Mbak ini kok suka ber-putar2, apa untungnya diskusi cara begini?
Kita tidak sedang membicarakan pemerataan pendidikan berdasrkan wilayah,
kita sedang membicarakan berdasarkan ETNIS !! mohon konsentrasi ke point
ini!!! coba baca ulang tulisan anda, proporsi terbesar malah masalah
wilayah! apa in
Setelah melewati acara lamaran, berikutnya ditentukan kapan mau tukar
baki/ sang djit (tolong benerin donk ejaan yang betulnya apa, dan
artinya apa sih)
Biasanya hari untuk tukar baki juga ditanyakan dulu kepada yang
berwenang. Yang bisa menghitung hari baik begitu. Setahu saya sih
pegangan
Eh Oddie, yang mempersamakan konteks Indonesia dengan thailand siape?
Gue mah cuman bilang katanya Thailand pernah juga tuh,
eh tiba-tiba elu teriak teriak "enggak sama! Enggak sama!"
Y, yang gue tulis apaa, lu udah prejudice sendiri, aneh.
Makanya baca donk baca, jangan jump on conclusi
1. Lhoh,khan bagus kalau ada pemerataan. Kalau enggak pake pemerataan
entar dikatain eksklusif. Udah dikatain eksklusif entar bo kam guan
lagi.
2. anda lulusan mana sih? Jangan-jangan kakak kelas gue lagi. Mutu
lulusan menurun dihitung darimana?
Menurut saya mutu lulusan itu tergantung juga
Lhoh, itu ada yang cerita soal WNA kok.
To quote: "untuk yg WNA yg udah karatan di Indonesia,tdk boleh ikut
"sipenmaru".
Ya mau tidak mau tentang yang WNA kena disinggung. Kok jangan pegimana,
udah disenggol dari permulaannya itu.
Mas,
kenyataannya PT negeri itu untuk membikin rakyat lebi
Yang ini, terus terang ngabisin bandwidth, tapi gue gateeel
nanggepin.
-Original Message-
From: odeon_cafe [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 22, 2006 12:09 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] jatah pendidikan untuk TIonghoa
Ulysee bertanya
Iyaiks! Tolong ya, jangan samakan daku dengan si roses underwear itu.
Rambut boleh sama hitamnya, isi kepalanya banyakan beda. Hehehe.
Itu opini yang dibantah agak-agak aneh. Sebab faktanya, di jaman
kolonial Belanda, mereka menetapkan kewarganegaraan yang berbeda untuk
orang Tjina. Berbeda d
Sudah sangat terbuktikan bahwa seorang Suharto berjwa kerdil,itu th 1960an ,nah yg 1998,ngak rela lengser dia merangkul "aliran garis keras",salah satu kegiatan/tindakkan mereka (garis keras),menjarah,memperkosa,membunuh.
odeon_cafe <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ya, yang dikatakan Mas Skalaras sa
Extremism Isn't Islamic Law
By Kyai Haji Abdurrahman Wahid
Tuesday, May 23, 2006; A17
For a few days this year the world's media focused an intense spotlight on the
drama of a modern-day inquisition. Abdul Rahman, a Muslim convert to
Christianity, narrowly escaped the death penalty for aposta
* Tionghoa disini, adalah peranakan Cina yang tinggal di Indonesia.
Sebagian besar lahir di Indonesia, dan punya budaya tersendiri yang
seringkali sudah dibaurkan dengan budaya adat istiadat setempat.
==
Pak Andy dan Pak Richard,
Penafsiran masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Karenanya cara
terbaik adalah melihat kembali ke bahasa yang paling mendekati versi
aslinya. Semoga ini bisa mengatasi perbedaan penafsiran yang ada.
Mengenai satria, ini berasal dari pemahaman terhadap kata "junzi
- Original Message -
From: jonathangoeij
To: tionghoa-net@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:57 PM
Subject: [t-net] (tragedi Mei): Seperti Nasib Isteri Kedua
Tempo Interaktif
Edisi 16/03 - 20/Juni/1998
Wawancara Harry Tjan Silalahi:
"Nasib Etnis Cina
Ya, yang dikatakan Mas Skalaras sangat benar.
Dahulu, saat memanasnya situasi politik akibat kudeta Soeharto,
terdapat gerakan pembakaran dan perebutan sekolah-sekolah swasta
yang dimiliki oleh etnik Tionghoa yang sebenarnya sudah WNI.
Alasannya adalah sekolah-sekolah itu terlibat PKI, mili
13 matches
Mail list logo