IJANARKO
Sent: Thursday, January 19, 2006 10:20 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Manthiq yang menthok , apa betul ?
Soal atau masalah penafsiran...hm...ilmu kita itu sudah sejauh apa sich ? koq
bicara soal menafsirkan Al Qur'an, kan Hadis sudah ada, kalau b
Pak Oman,
Alhamdulillah sekarang sehat, alhamdulillah pula sebelumnya tidak bisa
nge-net karena Allah memberi saya kesempatan untuk lebih menyadari nikmat
yang berupa kesehatan. Biasa, ketika ke pasar tradisional mencari sayuran
segar, tergoda rujak - rujak yang bumbunya langsung dibuat sesuai sel
FatHa
Sent: Friday, January 20, 2006 2:02 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Manthiq yang menthok
Mungkin yang saya sampaikan ini hanya sebuah pengalaman yang tidak bisa
mewakili ribuan pesantren yang ada. Demikian juga, tidak memberikan
tanggapan terhadap Man
utama pengajaran
pesantren, tetapi dengan berbagai variasi mazhab, pengembangan, dan
masalah-masalah aktual.
Demikian sekadar bagi-bagi pengalaman dan pandangan,
Wassalam
Aman
- Original Message -
From: "oman abdurahman" <[EMAIL PROTECTED]>
To:
Sent: Thursday, January 19
Kang Ustadz,
Rasa hormat yang tulus dari lubuk hati saya sampaikan kepada panjenengan yang
telah dengan ikhlas menjadi insan yang penting berperan dalam Lokakarya yang
panjenenangan sebutkan.
To the point Kang Ustadz, saya Insya Allah tidak akan menuduh Kang Ustadz
melchkan terhadap
Mas Sutiyoso yang baik,
Jawaban singkat saja ya terlebih dahulu (sebelum jawaban panjang yan entah
akan ada atau tidak, ma'lum bukan profesionalm milister),
Monggo mas, sama-sama, sim kuring ("saya" dalam basa Sunda halus/formal)
mohon maaf mas.
Sama sekali saya tidak bermaksud melecehkan pa
Kang Oman,
Nyuwun pangapunten.
Kasihan banget dech para Kyai yang dengan ikhlas dan sabar mengajar ilmu
Islam kepada para muslim dan muslimah, mereka dengan suka rela dan "gratisan"
dakwah kepada umat manusia.
Saya bukan santri, tapi waktu jaman belia dulu saya suka " kluyuran "
Mbak Aisha...apa kabara? sudah lama tidak berdiskusi nih. Makasih ya
komentarnya.
Iya, saya kira salah satu penyebabnya adalah budaya illeterete yang masih
dominan. Penyebab lain, belum dimilikinya (hehehe kayak bahasa pejabat
alumni kursus dinas: tercapainya, dimilikinya, dst) sikap the open-mind
Pak Oman,
Apakah ini berkait dengan budaya lisan/verbal dibanding budaya tulisan yang
senang dengan dongeng2, jadi cerita tentang orang2, akibatnya ketika
ngobrolin tentang agamapun berkutat dengan cerita 'orang'nya bukan
'pemikiran'nya - ketika ditanya pemikiran2 yang mungkin dianggap salah-pun
or