[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi PenyelamatanBatalyon I/ITB
Bagus dan saya setuju sekali dengan pendapat anda. Dalam bentuk pointers barangkali jadinya begini: 1- Cari akar masalah. Caranya bisa brainstorming, sebarin questionaire, wawancara, dsb. 2- Cek ulang Visi dan Misi, apakah masih cocok dengan kebutuhan dan jaman, kalau tidak adjust. 3- Tentuin goals yang akan dicapai dengan mengacu kepada Visi dan Misi, misalnya: Membuat Rektorat dan Mahasiswa sadar akan pentingnya Menwa, Memasukkan program ROTC ke Rektorat, dsb., dsb. Buat Action Plans atau Strategic Planning untuk mencapai goals itu. Dalam perencanaan, terapkan: 5W + 1H. 4- Lalu execute plansnya dan continuously monitoring. Execute plans dengan berpedoman pada prinsip2 leadership dan management yang up to date, dan yang cocok dengan situasi. 5- Kalu result yang dihasilkan agak melenceng, adjust plans nya, lalu balik lagi ke point 4. Kalo jalannya bagus ya maju terus sampai goals tercapai. Ah, prosedur seperti ini mah menurut saya semua rekan alumni sudah pada 'khatam', sudah pada jago. Mungkin yang jadi masalah adalah siapa yang mau ngelaksanainnya. Saya sendiri cuman bisa dukung dari jauh dalam bentuk pendapat. Salam hangat, HermanSyah XIV. EVY ARYANTI <[EMAIL PROTECTED]> 08/13/2003 12:10 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Ass.Wr.Wb.' Penjelasan mas Priyo, sudah 'sangat clear' bagi saya, thanks. Pada prinsipnya visi dan misi kita sudah sama. Tinggal bagaimana menterjemahkannya dalam program-program 'real/konkrit' untuk tujuan/sasaran jangka pendek, menengah dan panjang. Karena itu dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengusulkan perlunya dilakukan survey/questioner untuk menganalisa root cause/akar permasalan dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk menwa/batalyon, dan juga promosi secara terus menerus/'continuous promotion' mengenai konsep pendidikan/pengembangan Batalyon I/ITB lewat SG-SG (studium general) maupun forum-forum lainnya, jadi konsep kurikulum/pendidikan 'dijual' /disosialisasikan/dipublikasikan agar para mahasiswa bisa mengetahui apa 'nilai tambah/added value' yang didapat jika ia masuk menwa-ITB. Setelah mengetahui root cause/akar bermasalahan dari hasil survey/questioner tsb di atas, lalu dibuat 'action plans' sebagai corrective action/preventive action dan juga mulai merancang pola-pola recruitment yang baru dan lebih efektif lagi. Mengenai pola pendidikan, mungkin kita perlu memadukan antara pola pendidikan yang lama dengan perkembangan konsep-konsep pendidikan 'leadership dan manajemen' yang baru dan juga konsep-konsep 'pembelajaran' sehingga batalyon bisa tumbuh dan berkembang sebagai 'Learning Organization'. Wass.Wr.Wb. Evy Aryanti. Priyo Pribadi Soemarno <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamu'alaikum Rekans sekalian , On Tue, 12 Aug 2003 04:44:47 -0700 (PDT) Evy wrote , Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' > dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang > sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' > maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi > peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa > bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan > bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni > hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk > membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih > 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. > Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. (PPS) Evy benar , memang barangkali ada komunikasi yang belum pas . Sebagai fasilitator yang dipercayakan untuk mengkomunikasikan hasil2 pertemuan CORPS yang lalu , saya mohon maaf , kalau ternyata kesimpulan pertemuan tersebut belum "kena dihati" ,.. Dalam milis yang lalu , saya mengambil analogi , keadaan Batalyon I masa kini sedang memerlukan "pernapasan buatan" , kalau bahasa kita2 "rescue" , perlu bantuan , karena dihadapkan pada masalah kronis yang tak kunjung selesai ,.. Karena itulah kita mengumpulkan alumni dan para sesepuh Batalyon I yang juga notabene adalah para pendiri Resimen Mahasiswa di Indonesia , untuk mendengar langsung inti permasalahannya dari DAN YON dan para pembina yang ada di Kampus ITB . Bahwa ternyata kemudian kesimpulan pertemuan di interpretasikan berbeda-beda , yaa , harap maklum karena memang rumusannya sedang disusun oleh Team yang ditetapkan dalam pertemuan tadi . Tetapi untuk lebih mempertajam apa yang akan kita lakukan untuk "rescue" maka menjadi kewajiban saya untuk memberikan beberapa pointers penting yang dapat dijadikan referensi Rekans sekalian untuk membantu mengatasi masalah ini . Berikut ini klarifikasi kami : 1) Persoalan Batalyon I ITB dan juga persoalan Resimen Mahasiswa dan secara lua
[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi PenyelamatanBatalyon I/ITB
Assalamu'alaikum Rekans sekalian , On Tue, 12 Aug 2003 04:44:47 -0700 (PDT) Evy wrote , Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' > dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang > sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' > maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi > peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa > bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan > bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni > hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk > membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih > 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. > Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. (PPS) Evy benar , memang barangkali ada komunikasi yang belum pas . Sebagai fasilitator yang dipercayakan untuk mengkomunikasikan hasil2 pertemuan CORPS yang lalu , saya mohon maaf , kalau ternyata kesimpulan pertemuan tersebut belum "kena dihati" ,.. Dalam milis yang lalu , saya mengambil analogi , keadaan Batalyon I masa kini sedang memerlukan "pernapasan buatan" , kalau bahasa kita2 "rescue" , perlu bantuan , karena dihadapkan pada masalah kronis yang tak kunjung selesai ,.. Karena itulah kita mengumpulkan alumni dan para sesepuh Batalyon I yang juga notabene adalah para pendiri Resimen Mahasiswa di Indonesia , untuk mendengar langsung inti permasalahannya dari DAN YON dan para pembina yang ada di Kampus ITB . Bahwa ternyata kemudian kesimpulan pertemuan di interpretasikan berbeda-beda , yaa , harap maklum karena memang rumusannya sedang disusun oleh Team yang ditetapkan dalam pertemuan tadi . Tetapi untuk lebih mempertajam apa yang akan kita lakukan untuk "rescue" maka menjadi kewajiban saya untuk memberikan beberapa pointers penting yang dapat dijadikan referensi Rekans sekalian untuk membantu mengatasi masalah ini . Berikut ini klarifikasi kami : 1) Persoalan Batalyon I ITB dan juga persoalan Resimen Mahasiswa dan secara luas masalah pembinaan generasi muda ada saling kait mengaitnya , karena itu perlu pandangan dan wawasan yang lebih luas dalam mencari akar permasalahan . 2) Khusus di ITB , perubahan status ITB memerlukan pula perubahan dalam pembinaan kegiatan mahasiswa di Batalyon I . Ketika SKB 3 Menteri tentang pembinaan Resimen Mahasiswa dibatalkan dan pembinaan selanjutnya diserahkan pada pimpinan perguruan tinggi masing2 , saat itulah sebenarnya kita harus sudah menemukan pola pembinaan yang baru ,tetapi , mungkin baru saat inilah persoalan yang menumpuk tersebut menjadi sangat berat bagi Batalyon , karena menyangkut kelangsungan hidup organisasi yang sudah mencetak ribuan alumninya . 3) Hal lain yang sudah kita sadari pula adalah menurunnya kualitas anggota , karena program latihan dan pengalaman organisasi bagi anggotanya sangat merosot jauh . Program Diksar , Dinas Staf , latihan2 dll. sudah dibawah standard , yang disebabkan karena keterbatasan waktu , fasilitas latihan dan dana pembinaan . Hal ini oleh sebagian alumni menjadi perhatian khusus , karena kita tetap menghendaki anggota CORPS yang sesuai dengan tuntutan jaman . 4) Oleh karena itu , pertemuan CORPS kemudian menyimpulkan perlunya pendekatan sistim , dengan membuat rumusan penyelesaian masalah dari tiga persoalan pokok yang saat ini dianggap paling strategis , yaitu : (*) kembalikan pendidikan Resimen Mahasiswa sebagaimana konsep awal pembentukannya dulu , artinya latihan dasar kemiliteran dll sesuai standard sehingga bisa menjadi Cadangan Nasional .Untuk itu , konsep ROTC dianggap yang paling sesuai , seperti yang dilakukan Malaysia maupun Singapore . Tetapi , karena hal ini memerlukan perjuangan panjang , maka ditugaskan pada TEAM ROTC utnuk menyusun rumusan dan program nya . (**) Pembinaan didalam Kampus , perlu lebih disesuaikan dengan kondisi saat ini . Kerjasama dengan ITB diperlukan , agar eksistensi Batalyon I dapat lebih mantap , bahkan diusahakan sejajar , selaku komponen penting di ITB , bukan sekedar mahasiswa biasa ataupun malahan HANSIP . Peranan CORPS untuk menjembatani hubungan ini , adalah juga sebagai balas budi alumni pada almamater yang telah melahirkannya . Untuk itu , ditugaskan TEAM ITB yang terdiri dari Pak Tutuka Ariadji , Pak Iftikar ZS dan Pak Krishna Suryanto , yang juga staf pengajar di ITB . Team ini akan menghimpun seluruh potensi alumni yang ada di ITB untuk berperan dalam kerjasama yang terhormat ini . (***) Untuk bisa mencapai tujuan yang akan diupayakan oleh kedua TEAM diatas , diperlukan sasaran dekat , yang bisa dilakukan saat ini juga , misalnya kerjasama CORPS dengan ITB menyelenggarakan LTC atau berbagai program pelatihan singkat , dimana anggota aktif Batalyon I akan dilibatkan sebagai para Asisten yang akan belajar sambil bekerja dalam Team tersebut . Bahwa sekarang hanya ters