Precedence: bulk MARZUKI KESAL PADA TIM SUKSES HABIBIE JAKARTA (SiaR, 2/7/99), Kegiatan Tim sukses Habibie mulai dirasa merepotkan oleh pihak DPP Golkar. Khususnya kubu Akbar Tanjung. Manuver tim yang dimotori mantan aktivis dr Hariman Siregar tersebut disinyalir merupakan upaya untuk melempangkan jalan Habibie jadi presiden ke-4 melalui berbagagai cara. "Tim sukses Habibie mulai merepotkan DPP Golkar, karenanya masalah ini perlu diklirkan. Jika tidak, itu akan mengganggu upaya DPP untuk memperjuangkan Habibie di SU MPR nanti ," ancam Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Marzuki Darusman, di Jakarta (29/06). Menurut sumber SiaR, kekesalan pihak DPP tersebut lantaran manuver Tim Sukses tersebut bekerja tanpa koordinasi sama sekali dengan pihak DPP, hingga banyak anggota DPP dari kelompok Akbar Tanjung merasa terinjak oleh manuver tim yang menghalalkan segala cara itu. Marzuki Darusman menyatakan, "DPP Partai Golkar tidak membentuk tim sukses untuk menggolkan pencalonan Habibie menjadi presiden dalam Sidang Umum MPR mendatang. Jika sekarang ada tim sukses, maka itu dibentuk secara pribadi oleh Presiden Habibie." Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Marzuki Darusman mengemukakan hal tersebut di Jakarta, Selasa (29/6) lalu menanggapi beredarnya informasi bahwa telah ada tim sukses untuk menggolkan Habibie jadi presiden periode lima tahun mendatang. Sejumlah nama yang disebut-sebut berada dalam tim tersebut adalah Andi Matalatta, Marwah Daud Ibrahim, Freddy Latumahina, Laode Kamaludin, Hariman Siregar serta beberapa tokoh lainnya. Namun Andi Matalatta yang merupakan anggota Golkar dari kelompok Habibie ketika ditanya soal tim sukses itu mengatakan tidak tahu-menahu. "Hanya saja," katanya, "jika ada orang-orang bertemu kemudian ingin memperjuangkan Habibie, ya, wajar-wajar saja." Marzuki Darusman sendiri mengatakan, "Jika ada tim suksesnya Pak Habibie dan kebetulan sebagian anggotanya orang DPP, mereka bertindak atas nama pribadi dan bukan atas nama DPP." Menurutnya Golkar tak perlu membuat tim sukses dalam rangka memperjuangkan Habibie jadi presiden. "Selama Habibie tetap jadi capres Partai Golkar maka tim suksesnya adalah DPP pimpinan Akbar Tanjung," tegasnya. Dengan adanya tim sukses di luar DPP, bisa timbul kesan ada ketidakpercayaan terhadap DPP Golkar dalam memperjuangkan Habibie menjadi presiden dalam SU MPR mendatang. Andi Matalatta beranggapan, adalah tugas organisasi untuk menggolkan Habibie menjadi presiden karena Habibie masih menjadi capres dari Partai Golkar. Jadi bukan tugas orang per orang. Namun ia menganggap wajar saja jika ada kelompok lain di luar itu berjuang mengegolkan calon presidennya. "Sama seperti Soeharto dulu. Kan PPP, PDI waktu itu juga memperjuangkan Soeharto sebagai presiden. Jadi tidak hanya melalui jalur Golkar. Bisa saja ada yang ingin membantu dia. Bagi saya itu positif," kata Andi sambil menambahkan hal-hal seperti itu akan memudahkan Golkar dalam menggolkan aspirasinya. Peta perpecahan kubu di Golkar sendiri adalah sebagai berikut: KUBU HABIBIE: Agung Laksono (ketua), Theo L Sambuaga (ketua), Fahmi Idris (ketua), Adi Sasono (ketua, dipecat), Abdul Gafur (ketua), Freddy Latumahina (ketua), M Irsyad Sudiro (ketua ), Marwah Daud Ibrahim (ketua), Slamet Effendi Yusuf (ketua), Tuswandi (sekjen), Andi Matalatta (wakil sekjen), Fadel Muhamad (bendahara), Manimaret (wakil bendahara), Jimly Ashidiqqie (koordinator humas dan media), Yasril A Baharudin (departemen hubungan luar negeri), Ibnu Munzir (departemen cendakiawan dan iptek), Priyo Budi Santoso (departemen humas dan media). KUBU AKBAR TANJUNG. Akbar Tanjung (ketua umum), Rambe Kamrul Zaman (ketua), Marzuki Darusman (wakil sekjen), Syamsul Muarif (wakil sekjen), Mahadi Sinambela (wakil sekjen), GPH Joyokusumo (wakil sekjen), Irish I Murti (wakil bendahara), Setya Novanto (wakil bendahara), MS Hidayat (wakil bendahara), Herman Widayananda (departemen pemenangan Pemilu), M Yahya Zaini (departemen OKK), M Ali Yahya (departemen humas), Tubagus Haryono (koordinator perundang-undangan), Ferry M Baldan (koordinator departemen pemuda), Muchyar Yara (Dep Hukum dan perundang- undangan). Menurut sumber SiaR, adanya tim sukses dikarenakan Habibie sewot pada kubu Akbar karena perolehan suara yang jeblok. Sementara itu posisi partai sekoci Golkar seperti Partai Republik dan Partai Daulat Rakyat juga hancur. Akibatnya, Habibie menginginkan adanya Munaslub dengan tujuan mendongkel kursi Akbar Tanjung. Mendengar kabar tersebut Ketua Umum DPP Golkar , Akbar Tanjung merasa kaget, akan dibuang kubu Habibie. Konon yang dipersiapakan untuk mengganti Akbar adalah Muladi atau Agung Laksono. Mendengar skenario tersebut, konon Akbar sampai sowan ke beberapa tokoh sepuh Golkar seperti Pak Said, sesepuh Golkar di Jawa Timur, Sarwono Kusuma- atmaja dan Pak Sulastomo (mantan ketua umum HMI). Konon dalam pertemuan tersebut Akbar menangis sesenggukan, menceritakan skenario itu. Tampaknya tim sukses yang mempunyai dana sebesar Rp 42 trilyun tak mau koordinasi dengan kubunya, itu juga yang membuatnya sedih.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html