Precedence: bulk


DAVID XIMENES:" WIRANTO HARUS TAHU DIRI"

        DILI (MATEBEAN, 18/6/99), Pelaksana Harian CNRT Timtim David Diaz
Ximenes mengatakan Falintil tidak pernah mau melakukan gencatan senjata dengan
milisi pro-otonomi. Falentil berjuang selama 23 tahun di hutan, bukan
melawan milisi, tetapi melawan invasi sepihak tentara Indonesia ke Timtim. 

        "Kami hanya bisa meletakkan senjata, kalau TNI ditarik dari Timor Timur.
Sebenarnya Pak Wiranto harus tahu itu, harus tahu diri. Bukan saja Pak Wiranto
tetapi pemerintah Indonesia itu harus merasa dirinya bahwa mereka itu melakukan
invasi. Tak usah arogan. Mari kita menyelesaikan masalahnya dengan menelanjangi
diri bahwa kesalahan terletak di mana, ya kita selesaikan lah. Kalau andaikata
ada orang Jepang invasi ke Indonesia, mau enggak beliau-beliau itu? Ndak mau
kan? Ya sama dengan orang Timtim. Itu invasi kok," katanya.

        Menurutnya masalah pelucutan senjata yang digembar-gemborkan
Indonesia itu, harus terlebih dahulu dibicarakan dan Indonesai harus melihat
latar belakang adanya Falintil. Sebabnya, katanya,  Falintil ada bukan
karena adanya milisi, tapi sebaliknya Falintil itu sudah berjuang selama 20
tahun lebih karena
adanya invasi Indonesia. Adaikata Falintil harus meletakkan senjata, bagaimana
dengan tentara Indonesia yang masih ada di Timtim.

        "Kalau TNI-nya sudah ditarik dari Timtim saya kira orang Timtim bisa
berdamai. Karena yang merekayasa semua itu adalah TNII, karena TNI kan
arogan. Tanpa TNI justru akan jadi aman. TNI-nya yang tukang kacau di
sinilah. Bagi senjata kiri kanan, karena sudah hampir out (keluar -red.) ya
mulai dia main," katanya.

        David mengatakan walau pun badan PBB seperti UNAMET sudah resmi
beroperasi di Timtim, tapi berbagai kasus kekerasan terus terjadi di Timtim,
seperti pemerkosaan, pembunuhan dan lainnya. Para milisi terus melakukan
operasi serta melakukan tindakan biadab dengan memperkosa istri dari
kelompok pro-kemerdekaan. 

        "Di Kailaku, di Bobonare terjadi perkosaan. Di Ulumera Liquica, istri
orang CNRT dikumpulkan menjadi pelacur dan dipaksa untuk melayani para milisi
dan tentara. Tim PBB yang mendengar laporan itu dan mengeceknya ke sana.
Malahanm mereka  memindahkannya. Sehingga bagaimana ya? Indonesia yang tadinya
berjanji akan memberikan keamanan justru sebaliknya, dia menjamin keamanan demi
interesnya. Nah itulah munafiknya," ujarnya.

        Khusus di Kota Dili, menurut David, memang terlihat relatif aman, tapi di
daerah-daerah keadaannya justru makin tegang karena adanya operasi yang
dilakukan oleh para milisi.  Serta terlihat bahwa tentara Indonesia juga
gencar melakukan operasi tapi memakai topeng milisi.

        "Kami mengharapkan kepada PBB bahwa kayaknya Indonesia tidak ada
kemauan baik untuk menyelesaikan masalah Timor Timur. Janji mereka untuk
memberikan keamanan, itu tidak berhasil, sebabnya polisi sedang berimplikasi
dengan milisi-milisi dalam beroperasi terhadap rakyat Timor Timur. Itu
misalnya kemarin baru rakyat Timor Timur yang di hutan, itu membebaskan dua
orang, satu adalah polisi Indonesia satu adalah besi merah putih. Hingga di
sini fakta-faktanya menunjukkan bahwa polisi itu tidak bisa netral di Timor
Timur," katanya.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke