Sebenarnya mungkin itu yg diinginkan oleh pendiri padepokan silat TMII (Pak Suharto??), bahwa disediakan tempat latihan yg lebih dari layak dan disediakan pula pemondokan, sehingga atlet dapat berkonsentrasi full latihan dan latihan saja .....
mungkin sekarang tidak seperti itu. ya bisa saja IPSI kekurangan dana utk melakukan kegiatan itu. Sebagai gambaran, di dekat rumah saya di Cipayung Jakarta Timur bertengger Gedung Pelatnas PBSI lengkap sarana lapangan dan tempat pemondokan, dimana setiap harinya dari pagi sampe sore atlet pelatnas berlatih utk diterjunkan di berbagai turnamen. Khusus utk atlet yg masih lajang memang tinggal di sini, tapi yg sudah berkeluarga memang tinggal di rumah masing2. Tapi setiap hari mereka disiplin berlatih di sini. Berbeda dg pencak silat, atlet bulutangkis ini bisa jadi mesin penghasil uang, dimana di setiap turnamen ada hadiah uang yg jumlahnya ribuan (dalam USD). Dan kalau tidak salah dari hasil hadiah tersebut ada dipotong utk pelatih dan kas PBSI, sehingga kelangsungan kegiatan PBSI terjaga baik, selain juga sumbangan para pengusaha yg mengalir deras ke PBSI. Bagaimana dengan Pencak Silat ?? Kelihatan rame di musim menjelang event PON, Sea Games, dll. Sama halnya dg Dojo Pusat Judo di Puncak, Dojo Pusat Perkemi (Kempo) di Pondok Gede yg rata2 sepiiii ...... Salam --- In silatindonesia@yahoogroups.com, "Kiki Rizki Noviandi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bukannya fungsi hotel di belakang padepokan itu sebagai tempat mondok mas ? > > Tinggal di siapkan programnya aja, khususnya materi dan pelatihnya :) > > Saya dulu juga pernah ikutan TC (training center) yang saya kira kita akan > di pool di satu tempat dan di gembleng untuk persiapan pertandingan pada > kenyataannya cuman tempat latihannya aja yang lebih lengkap serta porsi > latihan di tambah. Kalau nginep ya masih di rumah masing masing. > > Kalau istilah mondok saya jadi inget IPDN (loh engak nyambung ya?) > > www.nagapasa.multiply.com >