Precedence: bulk


ENAM RELAWAN TIM KEMANUSIAAN PENGUNGSI TIMTIM SELAMAT

Stt, 7 Juli 1999

Enam relawan Tim Kemanusiaan pengungsi Timtim yang dinyatakan hilang saat
diserang milisi pro-integrasi dari Besi Merah Putih (BMP) di Liquica Minggu
(4/7) lalu sudah kembali dalam keadaan selamat. Namun, seorang relawan
bernama laurentino Soares (sopir truk Etadep) mengalami luka bacok di
kepala. Korban kini tengah dirawat di RS Militer Wira Husadai, Dili.

Dari sejumlah itu satu di antaranya seorang pengungsi Sare, Kecamatan
Maubara, Kabupaten Liquica, bernama Jose Mano (70), yang ikut dalam
rombongan misi kemanusian sudah kembali setelah dinyatakan hilang dalam
insiden Liquica.

Kembalinya keenam relawan Tim Kemanusiaan pengungsi Timtim itu diungkapkan
oleh para pimpinan LSM Dili, masing-masing, Aniceto Guterres Lopes (ketua
Yayasan HAK), Gilman Santos (Yayasan Etadep), Gil da Costa (Caritas Dili),
Yosefus Luan (yayasan Kasimo), Jose Antonio Neves (Yayasan Timor Aid) dan
Jose Luis de Oliveira (Posko Bantuan Darurat), dalam jumpa pers di kantor
Yayasan HAK Dili, Selasa (6/7).

Jumpa pers yang dihadiri puluhan wartawan dalam dan luar negeri itu, keenam
LSM mengeluarkan pernyataan bersama tim kemanusiaan untuk pengungsi Timtim.
Menurut mereka, keadaan pengungsi di Timtim semakin hari semakin memburuk
bahkan banyak yang mati karena sakit dan kelaparan. Bukan hanya itu, mereka
diintimidasi dan teror, kehilangan rumah karena dibakar. Sedikitnya 15 orang
meninggal di Sare dan 70 orang meninggal di Faulara karena sakit dan
kelaparan.

Melihat kondisi itu, beberapa organisasi nonpemerintah di Dili berinisiatif
melakukan sebuah misi kemanusiaan bersama bagi para pengungsi tersebut dan
realisasinya pada Jum'at (2/7) lalu. Organisasi nonpemerintah itu membawa
bantuan kemanusiaan berupa 25 ton beras, alat masak-memasak, obat-obatan,
garam, gula dan kebutuhan lainnya untuk dibagikan kepada para pengungsi di
Sare (4.200 orang) dan di desa Faulara (3.500 orang). 

Para pengungsi itu berasal dari Desa Guicu, Lisadila, Maubaralisa,
Vaviquenia dan Liquica Kota. Mereka mengungsi ketika milisi BMP melakukan
penyerangan di pastoran Liquica, pada April lalu.

Dalam memberikan bantuan kemanusiaan itu, kata Aniceto, misi kemanusiaan
tidak harus meminta ijin pada pihak kepolisian di Timtim, karena misi itu
tidak melihat masalah politiknya, akan tetapi melihat dari sisi kemanusiaan.

"Karena bantuan kemanusiaan itu dilakukan dengan keikhlasan hati, maka kami
tidak perlu meminta ijin kepada siapa-siapa. Tetapi, sebelumnya kami sudah
berusaha menyampaikan misi kami kepada pihak kepolisian dan pemerintah
daerah setempat," katanya.

Mereka minta agar pihak kepolisian bertanggungjawab atas kasus penyerangan
BMP di Liquica. Karena polisi dinilai lamban menangani kasus tersebut,
padahal kejadian itu tidak jauh dari pos polisi. Polisi menurut Gilman
Santos, tidak melindungi misi kemanusiaan dan UNAMET.

Menurut Aniceto, tindakan penyerangan terhadap misi kemanusiaan dan UNAMET
bidang kemanusiaan adalah kasus kriminal. Karena itu, pihak kepolisian harus
mengambil tindakan tegas terhadap pelakunya tanpa memihak kepada kelompok
mana pun. Selain itu, mereka mendesak agar pihak kepolisian mengungkap
oknum-oknum yang bermain di balik kasus itu. "Siapa pun orangnya harus
diproses secara hukum," tegasnya.

Sementara itu, Pastor Fransisco Barreto dari Caritas  Dili mengatakan bahwa
bantuan kemanusiaan itu diberikan kepada mereka yang membutuhkan tidak ada
kaitan dengan masalah politik." "Apakah salah kalau kita memberikan bantuan
kepada sesama kita yang lagi menderita sakit dan kelaparan," katanya.

Kecam Milisi Pro-Integrasi
Dalam pernyataan bersama tim kemanusiaan untuk pengungsi itu, mereka
mengecam kelompok milisi yang telah melakukan teror dan intimidasi serta
pembakaran rumah-rumah penduduk selama ini. Mereka juga mengecam tindakan
brutal para milisi BMP terhadap tindakan kemanusiaan di Liquica.

Mereka juga mengecam sikap polisi Indonesia terutama mereka yang bertugas
di Polres dan Polsek Liquica, yang sengaja membiarkan kejadian itu
berlangsung di depan mata mereka tanpa mengambil tindakan konkrit untuk
mencegah terjadinya insiden tersebut.

Sebelumnya, Kapolda Timtim Kolonel Pol. Drs. GM Timbul Silaen mengatakan,
bahwa pihaknya sedang melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap kasus
itu. Kendati begitu, ia juga mempertanyakan tembakan yang datang dari arah
rombongan misi kemanusiaan yang melukai dua orang anggota BMP. Apalagi,
ditemukan senjata rakitan di dalam mobil UNAMET. (014/008)

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke