wuih ... bijak...bijak... sungguh sesepuh yang mumpuni dalam ilmu agama dan ilmu silat
(geleng-geleng berwajah kagum) jadi selama ini cuma pura-pura gila, padahal ilmunya "gila!" On 4/14/08, iwan setiawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Wa 'alaikum salam wr wb, > > Mas Didik Yulianto, > > Dalam bela diri silat faktor penentu berkah tidaknya keilmuan seorang > pesilat adalah do'a dan keikhlasan. Do'a seorang murid yang belajar dan do'a > guru yang mengajarkan akan memegang andil besar dalam membentuk karakter dan > kepribadian sang murid. Begitu juga dengan keikhlasannya. > > Sering kali kita mendengar bela diri kita ini (pencak silat) sangat kental > sekali dengan do'a, isim, jampi dan klenik. Saya sedikit memberikan pendapat > mengenai hal ini. > > 1. Bela diri (pencak silat) yang diturunkan para pendiri/guru/pendekar > yang berlatar belakang sebagai seorang muslim memberikan do'a/amalan yang > biasanya dari ayat-ayat Al Qur'an ataupun doa dari orang yang shaleh pada > muridnya, awalnya dimaksudkan agar sang murid menyadari bahwa "kekuatan" > yang telah ia pelajari dan miliki itu tak ada apa-apanya dimata Allah SWT, > sehingga do'a tersebut menjadi benteng untuk melindungi dari sifat sombong, > ujub, dan takabur (karena dengan do'a menjadikan sang murid hanya akan > berpegang kepada Allah sebagai tempat meminta tolong) > > 2. Metode pangajaran silat yang mengadopsi sistem metode tuntun dalam > pengajaran sebenarnya adalah metode pengajaran yang kaya akan arti, simbolik > dan falsafah. Namun kadang dalam penerimaan sang murid yang tidak mengkaji > hal ini menyebabkan hal ini jauh panggang dari api. Seperti pemberian do'a : > ...ma indakum yanfadu wama indallahi baq... artinya: "...barang siapa yang > bersama mereka (kaum kafir) pasti akan hancur dan barang siapa yang bersama > Allah pasti akan kekal" padahal ini jika diberikan kepada seorang murid yang > cerdas maka potongan doa ini menjadikan si murid menjadi seorang muslim yang > taqwa derajat keimanannya karena do'a ini diterjemahkan dalam kehidupan > keseharian untuk tetap menjadikan dirinya seorang yang teguh memegang agama > ...namun do'a ini "diterjemahkan lain" yakni sebagai bacaan sebelum memukul > lawan pada saat berkelahi/pertandingan (meski lawannya mungkin saja seorang > muslim....) atau memecahkan benda keras oleh murid yang tidak mengerti > artian > pelajaran yang diberikan sang guru. atau do'anya nabi Ibrahim AS dijadikan > "mantra" kebal api.... > Disinilah letak derajat "ketidaktahuan" dan "ketidakmautahuan" bisa > menyebabkan kekufuran. Sehingga do'a bukan lagi sebagai alat penghubung > antara sang Khalik dan mahluk yang membutuhkan pertolongan melainkan menjadi > "stempel keharusan" suatu peristiwa, kalo mau hebat bacain aja amalan > ini.....ini kekeliruan awal. Bagaimana jika ternyata yang mengajar/banyak > murid nantinya adalah "murid yang kurang mengerti" ini? > > 3. Selain latar belakang Guru/pengajar/pelatih silat yang terkadang bukan > seorang yang ahli dalam agama Islam-lah yang seringkali menjadikan do'a > "berubah" fungsi dan makna....namun ketidaktahuan ini bisa diambil hikmahnya > bahwa kadang dengan izin Allah keikhlasan seseorang guru silat yang membaca > "bismillah" bisa saja tak mempan dibacok. Inilah bukti kasih Allah > menyayangi siapapun. Mungkin yang perlu kita pelajari adalah betapa maha > pengasih dan penyanyangnya Allah SWT. (Karena kalau saya mencoba..jangankan > dibacok, diiris silet pun masih berdarah)....dan jangan ditiru gak mempan > dibacoknya (kalau anda mau disebut murid pinter he he he) > > 4. Do'a dalam pencak silat itu sebenarnya sebagai penyejuk hati/qalbu > seorang pesilat. Karena diakui atau tidak, bahwa pencak silat adalah > pelajaran yang "membangkitkan naluri membunuh/mengalahkan" satu sama lain > sehingga sebagai manusia yang memiliki akal pikiran, do'a menjadikan > jembatan nurani agar tidak meninggalkan naluri. > > 5. Jadilah murid silat yang "pinter".... > 6. Belajarlah pada ahlinya...belajar silat ke guru silat, belajar agama > harus ke ahli agama. Jangan memandang terbalik. > 7. Ambil hikmahnya (maksudnya ambil ilmunya...belajar silat ya ambil jurus > dan tekniknya, kalo ada yang ngeganjel masalah do'anya....mending pake aje > do'a nyang diajarin ame pak ustadz, jangan do'a yang dipake jawara...) > > Mungkin itu sedikit pendapat dari saya, ada baiknya sebelum anda > mempelajari silat. Harap juga anda mempersiapkan diri memasuki "gerbang" > dunia persilatan. Karena kadang ketidakmegertianlah yang menyebabkan kita > mencap silat tak lebih dari sekedar bela diri sarat klenik. Padahal banyak > "gerbang" silat yang dapat menambah ketaqwaan dan wawasan anda.......itu > tergantung dari niat anda, apakah anda belajar silat untuk sekedar tahu, > olah raga, biar Pe De, atau jadi jagoan.....atau malah menjadi orang > bertaqwa yang kuat? > > wassalam, > > > (Iwan Setiawan) > > > Didik Yulianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ass wr wb. > Para Jago Silat yang kami banggakan. > saya adalah pengasuh acara Agama Islam disebuah televisi dinegeri persilatan > ini, dimana pada acara tersebut terdapat tanya jawab, pertanyaan bisa > langsing saat live dan bisa juga dikirim via e - mail. kebetulan ini ada > pertanyaan yang menyangkut bela diri/Silat yang mana ayat ayat apa yang > dibaca dalam perguruan ini saya tidak tahu jadi saya belum bisa jawab. > pertanyaannya seperti ini (ini asli tanpa di edit/coppy paste) : > > assalamualaikum mamah,saya dari riau saya juga termasuk orang yang suka > nonton acara ini,,yang ingin saya tanyakan apa hukumnya orang yang ikut raga > jati??kan di raga jati itu memakai ayat2 AL QUR'AN tetapi kami tidak > mengetahui artinya dan kebenaran ayat2 yang di katakan oleh pelatihnya > itu.apakah itu termasuk ilmu hitam?terima kasih mamah. > > mohon kiranya untuk mendapatkan pencerahan mengenai pertanyaan diatas. > terimakasih atas perhatiannya. > > Wass > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > >