Dalam hal ini saya mendukung Pak Manneke, Nyawa dan Kemanusiaan
tidak memiliki sekat-sekat negara dalam tatanan dunia yang
berkebudayaan dan beradab. Internasionalisme dalam bentuknya yang
sekarang harus melibatkan secara aktif kesadaran akan penghargaan
kemanusiaan. Kita sudah menyaksikan di neger
Salam Pak,
Hehehe...gak pa pa Pak Anton, memang itu kan "style" dan "hak
interpretasi"-nya Beliau..."Ilmu pelintiran-nya" bagus juga tohheheehehe
Best Regards
HB
anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Diskusi sama Pak Manneke, kalo nggak pinter-pinter musti keplintir-
Salam Pak Manneke,
- He he he, Anda mencampur-adukkan antara "resmi" dan "universal" nih. Jadi
versi sejarah yang resmi itu yang universal, gitu? Lho gimana sih, barusan
bilang tak ada yang universal karena sejarah ditulis sesuai kepentingan
masing-masing pihak, kini tiba-tiba bilang yang resmi
Diskusi sama Pak Manneke, kalo nggak pinter-pinter musti keplintir-
keplintir deh...ayo bung Hendra Budjang lebih perluas lagi daya
serangan, jangan keliatan loyo di depan Pak Manneke.
ANTON
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Hendra,
Bung Hendra,
- He he he, Anda mencampur-adukkan antara "resmi" dan "universal" nih. Jadi
versi sejarah yang resmi itu yang universal, gitu? Lho gimana sih, barusan
bilang tak ada yang universal karena sejarah ditulis sesuai kepentingan
masing-masing pihak, kini tiba-tiba bilang yang resmi
orum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, April 25, 2008 5:25:07 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Bung Hendra,
- Betul, agresi Barat ke negeri-negeri Asia berbuntut pada kolonialisme dan
penindasan. Sayangnya, kelakuan buruk ini lalu dijiplak m
2008 5:25:07 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Bung Hendra,
- Betul, agresi Barat ke negeri-negeri Asia berbuntut pada kolonialisme dan
penindasan. Sayangnya, kelakuan buruk ini lalu dijiplak mentah-mentah oleh
negara-negara asia sendiri setelah koloni
Bung Hendra,
- Betul, agresi Barat ke negeri-negeri Asia berbuntut pada kolonialisme dan
penindasan. Sayangnya, kelakuan buruk ini lalu dijiplak mentah-mentah oleh
negara-negara asia sendiri setelah kolonialisme Barat berakhir, termasuk oleh
Cina dan Indonesia. makanya, kita perlu belajar dar
Coba anda perdalam dulu dimensi spiritualitas Buddha Dalai Lama dan
kaitannya dengan masalah demografis dan perkara desakan sosial
pemerintah Cina dalam memberangus kebebasan beragama yang
serampangan tanpa memperhatikan aspek sosiologis tradisi Buddha
Tibet, dari titik inilah coba dipahami bagaima
Salam Hangat,
Agresi militer negara2 barat ke Asia termasuk China, Indonesia, Filipina dll
dan strategi memecah belah persatuan dimanapun mereka berada adalah fakta yang
tidak bisa disangkal lagi dan semuanya bermotif ekonomi...Sampai sekarang pun
upaya tersebut masih dilakukan dimana-mana. K
oalah penggemar Sin Tiauw Hiap Lu dan Sia Tiauw Eng Hiong pula tokh. Kwee
Ceng sulit di tandingi karena memiliki ilmu Kiu Im Cin Keng (ilmu 9 bulan)
serta Hang Liong Sip Pat Ciang (18 telapak naga) dan juga Oey Yong yang
menguasai Tah Kauw Pang Hoat (ilmu penggebuk anjing) yang kemudian ada ilmu
le
Tibet itu rencananya masuk kekuasaan Mongol dengan bantuan Yo Kang,
tapi gagal kemudian diteruskan oleh Hakim Roda Mas, yang memang
ditengarai adalah moyangnya para Biksu Llama di Tibet sana.
Cuman saya Hakim Roda Mas gagal menaklukkan Sian Yang yang berada
dibawah Kwee Ceng dan Yo Ko. Namun ko
> Gak usah khawatir soal OBJEKTIFITAS.
> Yang suka teriak soal isu HAM internasional itu juga tak pernah absen
> teriak soal pelanggaran HAM di negeri sendiri kok.
Untuk hal ini saya agak ragu. Untuk ORANG-ORANG TERTENTU bisa diterima.
Tapi banyak juga, yang teriak2 soal HAM di negeri orang, ta
Bung Hendra,
Ulasan sejarah yang Anda kutip di bawah ini adalah ulasan sejarah ngawur dan
penuh kontradiksi. saya tunjukkan beberapa kengawurannya ya, yang sekaligus
mematahkan pernyataan bahwa Tibet sudah jadi milik Cina ratusan tahun. Supaya
tak dituduh terkontaminasi media Barat, saya t
Salam,
Dari awal diskusi, saya yakin tidak ada yang bermaksud mengecilkan arti
korban pelanggaran HAM dimanapun hal itu terjadi. Opini yang disampaikan lebih
ditujukan untuk menggugah HAM dari konflik dalam negeri sendiri. Namun dalam
perkembangannya diskusi ini semakin menarik dan melebar. P
Gak usah khawatir soal OBJEKTIFITAS. Yang suka teriak soal isu HAM
internasional itu juga tak pernah absen teriak soal pelanggaran HAM di negeri
sendiri kok.
Makanya, jsebaiknya jangan berasumsi dulu bahwa kalo ada orang protes soal
pelanggaran HAM di Cina, Burma, Palestina, maka lalu ora
> jalan pikiran seperti itulah yang sering kali membuat saya heran.
