Rekan-rekan ...
Mohon bantuannya. Saya sekarang sedang mengukur kelayakan sebuah
proyek. IRR proyek tsb jauh di atas suku bunga bank, tetapi terdapat
Cash Flow Negatif di awal dan di AKHIR proyek tsb. Saya pernah baca,
apabila terdapat cash flow negatif diakhir masa proyek, IRR tidak
dapat
Bung Arie,
IMHO klaimnya dapat berupa penambahan persentase kepemilikan saham
di perseroan. Tapi sebelumnya assets yang dijaminkan tersebut harus
masuk ke pembukuan perusahaan terlebih dahulu (pada saat yang sama
akan menambah jumlah setoran modal ybs).
Demikian, semoga membantu.
Goes
---
rekan2 milis
mau tanya nih, tapi maaf kalo terlalu mendasar. Perusahaan kami
berencana mendapatkan pinjaman dengan bunga ringan dalam bentuk
obligasi. Pertanyaan saya adalah:
- syarat2 apa yang harus kami penuhi?
- Betulkah pemilihan obligasi jika kami menginginkan bunga ringan
- bagaimana
Dear Mr. Desril,
sebagai hutang apakah sisa pelunasan pada periode ybs?
Bisa Hutang Usaha (bila dari Supplier), Hutang Sewa Guna Usaha/SGU
(bila dari Leassor), Hutang Kredit Investasi, dll, tergantung sumber
pembiayaan hutang tsb.
Untuk pelunasan sisa hutang pembelian asset tsb, dimanakah
Dear Mas Ardhy,
Terima kasih buat info-nya. Salut buat temen2 di sini yang setia
berbagi ilmu. Takkan berkurang ilmu karena dibagi.
Thx
Goes
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ardhy Ryadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Mas Goes,
Index pertumbuhan masing2 sektor bisa dilihat di
Rekan2
Mohon bantuannya lagi nih...
Kami sedang melakukan analisa terhadap pertumbuhan penjualan maupun
beban. Secara internal, kami dapat membandingkan angka-angka tsb
dengan historis. Namun kami kesulitan menemukan kewajaran nilai
tersebut dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis
Dear mba Yanti,
ikut nimbrung ya..
Sepertinya ada yang sedikit keliru dengan SAAT PENGAKUAN HUTANG,
dalam kasus ini berarti hutang usaha. Yang harus diperhatikan adalah
HUTANG USAHA DICATAT PADA SAAT HAK PEMILIKAN ATAS BARANG TSB BERALIH
KEPADA PEMBELI.
. Dengan demikian jurnal untuk proses
Rekan2..
Minta sedikit pencerahan nih. Saya sedang memeriksa Neraca salah satu
anak perusahaan rekanan (baru berdiri). Disitu tercatat komposisi
sebagai berikut :
Kas Bank 3
Deposit 30 Hutang 37
Piutang Pemegang Saham 12.500