Siaran Pers
Untuk disiarkan segera
Komunitas Utan Kayu bangun radio untuk korban lumpur Lapindo
Jakarta, 20 September 2007 Komunitas Utan Kayu (KUK) melalui Kantor Berita
Radio (KBR) 68H Jakarta, akan membangun radio komunitas untuk pengungsi korban
lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa
Kami, di Komunitas Utan Kayu, tahu bahwa Saut Situmorang dan sejumlah
pendukungnya tak henti-hentinya menyerang kami di internet. Maaf, kami tidak
bisa membalas, bahkan belum bertanya, apa alasan kebencian itu. Kami sedang
sibuk.
Kami baru selesai menyelenggarakan Festival Sastra
! Kerjanya cuma dusta dan fitnah!
hahahahha
From: Radityo Djadjoeri
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Waduh, maling teriak maling nih. Lae. eh, Leak Saut ngawur berat!
Saya tidak kenal yang namanya Joko Pinurbo. Tapi sepertinya nama itu cukup
familiar, mungkin pernah baca dari koran. Soalnya
From: Manneke Budiman, Canada
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar.
Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi.
Sayang...sungguh sungguh sayang...
manneke
Note: forwarded message attached.
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
blog: http://mediacare.blogspot.com
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel
and lay it on us.
[Non-text portions of this message have been
Di bawah ini adalah petikan wawancara tertulis yang saya lakukan dengan
Goenawan Mohamad, yang jawabannya saya terima pada tanggal 25 Agustus 2007 yang
lalu. Rencananya saya akan menggunakannya sebagai bahan tesis saya, akan tetapi
saya petikan ini saya kira bemanfaat untuk dibaca, mengingat
From: Gongmedia Cakrawala
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 17 Sep 2007 03:24:43 -0700 (PDT)
- sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
Salam kreatif
Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
Katanya ada hal penting tentang
TANGGAPAN SAUT SITUMORANG UNTUK MANNEKE BUDIMAN
Posted by: Saut Situmorang
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Sun Sep 16, 2007 7:50 am (PST)
hahaha...manneke!
beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca!
betapa lugunya!!!
saya tantang kritikus kita ini untuk