Saya juga setuju jika penayangan kekerasan di televisi ini bertujuan  untuk 
menelusuri sejarah kelam berbagai arogansi yang telah dilakukan  oleh berbagai 
kalangan masyarakat di negeri ini, khususnya bagi  kalangan yang lebih lemah 
dari pelaku yang melakukan kekerasan tersebut.
  
  Justru pemberitaan yang condong mengarah kekerasan yang ditayangkan  oleh 
Station televisi SCTV ini, jauh lebih bagus dibandingkan dengan  penayangan 
sinetron-sinetron yang juga sarat dengan kekerasa, namun  tidak punya makna 
yang berarti untuk pencerdasan masyrakat Negeri Kita.
  
Gustinho Daniel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                      
            saya setuju dengan pendapatnya bharata. salut saya
  untuk liputan 6 sctv dalam mengangkat masalah
  kekerasan di sekolah yang katanya akan menghasilkan
  para pamong  bangsa ini kan demikian adanya. mau dibilang tuli,
  dungu nggak tau lagi. selalu terantuk pada batu yang
  sama. padahal keledai saja nggak mau tuh....
  
  saya rasa media tidak patut dipersalahkan dalam soal
  ini. sudah sepantasnya kita terus... terus... dan
  terus berteriak. jangan ada lagi kekerasan di sana.
  orang militer aja sampe heran lihat model kekerasan
  yang terjadi di lingkungan stpdn (ipdn) itu. 
  
  karena itu, saya mendukung bukan saja sctv, tapi semua
  media yang terus berteriak agar ipdn segera
  direformasi. semoga cliff mutu adalah korban terakhir.
  
  yang tidak suka melihat adegan itu, pindah aja channel
  tv-nya dan jangan marah kalau besok-besok kalian atau
  anak kalian digampar sama pak lurah atau pak camat,
  karena suatu hal yang sepele. soalnya pak lurah dan
  pak camat berasal dari sekolah itu sih....
  
  hidup liputan 6 sctv....
  
  --- bharata andi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
  > kalau saya melihat hal itu justru sudah sangat
  > proporsional. Menurut saya, hal itu justru dilakukan
  > untuk menekan pemerintahnagar menghentikan kekerasan
  > yang dilakukan pwemerintah sendiri, baik melalui
  > regulasi pendidikan yang menyebabkan ada pembolehan
  > atas tindakan liar dan menjijikkan seperti yang
  > terjadi di IPDN, serta juga melalui kurikulum
  > pendidikan yang diterapkan di berbagai tingkatan
  > sekolah yang justru membuat sang anak didik stres
  > gak ketulungan. Kalau Anda mernyebutkan ahl itu
  > sebagai propaganda, maka saya menilai kalaupun itu
  > adalah propaganda yang baik demi mengakhiri
  > keburukan. Sama seperti iklan kesehatan yang
  > menggambarkan makanan/minuman tertentu racun bagi
  > tubuh dan harus diakhiri dengan produk bagus yang
  > dihuat si pengiklan. Propaganda untuk hal baik,
  > tidak akan menjadi masalah kawan.
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----
  > From: Aswan Zanynu <[EMAIL PROTECTED]>
  > To: mediacare@yahoogroups.com
  > Sent: Sunday, April 8, 2007 10:20:07 AM
  > Subject: [mediacare] Berlebihan: Liputan 6 SCTV
  > 
  > Dear rekan-rekan,
  >  
  > Belakangan ini saya menyaksikan Liputan 6 SCTV
  > begitu berlebihan dalam menayangkan kasus kekerasan
  > di IPDN. Memang betul, IPDN meminta korban lagi.
  > Namun cara SCTV menyajikan berita terkesan
  > berlebih-lebihan. Sebelum berita di mulai,
  > gambar-gambar pemukulan sudah terlebih dahulu
  > disuguhkan kepada publik. Tidak ada penjelasan atau
  > teks yang memberi informasi kapan cuplikan gambar
  > itu diambil. Publik secara tidak sadar akan
  > mengasumsikan, apa yang mereka lihat di layar kaca
  > itu sebagai peristiwa yang baru saja terjadi.
  > Belakangan ketahuan bahwa cuplikan gambar itu
  > diambil ketika IPDN masih bernama STPDN. 
  >  
  > Saya dapat memahami SCTV melakukan itu untuk
  > menekankan batapa pentingnya masalah kekerasan di
  > IPDN segera dituntaskan segera. Namun selayaknya itu
  > dilakukan dengan cara yang proporsional. Ketika
  > sebuah peristiwa atau issu telah diangkat sebagai
  > berita, sesungguhnya publik sudah mengetahui bahwa
  > hal tersebut dianggap penting oleh media. Tidak
  > perlu didramatisir hingga berulang berkali-kali
  > dalam beberapa hari. Bahkan dalam sebuah waktu
  > penayangan berita, topik itu di sajikan di awal,
  > kemudian dimunculkan lagi di tengah berita. Dengan
  > gambar yang sama dan tanpa penjelasan waktu
  > pengambilannya. 
  >  
  > Berita yang tidak proporsional adalah bentuk
  > "kekerasan" lain yang dilakukan media. Ini
  > diparparah dengan gaya narasi berita yang begitu
  > provokatif. Saya kemudian menjadi bingung untuk
  > mengkategorikannya sebagai sebuah berita. Mungkin
  > lebih tepat disebut sebagai sebuah propaganda. 
  >  
  > Rekan-rekan, mungkin saya salah. Tetapi itulah
  > pendapat saya.
  >  
  > Salam,
  >  
  > Aswan Zanynu
  
      
                                    

 
---------------------------------
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
 
---------------------------------
Don't get soaked.  Take a quick peek at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

Kirim email ke