Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ?

Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :)

Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan
di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada
kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi
latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing.

Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?)

www.nagapasa.multiply.com

-----Original Message-----
From: Eko Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 30 Mei 2007 8:00
To: Milis MMA Indonesia; silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] Murid Mondok

Dalam kesempatan diskusi Silek Kumango beberapa waktu lalu kebetulan di
tempat di sebelahnya sedang berlatih atlet silat DKI, dan kebetulan juga
sekilas ada komentar dari kawan2 bahwa sebelumnya juga dilakukan latih
tanding antara Pesilat Vietnam dg atlet pelatnas/pelatda di beberapa tempat
yg hasilnya ternyata Pesilat Vietnam lebih unggul. Dan kawan tersebut
mengatakan ini bisa dimaklum, kerana pesilat Vietnam tsb rata2 berlatih 5 -
6 jam/hari. Beda dengan di sini yang rata2 berlatih 2 kali dalam seminggu.

Kiranya dari tulisan saya di bawah ini bisa sedikit memberi gambaran sejauh
mana kualitas dan kuantitas latihan kita.

Salam
 
Berikut tulisan saya di Blog Mixed Fighting beberapa waktu lalu di:
http://mixedfighting.blogspot.com/2006/06/karate-kyokushin-uchideshu.html
[Karate] Kyokushin Uchideshu
Friday, June 30, 2006
"Uchideshu" dalam bahasa Jepun kalau ditinjau dari sudut nahwu dan balaghah
nya bermakna "rumah". Bila diterjemah bebas "Kyokushin Uchideshu" bisa
bermakna "murid mondok" atau murid yang mondok dan berlatih di rumah
(honbu/dojo pusat) kyokushin.

Program "kyokushin ucideshu" atau murid mondok ini dilaksanakan oleh Sosai
Masutatsu Oyama di dojo pusat/honbu di Tokyo dalam rangka mewujudkan salah
satu dari 11 Motto Masutatsu Oyama yaitu motto ke-6 yang berbunyi, "Jalan
Seni Beladiri dimulai setelah 1,000 hari latihan dan dapat dikuasai setelah
10,000 hari latihan". Sosai Masutatsu Oyama sendiri awalnya pernah menyepi
dan berlatih dengan keras di pegunungan selama kurang lebih 16 bulan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai isi 11 Motto dari Masutatsu Oyama bisa tengok
Un Off Site Kyokushin Karate Indonesia pada menu 11 Motto.

Jadi menurut Sosai Masutatsu Oyama, bahwa setelah berlatih 1,000 hari dengan
minimum latihan 6 jam per hari, barulah jalan seni beladiri di mulai. Maka
bisa dibayang kualitas rata-rata latihan beladiri masyarakat pada umumnya
tak terkecuali di Jepun yang hanya 2 kali dalam seminggu dengan lama latihan
2 jam. Jadi bisa dihitung dalam seminggu hanya menempuh latihan 4 jam, 1
bulan 16 jam, dan 1 tahun = 52 minggu maka akan ketemu 208 jam latihan.
Itupun dengan catatan dalam 1 tahun tidak pernah absen. Jadi kalau dihitung
berdasarkan program latihan dari Sosai Masutatsu Oyama 208 jam/6 jam maka
akan ketemu sekira 35 hari latihan saja.

Dalam program kurikulum reguler kyokushin, dari kyu-9 (sabuk putih) sampai
kyu-3 (hijau strip) rata-rata dalam setiap tingkatnya harus menempuhi 4
bulan atau 16 minggu dikalikan 4 jam/minggu atau setara dengan 64 jam
latihan. Dan kalau dibanding dengan program uchideshu maka setara dengan 10
- 11 hari latihan saja.

Program uchideshu yang dicanang oleh Sosai Masutatsu Oyama di dojo
pusat/honbu dalam setiap harinya murid melahap 6 jam latihan dengan dibagi
menjadi 3 kali latihan dengan masing-masing latihan 2 jam, yaitu pukul 10.00
- 12.00, pukul 15.00 - 17.00, dan pukul 19.00 - 21.00. Dalam 2 jam latihan,
biasanya terdiri dari latihan dasar (kihon) yang wajib dilakukan dan
selanjutnya bisa bervariasi antara latihan Kata (Jurus), Fisik, atau Kumite
(Pertarungan).

