Saya pribadi sangat senang dengan kehadiran DAAI TV dengan sungguhan-sungguhan
acara yang menurut saya amat menarik untuk dijadikan bahan inspirasi, namun
saya sedikit saran untuk DAAI TV, yaitu mengenai objek liputannya yang
kebanyakan hanya dilakukan di daerah Jakarta saja, dan untuk liputan d
Saya juga setuju jika penayangan kekerasan di televisi ini bertujuan untuk
menelusuri sejarah kelam berbagai arogansi yang telah dilakukan oleh berbagai
kalangan masyarakat di negeri ini, khususnya bagi kalangan yang lebih lemah
dari pelaku yang melakukan kekerasan tersebut.
Justru pembe
Inilah gambaran intelektual muda peliharaan Pemerintah Indonesia, dan merupakan
calon-calon pemimpin masa depan bangsa ini.
nah loh... bagaimana nasib bangsa kedepan setelah dipimpin oleh orang-orang
yang berprilaku tidak ubahnya kayak (maaf) binatang seperti ini?
wahyudi yudi <[EMAIL PRO
Banyak Fakta-fakta yang terkumpul di database google, dan fakta tersebut bukan
hanya data-data atau informasi yang berhubungan dengan web site, maupun
artikel-artikel yang terkandung didalamnya, namun data-data mengenai apa saja
yang dicari oleh seseorang dan dari negara mana saja dia melaku
Mungkin saja hal ini cuma sebagai ajang akal-akalan
pihak pengelola web tersebut, agar masyarakat terfokus
kesana dan dengan hal ini, maka popularitas akan
keberadaan web tersebut terangkat dimata masyarakat.
alexander firdaust
MOD:
Saya juga menduga begitu. Dari tim air putih?
--- radityo
Saya Juga menyaksikan di siaran SCTV, dimana station Tv ini juga menayangkan
video amatir yang sama, namun kasusnya tidak jauh berbeda dengan siaran Global
TV, yaitu tidak menyertakan sumber video amatir, seperti yang dilakukan oleh
MetroTV.
Reno Raines <[EMAIL PROTECTED]> wrote: _,___
lho kok, bukannya Republik Mimpi sudah berubah menjadi Kerajaan Mimpi? dan
Presiden Si Butet Jogya "SBY" sudah tidak lagi menjadi presiden, namun sudah
menjadi "Raja Kerjaan Mimpi" ?
: : maZagung: : : Wed Mar 7 21: 14: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL
PROTECTED];;;, ":::maZagung:::" <[EMAIL P
Mengingat akhir-akhir ini terus terjadi bencana di Negara Kita Republik
Indonesia, dan bahkan bencana ini secara tidak henti-hentinya menghantam dan
memporak-porandakan infrastruktur, serta telah banyak memakan korban jiwa dan
raga bangsa Indonesia, Maka pada kesempatan ini saya menawarkan kepad
Den Haag - Masyarakat Tionghoa di Belanda merayakan
tahun baru 4704. Mengapa bukan tahun 2558, seperti
dirayakan di Indonesia?
Sambutan pejabat, siaran radio, televisi, dan sumber
internet di Belanda semuanya menyebutkan, Selamat
Tahun Baru 4704. Ada selisih menyolok: 1146 tahun!
Mana yang benar?