Precedence: bulk


TOKOH AGAMA YOGYA DUKUNG TEMBAK DITEMPAT 

        YOGYAKARTA, (SiaR, 4/2/2000). Para tokoh agama dan masyarakat di
Yogyakarta mendukung aparat keamanan untuk mengambil tindakan tegas terhadap
pelaku kerusuhan, termasuk tindakan tembak di tempat. Kesepakatan dilakukan
oleh 25 tokoh agama dan masyarakat, antara lain Ketua Umum MUI Kodya Yogya
Basyir, Ketua Umum PGI Wilayah DIY Pdt Dr R H. S Kariodimedjo MTh, Takmir
Masjid Gedhe Kauman, Abunda Farouk, Ketua Bakom PKB Arif B Budiwijaya, dan
tokoh Katolik FX Soedardi. Kemudian Kapolresta Yogya, Ketua DPRD Kodya Yogya
Bahtanisyar Basyir, pengurus Karang Taruna Kodya Yogya serta para camat dan
pejabat teras Pemda Kodya Yogya.

        Menurut rencana hasil kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani 25
tokoh agama dan masyarakat dalam dialog itu akan disampaikan ke Gubernur DIY
Sri Sultan HB X, Sabtu (5/2) besok. Sebelum dirumuskan menjadi kesepakatan
dan ditandatangani bersama, dalam dialog muncul usul agar dalam kesepakatan
itu juga dicantumkan mengenai dukungan tokoh agama dan masyarakat terhadap
aparat keamanan untuk melakukan tembak di tempat terhadap perusuh. Dukungan
tembak di tempat sudah tertuang dalam ksepakatan bersama tokoh agama dan
masyarakat di beberapa kecamatan.

        Dalam kesepakatan itu, para tokoh agama dan masyarakat mendukung
penegakan supremasi hukum, menjaga persatuan dan kesatuan, meningkatkan
kerukunan antarumat beragama, mengadakan forum silaturahmi antarumat
beragama hingga tingkat RW.Juga disebutkan, pertemuan-pertemuan yang
menghadirkan massa banyak harus selektif dan kotbah maupun pembicaraan tidak
boleh menjurus pada sentimen agama.

        Sementara itu, Ketua Tablig Akbar, Minggu (31/1) lalu, menemui
Kapolda DIY Brigjen Pol Drs Dadang Sutrisno SH di Mapolda, Kamis kemarin
(3/2). Mereka memberikan keterangan berkaitan dengan aksi perusakan beberapa
tempat peribadatan seusai pelaksanaan tablig.

        Yang mendatangi Kapolda adalah Ketua Tablig yang juga Ketua Forum
Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah (FKASWJ) Ayib Syafruddin Soeratman SPsi
didampingi Sekretaris Ir Ma'ruf Bahrun. Ayib menolak bila aksi perusakan
tempat peribadatan itu sebagai ekses pelaksanaan tablig yang,  menurutnya,
sukses dan lancar. Seusai kegiatan itu, katanya, peserta langsung
meninggalkan lokasi menuju Polres Sleman untuk membesuk Salman, rekan mereka
yang terlibat dalam kasus pembunuhan di Ngaglik, Sleman.

        Kapolda DIY Brigjen Pol Drs Dadang, menurut Ayib, mengakui pelaku
perusakan tempat peribadatan dilakukan orang-orang yang sengaja ingin
membuat kota Yogya rusuh. FKASWJ, lanjut Ayib, merasa prihatin atas
terjadinya tindak kekerasan bernuansa SARA dewasa ini. Karenanya, FKASWJ
menyerukan semua pihak melakukan upaya-upaya dengan didasari itikad baik
demi mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.

        Masyarakat Bantul, juga meminta kepada aparat kepolisian menindak
tegas provokator atau pelaku perusakan tempat-tempat peribadatan di
wilayahnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
tindakan-tindakan yang mengarah pada perpecahan bangsa khususnya tindakan
berbau SARA.

        Penegasan warga Bantul itu disampaikan dalam dialog antara Muspida,
DPRD Bantul dan masyarakat Bantul yang digelar DPRD Bantul, Kamis (3/2).

        Dialog tersebut digelar sebagai langkah untuk menyikapi situasi
keamanan di wilayah DIY dan Bantul khususnya, yang dirasakan sudah mulai
memanas. Hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Bantul Agus Wiyarto SE, Bupati
Bantul Drs Mohammad Idham Samawi, Kapolres, Kajari, Dandim, dan beberapa
jajaran Muspida lainnya. Selain menindak tegas provokator dan pelaku
perusakan sarana ibadah, aparat keamanan dan Pemda Bantul diminta tidak
mengizinkan pengerahan massa yang dapat mengarah pada soal disintegrasi
bangsa. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke