[yonsatu] Re: [yonsatu]AlexYudi , selamat bergabung.. Re: [anggota] AnggotaBaru

2004-02-20 Terurut Topik Alex Judihardianto
 
Mas Priyo &rekan-rekan Yon I, 

TK atas kehebatan intel anda menemukan Saya. 

Jika ada Mas Priyo atau sesiapa saja yang berkelapangan masa di Mlys sila
kontak saya. 

Salam, 

Alex Judihardianto.

>From: "Priyo Pribadi Soemarno" >Reply-To: [EMAIL PROTECTED] >To:
[EMAIL PROTECTED] >Subject: [yonsatu] Re: [yonsatu]AlexYudi , selamat
bergabung.. Re: [anggota] AnggotaBaru >Date: Thu, 19 Feb 2004 00:46:47 +0700
>>AlexYudhi , selamat bergabung ,.. >Sedang ngerja'in apa di negeri jiran ??
>Thanks kepada Wachyu yang "menemukan"  AlexYudhi . >Wassalam, >PriyoPS
>>-Original Message- >From: [EMAIL PROTECTED] >To:
[EMAIL PROTECTED] >Date: Wed, 18 Feb 2004 09:35:59 +0800 >Subject:
[yonsatu] Re: [anggota] Anggota Baru >>>Pak Syafriel tolong dicatat anggota
baru (untuk mengingatkan saja, >>karena >>saya sdh kirim datanya via SMS ke
No HP Anda). >>Nama : Alex Judihardianto (Ekek X) MS75. HP : 08128555420
atawa >>+60129628035 (Kebetulan gawe di negri Jiran). >>E-mail :
[EMAIL PROTECTED] Salam --[YONSATU -
ITB]- >>Arsip :   atau >>   
   >>News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman >>Other
Info: >>>--[YONSATU - ITB]-
>Arsip :   atau >   >News Groups :
gmane.org.region.indonesia.mahawarman >Other Info : >


MSN 8 helps ELIMINATE E-MAIL VIRUSES. [1]Get 2 months FREE*. 

--- Links ---
   1 http://g.msn.com/8HMAEN/2743??PS=
--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   :   atau   
     
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  :  
   


[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
On Fri, 20 Feb 2004 19:14:56 +0700  Mas Bambang Suherman  wrote :

> Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya sering
> keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga pernah
> ke negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma banyak
> melihat, dan prihatin,..
.
(PPS)
Mbang , koq loyooo,(pakai sany,...)
 

> Mudah mudahan daganganku besok laku jadi nggak ngoceh banyak lagi kayak
> begini.

(PPS)
Mbang , jangan gitu dong , Anda khan team logistik yang kita 
handalkan . Kalau enggak ada sampeyan , latihan kader sudah diberhenti'in 
sejak di Situ Lembang (1977) ,...
Kapan kita ngeluyur lagi ke BPP atau Batam ??

Wassalam ,
PriyoPS





--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   :   atau   
     
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  :  
   


[yonsatu] Re: Jangan patah semangat dong ,..Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
On  Fri, 20 Feb 2004 16:11:25 +0100  Hermansyah  wrote :

> Menurut saya RI hanya akan bisa berubah kalau para pemimpin Eksekutif, 
> Legislatif dan Yudikatifnya bersama2 menyatakan perang terhadap KKN,
> dan  menyatakan bertekad bulat, kalau perlu mati, untuk memberantas 
> KKN, betapapun pahitnya, demi masa depan RI yg lebih baik.
> Siapa sih yang nggak mau hidup enak?  Tapi, kalau mendapatkan hidup
> enak  itu dengan cara2 yang tidak bermoral, melanggar hukum,  dan 
> dengan cara  memeras dan/atau memperdaya orang lain, maka ini hanya 
> akan memberikan  kesengsaraan pada akhirnya.  Mentalitas 'jalan pintas'
> inilah yang harus  dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan 
> tentunya diikuti oleh  seluruh anak buah mereka).
  --disingkat saja-> 
> 
>> Siapa sih yang nggak ingin masuk sorga, hidup aman damai disamping
> Tuhan  Yang Maha Kuasa?  Tapi, kalau keinginan untuk masuk sorga ini
> diwujudkan  melalui tingkah laku dan perbuatan yang mengakibatkan 
> 'neraka' bagi orang  lain, maka ini akhirnya hanya akan membawa 
> penderitaan tiada akhir kepada  banyak orang.  Mentalitas 'berkacamata 
> kuda' inilah yang harus dirubah  oleh ketiga pemimpin lembaga itu 
> (dengan tentunya diikuti oleh seluruh  anak buah mereka).
> 
> Dst..., dst
> 
> Jangan harap Republik ini akan berubah, kalau ketiga lembaga negara itu
> dipimpin oleh orang2 seperti yang sekarang ini dan yang lalu-lalu 
> memimpin. 
> 
-disingkat lagi --
 
> Saya hanya mampu mendoakan anda semua dari jauh, semoga segala derita 
> dapat tertanggungi.  Ingin hati untuk menolong, tapi apalah awak ini. 
> Hanya sebutir pasir di padang gurun, tak lebih tak kurang.
> 

(PPS)
Rekans CORPS  sekalian ,
Situasi yang terjadi di negeri kita ini , kurang lebih adalah akumulasi 
dari semua perasaan tertekan dari para elite politik yang selama periode 
orde baru (32 tahun) hanya menjadi pelengkap penderita dan menonton 
kelakuan para penguasa pada waktu itu .
Sewaktu para mantan bergabung dengan pemerintahan baru membentuk 
pemerintahan "pelangi" , maka sulit sekali kita membedakan mana yang 
salah dan mana yang benar , mana yang hitam mana yang putih . Semua serba 
abu2 dan rancu .
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia , ternyata tidak diatasi dengan 
penghematan dan kerja keras ,... yang ada justru membagi2kan dana BLBI , 
mengampuni para pengemplang utang dan membelanjakan duit negara untuk 
hal2 yang konsumtif , jangka pendek dan tidak berkelanjutan  dengan upaya 
mengakhiri krisis .

