Precedence: bulk


MAHASISWA BANGUN OPOSISI TERHADAP PEMERINTAHAN BARU  

        JAKARTA (SiaR, 22/6/99), Ketidak-beresan pelaksanaan pemerintahan
membuat mahasiswa di berbagai kota mengancam akan meledakkan Barisan Oposisi
Mahasiswa (BOM). Setidaknya hal ini tergambar saat sekitar sekitar seratus
mahasiswa anggota BOM mendatangi KPU Senin (21/6) kemarin.

        Aksi yang berlangsung tepat pukul 11.00 WIB ini bukan hanya sesaat
memecahkan keruwetan penghitungan suara nasional di Gedung Komisi Pemilihan
Umum (KPU), Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tapi juga menarik perhatian
kalangan politisi dan partai politik. 

        "Siapapun yang nanti memegang kekuasaan, mahasiswa akan menjadi
oposisi," ujar Gunawan, Sekjen Presidium Mahasiswa Universitas Trisakti
mewakili BOM.

        Dalam pernyataannya, BOM menyatakan bahwa Pemilu yang jurdil
dipercaya sebagai pelembagaan demokrasi dengan meletakkan kedaulatan rakyat
dan supremasi sipil pada posisi yang tertinggi. Pemilu juga diharapkan dapat
menghasilkan wakil-wakil rakyat yang terpercaya untuk meciptakan
pemerintahan yang efektif. Namun pemilu juga dapat menjadi pintu kembalinya
aneka kekuatan, nilai dan gaya Orde Baru yang justru hendak disudahi gerakan
reformasi.

        Menurut Gunawan, massa mahasiswa akan datang secara bergelombang.
"Puncaknya di atas pukul 12.00," ancam Gunawan. Sementara sekitar tiga puluh
pasukan anti huru-hara Polri sudah berjaga-jaga di sekitar Gedung KPU. 

        Sambil berorasi, para  mahasiswa mulai mengeluarkan sejumlah "bom" yang
terbuat dari gulungan kertas putih lengkap dengan sumbunya. "Apabila
pemerintah baru tidak menjalankan enam visi reformasi ini, maka bom ini akan
kita ledakkan," seru seorang mahasiswa dari ITB. 

        Setelah aksi sekitar 1 jam akhirnya rombongan mahasiswa itu menutup
aksi dengan melemparkan bom yang terbuat dari gulungan kertas putih dengan
sumbunya menyala ke Gedung KPU.

        Aksi BOM kali ini diikuti oleh gabungan mahasiswa dari sejumlah
perguruan tinggi di  Jawa. Antara lain Universitas Trisakti, Universitas
Gajah Mada, Universitas Indonesia, IKIP Jakarta, STAN, Universitas
Diponegoro, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Jayabaya, Universitas
Mercubuana, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Sekolah Tinggi Majanemen Labora, IKIP Yogyakarta, IISIP Jakarta dan STEI
Trianandra.

        "Nantinya akan diperluas dengan melibatkan seluruh perguruan tinggi
se-Indonesia," ujar  Gunawan.

        BOM pada kesempatan tersebut menyampaikan 3 hal. Yaitu, pertama, tidak
mempercayakan dan menyerahkan arah reformasi kepada siapa pun. Ke dua,
menjadi kantong oposisi demokratik terhadap rejim apa pun yang terbentuk dan
anti reformasi, ditandai dengan tidak dijalankannya enam visi reformasi:
yaitu mencabut fungsi politik dan kekaryaan TNI, mengadili Soeharto dan
kroninya untuk menegakkan supremasi hukum, melakukan reformasi
konstitusional dengan mengamandemen UUD '45, mengembangkan otonomi daerah
seluas-luasnya, membangun budaya demokrasi yang sehat dan meminta
pertanggungjawaban lembaga dan personal pendukung Orde Baru beserta
reinkarnasinya. Ke tiga, mengajak kepada segenap elemen mahasiswa dan rakyat
untuk menegaskan posisinya sebagai kekuatan penyeimbang dalam menjaga dan
mengawal proses reformasi.***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke