Precedence: bulk


>Date: Sun, 20 Jun 1999 16:11:22 +1000
>From: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: ISTIQLAL ()# ELITISME KAMPANYE PEMILU DAN KELAS MENENGAH
(AKTIVIS PARTAI)

Salam setara dan demokrasi,

Saudara Suwalu, saya setuju dengan ANda memang sungguh benar kalau 
kampanye pemilu 1999 belum menempatkan rakyat sebagai pemegang 
kedaulatan. Saya cermati, sebagai contoh agrarian reform belum 
menjadi isu pokok dalam pemilu kita. Padahal kalau di Filipina dan 
India, kalau partai2 tidak menjadikan agrarian reform sebagai isu 
pokok tidak bakalan dapat suara. Kalaupun ada yang membicarakan soal 
tanah, masih pada hal yang artificial belum menyangkut perubahan 
struktural (jangan2 banyak aktivis partai yang kena kalau ada 
agrarian reform, merugikan kelas menengah ke atas).

Nah memang kelas menengah (para aktivis partai yang katanya 
reformis) Indonesia ini masih sangat elitis. Masih bicara atas nama 
rakyat, belum bersama rakyat. Saya jadi ingat kata2 Jeffrey Winters 
yang bilang kelas menengah Indonesia adalah kelas menengah yang 
paling dimanja di dunia dan siap untuk menang tapi tidak siap untuk 
berkurban, masuk penjara, ditangkap bahkan dibunuh (paling tidak 
cuma PRD dan PUDI serta PBN (Muchtar?) dari kalangan partai yang siap 
untuk berkorban). Serta diluar mereka para aktivis dari PIJAR 
dan AJI misalnya serta aktivis Ornop lainnya yang dalam jajaran pro-
demokrasi (tapi bukan mereka yang sudah menyebrang ke kubu statusquo 
seperti Jumhur dan HAriman misalnya).

Amin Rais, Mega dan Gus Dur, masih elitis. Kapan mereka mau bergabung 
dengan mahasiswa berani, sungguh berani (bukan belakang kayak AR di 
Senayan tahun lalu). 

Jadi itulah...kita masih harus terus berjuang. Saya salut atas 
tulisan Anda, selama ini singkat dan jelas.

Dalam solidaritas,

Damairia Pakpahan

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke