Precedence: bulk


YOGYAKARTA RUSUH, DELAPAN GEREJA DIRUSAK

        YOGYAKARTA, (SiaR, 31/1/2000). Delapan gereja Kristen dan Katolik,
susteran, satu kampus Kristen, sebuah sekolah negeri, dan dua rumah penduduk
dirusak massa selepas tablig akbar yang diselenggarakan Forum Ahlus Sunnah
Wal Jama'ah, Yogyakarta. Sementara anggota polisi, Sertu Tri Waluyo, luka
parah dibacok orang-orang tak dikenal yang sudah teridentifikasi. Lalu,
Pendeta Tartius Sudiyono, 52 tahun, yang bertugas di Gereja Baptis
Ngadinegaran, juga sempat dikalungi celurit.

        Delapan gereja yang menjadi sasaran perusakan, antara lain, Gereja
Kristen Jawa (GKJ) Mergangsan, Gereja Katolik Kidul Loji, Gereja Katolik
Pugeran, Gereja Katolik Jetis, Gereja Sidang Jema'at Allah Jl. Ngampilan dan
Gereja Baptis Ngadinegaran. Selain itu massa juga merusak Susteran Katolik
Caritas, Jl. Taman Siswa. Aksi pelemparan juga menimpa Universitas Kristen
Immanuel (UKRIM) dan SMPN 2 Yogya yang bersebelahan dengan Gereja Kidul Loji.

        Kerusuhan berawal saat sekitar belasan ribu peserta tablig akbar
meninggalkan sport hall Kridosono, tempat tablig akbar yang dipimpin Ustadz
Ja'far Umar, pengasuh Pondok Pesantren Degolan, Ngaglik, Yogyakarta. Ribuan
jamaah Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah melanjutkan acara sesuai
jadwal, yakni mengunjungi rekan mereka, Salman yang ditahan polisi karena
kasus berbau SARA, Desember tahun lalu. Massa datang ke Mapolres ini
diangkut sepuluh bus. Namun, sebagian massa lain meninggalkan Kridosono dan
langsung konvoi keliling kota.

        Massa yang berkeliling kota dengan motor itu menyerang beberapa gereja.
Akibatnya, kaca beberapa gereja hancur. Pintu kaca GKJ Mergangsan
berantakan. Penyerangan Gereja Baptis Ngadinegaran bahkan diwarnai
"penyanderaan" pendeta Tartius Sudiyono. "Mereka merangsek masuk ke ruang
pendeta. Salah satunya membawa celurit, lalu dikalungkan ke leher saya.
Tapi, celurit itu tak sampai melukai, hanya dikalungkan," ujar Tartius.

        Gereja pertama yang bernasib naas adalah Gereja Katolik Kidul Loji,
Jl Senopati, Yogyakarta. Terjadi lima ledakan mercon banting dan lemparan
batu ke arah atap. Gedung sebelahnya, SMPN II, juga terkena lemparan di
atapnya. Gereja kedua adalah Gereja Kristen Jawa, Mergangsan, Jl. Taman
Siswa. Kaca sebagian pecah akibat lemparan batu. Aparat keamanan berhasil
mengusir massa perusuh.

        Gereja ketiga yang diserbu adalah Gereja Katolik Jetis, gereja yang
dulu jadi tempat tinggal mendiang Romo Mangunwijaya Pr. Lemparan mercon
banting dan batu mengenai lampu taman sehingga lampu pecah. Gereja terakhir
yang jadi korban adalah Gereja Katolik Pugeran, Jl. Bantul. Pintu gerbang
sempat dirusak karena massa merangsek masuk. Gagal, mereka lantas mendobrak
pintu gerbang yang terkunci rapat itu. Untung aparat berhasil menghalau
massa. Namun gerbang rusak.

        Susteran Caritas, Jl. Taman Siswa yang diserang massa mengalami
kerusakan di ruang tamu susteran. Massa juga merusak ruang studi dan patung
Santo Fransiscus Assisi. 

        Sekelompok massa yang beringas tampak dipimpin oleh beberapa orang
yang mengenakan pakaian satgas Partai Persatuan Pembangunan, memanas-manasi
massa agar mengikuti mereka. Mereka juga melempari aparat dengan batu.
Paling tidak, terdengar enam kali ledakan di depan Gereja Kidul Loji.
Beberapa orang turun dari sepeda motor di depan Gereja Kidul Loji, dan
berteriak-teriak pada masyarakat agar ikut melempari gereja. Dua orang
berambut gondrong (satu tampak palsu) berlari-lari sembari berteriak,
"Bakar! Serbu!" Namun masyarakat tidak terpengaruh. Rombongan lantas
meninggalkan lokasi kejadian setelah aparat siaga dengan senjata lengkap.

        Massa yang membawa senjata tajam, bom molotov, dan bahan peledak
yang merusak susteran yang juga berfungsi sebagai asrama itu membuat
penghuni berlari ketakutan. Namun mereka segera diselamatkan penduduk
sekitar yang dibantu Banser NU. "Saya sedang duduk-duduk di depan ruang tamu
ketika tiba-tiba datang rombongan massa bersenjata tajam merusak apa saja
dan mengejar-ngejar kami," ujar salah seorang pembantu asrama
Setelah puas, massa pun bubar. Mereka pergi ke segala penjuru, pulang ke
rumah masing-masing. Aparat sendiri masih menjaga beberapa gereja,
mewaspadai kemungkinan yang terjadi hingga pukul 14.40 WIB. Suasana sempat
tegang akibat aksi itu. Warga banyak yang mengunci diri rumah masing-masing
sambil mengintip dari balik jendela.

        Sementara itu, Ketua Forum Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Ayib Syafruddin
Soeratman SPsi menegaskan, perusakan gereja itu tak terkait dengan massa
peserta tablig akbar. "Saat terjadi perusakan, massa Forum Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah dikerahkan ke Polres Sleman dan telah berkoordinasi dengan aparat
terkait," tegasnya. Sedangkan bantuan pasukan dari luar kota, terus
berjaga-jaga. Bantuan itu berasal dari Banteng Raiders Semarang, Batalyon
1411 Solo, Batalyon 403 Yogya, Batalyon Armed Magelang, Brimob Polda,
Paskhas AU, Kopasssus Kandang Menjangan Solo, dan Batalyon Pandawa Salatiga.
Masing-masing kesatuan berkekuatan seratus orang (SSK). ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke