Precedence: bulk


DEMO  FKSMJ  DIBALAS  DEMO  SATGAS GOLKAR

        JAKARTA (SiaR, 10/6/99), Sekitar 30 orang yang menamakan dirinya
Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat),  sekitar pk 11.30 wib, Rabu (9/6) lalu
mengadakan aksi di Gedung KPU. Mereka  membentangkan spanduk dan poster yang
berisi tuntutan agar pengumuman hasil penghitungan suara dipercepat. Sebuah
poster besar yang mereka bawa bertuliskan, "Cara kerja KPU lambat?"
 
        Uniknya, seragam para demonstran itu sama. Mereka mengenakan uniform
yang mirip seperti pasukan TNI, hanya saja warna seragamnya hitam-hitam. Di
bagian lengan mereka tampak simbol PEKAT, dengan tulisan "Divisi I". Sedang di
bagian dada tertulis nama masing-masing anggota. Seusai aksi 15 menit, tanpa
dialog mereka meninggalkan KPU secara tertib dan berbaris rapi setelah
menyerahkan pernyataan. 

        Menurut sebuah sumber SiaR, satgas tersebut adalah orang pilihan dari
satgas Golkar , Pendekar Banten dan pesilat  Barisan Daulat Rakyat (BADAR) ormas
pesilat dari Partai Daulat Rakyat (PDR). 

        Menurut sumber tersebut, pola-pola aksi ini untuk mempertegas pernyataan
Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung agar KPU mengolah data secara lebih cepat
seperti hasil yang diperoleh Badan Pemenangan Pemilu (BAPPILU) Golkar yang
men-claim telah mengolah data sebanyak 30% dari jumlah pemilih dibanding KPU
yang baru 2%.
 
        Sejumlah pihak menghubungkan aksi Pekat ini dengan aksi mahasiswa sehari
sebelumnya. Yaitu terjadinya demo 70 mahasiswa anggota Aksi Forum Komunikasi
Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta
(FKMIJ), Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Bogor (FKMIB) dan Kesatuan Aksi
Mahasiswa Universitas Mercu Buana (Kam UMB). Mereka berunjuk rasa di depan
Gedung KPU pada Selasa (8/6). 

        Keempat organisasi yang melebur dalam Majelis Reformasi Total (MRT) ini
mempersoalkan  rekayasa politik Golkar yang membuat partai beringin itu masih
tetap bercokol serta kecenderungan pemilih di sejumlah kompleks militer
mendukung partai status-quo. 

        MRT menuding Pemilu 1999 lebih merupakan sebuah upaya melanggengkan
status quo rezim Orba melalui proses konstitusinal. Hal ini terlihat dengan
masih digunakannya cara-cara lama yang pernah dilakukan rejim Soeharto. Antara
lain seperti "politik uang", politik adu domba dan isu SARA. Hal itu berakibat
kian jauhnya cita-cita reformasi dari realita yang selama ini diinginkan rakyat.
MRT menyerukan agar partai reformis segera melaksanakan  agenda reformasi total
yang terdiri atas tujuh butir: yakni tangkap dan adili Soeharto, cabut peran
sospol dan kekaryaan ABRI, stop dan usut pembantaian rakyat sipil, berantas KKN,
pertahankan negara kesatuan RI, laksanakan otonomi daerah dan segera perbaiki
ekonomi rakyat. 

        Menutup aksi tertib yang digelar selama setengah jam, MRT menggelar
spanduk putih dengan tulisan merah berbunyi "Pemilu Telah Usai Jangan Lupa
Penjarakan Soeharto!"***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke