Precedence: bulk SOFYAN WANANDI DIBALIK DEMONSTRASI ANTI KWIK KIAN GIE JAKARTA, (SiaR, 4/2/2000). Pengusaha Sofyan Wanandi berada dibalik demonstrasi yang menuntut mundur Menko Ekuin Kwik Kian Gie. Hal ini dilakukan Sofyan, karena pemerintah, dan DPR berencana untuk menuntaskan kasus kredit macet yang dilakukan Sofyan Wanandi. Sejumlah anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkap hal tersebut kepada SiaR, Kamis (3/2) kemarin. "Sofyan marah karena kasusnya yang pernah diperiksa Kejaksaan Agung akan diungkap kembali oleh pemerintah, dan DPR," ujar Aberson Marle Sihaloho, salah seorang anggota Komisi IX DPR-RI. Selama seminggu terakhir, DPR-RI didatangi sekelompok pengunjuk rasa yang menamakan diri Front Pembela Amar Maruf Nahi Munkar. Dalam aksi protesnya untuk kedua kalinya, Kamis kemarin, mereka menuntut Kwik agar mundur dari jabatannya, karena isu keterlibatannya didalam kepemilikan saham atas namanya di PT Dusit Thani. Perusahaan itu bergerak dalam usaha hiburan termasuk panti pijat. Para demonstran membawa bukti foto copy akte notaris pendirian perusahaan tersebut yang antara lain memuat nama Kwik Kian Gie sebagai salah seorang pemegang saham dengan besar modal Rp1 juta. Akte notaris itu sendiri diterbitkan pada tahun 1972, dan Kwik dalam surat tanggapannya terhadap fraksi-fraksi di DPR-RI menegaskan, dirinya menyertakan modal berupa kepemilikan saham semata-mata karena membantu rekan bisnisnya yang memerlukan modal. Ia sendiri mengaku tak terlibat di dalam pengelolaannya, sehingga tak tahu apakah usahanya itu saat ini --28 tahun kemudian-- masih hidup atau sudah gulung tikar. "Saya tak terlibat didalam manajemen. Bahkan saya tak ingat lagi apakah perusahaan itu masih hidup atau sudah mati. Ketika itu saya hanya ingin membantu rekan yang butuh modal. Itu saja," katanya. Sementara itu, Didik Supriyanto, salah seorang anggota Komisi IX-DPR RI dari F-PDIP menyesalkan cara-cara teror semacam itu. Menurut dia, penggunaan simbol-simbol agama untuk menyerang lawan politiknya justru membuat citra Islam sebagai agama yang suci terdegradasi. "Agama itu sendiri menjadi rendah karena jadi komoditas dan alat untuk menjatuhkan lawan politiknya. Agama seharusnya tak bisa dibeli serendah itu," ucapnya.*** ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html