Di awal-awal program ini dicanangkan oleh Sosai Masutatsu Oyama sekitar
akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an banyak berdatangan murid-murid dari
seluruh dunia untuk belajar langsung pada Oyama di dojo honbu. Dan banyak
diantara mereka yang tidak kuat dan hanya bertahan dalam hitungan bulan.

Dari program ini Sosai Masutatsu Oyama banyak menghasilkan atlet-atlet yang
handal yang banyak menjuarai berbagai turnament International. Kancho
Akiyoshi Matsui Chairman IKO Kyokushin sekarang pengganti Masutatsu Oyama
pernah menjalani program ini dan selain pernah menjuarai Turnament di Jepun
juga menjadi Juara 3 pada World Open Tournament tahun 1984, dan Juara 1 pada
World Open Tournament tahun 1987.

Fransisco Filho dari Brazil tercatat juga pernah menjalani program ini.
Filho mulai berdomisili di Jepun sekira tahun 1990-an dan aktif melatih dan
berlatih di dojo honbu. Prestasi yang pernah diraihnya antara lain Juara 3
pada World Open Tournament tahun 1995, dan Juara 1 pada World Open
Tournament tahun 1999, serta Juara 1 K-1 Grandprix Tahun 1997 yang di partai
Final mengalahkan Andy "samurai with the blue eye" Hugg.

Orang Indonesia yang pernah mengikuti program Uchidesh adalah Shihan Nardi
T. Nirwanto, pendiri Kyokushin Indonesia yang berlatih langsung di bawah
Sosai Masutatsu Oyama di dojo honbu selama 6 bulan. Jadi kalau dihitung
taruhlah kalau dalam satu minggu libur 1 hari, maka dalam satu bulan
menempuhi 26 hari latihan, dan selama 6 bulan Shihan Nardi sudah menempuhi
26 x 6 = 156 hari latihan. Dan pada saat mengikut program ini Shihan Nardi
sudah ada menyandang tingkatan Dan III (mohon diralat kalau saya salah).

Pengalaman Shihan Nardi dalam mengikut program ini boleh ditengok di website
rasminya PMK Kyokushinkai Karate-Do Indonesia. Dan salah satu murid Shihan
Nardi yaitu Shihan JB. Sujoto yang kemudian mendirikan organisasi sendiri
yaitu Kyokushin Karate Indonesia tercatat beberapa kali mengikut special
training dan berlatih langsung ke Jepun di bawah asuhan Sosai Masutatsu
Oyama, akan tetapi tidak menempuhi waktu yang lama, hanya dalam hitungan
minggu saja.

Dari paparan di atas kiranya bolehlah kita perbandingkan dengan kondisi kita
di sini, sudah sejauh mana sebenarnya posisi kita dalam seni beladiri.
Kondisi dalam Uchideshu mungkin bisa disetarakan dengan atlet yang sedang
menjalani pelatnas dimana dalam seharinya bisa melahap 5 - 6 jam latihan.

Dan kondisi ini penulis yakin sangatlah sulit dilakukan oleh kebanyakan dari
kita yang majority pekerja atau pelajar/mahasiswa. Jadi memang untuk menjadi
profesional dituntut ketekukan dan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya
bahkan sekolah atau cita-cita masa depan. Dan kondisi ini pula yang membuat
prestasi olah raga kita pada umumnya tidak beranjak maju, kerana para atlet
selain harus latihan keras juga harus berkutat dengan masalah ekonomi dan
masa depan yang kurang mendapat perhatian dari yang berkepentingan.


      
____________________________________________________________________________
_____              

How would you spend $50,000 to create a more sustainable environment in
Australia? Go to Yahoo!7 Answers and share your idea.
http://advision.webevents.yahoo.com/aunz/lifestyle/answers/y7ans-babp_reg.ht
ml




[Non-text portions of this message have been removed]



Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
http://www.silatindonesia.com (Situs Utama)
http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis)
http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum)
http://silatindonesia.multiply.com (Blog Foto) http://silat.4-all.org
(Milis)


Anda juga bisa bergaung dengan Forum diskusi di alamat:
http://www.silatindonesia.com/forum/


KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA
---------------------------------------------
silatindonesia The Begining Of Global ORientation Forum Pecinta dan
Pelestari Silat Tradisional
---------------------------------------------
Yahoo! Groups Links





Kirim email ke