Contoh nyata :
*) Bagaimana mungkin ada terdakwa-I  dibebaskan dan terdakwa II dan III 
dihukum hanya karena yang satu pejabat negara yang lainnya hanya 
"cocomeo" saja  . Bukantah justru pejabat negara tersebut yang lebih 
pantas dipenjara ??
Mungkin sebagian Hakim dapat dimanipulasi , para petinggi juga bisa 
dibohongi , sebagian pengawal demonstran (APMG , dll.yang menuduh demo 
mahasiswa ada cukongnya) dll semua bisa dimanipulasi dengan kekuatan 
uang , tetapi apakah seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat dunia luar 
sanggup dibayar oleh mereka ?? Apakah mereka bisa membeli hati nurani 
kita yang meskipun kecil dan lemah tetapi masih bersih dari noda ??
*) Pemilu sudah dekat , tetapi apakah kita sudah bisa menyeleksi manakah 
pemimpin yang punya konsep yang bagus untuk mengatasi krisis ?? Mana 
pemimpin kacang dan mana yang intan ??
Kalau kita perhatikan pembicaraan umum yang ada hanyalah masalah kotak 
suara , masalah tinta , mobil untuk KPU , ..dll Apakah tidak ada masalah 
yang lebih mendasar yang perlu kita bicarakan bersama ??
*) Nampaknya budaya feodalisme juga masih mengakar kuat dalam pola pikir 
masyarakat Indonesia ,.. Contoh nyata adalah munculnya calon2 pemimpin 
yang keturunan Bung Karno , keturunan Pak Harto , Mantu , ajudan , 
kerabat dekat dll. Dimanakah wahai para pemimpin bangsa yang sejati ??
Amien Rais kah ?? Hidayat Nur Wachid kah ?? Masak kita masih mau milih 
Gus Dur lagi ??

Dari kenampakan hal tersebut diatas , semakin bias dan semakin rancu , 
semakin gelap dan  membingungkan arah politik yang akan ditempuh oleh 
bangsa kita . Tetapi , kita haruslah mempunyai harapan ..bahwa diantara 
kegelapan awan yang kelam , biasanya kilat menyambar menerangi bumi .

Jangan pernah berputus asa , perjoangan tidak mengenal menyerah dan 
tetaplah berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara  . 

Widya Castrena Dharma Siddha ,

Wassalam ,
PriyoPS
-




--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   :   atau   
     
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  :  
   


[yonsatu] Re: Aku juga bingung ,..Re: Statemen menolak pengesahan RUU air.. (Fenomena Seorang Kwik Kian Gie)

2004-02-20 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
Rekans CORPS sekalian ,

Terus terang saya paling bingung dengan sikap seorang seperti KKG 
tersebut . Antara yang dibicarakan , dengan yang dijalankan dan dengan 
yang dihayati dalam kehidupan , nampaknya bisa berbeda2 .
Apakah dia tidak merasa terganggu dengan sikap2 yang berbeda2 tersebut , 
ataukah memang dia juga tidak punya budaya mundur , daripada omongannya 
nggak ada yang dengerin dan oleh rekan2nya di PDIP dianggap 
sebagai  "hiburan lepas senja"  bagi rakyat Indonesia yang sedang 
bingung ??
Wassalam ,
PriyoPS


-Original Message-
From: Rio Andreas <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, 20 Feb 2004 01:49:53 -0800 (PST)
Subject: [yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air.. (Fenomena 
Seorang Kwik Kian Gie)

> Saya sudah membaca berita ini yang dimuat Harian KOMPAS beberapa hari
> yang lalu.
> Ditulis oleh Kwik Kian Gie => Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
> / Kepala Bappenas).
> Isinya seperti biasa sangat pedas dan membuat merah para pejabat negara
> dan kaum konglomerat
> khususnya yang bermasalah dan terkait kasus-2 KKN.
> Tapi sepertinya apa yang dilemparkan Pak Kwik hanya sebagai sentilan
> saja dan tidak ada 
> pengaruhnya buat para pejabat dan kaum elitis lainnya. 
> Pak Kwik adalah salah satu Menteri di kabinet sekarang dan salah satu
> Ketua DPD PDI Perjuangan
> yang sering sekali berbeda pendapat dengan tidak saja menteri lainnya
> tapi malah kadang agak 
> "melawan" kebijakan pemerintahan yang notabene dia ada didalamnya... 
> Kalo dijaman pemerintahan dahulu, pasti saja dia udah direcall dari
> kabinet maupun dari partainya.
> Tapi sepertinya Mbak Mega tidak melakukan hal tersebut.. 
> Ada yang bisa kasi komentar kenapa seorang Kwik berperilaku demikian
> dan sikap Mbak Mega 
> selaku atasannya langsung yang masih sayang dan tidak rela kehilangan
> seorang Kwik.. ??
> 
> Masalah Kolusi + Korupsi di Indonesia memang tiada habis-2nya...
> Kita mungkin akan menunggu kehebohan lainnya setelah kasus penjebolan
> BNI dan BRI yang lebih 
> fantastis lagi.. 
> Oh ya.. bagaimana dengan kasus Edi Tansil yang telah melarikan uang
> negara 1,3 triliun rupiah 
> (maaf kalo saya salah), apakah masih ada yang peduli atau kita hapus
> saja dari ingatan negara
> Indonesia ini... padahal uang yang ditilep nilainya luar biasa
> besarnya...
> Entahlah negaraku selamat PEMILU 2004.
> 
> 
> - Rio Andreas - 
>   (ekek XXXI)
> 
> 
> 
> 
> --- DanYON <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Lebih sakit mana?
> > - dijajah bangsa asing
> > atau
> > - dijajah bangsa sendiri
> > 
> > --
> > Agung (33)
> > 
> > 
> > --
> > 
> > AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR
> > 
> > AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk 
> > show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita 
> > dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR 
> > diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK 
> > akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.
> > 
> > Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam 
> > tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
> > Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak 
> > karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan 
> > bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah 
> > tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.
> > 
> > Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya 
> > tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya 
> > menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor 
> > sampai yang paling canggih. Maka, saya menjadi orang sangat kaya. 
> > Rasanya tidak seorang pun yang mempunyai gambaran betapa besar 
> > kekayaan yang saya peroleh dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan 
> > uang, juga hukum. Maka, dalam salah satu pesta ketika saya mabuk, 
> > saya berkata, "I am the Lord, I am the law, and I am the richest man 
> > in Indonesia."
> > 
> > MIMPI selalu kacau. Dalam melakukan korupsi saya terkadang menjadi 
> > penguasa, terkadang pengusaha, terkadang pegawai negeri rendahan, 
> > terkadang pengusaha besar, tukang parkir, dan apa saja yang 
> > mempunyai kekuasaan. Kekuasaan adalah modal dasar korupsi.
> > 
> > Sebagai pengusaha saya menyalahgunakan semua celah yang ada. Yang 
> > paling mudah dan sederhana adalah menjadi rekanan dan pemasok kepada 
> > pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Setiap tahunnya 
> > membelanjakan jumlah uang yang luar biasa besarnya. Caranya adalah 
> > kongkalikong dengan pejabat yang mempunyai wewenang untuk membeli 
> > barang dan jasa untuk kebutuhan kementerian atau badan pemerintah 
> > yang dipimpinnya. Harga saya naikkan berkali lipat dan selisihnya 
> > saya bagi dengan sang pejabat. Hasilnya lumayan, tetapi saingannya 
> > berat, karena banyak sekali yang melakukan hal ini.
> > 
> > Konsepnya terlampau mu

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik hermansyah
Menurut saya RI hanya akan bisa berubah kalau para pemimpin Eksekutif, 
Legislatif dan Yudikatifnya bersama2 menyatakan perang terhadap KKN, dan 
menyatakan bertekad bulat, kalau perlu mati, untuk memberantas KKN, 
betapapun pahitnya, demi masa depan RI yg lebih baik.
Siapa sih yang nggak mau hidup enak?  Tapi, kalau mendapatkan hidup enak 
itu dengan cara2 yang tidak bermoral, melanggar hukum,  dan dengan cara 
memeras dan/atau memperdaya orang lain, maka ini hanya akan memberikan 
kesengsaraan pada akhirnya.  Mentalitas 'jalan pintas' inilah yang harus 
dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh 
seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak mau dihormati, dihargai dan dilihat sebagai orang 
yang sempurna?  Tapi, kalau penghormatan, penghargaan dan penilaian 
sempurna itu diperolah dengan cara2 menekan dan/atau menakut-nakuti orang 
lain, atau sebaliknya dengan cara menjilat sampai lidahnya bisa dipakai 
buat ngepel lantai, maka ini hanya akan menciptakan masyarakat yang bukan 
bajunya yang banyak, tapi topeng wajahnya yang ber-ratus-ratus. Mentalitas 
'topeng seratus' inilah yang harus dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga 
itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak mau kelihatan gaya, kelihatan keran, kelihatan nggak 
ketinggalan jaman?  Tapi, kalau semua gaya2an itu ibarat setetes parfum di 
tengah comberan, alias hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang, 
sementara sebagian besar orang lain hidup serba kekurangan, maka ini 
akhirnya hanya akan menciptakan masyarakat yang overacting, yang akan 
berlomba2 untuk bisa gaya, bahkan dengan cara2 yang dipaksakan, tidak 
sehat dan tidak wajar sekalipun.  Mentalitas 'overacting' inilah yang 
harus dirubah oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti 
oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih nggak ingin disebut sebagai rakyat dari sebuah negara maju? Tapi 
kalau majunya negara itu hanya secara kosmetik, alias polesannya saja yang 
tebal, sementara dalamnya totol-totol atau keropos, maka ini akhirnya 
hanya akan menjadi seperti sebuah rumah tingkat dengan fondasi  pasir dan 
kapur yanng suatu saat akan rubuh menimpa penghuninya.  Mentalitas 
berprestasi secara 'semu' inilah yang harus dirubah oleh ketiga pemimpin 
lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh anak buah mereka).

Siapa sih yang nggak ingin masuk sorga, hidup aman damai disamping Tuhan 
Yang Maha Kuasa?  Tapi, kalau keinginan untuk masuk sorga ini diwujudkan 
melalui tingkah laku dan perbuatan yang mengakibatkan 'neraka' bagi orang 
lain, maka ini akhirnya hanya akan membawa penderitaan tiada akhir kepada 
banyak orang.  Mentalitas 'berkacamata kuda' inilah yang harus dirubah 
oleh ketiga pemimpin lembaga itu (dengan tentunya diikuti oleh seluruh 
anak buah mereka).

Dst..., dst

Jangan harap Republik ini akan berubah, kalau ketiga lembaga negara itu 
dipimpin oleh orang2 seperti yang sekarang ini dan yang lalu-lalu 
memimpin. 

Selama pemimpin2 ideal itu belum turun dari langit, ini merupakan 
kesempatan bagi kita semua yang urat malunya belum putus, yang tak bisa 
lagi membedakan antara madu dan racun, yang pintu hatinya telah terkunci 
oleh sebuah gembok besar yang berkarat, yang telah kehilangan akal tak 
tahu musti berbuat apa, atau yang 'memang dari sononya sudah begitu', 
untuk meneruskan segala mentalitas yang sudah membudaya itu.  Mumpung 
kan,kapan lagi.

Saya hanya mampu mendoakan anda semua dari jauh, semoga segala derita 
dapat tertanggungi.  Ingin hati untuk menolong, tapi apalah awak ini. 
Hanya sebutir pasir di padang gurun, tak lebih tak kurang.

Permisii, 
HermanSyah XIV.







