ieu tulisan teh naon maksudna?
- Original Message -
From: Rahman
To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Sent: Friday, 18 May, 2007 04:11
Subject: [Baraya_Sunda] murtad?
Murtad
Murtad! Dakwaan sungguh dahsyat. Tobat! Tuntutan tanpa debat. Pilih
satu mati, pilih lain hidup. T
Kecap injeuman ti basa deungeun biasana datang saluyu jeung dominasi budaya
atawa dominasi ekonomi. Kecap injeuman tina basa China, saperti tahu, tempe,
kecap, tauco datang kulantaran urang teu boga kadaharan saperti kitu.
Kitu oge, kulantaran di Sunda can aya konsep-konsep musyawarah, mufaka
Kang,
Mun ditelek2... anu kangaranan kota di RI, lolobana bet meunang nyieun
batur nya (Walanda)?
Cik, sugan aya nu apal. Kota mana di RI anu ti awalna meunang
ngadesain pituin bangsa urang sorangan?
Jakarta... Bogor, Bandung, Sukabumi... kabeh ge dirancangbangun ku
urang NL.
Aya bedana kitu a
Perekonomian Global
Globalisasi
Perusahaan multi nasional tidak mengenal batas-batas lagi
Perekonomian Dunia saat ini berkembang demikian eratnya, baik dalam
sektor perdagangan, investasi, maupun produksi.
Proses yang dikenal sebagai globalisasi ini sebenarnya bukan hal yang
baru, namun
Nasib Nelayan Makin Memprihatinkan
Bandung, Kompas - Nasib nelayan di pantai utara dan selatan Jawa Barat
saat ini semakin memprihatinkan. Belum sempat membayar utang yang
terjadi pada masa angin barat, kini mereka harus kembali mencari
pinjaman uang karena aktivitas mereka kembali terhenti.
Menu
Situs Bersejarah Tidak Terawat
Bangunan Tua di Kota Bogor Mulai Didata
Serang, Kompas - Sejumlah situs dan benda bernilai sejarah yang berada
di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, terbengkalai. Selain kumuh dan
tidak terawat, sebagian situs dan benda bersejarah itu pun berubah
fungsi, bahkan ada y
Murtad
Murtad! Dakwaan sungguh dahsyat. Tobat! Tuntutan tanpa debat. Pilih
satu mati, pilih lain hidup. Tiada kompromi. Murtad atau tobat. Neraka
atau surga. Tanpa jalan tengah. Tiada jembatan di antaranya. Begitulah
agama-agama eksklusif asal Timur Tengah bikin garis pembelah kemanusiaan.
Beraba
Halo,
Kita dengar di surat kabar ada sengketa tanah di Meruya. Konon ada PT.
Portanigra yang membeli tanah itu dari orang bernama Haji Jusri seharga Rp. 300
rupiah per meter persegi.
Jusri kemudian menjual tanah yang sama, dengan instruksi camat, ke berbagai
pihak lain dengan harga Rp. 200 rup