--- In tanahkaro@yahoogroups.com, Anthony Malem Ukur <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Sekalian titipan untuk moderator...apakah ada forum
> untuk diskusi teknologi...
> 75% Listrik di tanah karo bisa dihemat dari
> Pengelolaan sumber daya alam tanah karo dengan Middle
> teknologi saja...aku usul untuk dibuka diskusi ini.


> --- In tanahkaro@yahoogroups.com, "pelangiharum" <iapulina@> wrote:
> Boleh saja bang Nayan, siapa tahu di milis ini sebenarnya banyak
> ahli terpendam soal energi terutama kelistrikan. Ngomong-ngomong aku 
> pernah dengar kalau si perempuan lsitrik itu pernah juga bangun 
> pembangkit listrik dengan swadaya masyarakat di Karo. Tapi aku lupa 
> dimana.

--- In tanahkaro@yahoogroups.com, "cpatriawgmail" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> kalau listrik secara global, trendnya adalah menggunakan solar cell
> (tenaga matahari) atau photovoltaic cell. Di California ini sudah
> mulai umum digunakan. Tahun2 depan malah akan dipasang secara 
> massif. Perihal harganya, barang sejenis sudah diriset juga di China
> dan sudah jadi mass-production, coba check di alibaba.com, dah 
> banyak persh cina yang menjadi supplier.
> 
> kalau energi untuk kendaraan bermotor, ada beberapa alternatif, dari
> fuel-cell, electric , hybrid dan ethanol. Di India mobil2 full
> electric sudah diciptakan.

Saya kira diskusi ini akan sangat menarik. Apalagi setelah Carlos
(Bere Tarigan) mengingatkan trend ke arah solar cell.

Menurut pendapat saya, sejalan dengan pendapat Carlos, solar cell akan
menjadi energi masa depan khususnya di daerah-daerah tropis seperti
Indonesia.

Akan tetapi, hingga saat ini, penerapan solar cell masih sulit karena:
1. Secara dagang, belum cukup menguntungkan pengusaha/ pedagang
sehingga masih kurang menarik untuk pengusaha/ pedagang,
2. masyarakat belum tahu/ yakin akan kemampuannya (masih butuh
sosialisasi).

Akibat selanjutnya dari kedua hal ini adalah bahwa solar cell untuk
saat ini masih barang mahal (kalau banyak pemesan bisa diproduksi
secara massal sehingga harganya bisa lebih murah).

Menurut pengamatan saya lebih lanjut, solar cell untuk saat ini hanya
bisa dimulai kalau ada dukungan (setidaknya dukungan moral) dari
pemerintah setempat. Untuk mendapat dukungan ini, saya kira pemerintah
Indonesia dan pemda-pemdanya masih terlalu jauh dari mengerti
pentingnya solar cell (saya mengamati ini karena pernah ditawari
berbisnis solar cell untuk wilayah Sumut dari seorang pengusaha
Belanda dan kemudian saya simpulkan belum bisa untuk saat ini).

Namun begitu, mungkin ada perkembangan baru yang lebih memungkinkan
pengembangan solar cell di Indonesia, khususnya di Tanah Karo. Mari
kita diskusikan.

Demikian juga dengan impal kami Nayan Batam, coba kam mulai memaparkan
idendu mengenai middle technology yang kam maksud. Kami moderator
milis ini sangat tertarik atas usulanndu dan membuka pintu
selebar-lebarnya untuk diksusi ini.

Juara R. Ginting
moderator


Reply via email to