"Bambang Suherman" <[EMAIL PROTECTED]>
02/20/2004 13:14
Please respond to yonsatu

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:[yonsatu] comment Mimpinya KKG


Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman dengan 
itu.
Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan usaha besar untuk
merubahnya.
Wong sudah dididik di ITB saja ditambah lagi dilatih di menwa , begitu
terjun di kehidupan nyata ya KKN juga.
Ini mungkin karena orientasi hidupnya, kerjanya  dan karyanya melulu uang,
uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu kalau kaya.
Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang termudah, jadinya ya 
KKN
tadi.
Terjun ke politik, ingin berkuasa tujuan akhirnya ya uang lagi.
Jadi pegawai negeri, ingin jadi pejabat, akhirnya pengen hidup kaya juga.
Jadi pengusaha, pengen kaya dan yang termudah harus punya jalur KKN, bukan
product advantage ataupun competitivenesnya.
Jadi kiai apa tokoh agama, ngumpulin donasi, dipakai sendiri, banyak kan
kiai yang wah, meski tidak semuanya.
Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan moral
lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran terhadap
penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois, tersentral pada yan

[yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Chatief Kunjaya
Ikutan comment ya pak/bu 
Pada pemilu 1999 ada larangan pegawai negri ikut parpol, sehingga
otomatis terlarang pula jadi caleg kecuali menanggalkan predikat
pegawai negrinya. Padahal banyak "orang pinter" lulusan
universitas negara maju yang pegawai negri (antara lain karena
kebijakan memprioritaskan pegawai negri untuk mendapat beasiswa
studi di luar negri). Akibatnya yang bisa jadi caleg banyak yang
kualitasnya rendah (non pegawai negri yang pinter-pinter banyak
yang bekerja di perusahaan swasta), mudah diloby oleh pihak asing.
Jadinya beginilah. kinerja para wakil rakyat rendah.
Siapa yang salah ? 

Salam,
Kunjaya 

Bambang Suherman writes: 

> Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
> Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman dengan itu.
> Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan usaha besar untuk
> merubahnya.
> Wong sudah dididik di ITB saja ditambah lagi dilatih di menwa , begitu
> terjun di kehidupan nyata ya KKN juga.
> Ini mungkin karena orientasi hidupnya, kerjanya  dan karyanya melulu uang,
> uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu kalau kaya.
> Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang termudah, jadinya ya KKN
> tadi.
> Terjun ke politik, ingin berkuasa tujuan akhirnya ya uang lagi.
> Jadi pegawai negeri, ingin jadi pejabat, akhirnya pengen hidup kaya juga.
> Jadi pengusaha, pengen kaya dan yang termudah harus punya jalur KKN, bukan
> product advantage ataupun competitivenesnya.
> Jadi kiai apa tokoh agama, ngumpulin donasi, dipakai sendiri, banyak kan
> kiai yang wah, meski tidak semuanya.
> Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan moral
> lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran terhadap
> penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois, tersentral pada yang
> terenak buat gue, yang lain egp. 
> 
> Bagaimana kita mau berubah dan bisa menjadi bangsa yang besar dan
> membaggakan.
> Kita boleh dibilang punya segalanya dan dalam jumlah yang besar pula.
> Daratan dan lautan beserta isinya, penduduknya semua itu sumber daya.
> Aspal kita di P Buton adalah yang terbesar depositnya didunia mengalahkan
> Trinidad Lake, siapa yang mau mengolah, karena susah katanya.
> Cadangan Gas dan minyak kita, emas, tembaga, intan, besi, timah apa coba
> yang tidak ada.
> Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri ini,
> mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
> Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
> tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah. 
> 
> Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
> Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat kita pada
> satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang berkualitas
> standardlah minimal.  Jangan ada SMU yang komputer nggak pernah lihat,
> laboratorium nggak ada, buku ala kadarnya.
> Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu gurunya,
> kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya dinaikkan.
> Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan memilih kepada anak
> kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung jawab.Ya karena tingkat
> pendidikannya secara menyeluruh belum cukup bisa untuk memilih yang
> bertanggung jawab.
> Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant dan tidak
> dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu sendiri, teman teman
> kita yang berada diposisi penentu bangsa ini mungkin bisa membantu. 
> 
> Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya sering
> keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga pernah ke
> negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma banyak melihat, dan
> prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini. Saya tahu ini salah, tapi kalau
> saya nggak nyogok daganganku nggak ada yang mau beli, lalu anak istriku mau
> makan apa, sekolah dimana, mau senang senang bagaimana. 
> 
> Kalau pendidikan seluruh rakyat kita sudah merata dan cukup tinggi, sikap
> kritis akan timbul dengan sendirinya, pola kompetisi akan terjadi dan mudah
> mudahan moral akan membaik juga.
> Alam telah menyediakan semuanya untuk kita maju. Kitanya yang tidak siap
> untuk itu. 
> 
> Hari ini mungkin daganganku belum ada yang laku, jadi ngoceh banyak, maaf
> jangan ada yang tersinggung, nggak semuanya jelek kok, anda anda semua
> termasuk yang baik dan bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
> Saya kayak orang yang nelongso nggak tahu mau ngapain.
> Mudah mudahan daganganku besok laku jadi nggak ngoceh banyak lagi kayak
> begini.
> Hatur nuhun daek ngadengekeun 
> 
> Bambang Suherman - XI 
> 
> Dan yon wrote : 
> 
> 
>> Lebih sakit mana?
>> - dijajah bangsa asing
>> atau
>> - dijajah bangsa sendiri 
>>
>> --
>> Agung (33) 
>>
>>
>> -- 
>>
>> AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR 
>>
>> AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk
>> s

[yonsatu] comment Mimpinya KKG

2004-02-20 Terurut Topik Bambang Suherman
Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman dengan itu.
Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan usaha besar untuk
merubahnya.
Wong sudah dididik di ITB saja ditambah lagi dilatih di menwa , begitu
terjun di kehidupan nyata ya KKN juga.
Ini mungkin karena orientasi hidupnya, kerjanya  dan karyanya melulu uang,
uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu kalau kaya.
Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang termudah, jadinya ya KKN
tadi.
Terjun ke politik, ingin berkuasa tujuan akhirnya ya uang lagi.
Jadi pegawai negeri, ingin jadi pejabat, akhirnya pengen hidup kaya juga.
Jadi pengusaha, pengen kaya dan yang termudah harus punya jalur KKN, bukan
product advantage ataupun competitivenesnya.
Jadi kiai apa tokoh agama, ngumpulin donasi, dipakai sendiri, banyak kan
kiai yang wah, meski tidak semuanya.
Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan moral
lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran terhadap
penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois, tersentral pada yang
terenak buat gue, yang lain egp.

