Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 47/II/26 Desember 1999 - 1 Januari 2000
------------------------------

Paulus Sumino, Ketua Komisi B DPRD I Irian:
"DI IRIAN FEDERASI TIDAK POPULER"

(DIALOG): Dua puluh tujuh orang perwakilan masyarakat Irian melawat Jakarta.
Rombongan yang dipimpin oleh N. Kaiway, Ketua DPRD I Irian terdiri dari 12
ketua fraksi, 5 ketua komisi dan 10 tokoh masyarakat Irian. Di antara mereka
adalah Drs John Iboh, Dra Holda Wanggober, Ben Vincent Jouhaur (FKP DPRD I),
Pdt Herman Awom,  Dr Agus Olua (anggota Tim 100) dan Saul Gaboway (Komando
gerilya OPM wilayah barat). Sejumlah agenda mereka gelar. Sejak menemui
Ketua MPR Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tanjung, sampai menemui Menteri
Otonomi Daerah Ryas Rasyid. Presiden Abdurrahman Wahid dan Wapres Megawati?
Justru keduanya ini ujung tour of duty mereka. Sayang, Gus Dur urung
menerima sesuai jadwal. Padahal kedatangan mereka bukan mau menyampaikan
kabar persiapan acara malam tahun presiden di bumi Cenderawasih. Segudang
"parcel" aspirasi rakyat Irian sarat di bahu.

Di tempat penginapan mereka, Xpos bertandang. Mencari tahu gagasan elit-elit
politik lokal tadi dalam menyelesaikan persoalan riil rakyatnya. Paulus
Sumino, yang telah menetap 30 tahun setelah meninggalkan Magetan dan lama
menjadi jurnalis Tifa, Irian Jaya bersedia menuturkan maksud kedatangan mereka:

T: Bagaimana DPRD menyikapi tuntutan masyarakat Irian?
J: Menjumpai tujuh tuntutan masyarakat, anggota DPR Daerah memilah
persoalannya menjadi dua. Pertama yang dapat diselesaikan di daerah segera
kami dialogkan bersama beberapa tokoh masyarakat di sana. Namun ada juga
persoalan-persoalan yang kami kira menjadi bagian pemerintah pusat.

T: Cara DPRD menyelesaikannya?
J: DPRD membentuk tiga panitia khusus sesuai aspirasi mendasar yang kami
tangkap. Pansus pertama, orang menyebut sebagai 'pansus kemerdekaan Irian'.
Maksudnya dipertanyakan apakah status integrasi Irian ke dalam wilayah RI
sudah final? Pansus II adalah otonomi khusus, dan Pansus III membahas
kemungkinan perubahan nama Irian Jaya kembali pada Papua Barat.

T: Apa yang melatari tuntutan kemerdekaan Irian?
J: Isu ini berkembang dari perlakuan tidak adil yang dialami masyarakat.
Tercipta akumulasi masalah sosial ekonomi dan politik. Di mana rakyat kecil
merasa ketidaknyamanan jadi warganegara. Di birokrasi mereka juga tidak
mendapat pelayanan semestinya. Lantas apa penting lagi bersama-sama
Indonesia? Itu yang pertama. Hal kedua, kita tidak bisa kesampingkan bahwa
di Irian terdapat kelompok militan yang memperjuangkan kemerdekaan Irian
sejak lama. Ya, Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu. Mereka ini saya kira
tidak bisa dipandang sebelah mata oleh pemerintah pusat. Keberadaan mereka
tentu harus diperhitungkan, bukan sebagai kelompok yang harus dibasmi, namun
dilihat sebagai sebagian lapisan masyarakat Irian yang masih enggan
bergabung dengan Indonesia. Pendekatan pada mereka jangan seperti selama
ini, melalui cara kekuasaan dan kekerasan.

Di sisi lain ada rumpun isu ketiga yang umumnya menuntut pemerataan
kesempatan. Ketiganya dapat menggumpal ke dalam satu kesatuan isu seperti
muncul tanggal 1 Desember lalu.

T: Sentimen agama kelihatannya juga cukup kuat?
J: Inilah. Saya kira persoalan agama menjadi wewenang daerah saja.
Pemerintah pusat tidak perlu turut mengaturnya. Apalagi selama ini terjadi
praktek-praktek yang melukai perasaan orang Irian, yang kita tahu mayoritas
beragama Kristen. Para transmigran dulu misalnya, pesertanya oleh pemerintah
diwajibkan orang yang beragama Islam. Untuk bantuan pembinaan keagamaan juga
begitu. Saya tidak bermaksud mempertajam persoalan SARA di sini, cuma
faktanya bantuan untuk umat Islam sebesar 2 milyar sementara untuk kalangan
agama Kristen adalah 50 juta. Angka ini benar, meski umat masing-masing juga
saya yakin tak merasakan benar. Mereka tidak tahu ke mana lari uang-uang itu
sebenarnya.

T: Ada kait mengkait antara ketidakadilan beragama dengan tuntutan kemerdekaan?
J: Akhirnya, gerakan kemerdekaan menjadi gerakan rohani. Sebab salah satu
isu yang beredar di masyarakat adalah islamisasi. Bayangkan, Irian selama
ini kekurangan guru agama.

T: Kalau diberi kebolehan khusus seperti di Aceh yang dipersilahkan
menggunakan syariat Islam?
J: Kami tidak menuntut bahwa hukum gereja diperlakukan di Irian, toh?

T: Dari ketiga Pansus yang dibentuk, tidak ada yang membahas khusus opsi
federasi?
J: Federasi tidak realistis untuk Indonesia.

T: Sebelum Anda lanjutkan, ini pandangan pribadi atau menggambarkan
pandangan DPRD?
J: Pandangan saya sendiri dan DPRD pada umumnya. Opsi federasi tidak begitu
populer di masyarakat Irian. Sebab apa? Federasi model barat dimana dibuat
batas-batas antar negara bagian, bagaimana Anda akan membagi laut?
Menentukan bahwa laut teritori Irian adalah 'ini', dan Maluku 'itu'.
Konsep-konsep dasar federasi bisa diadopsi di dalam pelaksanaan otonomi.
Pembagian kekuasaan dan pendapatan daerah dengan pusat yang adil. Sekarang,
untuk kasus Freeport saja pemerintah kita mendapat 10 persen, dan bagian
Irian hanya 12 persen dari angka yang diterima pemerintah Indonesia.

T: Anda tidak sependapat dengan one nation two system?
J: One nation two system dengan pengandaian dua sisi mata uang tentu saja
tidak benar. Saya meragukan gagasan pikir semacam itu. Tapi sebagai
diskursus saya sepakat federalisme terus menerus dikaji.

T: Federasi sebagai jalan tengah kebuntuan antara merdeka atau tetap bergabung?
J: Otonomi luas itu yang menjadi jalan tengah paling realistis dan saya kira
baik. Kalau nekat mau dicoba, maka Indonesia federal akan gagal.

T: Terakhir, dimana posisi Yorris Raweyai dalam gerakan kemerdekaan?
J: Pemuda Pancasila di Irian memang organisasi besar. Itu saja yang membuat
kemudian Yorris diterima di kalangan masyarakat termasuk mereka yang
beraspirasi kemerdekaan. Tapi siapa Yorris dan bagaimana sepakterjang dia
selama ini, masyarakat tahu persis. Artinya, masyarakat Irian juga telah
memahami apa itu politik. Mereka tahu secara taktis Yorris belumlah dihitung
benar. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to