Precedence: bulk JJ.KUSNI: HARI INI ORANG-ORANG KIAN BANYAK TELANJANG ( Cerita kepada kakangku Hersri Setiawan) tidak cukupkah airmata, darah mengalir dan tumpah tahun demi tahun tidak cukupkah bantingan demi bantingan kembara dipaksa --tanda bahwa kita menolak jadi budak dan emoh menyerah-- --tanda bahwa hidup bukan sekedar makan bagai babi atau hewan piaraan-- --tanda kita sanggup menertawakan maut bagi satu nilai harga yang tak diperdagangkan-- berkilah dan berkilah bukanlah membungkuk yang tidak jadi kita punya tradisi ketika kita sudah memilih makna ketika pilihan ditetapkan kita sanggup memberontaki menginjak ajal ya kita injak bukan kita yang diinjak! sungguh aku menyesal dan tak bisa faham mengapa mesti membungkuk mengapa mesti mencampakkan diri mengapa mesti mengingkari diri meraung dan melolong padahal jalan kita tak berujung apakah kepikunan apakah perasaan tak bisa dikendalikan makna o, mengapa tidak katakan aku adalah aku aku yang mencari aku yang mencintai dan cintaku tak terbeli lagi pula tak dijual, bung! mendengar kata-katamu aku sungguh tak paham mengapa kau menyembah sesuatu yang tak layak disembah kerna hak tetap hak manusia tetap manusia mengapa kau membuat diri sia-sia kulihat kau tak lagi menghargai darah dan airmata tak menghargai diri-sendiri mencuekkan sekian korban mencuekkan tanahair dan republik demi kekerdilan jiwa selembar kertas usang padahal kebenaran patut ditegakkan konsiliasipun dibangun di atas kebenaran konsiliasi bukan dibangun di atas keburaman menggadokan benar dan salah hitam dan putih di sinilah makna di sinilah hidup ditakar di sinilah hari depan hari ini dihitung sedangkan pengecut sedangkan pembunuh dan para perampok gemetar diajak berhitung baik, baiklah kawan katakan apa yang mau kau katakan tapi jangan lagi menjual merek -- karena akupun tak lagi perduli-- -- karena merek lebih berguna dijual -beli-- cinta sejati memang diukur waktu juga diri dan makna hidup sedang kata-kata lebih banyak jadi racun perisai melindungi kepalsuan terakhir ingin kukatakan kalah kita bisa kalah tapi menyerah adalah pilihan ketahanan dan kesetiaan kalah ketika kalah kita sering telanjang sekarang kitapun telanjang Perjalanan, 2000 ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html