On 5/8/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
NTT-Indonesia (NTT-East) heheheheh. Waktu meeting tsb NTT-Indonesia
(NTT-East Japan) menawarkan jasa akses ke Internet (tier-1) sebesar 8 ribu
US dollar per bulan per Mbps . menurut saya sih mahal ! walaupun itu jalur
pake fiber optic mereka
On 5/8/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pertanyaan saya kenapa setelah dotcom bust harga bw internasionalindonesia tidak mengalami penurunan seperti halnya yg terjadi di negaralain ? cost structure sampai 8K/Mb/mo itu bagaimana ya ?
sama saya juga ndak ngerti dan mereka (ntt) waktu meeting
On 5/6/06, A. H. Thamrin [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED]
wrote:Harga bandwidth domestik juga tidak murah. Contohnya, jalur fiber INDOSAT Jakarta - Surabaya 1Mbps = 17juta rupiah per bulan.
Kirim DVD pakai TIKI lebih murah mas :-), berapa GB tuh.imw
On 5/8/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Singkatnya harga turun drastis untuk wholesale pricing internasionalt1-oc3 termasuk dari asia ke US,etc.Pertanyaan saya kenapa setelah dotcom bust harga bw internasionalindonesia tidak mengalami penurunan seperti halnya yg terjadi di negara
lain ?
A. H. Thamrin wrote:
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bagaimana strategi Internet kedua perusahaan? Apa kita bisa berharap
keduanya mau investasi bentang kabel internasional besar-besaran sementara
fokusnya ke bisnis telepon domestik? Atau kita berharap saja kepada
NTT/VERIO
On 5/7/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada pertanyaan, apakah ada privilege khusus untuk NTT/Verio ? maksudsaya apakah NTT/Verio ini diberi hal sebagai ISP atau NAP ? apakahmereka diberi hak oleh pemth untuk narik bandwidth langsung dari Jepang
?Infonya please.beberapa bulan lalu saya
On 5/3/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 5/2/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)Tidak sepenuhnya besar.
Kalau di Indonesia, XXX ini dapat dipenuhi kebutuhannya denganmembeli langsung DVD yang isinya
On Fri, May 05, 2006 at 05:00:29PM +0200, Made Wiryana wrote:
On 5/3/06, The_Eye_in_The_Sky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mohon maaf kalo ngomong cabul :P
Tapi sebetulnya penyedia konten pornografi lokal itu banyak, teriring
dengan relatif murahnya pekerja sex lokal dan ketidaktahuan si PSK bahwa
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena
cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea
Lha, ini baru menarik. Konon teoritis kecepatan HSDPAbisa 14 Mbps. Lucunya HSDPA ini digolongkan
3.75G
ya kalau ngomong di roadmap memang begitu pak, tapi kan untuk bisa sampe kesitu ada processnya dan lama dan panjang
(setelah W-CDMA yang 3.5G). Saya baru baca juga adaperusahaan yang
On 5/2/2006 at 6:02 PM Made Wiryana wrote:
On
5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya
kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat
tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi
untuk persh enterprise besar ini
adi wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal. dari pada ada gejala isp besar menjadi on-stop-shopping,
kalau kerja sendiri kan repot, mending bantu saja mereka (content
provider) dengan biaya murah
Budi Rahardjo wrote:
Kebutuhan bandwidth besar di Indonesia itu memang ada, seperti
untuk update patch (yang sekarang ukurannya gila-gilaan),
atau untuk download distro :)
Ah iya ini masalah klasik. Saya selalu khawatir kalau menginstall Linux
GPL di desktop punya teman di Indonesia.
Ada yang tahu mirror lokal untuk Ubuntu, Fedora Core dan Centos di
Indonesia yang feasible untuk diakses lewat Telkomet Instant dan Speedy?
http://mirror.cbn.net.id ,
saya kira mirror dari CBN sudah cukup lengkap , dan kalau ada yang
bener2 perlu mirror
lain bisa request kalau demandnya ada.
Erwien Samantha Y wrote:
Ada yang tahu mirror lokal untuk Ubuntu, Fedora Core dan Centos di
Indonesia yang feasible untuk diakses lewat Telkomet Instant dan Speedy?
http://mirror.cbn.net.id ,
saya kira mirror dari CBN sudah cukup lengkap , dan kalau ada yang
bener2 perlu mirror
lain bisa
Konon dengan CDMA maksimal bisa 2,4Mbps. Apa sudah ada
pemda/pemerintah pusat tertarik atau suadh ada
standarnya dan swasta bisa bikin wireless broadband?
Wassalaam,
Nano
___
Telefonate ohne weitere Kosten vom PC zum
Estananto wrote:
Konon dengan CDMA maksimal bisa 2,4Mbps. Apa sudah ada
pemda/pemerintah pusat tertarik atau suadh ada
standarnya dan swasta bisa bikin wireless broadband?
pak estananto,
sebenarnya kalau ditrace semua secara dalam, banyak teknologi untuk
mendapatkan konektiviti di level
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena
cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea
Made Wiryana wrote:
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidth
yg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti kata
rekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurang reliable karena
cuaca
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
rekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea cable. Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)
IMWnah di blok aja akses ke server XXX nya dari
On Tue, May 02, 2006 at 06:21:18PM +0200, Made Wiryana wrote:
Lha ini yang banyak dicari orang, diblok portnya aja pada tunneling :-)
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal. dari pada ada gejala isp besar
The_Eye_in_The_Sky wrote:
anak kost, tapi punya copper line PSTN? Wah kok kayaknya mutually
exclusive...heheh, just kidding.
Tapi seriously, bisa dapatin copper line PSTN itu susahnya minta ampun
jaman sekarang.
Walah, sederhana aja kok kos saya. Ketika berjalan di depan kos saya,
jangan
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-kontenlokal. dari pada ada gejala isp besar menjadi on-stop-shopping,kalau kerja sendiri kan repot, mending bantu saja mereka (content
Nyediain
heheh itu teori pak;
kalau make HSDPA baru bisa sampe segitu, itu pun tergantung dengan
banyak nya sektor yang di pakai, karena base effort yaa kalau banyak
yang pake di satu sekto yaa bandwith di share .
WiMAX bisa lebih dari itu ;)
Tapi tergantung kebutuhannya, karena sekarang belum ada device
--- Adjie [EMAIL PROTECTED] schrieb:
heheh itu teori pak;
kalau make HSDPA baru bisa sampe segitu, itu pun
tergantung dengan banyak
nya sektor yang di pakai, karena base effort yaa
kalau banyak yang pake di
satu sekto yaa bandwith di share .
WiMAX bisa lebih dari itu ;)
Tapi
On 5/2/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)
Tidak sepenuhnya besar.
Kalau di Indonesia, XXX ini dapat dipenuhi kebutuhannya dengan
membeli langsung DVD yang isinya XXX.
Sementara di luar negeri susah :)
Jadi
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
setuju
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal.
yang ini benar sekali.
dulu pernah diskusi dengan orang dari taiwan. dia bilang traffic
lokal mereka tinggi
Oskar Syahbana wrote:
Sepupu saya pernah menyarankan untuk tarik bandwith sendiri dari luar
negeri pake parabola (eh.. namanya apa gitu...). Biaya yang dibebankan
akan jauh lebih murah. Hanya satu permasalahannya, hal itu secara
regulasi illegal.
