 2:36 AM sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena perbedaan sekte dalam kristen sendiri di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan tapi juga menyangkut aspek suku maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa orang batak bikin gereja sendiri ... huria kristen batak protestan terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu dan terorganisir yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini salam, -- wikan On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: > > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? > > maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... > > saya kasih suatu gambaran. > > di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW > tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. > dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!! [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
sebenarnya kalau diliat permasalahan mengapa orang kristen banyak membangun gereja tidak semata2 karena kristenisasi, tapi karena perbedaan sekte dalam kristen sendiri di kristen, perbedaan tidak cuma kristen katolik dan kristen protestan tapi juga menyangkut aspek suku maka orang jawa bikin gereja sendiri ... gereja kristen jawa orang batak bikin gereja sendiri ... huria kristen batak protestan terus masing2 gereja menjaga komunitasnya, pengikutnya orang2 tertentu dan terorganisir yang cuma bisa ibadah di gereja itu saja beda dengan orang islam yang (hampir) bisa sholat di masjid manapun kalau dalam Al Quran sendiri disebutkan bahwa kita mengira bahwa mereka itu satu tapi ternyata antar mereka sendiri saling berpecah belah itulah yang terjadi dalam umat nasrani saat ini salam, -- wikan On 8/14/08, rama yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? > > maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... > > saya kasih suatu gambaran. > > di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW > tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. > dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!!
Re: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin (tuk sunny)
boss,.masalah nya adalah kebebasan agama yg sperti apa dulu??? maslah nya lagi terlalu banyak segala sesuatu di pelintir di negeri ini... saya kasih suatu gambaran. di satu RW daerah tanjung priok kecamatan kebon bawang, adal satu RW tepatnya di RW 10 ada 9 gereja dgn mayoritas terbanyak penganut agama muslim. dan coba bayangkan berapa masjid di sana SATU!!! apa ini yg namanya kebebasan beragama?? mereka dari mana mana datang ke daerah sana dari bekasi bahkan tangerang tinggal disana. apa ini layak?? coba kita baca, di new york membangun sebuah musholla di sebuah tempat kediaman ramai2 di larang bahkan senator ikut serta. bung ambon,.. coba melihat dari kaca mata objektifitas anda. apa yg kurang dari keberagamaan di negeri ini? orang dgn mudah mengadakan kebaktian dari rumah2 bahkan ruko dijadikan gereja. lalu "mereka" berteriak kedalam dan keluar indonesia melanggar HAM ttg kebebasan beribadah,.. coba lihat di negeri paman sam saja membuat tempat ibadah terutama masjid saja susah. itu negeri yg merasa demokrasi paling jawara, liberalisasi adalah nenek moyangnya yg punya. coba berfikirlah objektif, kebebasan atau kebablasan,.. kini 'mereka" mengangkat2 kasus ini bahkan membawa keranah politik. salah satunya membentuk partai dgn warna ungu. lucu agama beribadah di bawa ke politik. kalau islam yg membawa di larang,... ah negeri ini,.. gak ada yg bicara spt ini, anyak yg takut dgn "mereka" di kira melanggar HAM atau gak memilih mereka dalam pemilu nanti mengingat jaringan gereja dan LSM yg bergerak di bidan Pura pura SOkSIAL' bisa membentuk opini,... sudah lah gak usah berlindung atas nama kebebasan, apa yg kurang dari negeri ini?? mereka bisa nyaman dgn beribadah bahkan mempunyai gereja dgn 9 gereja di kecamatan kebon bawang (dulu katanya pak RW nya orang nasrani dari Sumut, lalu mendirikan dan mengizinkan mendirikan bangunan,.. banyangin aja seorang pak rw aja mereka masih mikirin agamanya namun dari islam?? intropeksi) yah sudah lah,.sesuatu yg basi embel kebebasan agama jadi tameng lalu jadi isu politik di jual ketika 2009 menghangat, basssyi --- On Fri, 8/15/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [wanita-muslimah] 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin To: [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, August 15, 2008, 5:06 AM http://www.suarapem baruan.com/ News/2008/ 08/14/Nasional/ nas01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY 63 Tahun Merdeka Kebebasan Beragama Belum Dijamin [JAKARTA] Pemerintah belum mampu melindungi anggota masyarakat dari kekerasan berbau agama, terutama terkait hak warga negara untuk beragama. Aparatur pemerintah pun harus mampu menunjukkan sikap netral dalam mengawal kebebasan beragama di Indonesia. Pandangan itu disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Salahuddin Wahid dalam perbincangan melalui telepon dengan SP di Jakarta, Kamis (14/8). Dia menegaskan, pemerintah, terutama di daerah harus tegas dan mematuhi aturan guna mengawal kebebasan beragama. Jabatan mereka hendaknya terbebas dari identitas agama mana pun. "Aturannya sudah jelas. Untuk mendirikan rumah ibadah harus mengacu pada aturan yang berlaku. Jangan lantas dipersulit. Pemerintah daerah memang beragama, tapi institusinya tidak boleh beragama. Harus netral. Saya prihatin masih banyaknya kekerasan yang mengatasnamakan agama," ujarnya. Kondisi kebebasan beragama di Indonesia hingga ulang tahun kemerdekaan ke-63, katanya, masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah tidak mampu melindungi rakyat, padahal itu adalah kewajiban mereka. Negara Tak Mampu Komentar serupa disampaikan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ifdhal Kasim. Dia menilai, dalam lima tahun terakhir ada penurunan kemampuan proteksi negara terhadap kebebasan beragama. Diakuinya, sebagian warga belum memperoleh tempat yang setara dengan warga negara lainnya dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Hal itu terlihat dari maraknya aksi perusakan dan penyerbuan tempat ibadah. "Ini menunjukkan rendahnya negara dalam memfasilitasi dan melindungi warga negaranya. Ukurannya jelas, sejauh mana kelompok atau warga negara yang memiliki keyakinan dan disebut minoritas bisa dihormati keyakinannya, " tegasnya. Dia berpendapat, seharusnya pemerintah mampu menciptakan iklim kondusif guna tercipta ketenangan warga dalam menjalankan ibadah, bukan malah membatasinya. [ASR/O-1] - - - - - - Last modified: 14/8/08 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]