Tampaknyo bisnis mati/penguburan ko dapek dilakukan sesederhana atau
semewah mungkin. Saya ingat dahulu membaca komentar dari seorang
penjaga kubur di Jakarta "Orang mati, rezeki datang". Dari
segi "rezeki" besar-besaran, bisnis mati/penguburan mrupakan
industri mulitmillion dollars.
Dalam p
Mancaliak topik KUBURAN ko, takana lo Lagu Pilem Malaya lamo,
mungkin Lagu P. Ramlee, tapaso pulo awak marungun-rungun dengan
iramanyo walaupun kato-katonyo indak apa lai:
Angin mender ...
Dahan jatuuh meniimpa Batuu... KUBUURAN
Sayang Dik Sayang .
Hatiku Rindu
dst --
K U B U R A N
Oleh : K Suheimi
Kuburan umum Baqi yang kami lewati hari ini jum’at 20 September masih seperti
dulu. Masih sebesar dan seluas dulu,. Tetap saja tak ada batu mejannya, seperti
tanah lapang saja, tetap saja wanita tak boleh memasuki kuburan itu.
Saya amati di Madinah ini set
On 3/15/08, Nofend St. Mudo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pusat Kerajaan Islam Pertama Tallo Tinggal Nama
...
> JURnaL - Makassaar
...
> Makam penyebar Islam pertama di Sulsel itu, sangat sederhana tidak ada
> sedikitpun tanda-tanda yang bisa melukiskan bahwa itu makam ulama besar
> yang menyebar
Orang Indonesia sepatutnya tidak berpikiran picik seperti di Malaysia ini.
Jangan2 nanti orang Melayu Malaysia juga diajukan juga ke pengadilan jika
mereka bilang dalam Bahasa British: "Oh my God!"--bahasa yang makin popular di
negeri jiran kita itu yang telah mencentangperenangkan bahasa Melayu.