Wa 'alaikum salam wr wb,
   
  Mas Didik Yulianto,
   
  Dalam bela diri silat faktor penentu berkah tidaknya keilmuan seorang pesilat 
adalah do'a dan keikhlasan. Do'a seorang murid yang belajar dan do'a guru yang 
mengajarkan akan memegang andil besar dalam membentuk karakter dan kepribadian 
sang murid. Begitu juga dengan keikhlasannya.
   
  Sering kali kita mendengar bela diri kita ini (pencak silat) sangat kental 
sekali dengan do'a, isim, jampi dan klenik. Saya sedikit memberikan pendapat 
mengenai hal ini.
   
  1. Bela diri (pencak silat) yang diturunkan para pendiri/guru/pendekar yang 
berlatar belakang sebagai seorang muslim memberikan do'a/amalan yang biasanya 
dari ayat-ayat Al Qur'an ataupun doa dari orang yang shaleh pada muridnya, 
awalnya dimaksudkan agar sang murid menyadari bahwa "kekuatan" yang telah ia 
pelajari dan miliki itu tak ada apa-apanya dimata Allah SWT, sehingga do'a 
tersebut menjadi benteng untuk melindungi dari sifat sombong, ujub, dan takabur 
(karena dengan do'a menjadikan sang murid hanya akan berpegang kepada Allah 
sebagai tempat meminta tolong)
   
  2. Metode pangajaran silat yang mengadopsi sistem metode tuntun dalam 
pengajaran sebenarnya adalah metode pengajaran yang kaya akan arti, simbolik 
dan falsafah. Namun kadang dalam penerimaan sang murid yang tidak mengkaji hal 
ini menyebabkan hal ini jauh panggang dari api. Seperti pemberian do'a : ...ma 
indakum yanfadu wama indallahi baq... artinya: "...barang siapa yang bersama 
mereka (kaum kafir) pasti akan hancur dan barang siapa yang bersama Allah pasti 
akan kekal" padahal ini jika diberikan kepada seorang murid yang cerdas maka 
potongan doa ini menjadikan si murid menjadi seorang muslim yang taqwa derajat 
keimanannya karena do'a ini diterjemahkan dalam kehidupan keseharian untuk 
tetap menjadikan dirinya seorang yang teguh memegang agama  ...namun do'a ini 
"diterjemahkan lain" yakni sebagai bacaan sebelum memukul lawan pada saat 
berkelahi/pertandingan (meski lawannya mungkin saja seorang muslim....) atau  
memecahkan benda keras oleh murid yang tidak mengerti artian
 pelajaran yang diberikan sang guru. atau do'anya nabi Ibrahim AS dijadikan 
"mantra" kebal api....
  Disinilah letak derajat "ketidaktahuan" dan "ketidakmautahuan" bisa 
menyebabkan kekufuran. Sehingga do'a bukan lagi sebagai alat penghubung antara 
sang Khalik dan mahluk yang membutuhkan pertolongan melainkan menjadi "stempel 
keharusan" suatu peristiwa, kalo mau hebat bacain aja amalan ini.....ini 
kekeliruan awal. Bagaimana jika ternyata yang mengajar/banyak murid nantinya 
adalah "murid yang kurang mengerti" ini? 
   
  3. Selain latar belakang Guru/pengajar/pelatih silat yang terkadang bukan 
seorang yang ahli dalam agama Islam-lah yang seringkali menjadikan do'a 
"berubah" fungsi dan makna....namun ketidaktahuan ini bisa diambil hikmahnya 
bahwa kadang dengan izin Allah keikhlasan seseorang guru silat yang membaca 
"bismillah" bisa saja tak mempan dibacok. Inilah bukti kasih Allah menyayangi 
siapapun. Mungkin yang perlu kita pelajari adalah betapa maha pengasih dan 
penyanyangnya Allah SWT.  (Karena kalau saya mencoba..jangankan dibacok, diiris 
silet pun masih berdarah)....dan jangan ditiru gak mempan dibacoknya (kalau 
anda mau disebut murid pinter he he he)
   
  4. Do'a dalam pencak silat itu sebenarnya sebagai penyejuk hati/qalbu seorang 
pesilat. Karena diakui atau tidak, bahwa pencak silat adalah pelajaran yang 
"membangkitkan naluri membunuh/mengalahkan" satu sama lain sehingga sebagai 
manusia yang memiliki akal pikiran, do'a menjadikan jembatan nurani agar tidak 
meninggalkan naluri.
   
  5. Jadilah murid silat yang "pinter".... 
  6. Belajarlah pada ahlinya...belajar silat ke guru silat, belajar agama harus 
ke ahli agama. Jangan memandang terbalik.
  7. Ambil hikmahnya (maksudnya ambil ilmunya...belajar silat ya ambil jurus 
dan tekniknya, kalo ada yang ngeganjel masalah do'anya....mending pake aje do'a 
nyang diajarin ame pak ustadz, jangan do'a yang dipake jawara...)
   
  Mungkin itu sedikit pendapat dari saya, ada baiknya sebelum anda mempelajari 
silat. Harap juga anda mempersiapkan diri memasuki "gerbang" dunia persilatan. 
Karena kadang ketidakmegertianlah yang menyebabkan kita mencap silat tak lebih 
dari sekedar bela diri sarat klenik. Padahal banyak "gerbang" silat yang dapat 
menambah ketaqwaan dan wawasan anda.......itu tergantung dari niat anda, apakah 
anda belajar silat untuk sekedar tahu, olah raga, biar Pe De, atau jadi 
jagoan.....atau malah menjadi orang bertaqwa yang kuat? 
   
  wassalam,
   
   
  (Iwan Setiawan)
   
   
Didik Yulianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Ass wr wb.
Para Jago Silat yang kami banggakan.
saya adalah pengasuh acara Agama Islam disebuah televisi dinegeri persilatan 
ini, dimana pada acara tersebut terdapat tanya jawab, pertanyaan bisa langsing 
saat live dan bisa juga dikirim via e - mail. kebetulan ini ada pertanyaan yang 
menyangkut bela diri/Silat yang mana ayat ayat apa yang dibaca dalam perguruan 
ini saya tidak tahu jadi saya belum bisa jawab. pertanyaannya seperti ini (ini 
asli tanpa di edit/coppy paste) : 

assalamualaikum mamah,saya dari riau saya juga termasuk orang yang suka nonton 
acara ini,,yang ingin saya tanyakan apa hukumnya orang yang ikut raga jati??kan 
di raga jati itu memakai ayat2 AL QUR'AN tetapi kami tidak mengetahui artinya 
dan kebenaran ayat2 yang di katakan oleh pelatihnya itu.apakah itu termasuk 
ilmu hitam?terima kasih mamah.

mohon kiranya untuk mendapatkan pencerahan mengenai pertanyaan diatas.
terimakasih atas perhatiannya.

Wass

[Non-text portions of this message have been removed]



                           

        

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke