Precedence: bulk


PHK 3 ORANG BURUH, GUDANG GARAM DIDEMO.

        SURABAYA (SiaR,22/6/99). Karena tiga orang buruh di PHK, maka
sekitar 2000 buruh perusahaan rokok terkemuka Gudang Garam di Waru Sidoarjo,
Jatim, melakukan aksi mogok kerja. Aksi pun berlanjut ke kantor DPRD Jatim
di Surabaya. Mahasiswa ABRI/ Aksi Bersama Rakyat Indonesia mendampingi buruh
tersebut.

        Semula, aksi yang berlangsung Senin (21/6) itu diikuti oleh sekitar
2000 karyawan Gudang Garam di Waru, Sidoarjo sekitar pukul 8.00 WIB. Mereka
menuntut dua hal. Pertama, minta dipekerjakan kembali tiga rekannya yang
telah di PHK oleh perusahaan. Kedua, mereka menuntut agar dinaikkan upahnya
sebesar Rp 150 ribu perbulan untuk semua tingkatan mulai dari upah terendah
sebesar Rp 80 ribu per bulan.

        Upah yang sudah kurang sesuai ini dipersoalkan oleh para aktivis
buruh karena buruh mendengar berita bahwa keuntungan tahun lalu sedikitnya
Rp 1,1 Trilyun. Bahkan seorang sumber SiaR mengemukakan bahwa PT Gudang
Garam dapat membagikan deviden Rp260 per lembar saham. Hal itu yang
menyebabkan buruh menuntut lewat demo. 
Sumber tersebut menguraikan, pada 31 Desember 1998 perusahaan itu mengalami
kenaikan sebesar 23% dari tahun 1997 yang hanya Rp 906 Milyar. " Sekitar 45%
atau sekitar Rp 500,262 miliar kami bagikan kepada dividen sebagai pemegang
saham" ujar Heru Budiman, selaku Coorporate scretary Gudang Garam usai RUPS
di hotel Shangrila, Sabtu (19/06).   

        Agaknya aksi tersebut tidak diperkirakan oleh pihak PT Gudang Garam
saat mem-PHK tiga orang buruhnya, karena buruh dalam aksinya juga didampingi
oleh mahasiswa dan PPBS (Pusat perjuangan Buruh Surabaya).

        Dalam aksi itu awalnya terjadi dialog antara perwakilan buruh dengan
pihak manajemen. Namun, dialog itu menjadi deadlock karena tak ditemukan
kata sepakat. Meski dihadiri oleh  para aktivis mahasiswa yang berasal dari
ABRI (Aksi Bersama Rakyat Indonesia) dan PPBS (Pusat Perjuangan Buruh
Surabaya) pembicaraan pun tetap buntu. Konon perusahaan kian mendapat alasan
bahwa mereka tak bisa memenuhi tuntutan mereka semua. Antara lain tuntutan
tambahan itu adalah hapus Dwifungsi ABRI dan hapuskan SPSI yang memihak
perusahaan. 

        Lantaran tak dicapai kesepakatan itu, maka sekitar 600 karyawan
Gudang Garam Waru, Sidoarjo, Jatim itu pun meluncur ke kantor DPRD Tingkat I
Jatim dengan puluhan Bus Damri dan sepeda motor.

        Mereka juga membawa poster dan spanduk merah yang antara lain
berbunyi: PPBS tuntut cabut dwifungsi, Naikkan upah buruh 100 persen, Daulat
di tangan buruh, dan Buruh bersatu tak bisa dikalahkan. Dalam poster juga
tampak tulisan 'Bubarkan manajemen yang sewenang-wenang'.

        Sampai dengan pukul 11.30 WIB para buruh belum diterima oleh anggota
komisi E yang membawahkan bidang kesejahteraan rakyat. Menurut penerima tamu
DPRD, Ketua Komisi E DPRD Jatim Asmino tak ada di tempat. Akibatnya halaman
kantor DPRD penuh sesak oleh pendemo.

        Para pendemo sebagian memakai seragam hijau-hijau gelap, dan
coklat-coklat muda. Mereka mengancam bila sampai dengan hari ini tuntutannya
tak dipenuhi, akan mogok kerja selamanya. Agaknya pemogokan buruh seperti
kasus Mayora akan makin banyak terjadi di Tanah Air *****


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke