nice posting...
sebuah bahan permenungan
julia
- Original Message -
From: HKSIS [EMAIL PROTECTED]
To: HKSIS-Group [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 13, 2007 10:45 PM
Subject: [budaya_tionghua] ORANG TIONGHOA-INDONESIA PERLU BELAJAR RENDAH
HATI DAN TIDAK SUKA PAMER
ORANG
Agaknya perlu upaya pengkajian khusus - agar para BT ers dapat mencermati :
Apakah Budaya Jawa seperti wayang kulit etc - dapat juga di SYMBIOSE kan dnegan
Budaya Tiong Hoa ?
Saya yakin selama insan-insan seperti Tee Boen Liong ini diperkaya dgn BT
tentunya dapat membawakan LAKON Khusus yang
Pak Jonathan Yth;
Terima kaish atas info anda - dan saya sdh berhasil mengirim e-mail ke alamat
yang anda rekomendasikan. Mudah2an ada respons.
Yang California masih belum (Apa ada kekliruan - pakai html akhirnya atau
memang htm Thok ?
Semoga bermanfaat pula bagi yang lain para BT yang belum
Bapak Tony yang baik,
Terima kasih banyak untuk informasinya. saya
akan coba cari buku novel Myra S bersama Pater Brouwers
itu. Rencananya saya akan menghubungi Beliau
juga.
Kamsia banyak,
khanis
Ssr Khanis Yth;
Salah satu yang banyak menukis tentang hal itu
adalah Ibu Myra Sidharta
-
Setelah membahas mengenai jenggot kaum Tionghoa, bagaimana dengan
kucir?
Mode rambut yang aneh ini konon diperintah oleh Dinasti Mongol
(Ching) sebagai bentuk penurunan kelas kaum Han? Sebab saya lihat di
foto2, orang2 bangsawan Ching sendiri tidak begitu rambutnya (atau
apakah karena mereka
Kuncir adalah tata rambut bangsa Mancu, Saat bangsa mancuria menguasai negeri
Tiongkok dan mendirikan Dinasti Qing (kerajaan terakhir), diapun memperlakukan
tata rambut ini untuk seluruh rakyat negeri. Jadi sebelum dinasti Qing, rakyat
negeri Tiongkok yang kebanyakan suku Han tidak ada yang
Kuncir adalah tata rambut bangsa Mancu, Saat bangsa mancuria menguasai negeri
Tiongkok dan mendirikan Dinasti Qing (kerajaan terakhir), diapun memperlakukan
tata rambut ini untuk seluruh rakyat negeri. Jadi sebelum dinasti Qing, rakyat
negeri Tiongkok yang kebanyakan suku Han tidak ada yang
Oh iya betul, maksudnya Manchu.
Menurut saya, ini salah satu 'hair style' yang teraneh dalam
sejarah... di mana nggantengnya sih dahi plontos plus kunciran
gitu.. ;)
Tapi banyak 'citarasa fashion' di budaya lain yang juga ngga kalah
aneh sih, seperti
- 'plontos pinggir plus sanggul kecil' ala
Saat ke Guangzhou kemarin, sempat mampir ke Shamian Island untuk
melihat2 peninggalan kolonialisme Barat di sana.
Yang unik, adalah maraknya adopsi bayi di sana, setiap tahun sekitar
10.000 pasang ortu mengadopsi bayi Chinese (konon antara lain artis
Meg Ryan). Memang sebagian besar (95%)
Pak Skalaras yb,
Sebenarnya sudah lama saya ingin mengetahui bagaimana sebenarnya pandangan
orang tionghoa yang tinggal di Indonesia terhadap pemerintahan Qing (Manchu)
ini.
Saya sering membaca kalau bangsa han membenci bangsa manchu dan katanya salah
satu sebab dari penyebaran orang-orang hua
Dalam silang budaya, yang pegang peran adalah para pelakunya, yakni masyarakat
pada umumnya, bukan para cendekiawan yang pandai berteori. Dalam kesenian,
sangat tergantung dari daya kratif para senimannya, inisyatifnya berasal dari
orang perorang.
ZFy
- Original Message -
From:
Pada awalnya, rakyat Tiongkok yang mayoritas suku Han tentu tidak bisa menerima
ngerinya dikuasai suku asing, maka mereka mengobarkan pemberontakan2, dng
semboyan Fan Qing Fu Ming, atau menggulingkan dinsati Qing memulihkan dinasti
Ming. Kuncir bagi mereka adalah penghinaan, maka ada oang2 yang
Dalam silang budaya, yang pegang peran adalah para pelakunya, yakni masyarakat
pada umumnya, bukan para cendekiawan yang pandai berteori. Dalam kesenian,
sangat tergantung dari daya kratif para senimannya, inisyatifnya berasal dari
orang perorang.
ZFy
- Original Message -
From:
Maaf, Dinasti Qing (baca Ching) bukan dinasti Mongol, tapi dinasti yang
didirikan orang Mancu.
Salam
Liang U
- Original Message
From: Ray Indra [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 14, 2007 1:20:23 PM
Subject: [budaya_tionghua] Bagaimana dengan
Sdr Jimmy,
Dalam menanggapi semua permasalahan, kita harus selalu mempehatikan Konteksnya.
Dalam suratnya, sdr Erik jelas2 menunjukkan, dia keberatan bahwa perayaan tahun
baru Imlek yang terlalu dikaitkan dng agama Khonghucu, ini adalah masalah utama
yang dia ungkapkan, dalam argument
Sdr. Indra, maaf saya turut memberi pengalaman. Ketika saya tinggal di USA,
yang hanya sekitar 3 tahun itu. Di kota kecil Urbana (tempat adanya University
of Illinois at Urbana Champaign, menurut seorang dosen di sana ada 20 bayi
adopsi dari Tiongkok. Yang saya ketahui, sekarang belum ada ekses
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kamis, 13 Sept 2007,
Tee Boen Liong, Warga Tionghoa yang Kondang sebagai Dalang Wayang
Kulit
--
Patut dihargai bahwa masih ada generasi
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ray Indra
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Saat ke Guangzhou kemarin, sempat mampir ke Shamian Island untuk
melihat2 peninggalan kolonialisme Barat di sana.
Yang unik, adalah maraknya adopsi bayi di sana, setiap tahun
sekitar 10.000 pasang ortu mengadopsi bayi
Angkat topi untuk artikel ini mas.
Pewayangan juga dipakai untuk mengkisahkan sejarah Mataram yang juga
berisi sejarah para walisongo, hanya namanya adalah ketoprak (bukan
makanan lho). Jadi tekhnik pagelaran itu mungkin diisi dengan thema
lain, selain epos suci Hindu, Mahabharatta dan
Asian Wallstreet Journal edisi Jumat minggu lalu kebetulan juga memuat
artikel tentang hal ini. Beberapa keluarga di AS yang mengadopsi
anak-anak dari Tiongkok membawa para anak adopsi ini berlibur di
Tiongkok, diajak menikmati makanan khas di sana, melihat panti asuhan
dari mana mereka diadopsi,
--- Ray Indra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oh iya betul, maksudnya Manchu.
Menurut saya, ini salah satu 'hair style' yang
teraneh dalam
sejarah... di mana nggantengnya sih dahi plontos
plus kunciran
gitu.. ;)
Tapi banyak 'citarasa fashion' di budaya lain yang
juga ngga kalah
aneh sih,
Rekan skalaras,
Terima kasih utk sarannya.
Saya rasa hal ini tidak perlu diperpanjang via JARUM (silahkan via
japri, kalau mau).
FYI, dalam menanggapi email di milis, tentu saya cuma memilih yg
menarik bagi saya (tidak berarti bahwa saya tahu atau ahli dalam
topik itu), plus sambil mengingat
Pak ABS, mau ikut nimbrung nih.
Salah satu sebabnya mungkin karena sekarang ini banyak
pria Tionghoa (dan etnis lain juga) yang kumis atau
jenggotnya tidak tumbuh atau tumbuhnya jarang-jarang.
Karena kelihatan aneh kalau berkumis tapi kumisnya
jarang-jarang, jadi pilih tidak berkumis supaya
--- In [EMAIL PROTECTED], chandra chandra
[EMAIL PROTECTED] wrote:
anak saya umur 5,5 tahun, kelas 1 sd, sekolahnya mengajarkan
mandarin baik lisan dan tulisan. apa ada kiat agar dia bisa lebih
lancar membaca dan menulis mandarin.
Apa ada teman-teman milis mau berbagi kiat2-nya
Terima
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sbudhi
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya berupaya utk cari milis/ e-mail address dari mandarin
everyday
dari Alfonso - namun SULIT untuk dihubungi.Apa ada CARA termudah
agar
kita dapat mendengar/ mengerti percakapan mandarin dgn cepat ?
Apakah ada
Berikut adalah sebuah refleksi yang saya temukan di sebuah situs di internet.
Refleksi ini sangat baik untuk membuat hidup kita (sebagai orang Tionghoa)
makin berarti dan makin bermakna. Semoga ini menjadi sebuah awal dari kehidupan
yang lebih baik.
Saya
seorang pribumi yg dulunya benci
Tulisan yang bijaksana dan indah. Tapi sebenarnya
yang perlu belajar rendah hati dan tidak suka pamer
bukan cuma orang Tionghoa-Indonesia saja, tapi juga
semua orang. Ini pelajaran dasar untuk semua orang,
bukan untuk etnis tertentu. Hehe... Selain itu suku
Tionghoa Indonesia bukan harus
link-nya sudah betul, pakai htm
http://www.csulb.edu/~txie/ccol/content.htm
kalau tidak bisa klik langsung coba pakai copy and paste ke browser
JG
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tony Setiabudhi
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Jonathan Yth;
Terima kaish atas info anda - dan saya sdh
28 matches
Mail list logo