Precedence: bulk Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom E-mail: [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp Xpos, No 43/II/28 Nopember-4 Desember 99 ------------------------------ BEREBUT BENDERA DI HALAMAN RUMAH (POLITIK): Dijamin: tidak ada peluru dari GAM tanggal 4 Desember nanti. Justru segerombolan orang dari Medan telah didatangkan. Bukan sekedar jual bendera. Anggota DPR RI panik. Mereka meminta Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mencegah keberangkatan Presiden Abdurrahman Wahid bertolak ke beberapa negara Timur Tengah. Ketimbang ke Kuwait, Qatar, Yordania dan Emirat Arab, Gus Dur lebih baik mengurusi Aceh, Ambon, Irian Dan Makassar. Begitu anjuran anggota parlemen. Apa pasal? Disinyalir nasib kesatuan republik yang bernama Indonesia ini bak telur di kaki kerbau. Nyaris pecah terinjak lantaran kerudung Aceh dikoyak sekian dekade. Makanya, Gus Dur diminta mengurangi tour of duty-nya ke manca negara dan berkonsentrasi menyelesaikan konflik berseri di Serambi Mekkah. "Kalau 4 juta rakyat di ujung barat itu menyatakan merdeka, maka itu berarti innalillahi bagi RI," tandas Amien Rais berulang-ulang. Mendekati ulang tahun GAM, 4 Desember, situasi Aceh kian memanas. Dibantu percepatan informasi, kepanasan melebar sampai Jakarta. Ribuan warga pendatang mengungsi keluar Aceh. Jumlahnya diperkirakan mencapai 13.000 orang. Sampai-sampai karyawan PT Arun, Mobil Oil, Kertas Kraft Aceh, Pupuk Iskandar Muda, dan Pupuk Asean ikutan menyingkir. Walah-walah, provokasi darimana lagi? Tuduhan pun disasarkan ke pihak GAM sebagai empunya hajat. Lebih lagi menyimak penuturan Panglima Komando Pengatur Strategi GAM Tengku Maliada mengenai strategi perjuangannya yang ditetapkan sejak tahun 1970-an. Diakui, ada lima tahapan yang mereka gelar. Tiga tahap disebut cukup sukses, yakni jalur politik, propaganda dan diplomasi. Dua lagi? "Menghancurkan perekonomian Indonesia dan bila diperlukan, kita perang," paparnya. GAM menolak mentah-mentah tudingan arus pengungsi dan peredaran bendera GAM. "GAM bukan tukang jualan bendera, mereka orang-orang kiriman dari Medan. Kami janji tidak ada peluru di tanggal itu," tukas Tengku Abdullah Syafii, Panglima angkatan perang GAM. Di lain bangunan, Danrem 011/Lilawangsa Kolonel (Inf) Drs Syafnil Armen Sip SH MSc memaklumkan tindakan tegas jika ada kibaran selain merah-putih. Aparat TNI serta merta akan menurunkan, dan bagi yang mencegah apalagi membidik dari dalam rumah, "dengan berat hati akan kami layani." Sebab, bagaimanapun Aceh masih tetap wilayah Indonesia dan merah-putih adalah panji negara. Menyikapi datangnya provokator dari luar Aceh, Syafnil Armen adem menjawab bak gaya Kapuspen TNI. Setiap orang berpotensi menjadi provokator. Berbicara, menulis atau mengutarakan pendapat, diartikan sebagai kegiatan ngompori. Termasuk pernyataan Anda sekarang? Danrem Lilawangsa melebarkan senyum. Kini, mendekati 4 Desember orang mulai menyangsikan isu aksi teror GAM. Kendati keriuhan mengungsi terus berjalan. Pikiran bening menganggap justru tindakan kontraproduktif bila GAM atau siapapun yang menuntut penyelesaian kasus Aceh membuat kerusuhan. Mengingat dukungan terhadap gerakan anti Jakarta tengah menguat. Membom pipa gas Arun, meledakkan sekolah atau destruktifikasi lain salah-salah membikin minus opini yang sudah dibangun. Sumber isu paling mungkin akhirnya operasi intelejen Indonesia. Belakangan beredar berbagai selebaran ke tengah masyarakat. Isinya ancaman terhadap penduduk non-pribumi: segera keluar Aceh. Bertahan berarti tidak sayang nyawa dan harta. Intelejen ditengarai tengah memainkan peran besar. Foto Cut Keke, artis asal Aceh yang kurang fasih berbahasa "ibu" terpampang besar di media-media nasional dan daerah. Berkerudung putih, Cut Keke dikelilingi gerilyawan laki-laki dan perempuan. Di tangan mantan pacar rocker Ahmad Albar ini tersandang sepucuk senapan AK-47. Keruan beredar anggapan rencana perang dari GAM tergolong serius. Alih-alih menampilkan 'kenyataan' bahwa GAM memiliki kekuatan ancaman, berbalik menguak kedok kepentingan TNI atas kondisi chaotic. Logika sederhana saja. Bila seorang Cut Keke berhasil sampai ke markas gerilyawan dan fotonya beredar di media massa, masakan intel tidak. Apalagi aktivitas gerakan kemerdekaan itu berlangsung tahunan. Kenapa tidak langsung digempur sebelum kuat? Tengku Maliada menjawab bahwa pasokan senjata bukan dari Libya dan negara-negara Asean. Tapi justru dari agen-agen di Indonesia. Harga paling murah 1 juta sampai 6 juta rupiah per pucuk senapan. Pastinya, beberapa kalangan di Aceh kini mulai mengevaluasi kampanye referendum. Apa betul berujung pada pembentukan negara sendiri. Dikhawatirkan, nasib rakyat Tanah Rencong laksana keluar dari mulut singa tercaplok aum macan kapital multinasional. Berangkat dari situ, rencananya tanggal 30 November sampai 4 Desember mereka akan bersidang di Medan. Menurut Otto, mahasiswa, LSM dan beberapa tokoh masyarakat akan datang. Betapapun lirik Iwan Fals tetap kental. "Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita, bukan suat alasan untukkita tinggalkan ..." (*) --------------------------------------------- Berlangganan mailing list XPOS secara teratur Kirimkan alamat e-mail Anda Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda ke: [EMAIL PROTECTED] ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html