Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 25/II/25-31 Juli 99
------------------------------

AMBISI WIRANTO DI PANGGUNG POLITIK

(POLITIK): Wiranto diperkirakan bakal dapat posisi lebih tinggi pasca
pemilu. Untuk dampingi Megawati, Habibie atau ada ambisi lain?

Seorang pimpinan punya wakil, itu biasa dalam organisasi. Tapi seorang
Panglima ABRI punya wakil, itu jarang terjadi di Indonesia. Apalagi
pemilihannya dilakukan beberapa bulan menjelang Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat (SU-MPR). Dan itulah yang terjadi, Laksamana Widodo
AS beberapa hari lalu (17/7) resmi dilantik menjadi Wakil Pangab setelah
diambil sumpah jabatan oleh Presiden BJ Habibie di Istana Negara, Jakarta.

Berbagai spekulasi pun mengiringi proses pelantikan itu. Semuanya bermuara
pada persoalan politik. Pengamat politik yang juga mantan Gubernur Lemhanas,
Letjen (purn) Hasnan Habib menilai, pengangkatan Widodo AS ada kaitannya
dengan situasi keamanan dalam negeri belakangan ini. Wiranto dianggapnya
kewalahan menangani situasi keamanan yang berkembang seperti di Aceh dan
Timor Timur. Namun, banyak pihak terlanjur percaya, pengangkatan wakil
Pangab itu adalah upaya melapangkan jalan Wiranto menuju kursi wapres.

Mengapa Widodo AS, mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) yang dipilih? Jelas,
bahwa Widodo AS adalah kepercayaan Wiranto. Dalam berbagai masa sulit,
pasukan TNI AL yang dipimpinnya senantiasa dapat diandalkan. Sebab, terbukti
sangat efektif membantu Wiranto memulihkan keadaan, seperti dalam Tragedi
Semanggi, November tahun lalu. Selain itu, ia juga rekan seangkatan
(Angkatan 1968) Wiranto dalam karier militer, pernah menjadi wakil direktur
Wiranto dalam latihan gabungan bersama (Latgab) TNI di Kepulauan Natuna
beberapa tahun lalu.

Dengan mengangkat Widodo AS, maka Wiranto ingin mendapatkan jaminan bahwa
setelah ia meninggalkan pos Pangab, ABRI akan tetap loyal padanya. Sehingga,
ia akan tetap punya posisi tawar yang kuat terhadap kekuatan-kekuatan lain
di panggung politik nasional. Dan seandainya Wiranto naik kedudukan, ia akan
dengan mudah mengusulkan Widodo AS sebagai Pangab baru. Dengan begitu,
takkan banyak kontroversi lagi tentang siapa yang seharusnya jadi Pangab.

Posisi wakil Pangab pun, dinilai hanya pos yang bersifat sementara. Di masa
Orde Baru istilah ini jarang digunakan. Sebab, pos ini dimulai sebelum
diberlakukannya UU Nomor 20 tahun 1982 tentang Pertahanan dan Keamanan
(Hankam). Ketika itu jabatan Menteri Hankam dan Pangab dipegang oleh satu
orang, sehingga perlu ada wakil panglima untuk membagi beban tugas. Setelah
UU No. 20/1982 yang mengatur pemisahan jabatan Menhankam dan Pangab ini
berlaku, jabatan wakil Pangab pun dihapus.

Banyak yang percaya, Wiranto bakal mulus menuju kursi wapres jika Habibie
-sebagai calon presiden dari Partai Golkar- yang terpilih sebagai presiden
periode mendatang. Buktinya, Habibie-lah yang secara resmi melantik Widodo
AS menjadi wakil Pangab. Apalagi Wiranto dan Habibie dinilai sama-sama
merupakan produk Soeharto. Benarkah demikian? Tampaknya tak juga sesederhana
itu.

Di sisi yang lain, juga terbuka kemungkinan bagi Wiranto untuk bersanding
dengan Megawati Soekarnoputri -sebagai calon presiden dari kubu PDI
Perjuangan. Seperti diketahui sejumlah mantan petinggi ABRI tahun lalu
banyak yang hijrah ke PDI Perjuangan. Mereka dipimpin oleh Theo Sjafei yang
namanya sangat disegani di kalangan lulusan Akademi Militer Nasional
angkatan 1965. Melalui mereka-lah kemungkinan lobi terhadap Wiranto dapat
dilakukan. Mereka ini ketika masih aktif dalam karier militer, memiliki
ketidaksenangan terhadap Habibie. Bukan rahasia lagi, ketika SU-MPR tahun
1993, pertentangan antara kubu Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan militer sempat terkuak. Ketika itu, kubu militer berhasil menggolkan
'jago'-nya, Try Soetrisno menjadi wapres menyingkirkan Habibie dari kubu ICMI.

Belum jelas, ke kubu mana Wiranto akan melangkah. Sebab itu, kedua kubu tadi
diyakini sama-sama sedang mendekati Wiranto sebagai representasi kekuatan
militer dalam politik. Posisi militer memang sangat penting dalam konteks
pertarungan politik saat ini. Seperti diketahui, meskipun PDI Perjuangan
telah memenangkan pemilu, namun tidak dengan sendirinya kursi presiden bakal
diperoleh calon presiden yang mereka jagokan.

Sampai penghitungan suara berakhir, PDI Perjuangan hanya memperoleh 154
kursi. Masih sulit berharap mereka akan mampu memenangkan Megawati sebagai
presiden dengan jumlah suara demikian -bahkan bila ditambah dengan
partai-partai pro-reformasi sekalipun. Jika ditambah dengan suara
kekuatan-kekuatan pro-reformasi seperti PKB (51 kursi), PAN (35 kursi), PKP
(6 kursi) dan PNI Supeni (1 kursi), jumlahnya baru mencapai 247 kursi. Bila
diasumsikan separuh dari utusan golongan dan daerah (99 dari 198) mendukung
Megawati, maka akan diperoleh 346 suara. Belakangan PAN akan membentuk faksi
poros tengah yang juga menolak Megawati. 

Bandingkan dengan Golkar (120 kursi) dengan kekuatan pendukungnya. Bila
ditambah dengan suara gabungan partai-partai Islam misalnya PPP (39 kursi),
PBB (2 kursi), PK (1 kursi), Stembusakkor 1 (40 kursi), Stembusakkor 2 (4
kursi), PDI (3 kursi), PDR (2 kursi), PSII (1 kursi), PNI Probosutedjo (1
kursi), PP (1 kursi) dan IPKI (1 kursi), jumlahnya akan mencapai 215 kursi.
Bila diasumsikan separuh dari utusan golongan dan daerah (99) mendukung
Habibie, maka akan diperoleh 314 suara.

Benar dengan perhitungan demikian kubu Megawati masih unggul, namun lain
halnya jika 38 suara dari ABRI memberikan dukungannya pada Habibie. Kubu
Habibie akan unggul menjadi 352 suara. Oleh karena itu, posisi ABRI memang
jadi sangat penting di sini. Apalagi menurut Wiranto sendiri, ABRI takkan
abstain dalam penentuan calon presiden. Tentu saja perhitungan di atas bisa
saja berubah. Sebab, perhitungan politik memang bukan matematik.
Jangan-jangan, sebagai pihak yang sedang dilirik, ia malah bisa muncul
sebagai calon presiden alternatif. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to