http://jurnalnasional.com/?media=KR&cari=silat&rbrk=&id=50390&detail=Top%20Soccer

Menjadikan Silat Sebagai Gaya Hidup
by : Hikmat Soeriatanuwijaya
Melalui komunitas, para penggemar silat berusaha mempopulerkan dan
membuang image kampungan olahraga ini.

"Pencak silat adalah seni beladiri tradisional bangsa. Bila ada yang
mengatakan silat adalah olahraga kampungan berarti kita menghina diri
kita sendiri."

Perkataan itu diucapkan Presiden Persilat Eddy M Nalapraya pada
diskusi bulanan yang diselenggarakan Komunitas Pencak Silat Indonesia
(SilatIndonesia.com) Maret 2008 lalu. Eddy Nalapraya selaku penasehat
komunitas ini tidak henti-hentinya memberikan semangat kepada generasi
muda yang bergabung di dalamnya.

Pencak silat sebagai seni beladiri warisan turun temurun nenek moyang
bangsa kita, telah melalui perjalan jaman yang sangat panjang, Ketika
kepulaun Nusantara ini masih terdiri dari kerajaan-kerajaan, para
bangsawan dan kesatrianya menjadikan silat sebagai sebuah kebanggaan
tersendiri karena disaat itulah kerajaan-kerajaan di Nusantara
mencapai kejayaan, tak pernah ditaklukkan oleh kerajaan lain.
Keperkasaan bangsa kita dahulu kala karena menjadikan silat sebagai
akar pertahanan dan strategi mereka.

Kini, muncul anggapan pencak silat adalah olahraga kampungan. Ini
didasari oleh image yang dikembangkan pada jaman penjajahan dimana
perkembangan pencak silat memang dimulai dari desa dan perkampungan
untuk melawan penjajah. Karena pada masa itu penjajah sangat alergi
terhadap beladiri ini, yang menjadi salah satu alat perjuangan yang
sangat ampuh bagi bangsa kita masa itu.

Namun, kapankah image kampungan bisa hilang dari pemikiran bangsa kita
sendiri terutama generasi mudanya?

"Jika dikatakan pencak silat kurang populer dibanding olahraga lainnya
mungkin bisa saja benar. Kalau demikian maka menjadi tugas kita
bersama untuk mempopulerkan, bukan mengganggap remeh kemudian
meninggalnya", ujar Eddy Nalapraya.

Setidaknya yang dikatakan oleh Eddy M Nalapraya menjadi cambuk bagi
anggota komunitas pencak silat Indonesia yang pada umumnya adalah
pesilat dari beragam perguruan dan latar belakang yang berbeda-beda.
Mereka berkumpul dan mengadakan kegiatan untuk mengasah kecintaan
mereka terutama pada silat tradisional yang merupakan ruh dari pencak
silat yang saat ini berkembang.

Di dalam Komunitas pencak silat Indonesia, silat bukan lagi menjadi
olahraga biasa dan bukan pula bertujuan untuk mencari kesaktian. Akan
tetapi sudah menjadi suatu gaya hidup anggota yang umumnya adalah
mahasiswa, pedagang, karyawan hingga professional muda.

"Komunitas pencak silat Indonesia berawal dari kegiatan online di
salah satu mailing-list (milis) yang bernama silatindonesia pada 2004,
sekitar 500-an anggotanya tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia
hingga ke mancanegara. Dari berbagai obrolan di milis inilah ide-ide
akhirnya dapat direalisasikan bersama sebagai kegiatan yang nyata",
ujar Yanweka, seorang pendiri komunitas ini.

Dari kegiatan inilah lahir Forum Pecinta dan Pelestari Silat
Tradisional Indonesia (FP2STI) pada 30 Juni 2006 di Padepokan Pencak
Silat Nasional (TMII). Ada sekitar 30 orang pendiri tokoh dunia
persilatan hadir disana, antara lain adalah Oong Maryono dari
Persilat, Hartono pelatih Tim Nasional Vietnam, Kisawung praktisi
aliran Sabandar, H. Aziz praktisi silat Cikalong, Edward Lebe praktisi
pengembang Silat Minang, Gembiro dan Rifai dari IPSI.

Ditunjuk pula pada waktu itu Eko Hadi dipercaya sebagai Koordinator.
Sejak itulah berbagai program mulai digulirkan, seperti kegiatan
Wisata Silat, Diskusi Bulanan, Silaturahmi dengan perguruan silat
tradisional di seluruh Indonesia, maupun kegiatan pelestarian dalam
bentuk pelatihan Silat Tradional yang di buka untuk umum seperti
Cingkrik, Sabeni, Paseban lama, Cikalong, Silat Minang, Silat Tuo dan
lain-lain.

Kegiatan rutin yang cukup diminati adalah Diskusi Bulanan Sahabat
Silat karena pada kegiatan ini biasanya turut mengundang perguruan
silat untuk memperkenalkan kembali jurus, sejarah perguruan, hingga
keunikkan pada aliran silat tersebut. "Kegiatan ini dibuka untuk umum
tanpa dipunggut biaya, asal ada niat saja" ujur Alda F. Amtha dan Ian
Syamsudin selaku panitia kegiatan.

Kegiatan yang tak kalah menariknya adalah wisata silat, karena di
kegiatan ini peserta diajak berwisata ke suatu daerah sambil
mengunjungi objek wisata budaya terutama silat yang berkembang dari
daerah tersebut.

Selain mengadakan berbagai kegiatan, komunitas ini aktif
mempublikasikan tulisan-tulisan mengenai silat tradisional, bahkan
telah diliput oleh berbagai televisi swasta dan radio.

Mereka juga menjalankan dokumentasi online berupa situs web sudah
dikembangkan sejak tahun 2005. Silatindonesia.com menjadi situs resmi
yang menampung beragam tulisan baik dari anggotanya hingga tulisan
dari media lainnya yang berhubungan erat dengan pencak silat.
SilatIndonesia.com bukan satu-satunya situs web yang dikembangkan
untuk mempopulerkan silat tradisional karena ada situs lainnya seperti
sahabatsilat.com sebagai media forum diskusi yang saat ini mencapai
ratusan anggotanya dari seluruh dunia.

Ditambah satu situs berbahasa inggris melalui alamatnya di
sahabatsilat.org dan situs khusus untuk silat tradisional,
silattradisi.com, "semua situs ini dikelola secara bersama-sama dan
tentunya bekerjasama dengan pihak lainnya" ujar Yanweka dan Luri
Darmawan sebagai pendiri situs.

"Sejak bergabung dengan sahabatsilat.com saya mulai terbuka dengan
pencak silat, selama ini saya mengenal pencak silat sebatas dari
keluarga, dan teryata silat yang saya pelajari ini memang sudah mulai
punah, dan kesadaran saya untuk melestarikannya kini sangat kuat,"
ujar Abdul Rasyid salah satu karyawan di sebuah BUMN yang kini aktif
di Forum Diskusi online sahabatsilat.com.

Lain lagi dengan cerita Iwan setiawan yang saat ini menjabat sebagai
koordinator silat cingkrik goning. "Selain melestarikan silat tentunya
juga kita belajar menghargai guru-guru silat. Umumnya mereka
memberikan ilmunya tanpa imbalan apa-apa, setidaknya dengan hadirnya
kita generasi muda dapat memberikan semangat bagi mereka bahwa apa
yang mereka miliki kini adalah sesuatu yang sangat berharga. Karena
mereka pulalah setidaknya aliran silat tradisional yang umumnya sudah
sulit di temukan kini dapat di pelajari oleh kita anak muda."

Melalui komunitas pencak silat Indonesia tentunya ada sedikit pradigma
baru terutama semangat kebersamaan dari generasi muda yang umumnya
bukan pesilat prestasi. Menjadikan silat sebagai hobi dan gaya hidup,
membuang kejenuhan mengisi waktu luang di akhir pekan.

Semangat komunitas inilah yang menyebabkan rasa persahabatan dan
silaturahmi sesama penghobi pencak silat tetep terjalin dengan akrab
baik melalui komunikasi online dan juga saat tatap muka di akhir pekan
untuk berkumpul maupun latihan bersama.

"Setidaknya dengan olahraga ini saya punya sedikit beladiri dan
tentunya badan jadi sehat," jelas Ezra, mahasiswa yang aktif berlatih
Cikalong.

"Silat melatih diri dan kecerdasan secara menyeluruh, tidak hanya
fisik tapi juga mental, bahkan spiritual," tegas Rama. "Yang
kesemuanya diolah dengan menggunakan gerak fisik silat yang di
dalamnya terkandung unsur konsentrasi, koordinasi, mawas atau sadar
akan diri baik fisik maupun non fisik, keseimbangan, energi dan rasa."

Di Indonesia, pencak silat dikelola oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) yang berdiri pada 18 Mei 1948. 60 tahun IPSI berdiri,
perjalanan dan perjuangan yang sangat panjang dalam memperkenalkan dan
mengembangkan pencak silat ke lima benua, dan setidaknya kini pencak
silat memang sudah mendunia dengan dibentuknya Persekutuan Pencak
Antar Bangsa (Persilat) pada 11 Maret 1980 oleh beberapa Negara di
Asia Tenggara dengan jumlah anggotanya saat ini telah melebihi 20 negera.

Kita berharap pencak silat ini mendapatkan dukungan dari kita semua
termasuk komunitas pencak silat Indonesia dan juga masyarakat pada
umumnya, sehingga tidak ada alasan lagi bahwa silat adalah olahraga
kampungan.

Yanweka
Anggota Forum pelestari pencak silat tradisional Indonesia Pendiri
situs silatindonesia.com 

Kirim email ke