Precedence: bulk


CIAMIS NYARIS RUSUH

        CIAMIS, (SiaR, 4/2/2000). Isu kerusuhan di Ciamis, Jawa Barat, yang
selama beberapa hari ini menghantui masyarat kota itu, tidak menjadi
kenyataan. Isu itu menyebutkan, kerusuhan akan dimulai dari Kalipucang
setelah berlangsung tablig akbar yang menampilkan K. H. Cecep Bustomi,
Selasa (1/2) malam. Tablig itu diselenggaran Front Hisbullah, Ciamis.

        Acara tablig akbar sendiri, berlangsung aman, apalagi massa yang
hadir pada acara itu tidak terlalu banyak. Namun demikian acara itu dihadiri
bupati dan para kepala bagian Pemda, Dandim, Kapolres,  Ketua DPRD Ciamis
dan anggotanya, aktivis LSM dan pihak lainnya. Kendati demikian, penjagaan
keamanan di sekitar lokasi tablig akbar cukup ketat. Dua peleton polisi
menjaga acara itu. Karena isu itu, KH. Cecep Bustomi dalam ceramahnya
berusaha menenangkan masyarakat Kalipucang. Kiai Cecep kecewa terhadap orang
yang menyebarkan isu itu. "Isu itu tidak betul. Front Hizbullah tidak akan
melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu. Front Hizbullah justru
bertekad untuk menjadi pemersatu umat, selain untuk memberantas kedholiman
di Tanar Air," katanya.

        Isu akan terjadi aksi "pembumihangusan" Ciamis begitu santer dan
banyak dibicarakan warga, bahkan sempat pula muncul selebaran gelap. Untuk
menutup kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, Bupati Ciamis mengadakan
pertemuan mendadak dengan berbagai tokoh masyarat di Ciamis, pada Selasa (1/2).

        Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit itu, Bupati
mengatakan, di Ciamis saat ini telah terjadi kejadian-kejadian yang perlu
mendapat perhatian serius. Disebutkan, sebelum bulan puasa ada anggota
hizbullah  yang telah turut berjasa ke Ciamis, khususnya dalam "membasmi"
kemaksiatan. "Sayangnya, kemudian muncul rekan kita yang memanfaatkan payung
agama dalam aksi penyerobotan kasus tanah di Batulawang," katanya.
Sementara Kapolres Ciamis, Letkol. Pol. Drs. Martono, Dandim Letkol Inf.
Chaerul Fasyah menyatakan, situasi keamanan di Ciamis sampai saat ini bisa
dikatakan bagus. Namun demikian aparat tetap siaga. Menurut Chaerul Fasyah,
masyarakat Ciamis sekarang tetap harus menjaga keamanan dari ancaman-ancaman
perusuh, dari dua ekstrim, kiri dan kanan. "Ekstrim kiri datang dari
organisasi-organisasi terlarang seperti PKI, PRRI dan lain sebagainya, yang
ketika kepemimpinan orde baru terkungkung selama 32 tahun. Sedangkan ekstrim
kanan datang di bawah payung agama, seperti NII, DI/TII dll," ujarnya. 

        Dandim mengingatkan agar Hizbullah, khususnya yang ada di Ciamis,
jangan sampai disusupi oleh oknum-oknum tertentu. "Saya mewanti-wanti agar
Hizbullah Ciamis jangan sampai disusupi, sebab nantinya akan menurunkan
kredibilitas hizbullah sendiri," ujar Dandim. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Reply via email to