Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 46/II/19-25 Desember 99
------------------------------

DEMAM GIDDENS MELANDA AKTIVIS

(POLITIK): Di Orde Gus Dur, aktivis jalanan seperti kehilangan orientasi.
Third Way-nya Giddens pun ngetrend didiskusikan. Apa manfaatnya bagi gerakan?

Demonstrasi massa menurun drastis setelah Gus Dur-Mega berkuasa. Bulan
November lalu, tercatat hanya 52 aksi yang terliput media massa umum di
seluruh Indonesia. Jauh berbeda dengan November tahun lalu, saat Sidang
Istimewa digelar, setiap hari terjadi aneka macam demonstrasi di berbagai
kota. Salah satu puncaknya tanggal 13 November 1998, yang dikenal dengan
tragedi Semanggi I.

Ke mana perginya para aktivis jalanan? Sepercik-sepercik demo memang masih
digelar untuk memprotes kebijakan pemerintah dan TNI. Tapi jelas massa di
jalanan sudah menyurut. Intelektual muda Eep Saefulloh Fatah sampai
menyebut, "Para aktivis demonstrasi, khususnya mahasiswa, sekarang kelihatan
mengalami krisis gerbong, di mana yang aktif tinggal para lokomotifnya yang
memang punya kesadaran politik tinggi, sementara massa biasa di
kampus-kampus kembali balik belajar."

Pernyataan Eep diluruskan Ari dari Famred, "Bukan krisis gerbong, basis kami
memang di kampus bukan di jalan. Kebetulan aja ini lagi ujian semester jadi
aktivitas demo ketinggalan". Tapi waktu Mei 1998 kala Soeharto tumbang juga
lagi ada ujian semester, toh banyak yang turun ke jalan. Ditelusur ke
kampus-kampus, aktivitas demonstrasi memang tak lagi ngetrend. Sebagian dari
mereka sedang "demam" membaca buku-buku bermutu dan ramai-ramai
mendiskusikannya. Salah satunya, The Third Way karya Anthony Giddens.

Giddens dikenal sebagai ideolog Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang kini
aktif menggalang aliansi a la The Third Way dengan Bill Clinton (Amerika
Serikat), Schroeder (Jerman), D'Alema (Perancis). The Third Way merupakan
satu karya penjelajahan intelektual Giddens yang menyebut "Jalan Ketiga"nya
itu sebagai suatu pembaharuan kembali ideologi Sosial Demokrat. Ada banyak
karya Giddens selain The Third Way, seperti analisis klasiknya tentang
pemikiran kapitalisme dengan membandingkan Karl Marx, Max Weber dan Emile
Durkheim. Buku terbarunya yang baru dirilis, The Runaway World, pun banyak
mendapat perhatian khalayak.

Secara spesifik, Giddens banyak menyoroti persoalan modernitas. Menurut I.
Wibowo, yang pernah menjadi mahasiswa dan tesisnya dibimbing Giddens di
London School of Economics Inggris, Anthony Giddens rajin membedah empat hal
sebagaimana dikuliahkan secara jenaka dan populer lewat siaran Radio BBC.
Yaitu, 'globalisasi', 'resiko', 'tradisi' dan 'keluarga'.

Soal globalisasi, bagi Giddens, tak hanya identik dengan bidang keuangan,
tapi juga dengan bidang lain, seperti teknologi, politik, dan kultural.
Globalisasi juga telah menjalar ke dunia ide. Debat dan diskusi tentang
peristiwa di belahan dunia lain kini obrolan sehari-hari. Di pinggir jalanan
Kota Solo, misalnya, ramai orang memperdebatkan kemenangan petinju perempuan
anak Muhamad Ali atas petinju pria. Peristiwa serupa juga terjadi di
lorong-lorong Buenos Aires dan Nairobi --tak kalah asyiknya dengan
debat-debat di kafe-kafe kota Paris.

Pokok penting lain pemikiran Giddens adalah, tradisi. Dalam bukunya yang
paling mutakhir, The Runaway World atau Dunia yang mBlandhang, Giddens
mengkritik bahwa orang sering salah sangka dengan tradisi yang dianggap
berumur ribuan tahun tapi sesungguhnya bisa berumur pendek dan bisa
diciptakan. Soeharto pun pernah berupaya melestarikan tradisi heroisme lewat
"Serangan Oemoem Satoe Maret", tapi gagal. 

Dari sekian banyak pemikiran Giddens tentu yang paling menarik minat
mahasiswa adalah gerakan The Third Way. Cita-cita Giddens dengan Third
Way-nya adalah masyarakat dunia di mana negara-negara hidup tanpa musuh
sebagaimana yang dirintis Masyarakat Uni Eropa. Pendekatannya yang dikenal
dengan sebutan strukturasi, mencoba menengahi ketegangan antara struktur
sosial dan agen sosial.

Tapi dari sekian banyak kekaguman pada Giddens, kritik pun bermunculan.
Wilson dan Hendri Kuok dari PRD misalnya, melihat bahwa pemikiran Giddens
sesungguhnya adalah baju baru yang menyelubungi neo liberalisme yang
merugikan dunia ketiga. Meskipun Giddens mengaku membaharui pemikiran sosial
demokrat (sosdem), tapi karena sistem dan jaringan yang dia pakai adalah
jaringan dunia pertama yang berideologi kapitalisme liberal, maka praktek di
lapangan pun akan lebih banyak bernuansa liberal ketimbang sosial demokrat.

Budiman Sudjatmiko malah mengusulkan James Petras, seorang pemikir
pergerakan dari Amerika Latin sebagai bandingan pemikiran Giddens. Petras
melihat bahwa perjuangan antar bagian dunia senantiasa diwarnai konflik yang
dinamis tetapi karena kuatnya penguasaan jaringan kapitalisme oleh kaum
liberal, banyak negara berkembang banyak mengalami kerugian.

Budayawan muda Nirwan Arsuka menyindir Budiman yang agak meremehkan Giddens,
"Giddens memang tidak sehebat Karl Marx, tetapi ia toh banyak menyumbang
daya kritis terhadap perjalanan umat manusia di muka bumi ini." Syafik dari
Famred yang rajin mengikuti diskusi Giddens pun merasa geli dengan banyaknya
debat tentang Giddens yang lebih condong terjebak pada persoalan ideologis.

"Bagi saya dan rekan-rekan mahasiswa barangkali lebih bermanfaat untuk
melihatnya dari sudut gerakan. Pemikiran Giddens paling tidak membuka wacana
lebih luas dalam konteks dunia sehingga kita menyadari konteks perjuangan
gerakan mahasiswa tidak bisa lagi sebatas persoalan nasional tetapi juga
dunia," ujar mahasiswa STF Driyarkara ini.

Jadi jangan dikira gerakan mahasiswa mundur. Saat ini adalah saat refleksi
untuk tampil dalam gerakan di masa depan yang lebih berbobot dan berdimensi
luas. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke