tulisan saya sendiri,
mjj dan bujur,

carlos

---
Economic Eventnya kurang lebih berikut apa yang menyebabkan harga 
minyak dunia naik.

A. Yang menyebabkan harga minyak dunia naik :

 Secara fundamental :

 - economic growth di BRIC country (Brazil, India, China)

 Secara technical :

 - Dollar Inflation
 - Spekulasi.

 Kalau kita mengacu ke fundamental, saya setuju dengan analisa IMF
 kalau harga minyak dunia maximum 80 USD/barrel.

 Chart Crude Oil ada disini:
 http://stockcharts. <http://stockcharts.com/h-sc/ui?c=$WTIC,uu%5Bh,a%
5Dwaclyyay%5Bpb40%21f%5D%5Bvc60%5D%5Biue6,12,9%21lj%5B$spx%5D%5D> 
com/h-sc/ui?c=$WTIC,uu%5Bh,a%5Dwaclyyay%5Bpb40%21f%5D%5Bvc60%5D%
5Biue6,12,9%21lj%5B$spx%5D%5D

 Akan tetapi dalam masalah teknikal yang sebenarnya bikin harga minyak
 dunia meroket dari 51 USD pada January 2007 hingga 125 USD pada May
 2008 (150 % increase) adalah US Dollar Inflation, alias Kejatuhan
 Dollar.

 US Dolar memang jatuh drastis terutama dari Januari tahun lalu.

 USD jatuh disebabkan efek housing crisis. Housing Crisis ini
 penyebabnya adalah subprime mortgage loan yang berasal 
dari "kebijakan
 kemudahan mendapatkan kredit" pada masa Alan Greenspan / Fed pada 
masa
 post 9 / 11. Waktu itu Fed Interest Rate di set 1%. Karena fed bikin
 interest rate yagn sangat rendah, timbul bisnis baru yang disebut
 subprime mortgage loan yang distimulir oleh investments2 Hedge Fund
 dan Investment Bank di AS, salah satunya Bear Stearns yang bangkrut
 itu.

 Di Era pemerintahan Clinton, suprime mortage loan dan predatory
 lending itu tidak ada karena pasti akan menimbulkan chaos di 
masyrakat
 dan menimbulkan aksi spekulasi lainya.

 Nah bubble yang dibikin Fed dari tahun 2002 ini meletus pada awal
 2007. FYI, para hedge fund yang melakukan banyak investment di
 subprime mortage loan ini tidak lain salah satunya adalah Carlyle
 Capital milik Carlyle Group. Carlyle Group ini dimiliki oleh banyak
 petinggi di AS termasuk GW Bush. Seminggu setelah Carlyle Hedge fund 
ini
 bangkrut, Bear Stearsn dijual ke JP MOrgan seharga US$ 2.

 Awal 2007 memang sudah banyak berita dan wacana kalau mortgage 
crisis akan meletus
 di AS. Mau gak mau si Fed ini harus turun tangan. Caranya adalah
 dengan print Dolar lebih banyak lagi, akibatnya tentu saja Inflasi.
 Saking inflasinya.1 Canadian Dollar sekarang sudah lebih tinggi
 dibanding 1 US Dollar.

 Semua mata uang asing menaik setelah US Dollar jatuh, terkecuali
 Indonesian Rupiah.
 (Alamak.. kenapa ya ?... ini saya masih penasaran)

 Nah, sudah jadi metodologi , jika terjadi USD currency crisis, maka
 Investment bank (Goldman sachs, jp morgan ,etc ) yang tadinya invest 
di stock market 
 dan holding asset
 di USD , mereka akan mengalihkan dananya ke commodity market
 (Minyak,Emas,dlsb) sebagai hedging. Ini memang cara paling safe bagi
 mereka karena mereka holding US Dollar yang nilainya jatuh.

 Oil Commodity market sendiri, sebenarnya diquote di 3 currency (US
 Dollar, Canadian dan Euro). kita bisa memastikan kalau efek jatuhnya
 dollar berefek terhadap minyak melalui chart berikut :
http://static.seekingalpha.com/uploads/2007/10/23/oil.jpg> 
seekingalpha.com/uploads/2007/10/23/oil.jpg

 Lihat di chart tsb terutama garis putih, dimana US quoted Crude Oil
 tidak lagi linear dengan pergerakan Canadian dan Euro-quoted 
currency.
 Canadian dan Euro Crude Oil cuman naik 5% dari januari sampai nov
 2007, akan tetapi US quoted Crude Oil naik sampai 12 persen !!

 ini membuktikan teori bahwa harga minyak dunia naik salah
 satunya adalah karena jatuhnya dollar adalah BENAR.

 Jadi rumusnya kan:

 Dolar Jatuh = mata uang lain naik = commodity menaik.

 Nah ini dia yang gak adil buat kita, orang indonesia kalah tiga kali 
dong.
Ada tiga ketidak-adilan disini dan teori ekonomi normatif tidak 
berlaku di Indonesia :

 1. kalau us dollar jatuh, harusnya
 rupiah naik juga dong, jadi Rp. 6000 misalnya, tapi itupun tidak
 terjadi.  Kalau Rupiah menaik jadi 5000 misalnya, wajar kalau harga 
BBM naik.

 2. Nah sekarang kalau harga minyak dunia naik gara2 dollarnya
 jatuh, koq rakyat Indonesia harus kena getahnya pula dengan BBM 
naik ??

 3. di amrik jamanya subprime mortgage enak karena kebijakan 
kemudahan mendapatkan
kredit, di Indonesia rakyatnya apalagi UKM sama sekali tidak 
mendapatkan 
kemudahan mendapatkan pinjaman untuk mengembangkan usaha atau 
perumahan.

Jadi singkatnya, secara skenario ekonomi-politik-apapun, we're the 
losers....

orang lain untung kita apes, orang lain buat kebijakan yang jelek 
buat negaranya,
kita juga yang apes. Bah sungguh tidak adil.

Kirim email ke