> Kenapa kita harus sempurna sebelum mengkirik orang lain?
> Kalau nunggu sempurna, siapa yang bisa? Bukankah dengan saling
> kritik dan memberi masukan kita membantu orang lain untuk sempurna?
Yaaa setuju, kalau untuk kritik
oh, dulu juga USA pernah dikalahkan Jepang. Jepang nyontek habis2an
teknologi US. Sekarang mobil USA (Ford) terjungkal di kandang sendiri
oleh mobil Jepun. Tapi ya ndak apa2 tuh. Ada gantinya yang lain.
Sekarang kan jamane komputer. USA masih unggul bukan? microsoft,
yahoo, google, you tube, semua
Saya sependapat dengan bung Manneke. Suatu masalah tidak harus selalu
dilihat secara hitam putih. Bahkan sekarang ini film hitam putih tidak
laku lagi di pasaran.
Tidak Amerika, tidak RRC, semua yang merasa postur diri lebih hebat
cenderung mau menang sendiri. Bullying, dan arogan. Itu hal bias
gt;
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Saturday, April 19, 2008 11:48:57 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya sama kok
sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu
Lho, kok nggak bawa2 masalah rasial, anda malah melemparkan opini
pemancing sentimen rasial?, perhatikan ucapan anda ini? "Tingkah
laku bhiksu2 Tibet bak Pendekar Kungfu sesat (pukul dan tendang sana-
sini orang2 minoritas Han yang tak berdaya pada saat kerusuhan
terjadi)"
Persoalannya adalah buka
Ah, jangan cepet berasumsi gitu dong. Saya sendiri negeri leluhurnya sama kok
sama Jusuf Wanandi. Jadi, yang mau dihantam pakai rasisme itu siapa? Diri saya
sendiri? Jeruk makan jeruk dong jadinya.
Orang bicara HAM itu bukan mau belagak jadi superhero. Kalo ada hal tak beres
di depan mata
Salam,
Suatu bukti konkrit adalah kenyataan bahwa Amerika(USA) sudah
kehilangan paling sedikit 50% dari eksportnya dalam arti PASAR
DUNIA. Baik dalam bidang ELEKTONIK,FOTOGRAFI,OTOMOTIF bahkan KAPAL
TERBANG. Walaupun tidak semuanya dikalahkan oleh RRT.Amerika betul2
cemas dengan perkembangan y
Timtim dianeksasi RI lewat invasi militer tahun 1975. Tibet dianeksasi RRC
lewat invasi militer tahun 1951.
Aceh dan Papua tidak melalui pengalaman serupa, tapi bisa saja mereka
menuntut lepas dari RI jika diperlakukan sebagai warga kelas dua. Aceh
bergabung dengan RI sejak kemerdekaan dar
Salam,
Lebih baik jangan mencoba membawa sentimen2 berbau ras dalam forum FPK ini,
sebentar lagi masuk bulan Mei.sentimen2 berbau ras akan membuka kembali
borok busuk luka lama.
Apa yang dikemukakan Sdr Jusuf W memang realita sebenarnya..kita gak usah
banyak
AM
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
>> Mungkin supaya dapet kemudahan investasi di Cina. Mungkin juga
>> sekadar kangen dan nostalgia negeri leluhur. Tapi, juga bukan tak
>> mungkin Jusuf Wanandi lagi mabuk kebanyakan Chinese tea, makanya jadi
> Mungkin supaya dapet kemudahan investasi di Cina. Mungkin juga
> sekadar kangen dan nostalgia negeri leluhur. Tapi, juga bukan tak
> mungkin Jusuf Wanandi lagi mabuk kebanyakan Chinese tea, makanya jadi
ngaco begini.
Halo...Teman-teman
Lagi bingung nih. Mau tanya...
apa bedanya ya an
Mungkin supaya dapet kemudahan investasi di Cina. Mungkin juga sekadar kangen
dan nostalgia negeri leluhur. Tapi, juga bukan tak mungkin Jusuf Wanandi lagi
mabuk kebanyakan Chinese tea, makanya jadi ngaco begini.
manneke
Ignatius Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Rekan FPK,
Arti
: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Olimpiade Beijing dan Masalah Tibet
> Tambahan daftar agresi militer dengan dalih2 HAM & DEMOKRASI namun dibalik
> itu, faktor hegemoni politik dan ekonomi tetap menjadi kunci utama (minyak
> dan perdagangan senjata) :
> 1) Agresi militer ke Irak
> 2
Salam,
Negara2 besar dan nantinya bahkan bisa juga Republik
Indonesia,selalu mempunyai sifat sebagai KOLONIALIS.Hanya dengan
merobah sedikit nama saja dengan sedikit merobah nama(istilah)
menjadi DEPARTEMEN ( Kaledonia Baru oleh Perancis), NEGARA BAGIAN(
Hawai oleh USA),Inggis, Cina dll.
Ha
Tambahan daftar agresi militer dengan dalih2 HAM & DEMOKRASI namun dibalik itu,
faktor hegemoni politik dan ekonomi tetap menjadi kunci utama (minyak dan
perdagangan senjata) :
1) Agresi militer ke Irak
2) Agresi militer ke Somalia melalui "tangan" Ethiopia
4) Agresi militer ke Libya
5) A
Aksi boikot Olympiade yang dilakukan oleh negara-negara Barat
atas tuduhan pelanggaran HAM di Tibet oleh China, mengingatkan
dunia akan aksi boikot yang dilakukan oleh Amerika dan negara
Barat lainnya terhadap pesta olahraga Olympiade 1980 yang
diselenggarakan di Moskow sebagai aksi pro
32 matches
Mail list logo