Precedence: bulk Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom E-mail: [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp Xpos, No 44/II/5-11 Desember 99 ------------------------------ SOEHARTO TAK PUNYA TANAH (POLITIK): Selain mengaku tidak punya uang sesenpun di luar negeri, Soeharto dan Bu Tien ternyata juga tidak punya tanah sejengkal pun. Tapi kroninya, punya konsesi penguasaan hutan lebih luas pulau Jawa dan Madura! Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) Kejaksaan Agung untuk Pak Harto yang pernah dikeluarkan Jaksa Agung Ismudjoko tampaknya tak akan mampu menghentikan keinginan masyarakat Indonesia untuk terus mengusut asal usul kekayaannya (dan keluarganya). Buktinya, hampir dalam seminggu saja pada akhir tahun 1999 ini, sudah ada tiga kasus besar yang mencuat ke permukaan, yang bisa digunakan untuk menyeret kembali keterlibatan Soeharto dan kroninya ke pengadilan. Tiga kasus itu adalah, indikasi adanya keterlibatan Soeharto dalam pemberian fasilitas kredit khusus kepada kelompok bisnis Texmaco yang akhirnya macet, sehingga merugikan negara hampi Rp10 trilyun. Juga adanya hutang-hutang yang tak terbayar oleh kelompok bisnis kroni Cendana yang membuat bangkruitnya sejumlah bank BUMN. Serta terbongkarnya data ratusan juta hektar penguasaan tanah (atau hutan) oleh keluarga dan kroni Cendana. Jika dibentangkan, menurut data Dephutbun, ternyata kepemilikan dan penguasaan lahan (termasuk hutan) mereka seluas 4,130 juta hektar! Atau 41.300 km2 yang berarti, kalau dibentangkan lebih dari luas pulau Jawa-Madura. Sebelumnya, Xpos pernah mendapat data bahwa hutan milik Soeharto sekitar 7,1 juta ha (Xpos No. 20/II/30Mei-5Juni 1999). +++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Daftar HPHTI Berindikasi KKN versi Dephutbun Muslimin Nasution Nama Perusahaan Pemilik Luas (Ha) Lokasi PT ITCI Hutani Lestari Bambang Tri Bob Hasan 161.127 Kaltim PT Kiani Lestari Bob Hasan 53.083 Kaltim PT Adindo Hutani Lestari Titik Prabowo 201.821 Kaltim PT Kiani Kertas Bob Hasan --- Kaltim PT Tanjung Redep Hutani Bob Hasan 180.330 Kaltim PT Surya Hutani Jaya Bob Hasan 183.300 Kaltim PT Sumalindo Hutani Jaya Bob Hasan 10.000 Kaltim PT Fendi Hutani Lestari Bob Hasan 40.000 NTT 41.187 Timtim PT Tusam Hutani Lestari Bob Hasan 96.899 Aceh Sumber: Dephutbun, Oktober 1999 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Yang lebih menakjubkan lagi, dari jutaan hektar tersebut, menurut data Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) tak diketemukan hak kepemilikan atas nama Soeharto atau bahkan istrinya Ny. Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien). Sehingga jika Soeharto akan mengatakan bahwa dirinya tak punya tanah sejengkal pun, maka kita pun terpaksa percaya saja. Sebab dari jutaan hektar lahan itu adalah atas nama, anaknya, menantunya, cucunya, kerabat dekatnya dan juga Yayasannya. Menurut catatan Indonesian Corruption Watch (ICW) yang termuat dalam suratnya kepada Menteri Kehutanan dan Perkebunan (Menhutbun) yang baru Nur Mahmudi Ismail, lahan yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan milik Keluarga Cendana tersebut meliputi kelompok lahan hak pengusahaan hutan (HPH) seluas 2,263 juta hektar, hak pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI) 1,627 juta hektar, perkebunan seluas 224.893 hektar, dan kawasan hutan untuk kawasan industri, permukiman dan wisata seluas 14.287,36 hektar. Dengan demikian, total lahan yang dikuasai perusahaan putra-putri, menantu, cucu, keluarga dekat dan kroni Soeharto tersebut diperkirakan seluas 4,130 juta hektar. ICW sendiri membeberkan hutan milik Soeharto dan kroni dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi A adalah Kelompok putera dan puteri Soeharto. Mereka adalah Mbak Tutut, Sigit Hardjojudanto, Bambang Trohatmodjo, Titiek Soeharto, Tommy Soeharto dan Mamiek Soeharto. Kelompok B adalah menantu dan cucu. Mereka adalah Indra Rukmana, Ratnawati Hardjojudanto, Ari Sigit, Dandi Nugroho, Danti Indriastuti dan Dani Bimo. Kelompok C adalah kelompok keluarga dekat (adik/kakak). Mereka terdiri dari Probosutedjo, Sudwikatmono, Notosuwito, Ibnu Hartomo dan Ramani Probo. Dan kelompok C adalah kelompok Yayasan, yaitu Yayasan Mangadeg, Yayasan Bea Siswa Yatim Piatu Trikora, dan Yayasan Harapan Kita. Adapun lahan yang dikuasai perusahaan milik Cendana, meliputi lahan HPH, HPHTI, perkebunan dan kawasan hutan untuk kawasan industri, pemukiman dan wisata. Dengan perincian: lahan HPH seluas 2.263.219 ha, lahan HPHTI seluas 1.627.781 ha, lahan untuk perusahaan perkebunan seluas 224.893,69 ha, termasuk HGU (Hak Guna Usaha) dan PPUB, lahan untuk kawasan hutan industri, pemukiman dan wisata seluas 14.287,39 ha. Total lahan yang dikuasai oleh perusahaan putera-puteri, menantu, cucu dan keluarga dekat Soeharto diperkirakan berjumlah 4.130.181,08 ha. Nama-nama anggota keluarga dan para kroni Soeharto ini mendominasi sebagian besar proyek-proyek yang berindikasi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang dalam penjelasan mantan Menhutbun Muslimin Nasution (8/7) dinyatakan akan dicabut atau tidak diperpanjang izinnya. Empat perusahaan yang sempat dicabut izin HPH-nya, oleh Muslimin yakni milik Bob Hasan (Kalamur Group dan Alas Helau Group), Siti Hutami Endang Adiningsih (Karya Delta Group) dan Siti Hardiyanti Rukmana (IFA). Menurut Muslimin waktu itu, dari pengusutan pihaknya, juga diketahui banyak sekali tunggakan-tunggakan Iuran Hasil Hutan/Pajak Sumber Daya Hutan (IHH/PSDH) dan dana reboisasai yang nilainya mencapai Rp214.479.291.530 per 1 Maret 1999 lalu. Perinciannya adalah IHH/PSDH sebesar Rp57.259.034.538 dan DR sebesar Rp157.220.256.992. Atas tunggakan ini, Dephutbun telah mengeluarkan ancaman untuk mencabut izin bagi mereka yang memiliki tunggakan di atas Rp500 juta, yang hingga 1 Mei 1999 lalu belum juga melunasinya. Ancaman ini rupanya mampu menekan angka tunggakan sebesar Rp73.916.424.875, menjadi Rp140.562.866.655 per 22 Juni lalu. Perinciannya adalah IHH/PSDH Rp44.146.416.570 dan DR Rp96.416.450.085. Sementara catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyebutkan sekitar 80 persen dari HPH itu didapatkan lewat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sebagian besar dari sekitar 500 pemegang HPH, katanya, telah menggunduli hutan seluas 52 juta hektar di wilayah Nusantara yang diperoleh secara KKN di masa rezim Soeharto. Dari segi luas, areal HPH dan HPHTI (HPH plus tanaman industri) yang terkena tindakan Dephutbun hanya 15 persen dari total luas areal HPH yang dimiliki 25 raja kayu Indonesia. Hampir seluruhnya HPH yang menguasai areal konsesi 52 juta hektar itu diperoleh dengan cara KKN dari Rezim Soeharto. Ratusan HPH yang ada saat ini sebenarnya tak lepas dari anak-cucu Soeharto dan kroni-kroninya yang diberikan sejak 30 tahun lalu. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Hak Penguasaan Hutan (HPH) A. Putera-Puteri Anak Soeharto menguasai lahan HPH seluas 1.360.763 ha. Perusahaan tersebut adalah PT Bumi Pratama Usaha Jaya, PT Rejosaribumi, Grup HPH Karya Delta (Eks PT Mantikel dan eks PT Dacridium II Kalteng), PT Rante Mario, PT IFA, PT International Timber Corp Industry, PT Duta Rendra Mulya Sejahtera, PT Harapan Kita Utama dan PT Melapi Timber. B. Menantu dan Cucu Mereka menguasai 100 ribu hektar lahan, dikelola PT Wahana Sari Sakti. C.Kelompok Yayasan Menguasai sekitar 802.456 hektar, dikelola PT Hanurata (Kaltim), PT Panambangan, PT Hanurata (Irja). Perusahaan Pemegang HPHTI A. Anak Anak menguasai sekitar 1.359.196 ha lahan dikelola oleh PT Maharani Rayon Jaya, PT Okaba Rimba Makmur, PT Eucalyptus Tanaman Lestari, PT Musi Hutan Persada, Sinar Kalbar Raya dan PT Adindo Hutani Lestari. B. Keluarga dekat Menguasai sekitar 268.585 ha yang dikelola PT Menara Hutan Buana. Perusahaan Perkebunan A. Anak Menguasai lahan 81 ribu ha PPUB dan 67.447,73 HGU yang dikelola oleh PT Rejosaribumi, PT Tridan Satria Putra Indonesia, PT Gunung Madu Plant, PT Maharani Puricitra Lestari, PT Tidak Kerinci Agung, PT Multigambut Industri, PT Prakarsa Tani Sejati, PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung perkasa, PT Gula Putih Mataram, PT Humpuss Graha Nabati, PT mandala Permai, PT Gunung Sinaji, PT Putraunggul Sejati/PT Trali Gula Timtim, dan PT Musi Rindang Wahana. B. Menantu dan Cucu Para menantu menguasai lahan perkebunan 38.335,58 Pengelolanya adalah PT Citra Lamtorogung Persada, PT Pemuka Sakti Manis Indah, PT Condong Garut, PT Jabontara Ekakarsa. Sedang cucu, menguasai lahan perkebunan 10 ribu ha (PPUB), dikelola PT Fajar Multi Dharma. C. Keluarga Dekat Mereka menguasai 28.113,38 ha perkebunan. Pengelolanya adalah PT Buana Estate, PT Mertju Buana, PT Menara Tri Buana, PT Buana Estate Hambalang, PT Saudara Sejati Luhur, PT Wonorejo Perdana, PT Gowa Manurung Jaya. Perusahaan yang menggunakan kawasan hutan dan untuk kawasan hutan industri, Pemukiman dan wisata A. Anak Menguasai 9.760,29 ha dan dikelola oleh PT Bahana Sukma Sejahtera, PT Bukit Jonggol Asri, PT semen Makmur Indonesia, PT Bali Turtle ID, PT Himpurna California, PT Bali Benoa Marina dan PT Putra Cipta Wahana Sejati. B. Menantu dan Cucu Diperkirakan menantu mengelola 104,50 ha dan dikelola PT gunung Mas Alam Semesta. Sedang cucu menguasai lahan 4.400 ha, dikelola oleh PT Artha Putra Internasional. C. Keluarga Dekat Mereka diperkirakan menguasai 22,50 ha dan dikelola PT Khusumaraya Utama. Sumber: Detik.Com, Nopember 1999 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Dengan demikian, bila Dephutbun ingin sungguh-sungguh memberantas KKN di HPH berarti harus mengambil tindakan terhadap 80 persen HPH yang ada. HPH-HPHTI itu, dikuasai oleh perusahaan Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas), Susanto Lyman (Satya Jaya Group), Bakrie (Tanjung Raya Group), Tan Siong Kie (Roda Mas Group) dan Nyoto Widjoyo (Kayu Mas Group). Di samping itu ada pula nama-nama seperti Slamet Sarojo (Dwima Group), A Adiono (Bumi Raya Utara Group), Muhario Ngadiman (Uni Surya Group), Johanes Empel (Korindo Group), Mathias Surya (Dumai Group), Yos Sutomo (Sumber Mas Gropu), Jarry Albert Sumendap (Porodisa Group), Indah Berlian (Berkat Group), Alex Korompis (Hutrindo Group) dan Madju Widjaya (Timur Jaya Group). Hati-hati Gus, mereka juga punya kredit macet triliunan di bank-bank pemerintah! (*) --------------------------------------------- Berlangganan mailing list XPOS secara teratur Kirimkan alamat e-mail Anda Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda ke: [EMAIL PROTECTED] ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html