Bagaimana kita mau berubah dan bisa menjadi bangsa yang besar dan
membaggakan.
Kita boleh dibilang punya segalanya dan dalam jumlah yang besar pula.
Daratan dan lautan beserta isinya, penduduknya semua itu sumber daya.
Aspal kita di P Buton adalah yang terbesar depositnya didunia mengalahkan
Trinidad Lake, siapa yang mau mengolah, karena susah katanya.
Cadangan Gas dan minyak kita, emas, tembaga, intan, besi, timah apa coba
yang tidak ada.
Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri ini,
mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah.

Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat kita pada
satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang berkualitas
standardlah minimal.  Jangan ada SMU yang komputer nggak pernah lihat,
laboratorium nggak ada, buku ala kadarnya.
Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu gurunya,
kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya dinaikkan.
Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan memilih kepada anak
kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung jawab.Ya karena tingkat
pendidikannya secara menyeluruh belum cukup bisa untuk memilih yang
bertanggung jawab.
Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant dan tidak
dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu sendiri, teman teman
kita yang berada diposisi penentu bangsa ini mungkin bisa membantu.

Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya sering
keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan juga pernah ke
negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya cuma banyak melihat, dan
prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini. Saya tahu ini salah, tapi kalau
saya nggak nyogok daganganku nggak ada yang mau beli, lalu anak istriku mau
makan apa, sekolah dimana, mau senang senang bagaimana.

Kalau pendidikan seluruh rakyat kita sudah merata dan cukup tinggi, sikap
kritis akan timbul dengan sendirinya, pola kompetisi akan terjadi dan mudah
mudahan moral akan membaik juga.
Alam telah menyediakan semuanya untuk kita maju. Kitanya yang tidak siap
untuk itu.

Hari ini mungkin daganganku belum ada yang laku, jadi ngoceh banyak, maaf
jangan ada yang tersinggung, nggak semuanya jelek kok, anda anda semua
termasuk yang baik dan bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Saya kayak orang yang nelongso nggak tahu mau ngapain.
Mudah mudahan daganganku besok laku jadi nggak ngoceh banyak lagi kayak
begini.
Hatur nuhun daek ngadengekeun

Bambang Suherman - XI

Dan yon wrote :


> Lebih sakit mana?
> - dijajah bangsa asing
> atau
> - dijajah bangsa sendiri
>
> --
> Agung (33)
>
>
> --
>
> AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR
>
> AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk
> show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita
> dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR
> diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK
> akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.
>
> Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam
> tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
> Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak
> karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan
> bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah
> tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.
>
> Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya
> tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya
> menguasai betul berbagai cara berk

[yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air

2004-02-20 Terurut Topik Agung Mulyo Santoso
Lebih sakit mana?
- dijajah bangsa asing
atau
- dijajah bangsa sendiri

--
Agung (33)


--

AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR

AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk 
show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita 
dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR 
diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK 
akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.

Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam 
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak 
karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan 
bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah 
tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.

Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya 
tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya 
menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor 
sampai yang paling canggih. Maka, saya menjadi orang sangat kaya. 
Rasanya tidak seorang pun yang mempunyai gambaran betapa besar 
kekayaan yang saya peroleh dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan 
uang, juga hukum. Maka, dalam salah satu pesta ketika saya mabuk, 
saya berkata, "I am the Lord, I am the law, and I am the richest man 
in Indonesia."

MIMPI selalu kacau. Dalam melakukan korupsi saya terkadang menjadi 
penguasa, terkadang pengusaha, terkadang pegawai negeri rendahan, 
terkadang pengusaha besar, tukang parkir, dan apa saja yang 
mempunyai kekuasaan. Kekuasaan adalah modal dasar korupsi.

Sebagai pengusaha saya menyalahgunakan semua celah yang ada. Yang 
paling mudah dan sederhana adalah menjadi rekanan dan pemasok kepada 
pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Setiap tahunnya 
membelanjakan jumlah uang yang luar biasa besarnya. Caranya adalah 
kongkalikong dengan pejabat yang mempunyai wewenang untuk membeli 
barang dan jasa untuk kebutuhan kementerian atau badan pemerintah 
yang dipimpinnya. Harga saya naikkan berkali lipat dan selisihnya 
saya bagi dengan sang pejabat. Hasilnya lumayan, tetapi saingannya 
berat, karena banyak sekali yang melakukan hal ini.

Konsepnya terlampau mudah. Meski demikian, saya sudah tidak 
melakukannya sendiri. Saya sudah mempunyai banyak pegawai tingkat 
tinggi yang tidak memalukan kalau saya suruh bergaul dengan para 
pejabat yang rata-rata sarjana. Merekalah yang melayani pejabat 
habis- habisan, dari melayani istri dan anak- anaknya sampai 
mengantarkan sambil membayari mereka berbelanja. Bahkan, mereka 
sampai berfungsi sebagai pembantu rumah tangga sang pejabat.

Modal utama cara berbisnis seperti ini adalah rai gedhek, mental 
budak, dan tahan ngelesot berhari-hari sambil sering berfungsi 
sebagai badut. Usaha ini yang dilakukan pegawai-pegawai saya 
berjalan terus. Saya sendiri meningkatkan diri dalam berkreasi dan 
inovasi konsep-konsep yang lebih canggih.

Setiap zaman saya memberi peluang KKN yang bentuknya lain. Sejak 
tahun enam puluhan saya sudah melakukan banyak cara. Semuanya saya 
lakukan dalam mimpi juga, yang ketika itu saya bermimpi menjadi 
konglomerat. Berbagai modus operandi sudah saya tulis dalam berbagai 
artikel yang dihimpun dalam buku kecil dengan judul Saya Bermimpi 
Jadi Konglomerat.

DALAM mimpiku sekarang aku untung besar dengan hanya ongkang-ongkang 
saja. Pemerintah bermaksud meningkatkan ekspor (export drive). 
Caranya memberikan kredit murah dengan bunga 12 persen setahun 
asalkan kreditnya dipakai untuk membiayai kegiatan ekspor. Bunga 
deposito ketika itu 22 persen setahun. Saya mengajukan permohonan 
kredit ekspor dengan rencana ekspor yang meyakinkan. Feasibility 
study dibuat oleh konsultan asing dan ditulis dalam bahasa Inggris. 
Pejabat tinggi kita menganggap apa saja yang asing dan dalam bahasa 
Inggris mesti lebih benar dan lebih pandai. Demikian juga laporan 
keuangan saya juga seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris setelah 
diaudit oleh kantor akuntan yang termasuk big five di dunia.

Segera saja kreditnya cair. Tentu dengan uang suap seperlunya. 
Kegiatan ekspor juga saya laksanakan. Hanya yang saya ekspor gombal, 
kain pel, potongan- potongan sisa tekstil untuk membuat pakaian 
jadi. Barang-barang ini diekspor kepada perusahaan saya sendiri di 
Singapura. Setibanya, barang-barang itu langsung dibuang. Jadi tidak 
ada penggunaan uang dari kredit ekspor untuk ekspor beneran. Namun, 
saya dapat memperlihatkan semua dokumen ekspor. Kredit dengan bunga 
12 persen saya depositokan dengan bunga 22 persen. Kredit yang saya 
peroleh Rp 500 miliar. Dalam setahun saya mendapatkan pendapatan 
bersih (setelah dipotong pajak) sebesar Rp 93,5 miliar, yaitu 22 
persen dari Rp 500 miliar dipotong pajak sebesar 15 persen. Bunga 
yang harus saya bayarkan kepada bank BUMN sebesar 12 persen dari Rp 
500 miliar atau Rp 60 miliar. Saya untung Rp 33,5

[yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air.. (Fenomena Seorang Kwik Kian Gie)

2004-02-20 Terurut Topik Rio Andreas
Saya sudah membaca berita ini yang dimuat Harian KOMPAS beberapa hari yang lalu.
Ditulis oleh Kwik Kian Gie => Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala 
Bappenas).
Isinya seperti biasa sangat pedas dan membuat merah para pejabat negara dan kaum 
konglomerat
khususnya yang bermasalah dan terkait kasus-2 KKN.
Tapi sepertinya apa yang dilemparkan Pak Kwik hanya sebagai sentilan saja dan tidak 
ada 
pengaruhnya buat para pejabat dan kaum elitis lainnya. 
Pak Kwik adalah salah satu Menteri di kabinet sekarang dan salah satu Ketua DPD PDI 
Perjuangan
yang sering sekali berbeda pendapat dengan tidak saja menteri lainnya tapi malah 
kadang agak 
"melawan" kebijakan pemerintahan yang notabene dia ada didalamnya... 
Kalo dijaman pemerintahan dahulu, pasti saja dia udah direcall dari kabinet maupun 
dari partainya.
Tapi sepertinya Mbak Mega tidak melakukan hal tersebut.. 
Ada yang bisa kasi komentar kenapa seorang Kwik berperilaku demikian dan sikap Mbak 
Mega 
selaku atasannya langsung yang masih sayang dan tidak rela kehilangan seorang Kwik.. ??

Masalah Kolusi + Korupsi di Indonesia memang tiada habis-2nya...
Kita mungkin akan menunggu kehebohan lainnya setelah kasus penjebolan BNI dan BRI yang 
lebih 
fantastis lagi.. 
Oh ya.. bagaimana dengan kasus Edi Tansil yang telah melarikan uang negara 1,3 triliun 
rupiah 
(maaf kalo saya salah), apakah masih ada yang peduli atau kita hapus saja dari ingatan 
negara
Indonesia ini... padahal uang yang ditilep nilainya luar biasa besarnya...
Entahlah negaraku selamat PEMILU 2004.


- Rio Andreas - 
  (ekek XXXI)




--- DanYON <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Lebih sakit mana?
> - dijajah bangsa asing
> atau
> - dijajah bangsa sendiri
> 
> --
> Agung (33)
> 
> 
> --
> 
> AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR
> 
> AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk 
> show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita 
> dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR 
> diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK 
> akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.
> 
> Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam 
> tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
> Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak 
> karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan 
> bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah 
> tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.
> 
> Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya 
> tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya 
> menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor 
> sampai yang paling canggih. Maka, saya menjadi orang sangat kaya. 
> Rasanya tidak seorang pun yang mempunyai gambaran betapa besar 
> kekayaan yang saya peroleh dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan 
> uang, juga hukum. Maka, dalam salah satu pesta ketika saya mabuk, 
> saya berkata, "I am the Lord, I am the law, and I am the richest man 
> in Indonesia."
> 
> MIMPI selalu kacau. Dalam melakukan korupsi saya terkadang menjadi 
> penguasa, terkadang pengusaha, terkadang pegawai negeri rendahan, 
> terkadang pengusaha besar, tukang parkir, dan apa saja yang 
> mempunyai kekuasaan. Kekuasaan adalah modal dasar korupsi.
> 
> Sebagai pengusaha saya menyalahgunakan semua celah yang ada. Yang 
> paling mudah dan sederhana adalah menjadi rekanan dan pemasok kepada 
> pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Setiap tahunnya 
> membelanjakan jumlah uang yang luar biasa besarnya. Caranya adalah 
> kongkalikong dengan pejabat yang mempunyai wewenang untuk membeli 
> barang dan jasa untuk kebutuhan kementerian atau badan pemerintah 
> yang dipimpinnya. Harga saya naikkan berkali lipat dan selisihnya 
> saya bagi dengan sang pejabat. Hasilnya lumayan, tetapi saingannya 
> berat, karena banyak sekali yang melakukan hal ini.
> 
> Konsepnya terlampau mudah. Meski demikian, saya sudah tidak 
> melakukannya sendiri. Saya sudah mempunyai banyak pegawai tingkat 
> tinggi yang tidak memalukan kalau saya suruh bergaul dengan para 
> pejabat yang rata-rata sarjana. Merekalah yang melayani pejabat 
> habis- habisan, dari melayani istri dan anak- anaknya sampai 
> mengantarkan sambil membayari mereka berbelanja. Bahkan, mereka 
> sampai berfungsi sebagai pembantu rumah tangga sang pejabat.
> 
> Modal utama cara berbisnis seperti ini adalah rai gedhek, mental 
> budak, dan tahan ngelesot berhari-hari sambil sering berfungsi 
> sebagai badut. Usaha ini yang dilakukan pegawai-pegawai saya 
> berjalan terus. Saya sendiri meningkatkan diri dalam berkreasi dan 
> inovasi konsep-konsep yang lebih canggih.
> 
> Setiap zaman saya memberi peluang KKN yang bentuknya lain. Sejak 
> tahun enam puluhan saya sudah melakukan banyak cara. Semuanya saya 
> lakukan dalam mimpi juga, yang ketika itu

[yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air dan undangan aksi

2004-02-20 Terurut Topik hermansyah
Yang lebih menyedihkan lagi, orang2 seperti KKG ini, yang berani mengupas 
borok2 republik ini secara intelektual, tidak banyak.
Bisa dihitung dengan jari.  Lantas, apakah sebagian besar rakyat Indonesia 
sudah menjadi koruptor semua?
Nggak ya melakukan 'pribumisasi', nggak ya 'asingisasi', semuanya diwarnai 
dengan perilaku KKN.  Minta ampun dah, thobt Gusti!.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






"DanYON" <[EMAIL PROTECTED]>
02/20/2004 10:13
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air dan undangan 
 aksi


Lebih sakit mana?
- dijajah bangsa asing
atau
- dijajah bangsa sendiri

--
Agung (33)


--

AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR

AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk 
show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita 
dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR 
diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK 
akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.

Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam 
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak 
karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan 
bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah 
tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.

Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya 
tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya 
menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor 
sampai yang paling canggih. Maka, saya menjadi orang sangat kaya. 
Rasanya tidak seorang pun yang mempunyai gambaran betapa besar 
kekayaan yang saya peroleh dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan 
uang, juga hukum. Maka, dalam salah satu pesta ketika saya mabuk, 
saya berkata, "I am the Lord, I am the law, and I am the richest man 
in Indonesia."

MIMPI selalu kacau. Dalam melakukan korupsi saya terkadang menjadi 
penguasa, terkadang pengusaha, terkadang pegawai negeri rendahan, 
terkadang pengusaha besar, tukang parkir, dan apa saja yang 
mempunyai kekuasaan. Kekuasaan adalah modal dasar korupsi.

Sebagai pengusaha saya menyalahgunakan semua celah yang ada. Yang 
paling mudah dan sederhana adalah menjadi rekanan dan pemasok kepada 
pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Setiap tahunnya 
membelanjakan jumlah uang yang luar biasa besarnya. Caranya adalah 
kongkalikong dengan pejabat yang mempunyai wewenang untuk membeli 
barang dan jasa untuk kebutuhan kementerian atau badan pemerintah 
yang dipimpinnya. Harga saya naikkan berkali lipat dan selisihnya 
saya bagi dengan sang pejabat. Hasilnya lumayan, tetapi saingannya 
berat, karena banyak sekali yang melakukan hal ini.

Konsepnya terlampau mudah. Meski demikian, saya sudah tidak 
melakukannya sendiri. Saya sudah mempunyai banyak pegawai tingkat 
tinggi yang tidak memalukan kalau saya suruh bergaul dengan para 
pejabat yang rata-rata sarjana. Merekalah yang melayani pejabat 
habis- habisan, dari melayani istri dan anak- anaknya sampai 
mengantarkan sambil membayari mereka berbelanja. Bahkan, mereka 
sampai berfungsi sebagai pembantu rumah tangga sang pejabat.

Modal utama cara berbisnis seperti ini adalah rai gedhek, mental 
budak, dan tahan ngelesot berhari-hari sambil sering berfungsi 
sebagai badut. Usaha ini yang dilakukan pegawai-pegawai saya 
berjalan terus. Saya sendiri meningkatkan diri dalam berkreasi dan 
inovasi konsep-konsep yang lebih canggih.

Setiap zaman saya memberi peluang KKN yang bentuknya lain. Sejak 
tahun enam puluhan saya sudah melakukan banyak cara. Semuanya saya 
lakukan dalam mimpi juga, yang ketika itu saya bermimpi menjadi 
konglomerat. Berbagai modus operandi sudah saya tulis dalam berbagai 
artikel yang dihimpun dalam buku kecil dengan judul Saya Bermimpi 
Jadi Konglomerat.

DALAM mimpiku sekarang aku untung besar dengan hanya ongkang-ongkang 
saja. Pemerintah bermaksud meningkatkan ekspor (export drive). 
Caranya memberikan kredit murah dengan bunga 12 persen setahun 
asalkan kreditnya dipakai untuk membiayai kegiatan ekspor. Bunga 
deposito ketika itu 22 persen setahun. Saya mengajukan permohonan 
kredit ekspor dengan rencana ekspor yang meyakinkan. Feasibility 
study dibuat oleh konsultan asing dan ditulis dalam bahasa Inggris. 
Pejabat tinggi kita menganggap apa saja yang asing dan dalam bahasa 
Inggris mesti lebih benar dan lebih pandai. Demikian juga laporan 
keuangan saya juga seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris setelah 
diaudit oleh kantor akuntan yang termasuk big five di dunia.

Segera saja kreditnya cair. Tentu dengan uang suap seperlunya. 
Kegiatan ekspor juga saya laksanakan. Hanya yang saya ekspor gombal, 
kain pel, potongan- potongan sisa tekstil untuk membuat pakaian 
jadi. Barang-barang ini diekspor kepada

[yonsatu] Re: Statemen menolak pengesahan RUU air dan undangan aksi

2004-02-20 Terurut Topik DanYON
Lebih sakit mana?
- dijajah bangsa asing
atau
- dijajah bangsa sendiri

--
Agung (33)


--

AKU BERMIMPI JADI KORUPTOR

AKHIR-akhir ini media massa, seminar, diskusi, konferensi pers, talk 
show, ngerumpi, dan pembicaraan di warung-warung gegap gempita 
dengan topik KKN. Terpilihnya Komisi Pemberantasan Korupsi oleh DPR 
diberitakan secara hiruk-pikuk pula. Saya sempat berpikir apakah KPK 
akan efektif karena modus operandi korupsi yang begitu beragam.

Lagi pula, moral dan mental yang sudah rusak tidak termasuk dalam 
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
Jadi, kalau diibaratkan pohon, KPK hanya menangani daun yang rusak 
karena akarnya busuk. Selama akarnya tidak diobati, selalu akan 
bermunculan daun-daun yang rusak. Mengobati akar atau kalau sudah 
tidak bisa membunuhnya saja, tidak termasuk domain KPK.

Karena intensnya dikonfrontasi dengan topik KKN seperti ini, saya 
tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu saya menjadi koruptor. Saya 
menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor 
sampai yang paling canggih. Maka, saya menjadi orang sangat kaya. 
Rasanya tidak seorang pun yang mempunyai gambaran betapa besar 
kekayaan yang saya peroleh dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan 
uang, juga hukum. Maka, dalam salah satu pesta ketika saya mabuk, 
saya berkata, "I am the Lord, I am the law, and I am the richest man 
in Indonesia."

MIMPI selalu kacau. Dalam melakukan korupsi saya terkadang menjadi 
penguasa, terkadang pengusaha, terkadang pegawai negeri rendahan, 
terkadang pengusaha besar, tukang parkir, dan apa saja yang 
mempunyai kekuasaan. Kekuasaan adalah modal dasar korupsi.

Sebagai pengusaha saya menyalahgunakan semua celah yang ada. Yang 
paling mudah dan sederhana adalah menjadi rekanan dan pemasok kepada 
pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa. Setiap tahunnya 
membelanjakan jumlah uang yang luar biasa besarnya. Caranya adalah 
kongkalikong dengan pejabat yang mempunyai wewenang untuk membeli 
barang dan jasa untuk kebutuhan kementerian atau badan pemerintah 
yang dipimpinnya. Harga saya naikkan berkali lipat dan selisihnya 
saya bagi dengan sang pejabat. Hasilnya lumayan, tetapi saingannya 
berat, karena banyak sekali yang melakukan hal ini.

Konsepnya terlampau mudah. Meski demikian, saya sudah tidak 
melakukannya sendiri. Saya sudah mempunyai banyak pegawai tingkat 
tinggi yang tidak memalukan kalau saya suruh bergaul dengan para 
pejabat yang rata-rata sarjana. Merekalah yang melayani pejabat 
habis- habisan, dari melayani istri dan anak- anaknya sampai 
mengantarkan sambil membayari mereka berbelanja. Bahkan, mereka 
sampai berfungsi sebagai pembantu rumah tangga sang pejabat.

Modal utama cara berbisnis seperti ini adalah rai gedhek, mental 
budak, dan tahan ngelesot berhari-hari sambil sering berfungsi 
sebagai badut. Usaha ini yang dilakukan pegawai-pegawai saya 
berjalan terus. Saya sendiri meningkatkan diri dalam berkreasi dan 
inovasi konsep-konsep yang lebih canggih.

Setiap zaman saya memberi peluang KKN yang bentuknya lain. Sejak 
tahun enam puluhan saya sudah melakukan banyak cara. Semuanya saya 
lakukan dalam mimpi juga, yang ketika itu saya bermimpi menjadi 
konglomerat. Berbagai modus operandi sudah saya tulis dalam berbagai 
artikel yang dihimpun dalam buku kecil dengan judul Saya Bermimpi 
Jadi Konglomerat.

DALAM mimpiku sekarang aku untung besar dengan hanya ongkang-ongkang 
saja. Pemerintah bermaksud meningkatkan ekspor (export drive). 
Caranya memberikan kredit murah dengan bunga 12 persen setahun 
asalkan kreditnya dipakai untuk membiayai kegiatan ekspor. Bunga 
deposito ketika itu 22 persen setahun. Saya mengajukan permohonan 
kredit ekspor dengan rencana ekspor yang meyakinkan. Feasibility 
study dibuat oleh konsultan asing dan ditulis dalam bahasa Inggris. 
Pejabat tinggi kita menganggap apa saja yang asing dan dalam bahasa 
Inggris mesti lebih benar dan lebih pandai. Demikian juga laporan 
keuangan saya juga seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris setelah 
diaudit oleh kantor akuntan yang termasuk big five di dunia.

Segera saja kreditnya cair. Tentu dengan uang suap seperlunya. 
Kegiatan ekspor juga saya laksanakan. Hanya yang saya ekspor gombal, 
kain pel, potongan- potongan sisa tekstil untuk membuat pakaian 
jadi. Barang-barang ini diekspor kepada perusahaan saya sendiri di 
Singapura. Setibanya, barang-barang itu langsung dibuang. Jadi tidak 
ada penggunaan uang dari kredit ekspor untuk ekspor beneran. Namun, 
saya dapat memperlihatkan semua dokumen ekspor. Kredit dengan bunga 
12 persen saya depositokan dengan bunga 22 persen. Kredit yang saya 
peroleh Rp 500 miliar. Dalam setahun saya mendapatkan pendapatan 
bersih (setelah dipotong pajak) sebesar Rp 93,5 miliar, yaitu 22 
persen dari Rp 500 miliar dipotong pajak sebesar 15 persen. Bunga 
yang harus saya bayarkan kepada bank BUMN sebesar 12 persen dari Rp 
500 miliar atau Rp 60 miliar. Saya untung Rp 33,5