1. Soal legal tidaknya kan barusan jadi
On 5/1/2006 at 10:53 AM Oskar Syahbana
wrote:
On
5/1/06, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
client2
saya juga menemui masalah yang sama:-(mereka butuh
Internet agar bisa kompetitif di pasar INTERNASIONAL (kadin, depkominfo -
you hear me ?), tapi pada gigit jari begitu
--- Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] schrieb:
pada ujung2nya, kalau mau murah secara merata,
memang harus pemerintah yang investasi deh
sepertinya.
tarik beberapa pipa gede dari beberapa backbone,
lalu jual ke ISP-ISP.
tapi mungkin APJII perlu dibubarkan dulu, supaya
jangan jadi kartel
Estananto wrote:
--- Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] schrieb:
Investasi backbone memang harus dilakukan pemerintah,
tapi lagi2 di sini masalahnya. Sekarang debat APBN
bisa sangat berlarut2 dan those dd politicians are
very happy with this. Cina di proyek backbone CN2
membagi 4 wilayah
very happy with this. Cina di proyek backbone CN2membagi 4 wilayah Cina untuk Juniper, Cisco, Alcatel,
dan tentu saja Huawei. Menarik kan, bagaimana Ciscodan Huawei yang beberapa waktu yang lain perang gara2
hheee ini sich sudah biasa
patent infringement bisa ngerjain proyek yang sama(walaupun
Adjie wrote:
Seingat saya dulu (sekitar tahun 2000) Telkom pernah ada proyek bikin
jaringan backbone ngga tahu kelanjutannnya.
Buat anak kos, gak perlu yang macem-macem kok Mas Adjie. Dengan tawaran
Telkoom (ngikutin tips sukses Mas Koen), berinternet di akhir pekan
cuma Rp100/menit dengan
Buat anak kos, gak perlu yang macem-macem kok Mas Adjie. Dengan tawaranTelkoom (ngikutin tips sukses Mas Koen), berinternet di akhir pekan
cuma Rp100/menit dengan dial-up. Cukuplah, gak perlu jauh-jauh main ke
hmm jadi mungkin Zaki, adalah representasi dari kalangan yang
menggunakan Internet
gratuit, karena kalau pas hari libur di indo, pasti ngga OL di YIM
atau
aktif ngimel hehehehe. Kadang kepikiran juga sich ada yang mau bikin WiMAX,
3G, 4G di indo, pertanyaan mendasar... berapa persen bakalan di gunakan sama
kalau regulasi wimax di yurep bagaimana mas adjie ?
apakah nantinya
On 5/2/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ya, dengan bayar mahal yaa harus hemat and effesien, karena mahal tadi. jadi
pernah saya bikin survey kecil-kecilan dari pengguna internet di Indonesia
98% itu make internet di Kantor atau di kampus yang tentunya free alias
gratuit, karena kalau pas
Sekarang lagi rame dibahas ijin labuh satelit, dimana
banyak operator dan ISP yang menggunakan satelit tanpa ijin.
Tapi kalau pakai ijin semua ... harga lebih mahal.
Nah lho. kok?
Katanya karena ada pajak ini dan itu. Aduh :( :(
-- budi
Zaki Akhmad wrote:
Buat anak kos, gak perlu yang macem-macem kok Mas Adjie. Dengan tawaran
Telkoom (ngikutin tips sukses Mas Koen), berinternet di akhir pekan
cuma Rp100/menit dengan dial-up
anak kost, tapi punya copper line PSTN? Wah kok kayaknya mutually
exclusive...heheh, just kidding.
On 4/29/2006 at 4:34 PM Estananto wrote:
Hari ini ada kawan yang menyapa lewat YM. Dia ingin
menyetup broadband untuk perusahaannya yang bergerak
di bidang konstruksi. Inilah dia hasil surveynya:
512kbps (dedicated) 38 juta per bulan, belum termasuk
Telkom. Approx. US$4000!
384kbps (adsl,
On 5/1/06, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
pada ujung2nya, kalau mau murah secara merata, memang harus pemerintah yang
investasi deh sepertinya.
tarik beberapa pipa gede dari beberapa backbone, lalu jual ke ISP-ISP.
Kalau dibuat oleh pemerintah, nanti bisa jadi mahal. he3x. *lirik2
On 5/1/06, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
client2 saya juga menemui masalah yang sama:-(mereka butuh Internet agar bisa kompetitif di pasar INTERNASIONAL (kadin, depkominfo - you hear me ?), tapi pada gigit jari begitu tahu biayanya.akhirnya ada beberapa solusi alternatif yang saya
41 matches
Mail list logo